“Ruangan apa ini ayah? Kenapa ayah merahasiakannya dariku?” tanya Ayasha saat ia dan Asmeer sudah sampai di sebuah ruangan, setelah cukup lama keduanya berjalan melewati lorong.
Ayasha mengedarkan pandangannya, melihat setiap sisi sudut ruangan ini. Tak ada yang nampak aneh, ruangan ini persis seperti ruang kerja ayahnya di lantai 2.
Namun ada satu benda yang membuat Ayasha menatap lama.
Peti panjang yang isinya entah.
“Ayah, itu apa?” tanya Ayasha dengan perasaannya yang mulai takut, ia bahkan mendekati ayahnya dan bersembunyi di balik punggung Asmeer. Peti itu nampak seperti peti mati dengan ukuran yang pas untuk orang dewasa.
Ayasha yang sejatinya gadis penakut langsung merasa merinding, ia bahkan menggenggam kedua tangannya didepan dada.
“Itu bukan apa-apa Nak, itu hanya berisi beberapa barang milik ibumu, kamu ingin melihatnya?” tanya Asmeer dan Ayasha langsung menggelengkan kepalanya cepat. Ia tidak ingin tahu dan hanya membayangkan seperti yang diucapkan sang ayah barusan. Peti itu berisi beberapa barang milik sang ibu.
“Duduklah di sana,” ucap Asmeer seraya menunjuk ke arah sofa di sudut kanan, tapi lagi-lagi Ayasha menggelengkan kepalanya.
“Aku tidak mau duduk sendiri, ayo dengan Ayah,” pinta Ayasha dan Asmeer pun menurutinya.
Ayah dan anak ini duduk berdampingan di sofa ruangan itu. Sejenak hanya ada keheningan dan ketakutan yang Ayasha rasakan. Sampai akhirnya Ayasha kembali bertanya pada sang ayah.
“Kenapa banyak orang yang ingin membunuh kita Yah? Apa kita pernah melakukan kesalahan pada mereka?” tanya Ayasha, memecah keheningan disana.
Dua pertanyaan yang Asmeer pun tidak tahu jawabannya.
“Entahlah Nak, tapi ayah akan selalu melindungimu,” balas Asmeer. Aysaha lalu memeluk ayahnya dan Asmeer pun membalas. Mereka saling memeluk memberi kekuatan satu sama lain.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di halaman rumah Asmeer.
Gil dari masa lalu langsung menyerang Paul dan Abdul saat mereka sudah berada dekat dengannya, sebuah tendangan Gil tujukan pada Paul hinggapria berbadan kekar itu tersungkur di atas rerumputan.
Lalu setelahnya Gil melayangkan sebuah tinjuan keras di wajah Abdul, pergerakan Gil begitu cepat hingga Abdul pun tak bisa
mengantisipasinya. Bahkan dalam sekejab saja pistol yang ia pegang sudah berganti tangan. Gil merebutnya dan langsung mengeluarkan semua isinya.
Saat mengeluarkan isi pistol itu Gil tak hanya diam, ia pun memutar tubuhnya dengan cepat dan memberikan serangan tepat diwajah Abdul.
Jika pertarungan dekat seperti ini maka Gil adalah ahlinya.
Saat Abdul nyaris jatuh Gil kembali menangkapnya dan menjadikan tubuh Abdul sebagai perisai. Gil tahu Paul masih memegang senjata di tangannya.
“Jangan Paul!” teriak Abdul saat Paul mengarahkan pistol ke arahnya.
Abdul berteriak tidak meskipun ia begitu tahu itu tak ada dalam kamus mereka, dalam keadaan terdesak seperti ini mereka bukan lagi partner, saling membunuh pun sudah jadi hal biasa.
“Lihatlah Dul, dunia seperti inilah yang kini sedang ingin aku tinggalkan,” desis Gil persis di telinga Abdul.
Mereka berdua sama-sama melihat Paul yang mengarahkan pistol ke arah mereka.
“Untuk apa Gil? Bahkan kamu sudah tidak memiliki keluarga yang mengharapkanmu keluar dari lembah hitam ini,” jawab Abdul.
Jika kini ia mati di tangan Paul pun Abdul sudah tidak memperdulikannya. Karena mati maupun hidup baginya sama saja. Selamanya ia akan tetap menjadi seorang pendosa.
Dan mendengar ucapan Abdul itu cukup membuat Gil tersentak, perihal keluarga yang memang sudah tidak ia miliki.
“Aku memang sudah tidak memiliki keluarga Dul, tapi aku punya jiwa yang ingin tenang,” balas Gil.
Dan setelah itu, suara pistol yang ditembakkan oleh Paul pun terdengar.
Dor!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
andi hastutty
Bagus gil
2024-10-16
0
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
dor.. kena siapa?
2023-09-11
0
Ririn Satkwantono
siapa yg di doooor ya..🤔🤔🤔😂😂😂
2021-12-05
1