RETURN BAB 14 - Omong Kosong

Paul mengincar sudut kiri Abdul dan membidik telinga Gil yang cukup jelas di penglihatannya.

Namun saat ia hendak menembakkan pistol itu, Gil dari masa depan datang dan menyerangnya tiba-tiba. Menjadikan tembakan yang ia bidik meleset hingga mengenai Abdul tepat ditengah-tengah keningnya.

Seketika itu juga Abdul ambruk dan Paul tersungkur dengan mata yang menatap nanar mayat  partnernya.

“Hentikan Paul, katakan pada Lord kami tidak akan membiarkan Asmeer dan Ayasha terluka,” ucap Gil dari masa depan.

Sontak Paul menoleh ke arah sumber suara dan melihat Gil disana, lalu menoleh dengan cepat dan melihat Gil lainnya disisi kiri.

“Sial! Siapa kalian?!” tanya Paul dengan

keterkejutannya yang luar biasa, bagaimana bisa Gil jadi dua.

Saat Gil dari masa lalu hendak mendekat, Paul segera bangkit dan berlari. Tubuhnya bergetar, seperti melihat hantu. Dalam benaknya ia masih terus bertanya tanya, benarkah itu Gil? Bagaimana bisa Gil jadi 2? Dan masih banyak lainnya lagi.

Dengan segera Paul keluar dari kediaman keluarga Asmeer.

“Kenapa kau membiarkan dia pergi, seharusnya kita bunuh saja Paul, agar Lord tahu bahwa kita tidak main-main,” ucap Gil masa lalu, ia berdiri persis di sebelah Gil.

Dan Gil tidak langsung menjawab pertanyaan Gil masa lalu itu. Dia sudah pernah mati dan hidup lagi, bahkan melihat pula tubuhnya di masa depan yang sudah tidak berdaya.

Melewati semua kejadian itu membuat Gil benar-benar tidak ingin kembali menjadi seorang pembunuh.

Menilai bahwa nyawa manusia tidak ada artinya.

“Gil, bukankah kita ingin berhenti jadi pembunuh? Jika tidak dalam keadaan terdesak jangan lagi lakukan pembunuhan,” ucap Gil.

Membuat Gil masa lalu seperti tak mengenal dirinya sendiri. Mulai merasa jika mereka berbeda.

Dari tatapan Gil masa lalu itu Gil bisa melihat dengan jelas jika ada keraguan disana.

“Jangan ragukan aku Gil, aku seperti ini karena aku sudah melewati kematian kita, karena dalam kematian ku pun aku mendengar suara ibu yang ingin kita hidup,” jelas Gil apa adanya.

Sebuah ucapan yang membuat Gil masa lalu kembali percaya.

Para penjaga dari dalam rumah mulai keluar untuk menyusul Gil, saat itu juga Gil masa lalu kembali bersembunyi dari semua orang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Markas Lord.

Paul kembali kesana seorang diri, melaporkan jika misinya gagal bahkan Abdul pun mati. Tapi bukan itu yang membuat Lord marah. Paul pun menceritakan jika disana ia melihat Gil menjadi 2.

Mengatakan kepada Lord bahwa mungkin saja cerita Gil tentang Gil dari masa depan itu adalah benar.

Mendengar itu Lord meradang, ia benar-benar marah dengan omong kosong yang diucapkan oleh Paul. Karena baginya itu hanyalah alasan, gagal menyelesaikan misi ia pun bersikap seperi Gil yang sama gilanya.

Bercerita hal tak masuk akal.

“Kau sama bodohnya dengan Gil!” umpat Lord. Belum sempat kembali memaki, Ponsel Lord berdering.

Panggilan masuk dari nomor yang dirahasiakan, tapi Lord tahu betul siapa yang memanggilnya.

Seseorang yang memintanya untuk membunuh Asmeer.

Malam ini memang batas waktu yang Lord punya, namun hingga waktunya habis Ameer masih juga hidup.

“Ternyata aku salah memilihmu Lord, kau sangat lamban,” ucap pria diujung sambungan telepon Lord.

“Maafkan aku Tuan, banyak hal tak terduga dalam tim ku. Aku sendiri yang akan membunuh Asmeer untukmu,” pinta Lord sungguh-sungguh.

Nama baiknya sebagai pembunuh hancur gara-gara Gil.

Dan tawa pria diujung sana makin membuat harga diri Lord terluka.

“Lakukanlah! Jika sampai besok Asmeer tidak juga mati di tanganmu, kau lah yang akan aku bunuh, kau tau kenapa? Karena kau sudah membuang-buang waktuku!”

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***