RETURN
Selamat datang.
Cerita ini ikut lomba Mengubah Takdir, Jangan lupa dukungannya ya, Favorite, Like, Komen, Hadiah dan Vote 💕
Selamat membaca 😘
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
“Asmeer Abdullah adalah orang terakhir yang harus kamu bunuh Gil. Setelah itu kamu bisa meninggalkan kami," ucap Lord.
Gilbert atau yang biasa dipanggil Gil adalah seorang pembunuh bayaran. Ia masuk ke dalam dunia gelap itu demi membalaskan dendam. Semua keluarganya tewas akibat konspirasi yang ditujukan untuk keluarganya.
Satupun tak bersisa, menyisahkan ia seorang diri dan hidup sebatang kara. Lord adalah pimpinannya, seseorang yang menunjukkan dunia gelap ini pada Gil.
Orang-orang yang terlibat dalam konspirasi sudah Gil bunuh semua. Ia butuh waktu 10 tahun untuk membalaskan dendam itu.
Gil mengatakan kepada Lord jika ia ingin berhenti.
Namun Lord memberikan tugas terakhir, Gil harus membunuh seorang pengusaha minyak bumi di negara mereka, Dabai.
Gil langsung menyetujuinya tanpa pikir panjang. Ia menundukkan kepalanya tanda patuh dan hormat sekaligus.
"Siap Lord!" Jawab Gil mantap.
Sebagai seorang pembunuh bayaran, Gil memang tidak pernah tahu kenapa ia harus membunuh orang ini atau orang itu. Apa alasan dan siapa yang membayarnya pun Gil tidak peduli.
Yang ia tahu hanyalah membunuh lalu mendapatkan uang. Pria berumur 35 tahun ini tidak memiliki belas kasih.
Setelah bersepakat, Gil langsung keluar dari ruangan Lord. Lalu benar-benar pergi meninggalkan markasnya yang berada di bawah tanah.
Gil naik keatas dan keluar di belakang sebuah sebuah rumah sakit yang sudah tidak beroperasi. Rumah sakit kosong yang nampak begitu menyeramkan.
Tujuan Gil kini hanya satu, menuju rumah Asmeer dan membunuh pria paruh baya itu. Semua orang di Dabai mengenal Asmeer, salah satu pengusaha minyak bumi dan termasuk di jajaran orang terkaya di Dabai.
3 hari Gil selalu mengintai Asmeer, memahami kebiasaan yang selalu dilakukan pria tua itu. Gil,bahkan menyamar menjadi salah satu pelayan di rumah Asmeer.
Gil selalu membunuh targetnya dengan cara mencekik hingga tak bersuara. Gil adalah pembunuh bayaran berdarah dingin yang mendapat julukan Silent Killer. Ia lebih suka melihat targetnya tersiksa secara langsung daripada menggunakan pistol.
Tepat jam 2 dini hari, Gil masuk ke dalam kamar Asmeer.
Kamar dengan pencahayaan remang dan sangat sunyi. Di atas ranjang sudah ada seseorang yang tidur, seseorang yang Gil yakini adalah Asmeer.
Gil tersenyum smirk, saat melihat Asmeer yang tertidur dengan menutup wajahnya, hingga hanya menyisahkan pucuk kepalanya yang menyembul.
Tanpa pikir panjang, Gil langsung mencekik orang itu dengan sangat kuat. Bahkan hingga membuat orang itu tidak bisa bersuara.
Namun belum cukup lama Gil mencekik, ia langsung melepaskannya dan menyibakkan selimut. Leher yang ia sentuh sangat kecil dan tidak seperti milik Asmeer.
Kedua netra Gil membola saat melihat seorang gadis sudah tak berdaya. Memang bukan Asmeer yang ia cekik, melainkan Ayasha, anak gadis Asmeer yang berusia 20 tahun.
"Sial!" Umpat Gil, saat ia hendak pergi tiba-tiba lampu kamar itu hidup.
