RETURN BAB 16 - Badhuri

Jam 4 dini hari Gil memutuskan untuk keluar dari rumah keluarga Asmeer.

Menghampiri Gil masa lalunya dan pergi dari sana. Menggunakan mobil yang salah satu kaca spionnya sudah hancur.

Gil mengatakan jika Asmeer memerintahkannya untuk mencari tahu siapa dalang dibalik penyerangan ini.

Namun Gil masa lalu langsung menyanggah, menemui Lord dan mengancam pimpinannya itupun tidak akan membuahkan hasil. Karena Lord pun tidak tahu siapa yang sudah membayarnya.

Yang Lord tahu hanyalah ada perintah dan uang masuk.

Selebihnya tidak ada perkenalan atau apapun.

"Lalu bagaimana caranya kita tahu?" tanya Gil.

Mereka berdua sama-sama diam, keduanya berpikir keras. Sampai akhirnya mereka sama-sama teringat akan satu nama.

Zakaria. Seorang pemimpin perdagangan Pasar Gelap di negara Dabai, komunitas perdagangan bawah tanah atau Black Market, di mana semua perdagangan diselenggarakan tanpa melalui regulasi instansi perpajakan, atau tidak mematuhi peraturan atau hukum perdagangan, seperti selundupan, ekonomi bayang-bayang, ekonomi hitam, wilayah perdagangan Mafia atau ekonomi paralel.

Tidak bisa mencari tahu siapa dalang dari penyerangan ini, mereka memutuskan untuk mencari tahu tentang Asmeer. Mencari kemungkinan Asmeer menjadi salah satu incaran pengusaha bawah tanah.

Mengingat jika Asmeer adalah salah satu pengusaha ternama. Dengan banyak landmark yang dia punya.

"Zakaria," ucap mereka berdua, kompak.

Membuat keduanya saling pandang sejenak dengan senyum yang mengembang.

Lantas Gil masa lalu pun semakin mempercepat laju mobilnya, ia menginjak pedal gas semakin dalam. Seolah saling mengejar dengan cahaya matahari yang mulai terbit.

Belum genap jam 6 pagi ia sampai di markas Zakaria.

Gil turun seorang diri, sementara Gil dari masa lalu memutuskan untuk sembunyi. Pamor Gil sebagai pembunuh sudah banyak diketahui di dunia gelap ini.

Kedatangannya sontak membuat semua penjaga mengangkat senjata.

"Aku hanya ingin bertemu dengan tuan Zakaria, kalian bisa selalu mengawasi ku jika tidak percaya," ucap Gil, yang tidak ingin ada keributan disini.

Para penjaga di sana siaga, namu tetap mengizinkan Gil untuk masuk, hingga akhirnya ia sampai di ruang Zakaria.

Setelah meletakkan banyak uang di atas meja Zakaria, Gil pun langsung mengutarakan maksudnya datang kesini.

Tentang Asmeer dan semua informasinya.

Zakaria mengukir senyum smirknya, ia mengepulkan asap tembakau dari mulut.

"Asmeer memang masih jadi pembicaraan hangat di perdagangan bawah tanah," jawab Zakaria setelah Gil selesai berucap.

"Di masa depan tambang minyak Asmeer akan menjadi satu-satunya tambang minyak terbesar di Dabai, karena lokasinya berada paling bawah diantara semua penambang. Minyak-minyak akan mengalir ke tambang Asmeer," jelas Zakaria apa adanya.

"Banyak pedagang yang sudah mengajukan pembelian itu pada Asmeer, namun Asmeer selalu menolak, mengatakan jika kelak tambang itu akan ia wariskan pada anak perempuannya, Ayasha."

Gil diam, mendengarkan.

"Apa kau mulai mengerti sekarang?" tanya Zakaria, menatap dengan seringai yang tak hilang-hilang.

"Lalu siapa yang paling berniat untuk membeli tambang itu? atau bahkan mengambilnya dengan paksa?"

Zakaria tergelak.

"Dia bukan orang yang mudah untuk kau hadapi Gil, Badhuri. Dia adalah Badhuri. Tanpa melewati ku dia ingin memiliki tambang itu," jelas Zakaria, membuat Gil menelan ludahnya dengan kasar.

Badhuri adalah pemimpin sindikat mafia di Dabai. Siapa yang tidak mengenalnya, pria tua licik yang memiliki seribu cara untuk memperdaya musuhnya.

Komplotan Badhuri memang bukan pembunuh, namun dengan kelicikannya ia bisa membunuh siapa saja.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***