Keesokan hari nya, Ghiea tetap sibuk bergelut dengan selimut dan guling nya karena ia merasa malas untuk memulai hari nya hari ini mengingat hari kemarin yg bagi nya sangat menyebalkan.
Ghiea mematikan weker nya dan ia kembali tidur. Ghiea tidak mungkin pergi ke kantor setelah semua gosip yg tersebar, belum lagi dengan Nyonya Anson yg pasti akan menghajar Ghiea lagi seolah Ghiea adalah wanita ketiga dalam pernikahan nya dengan Xavier.
Xavier...
Ah, memikirkan pria itu membuat Ghiea seperti tak punya tulang tulang, tak ingin ingin bergerak, lemas, tak bertenaga, malas, dan tak berdaya.
"Sialan, kenapa sulit sekali melawan nya? Apa hanya karena dia punya uang?" Ghiea menggumam kesal namun mata nya masih terpejam rapat.
"Dasar pria gila!"
.........
Di kantor nya, Xavier sedang memperhatikan laptop nya yg menampilkan remakan cctv di tempat kerja Ghiea.
Selama ini, Xavier memang selalu mengawasi Ghiea dan memperhatikan nya. Xavier bukan hanya bisa melihat aktifitas Ghiea tapi ia juga bisa mendengar apa yg di bicarakan Ghiea dengan teman teman nya dengan sangat jelas. Namun hari ini, Xavier tidak melihat Ghiea sama sekali.
Xavier sudah menyuruh Dino menjemput Ghiea namun kata Dino, Ghiea tak mau membuka pintu. Xavier meminta Dino menunggu Ghiea di depan apartement nya bahkan sampai detik ini juga, namun Dino kembali mengabari Xavier kalau Ghiea masih tak mau membuka pintu padahal Dino sudah menekan bel berkali kali. Hal itu membuat Xavier merasa khawatir, ia takut terjadi sesuatu dengan Ghiea.
Xavier pun segera bergegas ke apartment Ghiea tanpa berfikir lagi, tanpa memperdulikan segala pekerjaan penting yg menunggu nya untuk di selesaikan.
Sesampai nya di sana, Xavier langsung memerintahkan Dino untuk pergi sementara Xavier masuk ke apartment Ghiea.
Xavier melihat Ghiea yg sedang membaca buku di sofa dengan sebuah earphone yg melekat di telinga nya, Xavier menghela nafas lega karena Ghiea baik baik saja.
"Sweetheart..." panggil Xavier yg membuat Ghiea terlonjak kaget karena Xavier juga menyentuh pundak nya yg terbuka, di sentuh nya bukan dengan tangan, melainkan dengan bibir Xavier.
"Kau..." desis Ghiea marah sambil berdiri. Saat ini Ghiea mengenakan dress tanpa lengan dengan panjang yg hanya selutut.
"Apa yg kau lakukan di sini? Berani nya kamu masuk ke apartemen ku, keluar!" teriak Ghiea marah, sangat marah.
Namun yg di lakukan Xavie membuat Ghiea melongo, ketika Xavier malah mengambil buku di tangan Ghiea dan duduk di samping Ghiea, tak hanya itu, ia menarik Ghiea supaya duduk juga di sofa dan kemudian Xavier meletakkan kepala nya di pangkuan Ghiea.
"Apa yg kau lakukan, dasar gila" teriak Ghiea hendak berdiri namun Xavier tak membiarkan nya.
"Diamlah, sweetheart...." pinta Xavier "Kenapa kamu tidak bekerja?" tanya Xavier kemudian.
"Bagaiamana aku bisa bekerja dengan segala gosip yg tersebar tentang ku?" tanya Ghiea kesal karena Xavier tetap tak beranjak dari tempat nya dan tetap meletakkan kepala nya di pangkuan Ghiea.
"Kan sudah aku bilang, jangan dengarkan mereka. Lagi pula, gosip mereka tidak akan merugikan mu, dan mungkin sebenar nya mereka iri sama kamu" tukas Xavier.
"iri dari mana nya?" tanya Ghiea ketus.
"Karena kamu memiliki seorang Alexavier Anson" Ghiea tertawa sinis dengan apa yg di katakan Xavier itu.