Nampak Asmeer masuk dan langsung terkejut.
"Siapa kamu?! Badjingan! Apa yang kamu lakukan pada anakku!" Asmeer berlari mengambil pistolnya di salah satu lemari, namun Gil lebih dulu memecah kaca dan terjun bebas dari lantai 3 rumah itu.
Dor!
Satu tembakan Asmeer layangkan meski ia tak tahu itu kena atau tidak.
Asmeer buru-buru ke sisi ranjang dan melihat kondisi sang anak dengan derai air mata.
"Ayasha! Bagun sayang, Ayasha!" Pekik Asmeer. Ia lalu memeriksa nadi Ayasha yang ternyata masih berdenyut. Bahkan napasnya pun masih terasa berhembus pelan.
Asmeer langsung berteriak memanggil semua pelayannya.
Malam itu, Ayasha langsung dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan koma. Karena kurangnya oksigen yang masuk ke dalam otak.
Asmeer mengepalkan tangannya kuat.
Lalu memerintahkan kepada anak buahnya untuk membunuh seorang pemuda yang entah siapa. Tapi Asmeer bisa melukiskan wajahnya dengan jelas.
Gil, langsung menjadi buronan sejak malam itu juga.
7 hari berlalu dan Gil terus hidup dalam pelarian.
Ia terus berlari meski langit sudah berulang kali berubah dari siang jadi malam. Bahkan berulang kali tembakan ditujukan kearahnya.
Seperti malam ini.
Dor!
Dor!
Gil, tersenyum smirk diantara larinya yang mulai tak memiliki arah. Disaat ia ingin berhenti menjadi seorang pendosa, Tuhan kembali membuat hidupnya pelik.
Kini Tuhan malah ingin mengambil nyawanya juga.
Sebenarnya apa salahku Tuhan, kenapa engkau sangat membenciku! Benarkah tidak ada kesempatan untukku bisa memperbaiki hidup? Batin Gil.
Dan…
DOR!!
Setelah itu tembakan benar-benar mengenai tubuhnya.
Brug!
Gil ambruk di sebuah lorong yang begitu sepi.
"Dia mati, ayo pergi!" Ucap si penembak pada 4 rekannya.
Meninggalkan Gil yang sudah mati bersimbah darah.
Di dunia gelap yang tak ada setitik cahaya puh, Gil mendengar seseorang yang bicara.
Gil, Bangunlah sayang.
Gil hapal betul milik siapa suara itu.
Suara milik ibunya, Gil menangis meski tak tahu apakah ada air mata yang mengalir dari kedua matanya. Yang ia rasa dadanya semakin sesak saat mendengar suara itu. Bagaimana tidak, ibunya meminta ia untuk bangun sementara Gil sudah mati.
Bahkan untuk menggerakkan tubuhnya pun Gil sudah tidak mampu.
Gil...
Panggil seorang pria yang entah siapa. Itu adalah suara Malaikat Maut.
Gil tetap tak bisa melihat, karena dunia ini terasa sangat gelap dan pekat. Ia hanya bisa diam dan merasakan sakit di sekujur tubuh.
Gil, bukalah matamu dan kamu akan hidup kembali. Aku akan memberimu satu kesempatan untuk memperbaiki hidupmu. Gadis itu tidak bersalah Gil, dia tidak ada hubungannya dengan pembantaian keluargamu. Jadi selamatkan lah gadis itu untuk menyelamatkan hidupmu sendiri.
Gunakan lorong waktu yang ku berikan untuk kembali ke 7 hari lalu.
Suara pria itu menghilang dan seketika kedua mata Gil langsung terbuka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Dari
terakhir baca ini...
2024-11-04
0
Tuti Tyastuti
mampir disini thor
2024-01-03
0
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
nyambi baca disini, sambil nunggu Damian & ainsley up lagi
2023-08-23
0