RETURN BAB 7 - Kita Adalah Gil

Saat Ayasha berada di kelasnya yang kedua, Gil akhirnya melihat pergerakan Gil masa lalunya di kampus itu. 

Segera ia meminta kedua rekannya untuk semakin memperketat keamanan Ayasha, sementara Gil akan menemui Gil masa lalunya itu. 

Di belakang kampus, Gil mendatangi Gil masa lalunya. 

Mereka saling tatap dengan tatapan permusuhan. 

“Kau lagi!” umpat Gil masa lalu, ia bahkan langsung mengeluarkan pisau tajam dari dalam jaket hitam yang ia kenakan. 

“Apa sekarang kemampuan bela dirimu berkurang, sampai-sampai menggunakan senjata itu?” tanya Gil meledek.  Ia bahkan mendekat lebih dulu meski dengan tangan kosong. 

Gil hapal betul semua keahlian yang dimiliki olehnya. Menggunakan senjata malah akan mempersulit pergerakan. 

Brug!

Satu tendangan Gil layangkan dan terjadilah pertarungan di sana. Menendang, menangkis, memukul bahkan menghujam dengan senjata tajam itu. Namun mereka sama kuatnya., bagaimana tidak, mereka adalah orang yang sama. Namun Gil masa lalu sedikit kesulitan, karena pisau yang ia pegang. 

Setelah ada jarak, keduanya mengambil napas berat. 

“Jangan jadi orang bodoh Gil, kau ingin membunuh dirimu sendiri?” tanya Gil dengan napasnya yang memburu. 

“Kau bukanlah Gil, dan aku bukanlah kau bodoh!” umpat Gil masa lalu, dengan segera ia kembali menyerang Gil dengan membabi buta. Bahkan baju yang dikenakan Gil pun sobek akibat tebasan pisau itu hingga sedikit melukai kulitnya. 

Merasa terancam, Gil pun makin serius melawan, hingga akhirnya Gil masa lalu itu terpojok dengan pisau yang sudah terlempar jauh. 

“Aku tidak mungkin membunuhmu Gil, karena aku adalah kamu,” ucap Gil, ia memang mencekik Gil masa lalu dan menahan pergerakan tubuh. Namun ia tak benar-benar menyakiti dirinya sendiri di masa lalu. 

Bahkan Gil langsung melempar Gil masa lalunya hingga terjerembab di tanah. 

“Ingatlah Gil, tujuan utama kita menjadi pembunuh hanyalah untuk membalaskan dendam keluarga kita. Bukan membunuh Asmeer ataupun Ayasha.” Lagi, Gil memperingati. 

Di hadapan Gil masa lalunya itupun Gil langsung menghubungi Lord dan mengatakan jika ia menolak perintah Lord untuk membunuh Asmeer dan Ayasha. 

“Maafkan aku Lord, kali ini aku menolak perintah mu. Kau bisa meminta orang lain untuk membunuh Asmeer,” ucap Gil. Tak hanya Gil masa lalunya yang meradang saat mendengar ucapan Gil itu, tapi Lord diujung sana juga mengepalkan tangannya kuat. 

“Jangan asal bicara Gil, uang itu sudah ada padaku.”

“Kalau begitu kembalikan, banyak pembunuh di negara ini Lord. Orang itu bisa membayar pembunuh yang lain.”

“Jangan asal bicara, aku tidak ingin memutuskan kesepakatan yang sudah ku buat.”

“Lord! Aku mohon sekali ini saja, jangan minta aku untuk membunuh, perintahkan lah anak buah mu yang lain. Lagipula aku belum menerima uang itu sedikitpun kan? Bahkan aku akan mengembalikan semua uang yang ku dapat darimu,” jelas Gil. 

Lalu panggilan itu Gil putuskan secara sepihak saat melihat Gil masa lalunya mulai bangkit kembali. 

“Darimana kau mendapatkan nomor Lord? Dan darimana kau mendapatkan ponsel itu!” tanya Gil masa lalu dengan suaranya yang meninggi. Pertanyaan bertubi.

“Karena aku adalah kau Gil, apa kau masih juga belum bisa mempercayainya?” tanya Gil. 

Dilihatnya Gil masa lalunya yang merogoh ponselnya sendiri. Ponsel yang serupa dengan milik Gil. 

Bahkan mereka sama-sama memiliki nomor Lord, nomor yang hanya di ketahui oleh kelompok mereka. Kelompok pembunuh bayaran yang diketuai oleh Lord. 

Sedikit, hati Gil masa lalu mulai tergerak untuk mempercayai pria gila dihadapannya ini. 

“Kita adalah Gil,” ucap Gil sekali lagi. 

Menciptakan keheningan yang cukup panjang diantara keduanya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***