"Apa kamu tahu apa itu harga diri? nama baik? kehormatan?" tanya Ghiea sarkastik "Mereka menganggap ku selingkuhan mu, nama baik ku rusak, kehormatan ku di pertanyakan, dan harga diri ku di injak injak" ketus Ghiea yg membuat Xavier menghela nafas panjang.
"Sweetheart..." Xavier berkata dengan lembut, membuat Ghiea kesal karena setiap kali Xavier berbicara dengan lembut dan menatap nya dengan lembut pula, maka Ghiea bisa terhipnotis pada nya.
"Aku tahu, sweetheart. Bahkan terkadang sebuah kata nama baik itu juga memerlukan tumbal" kata Xavier lirih penuh teka teki yg membuat Ghiea merasa heran dan penasaran dalam waktu yg bersamaan. Apa lagi sorot mata Xavier yg tiba tiba berubah sayu, hal itu menggelitik hati Ghiea, membuat ia merasakan sebuah perasaan aneh namun tak asing. Ia seperti deja vu.
"Biarkan saja, Ghiea. Biarkan mereka berbicara apapun tentang mu, tentang ku, atau tentang kita. Jangan dengarkan mereka, mereka tidak tahu apapun tentang mu jadi abaikan saja" kata Xavier panjang lebar yg membuat Ghiea terdiam mematung.
Sementara Xavier memejamkan mata, membayangkan sesuatu yg indah namuns, berakhir menyakitkan. Tanpa Xavier sadari, air mata menyelinap keluar dari mata nya, membuat Ghiea terkejut dan bingung.
Ghiea memberanikan diri mengusap air mata Xavier dan hal itu membuat Xavier langsung membuka mata, Xavier langsung duduk dan merapikan jas nya. Ia membuang muka dan enggan menatap Ghiea.
"Kembali lah bekerja mulai besok!" kata Xavier dingin dan kemudian ia bergegas keluar dari apartment Ghiea. Sementara Ghiea masih terpaku di tempat nya, ia merasa tidak percaya dengan apa yg di lihat nya. Seorang Xavier menangis?
"Apa mata nya kemasukan debu ya?" tanya Ghiea pada diri nya sendiri.
.........
Sementara itu, Xavier masuk ke mobil nya dan hari ini ia menyetir sendiri, Xavier menuduk dan menyembunyikan wajah nya di setir mobil. Punggung Xavier sedikit bergetar, hal itu berlangsung selama beberapa saat. Hingga kemudian Xavier kembali duduk tegak dan ia mengusap pipi nya yg basah, mengucek mata nya yg berair.
Xavier menjalankan mobil nya dan ia pergi ke sebuah danau yg ada di dekat sebuah sekolah menengah pertama.
Xavier duduk di samping danau itu dengan pandangan yg lurus ke depan, ia menikmati belaian angin yg begitu lembut menyentuh wajah nya. Xavier memejamkan mata.
"Ini tempat berkencan kita"
"Tempat rahasia kita juga"
"Iya, aku ingin sekali punya rumah sederhana di dekat danau, halaman rumah nya harus di penuhi dengan bunga bunga. Yah, supaya aku tidak stress. Ketika melihat tenang nya air danau ini, ketika merasakan belaian angin yg lembut ini, dan juga aroma bunga bunga seger, membuat ku lupa segala nya, hanya ada ketenangan dan kebahagiaan"
Xavier membuka mata, ia menarik nafas dalam dalam dan menghembuskan nya secara perlahan.
Kemudian Xavier berdiri, ia mengusap bokong nya yg kotor dan seketika ia tersenyum saat ia mengingat kembali masa itu.
"Kau memukul bokong ku, Electric? Aku akan mengadukan mu pada ibu, itu pelecehan"
"Bokong mu kotor, aku hanya membersihkan nya"
Xavier menggelengkan kepala masih dengan senyum di bibir nya, kemudian ia berjalan ke sebuah pohon besar yg ada di sana.
Tangan Xavier terangkat dan meraba pohon itu, dimana di situ tertulis sebuah kata Light of life is love.
"Aku merindukanmu, Sayang. Merindukan cinta mu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Radiah Hassan
Xavier knapa kau berterus terang dgn Ghiea.... Apa kh Ghiea x knal dgn Mr Electric.. Apa Ghiea hilang ingatan??????
2024-12-28
0
Taengo
apakah ghea sempat kecelakaan
2025-03-07
0
._.
no comment aku
2023-06-25
0