Amit-amit

Pipit berjalan dengan tergesa-gesa setelah melihat pemandangan yang seharusnya tidak di lihatnya. Sambil dengan mulut komat kamit, Pipit terus melangkah menuju taman rumah sakit. Ia bahkan sampai lupa tujuannya turun adalah mau ke supermarket untuk membeli lollipop kesukaannya.

Sampai di taman, ia mendudukkan dirinya sembarangan di salah satu bangku tanpa melihat apakah bangku itu berpenghuni atau tidak. Mulutnya masih saja menggerutu dan bergumam seenaknya. Sampai-sampai orang yang berada di bangku itu menoleh ke arahnya. Dan betapa terkejutnya orang itu saat gadis yang berada di bangku yang sama dengannya itu adalah adik dari bosnya.

" Non Fitria..." sapa orang itu.

Pipit secara spontan berhenti menggerutu tapi masih dengan mulut yang terbuka sambil menoleh ke samping.

Sadar siapa yang ada di sampingnya, Pipit segera menutup mulutnya dan tersenyum semanis mungkin sambil membenarkan posisi duduknya yang sembarangan.

" Bang Damar..." sapanya dengan senyuman super mautnya. Semenjak pertama bertemu Damar, bodyguard sekaligus sopir pribadi kakaknya, Pipit langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Ia bahkan melupakan kekasih ababilnya yang ada di kampung halamannya.

" Non Fitria kenapa kok seperti orang yang di kejar sesuatu. Apa ada yang menggangu nona? Kalau ada, katakan sama saya, nona." tanya Damar sambil memberi isyarat dengan tangannya.

" Oh, nggak apa-apa kok bang. Nggak ada apa-apa. Tadi cuma habis melihat sesuatu yang seharusnya tidak Pipit lihat. Sesuatu yang membuat mata kita bisa sakit. Apalagi iman kita. " jelas Pipit sambil sedikit mencibir dan bergidik.

Damar mengernyitkan dahinya, " Apa itu nona? " tanyanya.

" Tidak perlu di bahas bang. Nggak penting juga. Eh, ngomong-ngomong, udah malem kok bang Damar masih di sini? " tanya Pipit.

" Iya non. Saya berjaga-jaga saja, siapa tahu pak bos atau kakak nona membutuhkan saya. " jawab Damar.

" Sepertinya tidak deh bang. Mending abang pulang aja. Udah malam juga. " ujar Pipit.

Damar memamerkan senyum manisnya ke Pipit. Membuat Pipit klepek-klepek.

" Nanti saja nona. Masih jam segini juga. Nona sendiri, kenapa malam-malam malah keluar? " tanyanya.

" Bosen aja bang, di kamar terus. Pengen cari udara segar. Eh, ketemu bang Damar yang ganteng di sini. " goda Pipit.

Cie ...cie...cie....Muka Damar jadi memerah. Ia memalingkan wajahnya sebentar sambil menarik kedua ujung bibirnya tipis.

" Bang Damar, kerja sama bang Seno berat ya? Tiap hari harus selalu standby, dari mulai pagi buta sampai malam. " ujar Pipit jadi merasa tidak enak ke Damar.

" Tidak kok non. Saya sudah terbiasa. Dan saya senang bisa bekerja sama tuan muda. Beliau sangat menghargai pegawainya. Jika harus berangkat pagi pulang malam, saya rasa semua orang juga mengalaminya. Jadi, tidak masalah bagi saya. " sahut Damar masih dengan senyum manisnya.

" Bang Damar sudah lamakah bekerja sama bang Seno? " tanya Pipit kembali.

" Lumayan lama non. Mulai dari saat tuan muda pulang kampung setelah menyelesaikan studinya di luar negeri. Ya ... sekitar lima tahun. " jawab Damar.

" Bang Damar kan biasanya kerja jadi bodyguard nya bang Seno. Terus sekarang tiba-tiba Abang di pindahkan untuk menjadi bodyguard mbak Mell. Bahkan menjadi sopir pribadinya juga. Abang pasti kecewa. " ujar Pipit sambil memperhatikan kakinya yang di buatnya bermain.

Damar tersenyum. Lalu ia menggeleng, " Justru saya sangat bahagia dan bangga nona. Kakak anda adalah orang paling spesial untuk tuan muda. Dan beliau mempercayai saya untuk menjaga dan melindungi orang yang spesial itu. Banyak dari teman-teman saya yang merasa iri sama saya saat saya di beri tugas ini. Jadi, mana mungkin saya kecewa. " jawab Damar panjang lebar. Dan jawaban ini membuat Pipit semakin jatuh ke Damar.

" Duh, bang Damar memang laki-laki idaman banget deh. " goda Pipit kembali.

" Nona bisa aja. " ujar damar malu-malu.

" Oh iya bang, ngomong-ngomong bang Damar kerja satu Minggu full mulai dari pagi sampai malam, emang nggak di cariin keluarga? Maksudnya, istri, atau pacar mungkin. " tanya Pipit hati-hati.

