RETURN BAB 15 - Sebuah Perintah

Lama berada di ruang bawah tanah, akhirnya Ayasha coba menghubungi pak Gil.

Tadi siang ia sudah bertukar nomor ponsel.

"Pak Gil, bagaimana? apa semuanya baik-baik saja?" tanya Ayasha, dari suaranya nampak jelas jika nona mudanya ini begitu takut.

Bahkan Gil yang mendengarnya pun merasa kasihan.

"Semuanya terkendali, Saya akan segera menemui Anda," jelas Gil. Gil masih mengira jika Ayasha dan Asmeer di ruang kerja.

"Baiklah Pak Gil, aku akan naik_"

ucapan Ayasha terpotong saat sang ayah tiba-tiba memberinya isyarat untuk diam.

isyarat untuk tidak memberitahukan dimana mereka kini.

Gil diujung sana yang sudah terlanjur mendengar itupun mengerutkan keningnya, mendadak bingung dengan ucapan sang nona.

Naik kemana? tanya Gil di dalam hati.

Namun belum ada kejelasan, panggilan itu tiba-tiba di putuskan oleh Ayasha.

Gil tidak ambil pusing, ia segera membuang mayat Abdul.

Sementara di ruang bawah tamah sana, Asmeer langsung memperingati sang putri.

Bahwa tidak ada satupun orang lain yang boleh mengetahui ruang rahasia ini, termasuk Gil.

"Jangan mudah percaya pada orang lain Ayasha, meski orang itu terlihat baik di matamu. Percayalah hanya pada dirimu sendiri," Asmeer coba mengingatkan sang anak, ingin Ayasha tahu bahwa dunia ini kejam.

Kita tidak tahu mana yang teman dan mana yang musuh. Berharap pada manusia hanya akan membuatnya terluka.

"Baik Yah," jawab Ayasha patuh.

"Kata pak Gil semuanya sudah terkendali, sebaiknya kita kembali ke ruang kerja ayah," timpal Ayasha lagi, mengajak sang ayah untuk kembali naik.

Asmeer mengangguk lalu setelahnya mereka berdua kembali ke ruang kerja Asmeer.

Tak berselang lama kemudian. Pintu ruangan itu diketuk dan terdengar suara Gil diluar sana.

Ayasha sedikit berlari dan membuka pintu itu.

Melihat pak Gil berdiri di sana dengan banyak bercak darah di bajunya.

Seketika kedua netra Ayasha membola, ia yakin betul jika pak Gil pasti terluka.

"Pak Gil, ada darah," ucap Ayasha dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.

Ayasha benar-benar memiliki hati yang lembut. Gil yang melihat Ayasha mencemaskan nya pun merakan hatinya menghangat.

"Saya baik-baik saja Nona, ini buka apa-apa," balas Gil.

Ayasha tetap tidak percaya, ia berteriak memanggil salah satu pelayan dan meminta pelayan itu Untuk membantu mengobati luka Gil.

Tapi dicari-cari ternyata luka Gil tidak ada.

Membuat Ayasha tersenyum kikuk dan akhirnya meninggalkan Gil dan ayahnya di ruang kerja berdua.

Sementara ia kembali ke dalam kamarnya, di dampingi Oleh para penjaga.

"Bisakah kamu membantuku Gil?" tanya Asmeer, saat kini hanya tinggal mereka berdua di ruang ini.

Suasana mendadak jadi mencekam. Asmeer yang di hadapan Ayasha nampak hangat; kini seolah menunjukkan sisinya yang lain.

"Ah tidak, bukan bantuan tapi sebuah perintah," timpal Asmeer sebelum Gil sempat menjawab.

"Aku ingin kamu mencari tahu siapa orang yang akhir-akhir selalu menyerang keluargaku. Aku ingin tau siapa mereka dan apa tujuannya," ucap Asmeer, tatapannya dingin. Menatap Gil dengan tatapan tajam.

Asmeer tidak bisa tinggal diam saat nyawa sang anak terancam.

Apapun akan ia lakukan, meski harus menghadapi musuh kejam sekalipun.

"Baik Tuan," jawab Gil patuh dan singkat.

Sejujurnya ia pun ingin tahu siapa dalang di balik ini semua.

Kenapa keluarga Asmeer menjadi sasaran.

Sementara Gil sangat yakin jika Asmeer adalah orang baik dan memiliki anak yang baik pula.

Terpopuler

Comments

@⍣⃝కꫝ🎸BuNdAιиɑ͜͡✦🇵🇸

@⍣⃝కꫝ🎸BuNdAιиɑ͜͡✦🇵🇸

makin seru

2023-09-11

0

rucee

rucee

lanjut dong thorr seruuu

2021-12-07

1

erin_erina

erin_erina

lanjut

2021-12-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!