RETURN BAB 9 - Tidak Berpijak Di Batu Yang Sama

Sampai di rumah kediaman keluarga Asmeer, Ayasha segera masuk ke dalam kamarnya. Gil memerintahkan pada kedua rekannya untuk menjaga Ayasha di depan pintu kamar gadis ini. 

Sementara Gil memutuskan untuk memeriksa tiap sudut rumah. 

Langkahnya terhenti saat ia sampai di gudang rumah itu. Lalu mengucapkan kata sakral untuk kembali ke masa depan. 

“Lorong Waktu,” ucap Gil.

Seketika lubang hitam itu muncul di  hadapannya. Dan tanpa takut-takut lagi Gil segera memasukinya. Lalu langsung keluar di tempat yang ia tuju, kamar rawat Gil di masa depan. 

Lubang itu menghilang dan Gil pun mulai melangkahkan kakinya mendekati tubuhnya yang masih saja tak berdaya. 

Ia teringat ucapan dokter yang menanganinya kemarin, jika kesempatan Gil untuk hidup sangatlah tipis. 

Peluru itu memang tidak mengenai jantung Gil, namun berhasil membuat jantung itu terluka. Hanya keajaiban lah yang bisa membuat Gil hidup kembali. 

“Apa aku bisa menciptakan keajaiban itu untuk kita Gil?” tanya Gil lirih, ia berdiri di sisi ranjang dan menatap nanar tubuhnya sendiri. 

Perhatian Gil teralihkan saat pintu kamar rawatnya di buka oleh seseorang, dan saat Gil menoleh ternyata yang datang adalah seorang perawat. Wanita yang terlihat seusia dengannya. 

“Tuan, anda disini rupanya,” ucap perawat itu lalu masuk ke dalam sana. 

“Pintu kamar ini jangan di kunci Tuan, apalagi jika anda sedang tidak berada di ruangan ini,” jelas perawat itu lagi, terdengar seperti sebuah perintah. 

Ya, yang Gil ingat ia memang mengunci pintu kamar ini sebelum pergi ke masa lalu. Namun sepertinya perawat wanita ini yang membukanya. 

Gil tidak menjawab dengan suara, ia hanya menganggukkan kepalanya. 

Lalu melihat perawat itu yang mulai memeriksa kondisi Gil di atas ranjang, juga mengganti kantung infus yang sudah habis. 

“Nona, boleh aku meminta tolong?” tanya Gil, membuat perawat itu mengangkat kepalanya dan balas menatap Gil. 

“Jika ada seseorang yang mencari pasien bernama Gilbert jangan beri tahu orang itu tentang Gil.”

Mendengar itu sang perawat mengerutkan dahinya. 

“Kami tidak miliki keluarga, kami hanya hidup berdua di dunia ini. Dan jika ada orang yang mencari kami, orang-orang itu hanya memiliki niat yang jahat,” jelas Gil lagi, makin membuat perawat itu bingung. 

“Saya mohon,” pinta Gil sungguh-sungguh. 

Hingga akhirnya membuat perawat itu menganggukkan kepalanya kecil. 

Gil tidak tahu apa yang bisa terjadi padanya disini saat ia kembali ke masa lalu. Bisa saja takdir yang ia ubah di masa lalu membuat nyawanya di masa depan jadi terancam. Entah itu Lord ataupun orang lain. 

Setelah perawat itu pergi, Gil pun memutuskan untuk pergi juga. Ia kembali ke masa lalu dan masuk ke gudang penyimpanan  di rumah keluarga Asmeer. 

Melanjutkan langkahnya menyusuri tiap sudut rumah ini dan menyatakan jika keadaannya aman. 

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di markas Lord. 

Setelah menemui Gil di kampus anak perempuan Asmeer. Gil memutuskan untuk mendatangi Lord. Bagaimanapun, selama ini Lord adalah seseorang yang selalu ada untuknya. Gil tak ingin melupakan itu dan membuat hubungan mereka merenggang. 

Masuk ke dalam ruangan Lord, Gil langsung mendapatkan tatapan tajam dari bosnya itu. 

“Jangan mempermainkan aku Gil,” ucap Lord dengan suaranya yang dingin. 

Sebelum menjawab, Gil menarik dan menghembus napasnya pelan. 

“Yang menelpon mu tadi bukan aku Lord, tapi orang itu. Orang yang aku katakan padamu menyerupai aku.”

Lord diam dan mendengarkan semua cerita Gil. 

Tawa pecah Lord langsung menggema di ruang bawah tanah ini. Sama seperti Gil dulu, Lord juga mendengarnya hanya seperti sebuah bualan. 

“Kau bisa menertawakan aku lord, tapi sekarang aku mempercayai dirinya,” jelas Gil membuat tawa Lord menghilang seketika. 

Tatapan keduanya beradu, tatapan dalam yang artinya mereka sudah tidak berpijak di  batu yang sama.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***