" Keluarga jauh, nona. Orang tua saya berasal dari Jawa. Saya ini anak perantauan. Jadi mereka tidak mungkin nyariin saya. Kalau istri...." damar menjeda omongannya. Ia menunduk sambil tersenyum. Membuat Pipit di landa kepanikan menunggu-nunggu jawaban dari cowok yang telah mengisi hatinya.

" Kalau istri saya belum punya non. Saya masih terlalu muda untuk berkeluarga. Saya masih ingin menikmati hidup melajang. " lanjutnya. Kali ini, Pipit bisa sedikit bernafas lega.

" Kalau....pacar? " tanya Pipit ragu-ragu.

Kembali Damar tersenyum, " Sama non. Saya juga tidak punya kekasih. Saya sepertinya tidak sempat untuk mencari kekasih. " kali ini, Damar menjawab dengan sedikit tertawa hambar.

" Syukurlah kalau gitu. " ucap Pipit tanpa sadar karena ia terlampau bahagia mendengar Damar belum punya istri juga kekasih. Ia tersenyum lebar.

" Maksudnya nona? " tanya Damar sambil menoleh ke arah Pipit.

" Ah, tidak apa-apa bang. Bagus saja kalau abang belum punya kekasih. Jadi bang Damar bisa lebih fokus bekerja. Nabung uang yang banyak. " jawab Pipit beralasan.

Damar menanggapi dengan senyuman. Lalu mereka kembali bercakap-cakap. Saling menanya tentang kehidupan masing-masing. Sampai tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Damar melihat jam tangannya.

" Nona, sudah sangat malam. Sebaiknya nona segera kembali ke kamar. Ibu nona bisa bingung mencari nona. " ujar Damar.

Pipit juga melihat jam tangannya, " Wah, iya ya. Nggak terasa, ternyata sudah jam 10 aja. Ngobrol sama bang Damar asyik, jadi lupa waktu deh. " sahut Pipit sambil terkekeh.

Damar bangkit dari duduknya, lalu menghadap Pipit, " Mari saya antar, nona. " ujarnya.

" Ah, nggak perlu bang. Pipit berani kok kembali sendiri. Bang Damar mending segera pulang saja. Besok kan harus kembali kesini lagi. " sahut Pipit.

" Tidak nona. Saya antarkan nona sampai ke kamar. Tidak baik seorang gadis berjalan sendirian di tempat umum seperti ini. Apalagi hari sudah malam begini. Mari nona, saya antar. " ajak Damar.

" Baiklah bang. Ayo lah kalau gitu. " ujar Pipit sambil berdiri dan dengan bahagianya. Ia bisa berjalan berduaan dengan jantung hatinya.

Selama perjalanan menuju ke kamar, Damar dan Pipit kembali mengobrol. Sesekali Pipit tersenyum sambil melirik ke arah Damar. Ia berjalan sambil menggendong tangannya di punggung. Sungguh malam yang indah.

💫💫💫

Hari berganti. Hari ini Armell di perbolehkan pulang oleh dokter Ratna. Kondisi fisiknya sudah sangat baik. Tinggal penyembuhan psikisnya. Sesuai dengan rencana awal, Armell akan ikut pulang bersama ibu juga Pipit.

Pagi itu, setelah beberes, Pipit hendak turun ke basemen. Ia hendak membantu Damar yang membawa barang-barang kakaknya yang berada di rumah sakit. Karena Damar sudah turun terlebih dahulu, Pipit berniat menyusul dengan membawa, sebuah paper bag.

Pipit memencet tombol lift yang ada di lantai 15. Setelah pintunya terbuka, Pipit buru-buru masuk. Ia berdiri tepat di depan pintu sambil menggoyang-goyangkan kakinya, dan pandangannya juga ke kakinya.

Tiba-tiba....Brak.... terdengar bunyi sesuatu di belakangnya menabrak dinding lift. Lalu di lanjut dengan suara-suara aneh...." Mmmmpptt.....clup....clup ... mmmmpptt...."

Spontan Pipit memutar badannya melihat ada apakah di belakangnya.

" Astaghfirullah haladzim....." pekik Pipit kencang lalu menutup mulutnya dengan mata membelalak.

Orang yang membuat suara-suara aneh yang ada dibelakang tadi segera menyudahi aktivitas panas mereka, dan bersamaan menoleh ke arah Pipit. Sepertinya mereka tadi menyadari jika ada orang lain yang masuk ke dalam lift karena mereka sedang sibuk dengan aktivitas panas mereka.

" Om dok ..ter...." ujar Pipit terbata-bata. Suatu hal yang tidak pantas dilihat oleh orang lain, ia melihatnya secara live.

" Pipit...." ujar Bryan dengan terkejut. Tapi Pipit tidak mendengarkan. Ia segera membalikkan badannya kembali menghadap ke pintu. Ia segera memencet tombol lantai terdengar dan tombol open. Ia bahkan memencetnya berkali-kali, berharap pintu lift segera terbuka. Entah kenapa, badannya tiba-tiba gemetar.

Setelah memencet berkali-kali, akhirnya pintu lift terbuka. Pipit segera keluar dari dalam lift tanpa mendengar Bryan yang terus-terusan memanggilnya.

" Pit.... tunggu...." panggil Bryan yang kini mengikuti langkah Pipit. Ia meninggalkan perempuan yang ia cumbu di dalam lift tadi begitu saja. Ia bahkan tidak mengindahkan panggilan dari perempuan itu dan tentu saja membuat perempuan itu kesal sekesal-kesalnya.

" Pipit...." panggil Bryan kembali. Tapi Pipit tetap berjalan menuruni tangga darurat karena saat itu ia masih berada di lantai 4. Ia bahkan mempercepat langkahnya.

" Ya Allah, ampuni hambamu ini ..Hamba tidak bermaksud melihat pemandangan tadi Ya Allah..." doa Pipit sambil ia terus melangkah.

" Gila bener tuh om om ya.... Kemarin sama si itu. Kok hari ini sama yang lain lagi .. Sebenarnya berapa sih pacar om dokter itu?? Mana aku harus melihat tindakan tak senonohnya sampai dua kali lagi. Dosa apa yang pernah Pipit perbuat sehingga Pipit harus melihat kejadian mesum om dokter....Hiiii ...Amit....Amit...Amit....jabang bayi...." rutuk Pipit sambil ia menggidikkan tubuhnya dan mengelus perutnya.

" Eh, kok amit-amit jabang bayi? Pipit nggak lagi hamidun. " gerutu Pipit kembali sambil menepuk jidatnya perlahan.

***

Bersambung

Double up ya kak....jadi ayo dong kasih like, vote dan komentar kalian.... othor tunggu selalu....

Lope-lope sekarung deh....😘😘😍😍

Bagi yang belum baca cerita mamas Seno dan mbak Armell, baca dulu yah, sambil nungguin cerita babang Bryan dan si Eneng Pipit kelar..Biar nggak bingung dan bertanya-tanya juga hubungan dan pemain yang ada di novel ini.

Ini nih, penampakan cerita Seno dan Armell

Terpopuler

Comments

Rangrizal28

Rangrizal28

ya ampun gila benar tu si brian.nggak tau tampat dan waktu.ganti2 cewek terus.kalau aku di posisi pipit mngkin juga gemetar badanku lemes malu dll.brian brian nyebut nak

2021-12-25

2

Diana wiyono

Diana wiyono

pipit kenapa lucu banget yah.🤣🤣🤣

2021-12-23

1

Nan Kediri

Nan Kediri

Ya Allah ngakak bikin perut Kembung pit.. pipit
kasian anak perawan mata nya sudah tidak suci lagi gara"om dokter.

2021-12-12

2

lihat semua
Episodes
1 Berkenalan
2 Makan siang bersama
3 Dasar bocah
4 Mata perawan Pipit ternodai
5 Amit-amit
6 Serem
7 Cantik
8 Hareudang
9 Dasar bocah
10 Minta kepastian
11 Rindu itu berat
12 Sesi curhat
13 Not bad
14 Oleng
15 Bimbang
16 Teh celup
17 Ucapan sang ibu
18 Mahar
19 Sah
20 Amazing
21 Jodoh siapa yang tahu
22 Casanova bisa insyaf?
23 Dilemanya Pipit
24 Uncle B
25 Cerita Bryan part 1
26 Cerita Bryan part 2
27 Praktek lapangan
28 Saling curiga
29 Cerita Damar part 1
30 Cerita Damar part 2
31 Galau
32 Jackpot
33 Password
34 Kucing lagi
35 Bersepeda bersama
36 Ketahuan
37 Sandiwara begin
38 Bersolo karier
39 Satu ranjang
40 Apa mulai posesif?
41 Emosinya Damar
42 Mulai resah
43 Maaf
44 Ke rumah ibu
45 Sampai di rumah ibu
46 Kekhawatiran
47 Ungkapan Bryan
48 Gara-gara kecoak
49 Jahilnya Pipit
50 Gara-gara mati lampu
51 Berpamitan
52 Ketahuan
53 Kesel
54 Pengumuman
55 Di kata ikan
56 Nge-date ala ala
57 Ungkapan hati Bryan
58 Bertemu Damar 1
59 Bertemu Damar part 2
60 Pupus
61 Khawatir
62 Salah paham
63 Bertemu
64 Badmood
65 Om Dokter Sarang Hae
66 Suka rambut panjang
67 Di DP
68 Debat pagi
69 Cinta pertama??
70 Kejutan kecil
71 Cemburu pertama kalinya
72 Kegilaan Pipit
73 Berkumpul bersama
74 Ibu sakit
75 Pesan ibu
76 Lancang
77 Berusaha
78 Kabar buruk
79 Ulet Bulu
80 Ejekan
81 Ular Piton
82 I Miss you
83 Bertemu teman lama
84 Lamaran yang tertunda
85 Rencana
86 Walt Disney
87 Dion dan Leora
88 Cantiknya istriku
89 Awas kamu
90 Peliharaan
91 Akhirnya.......
92 Dua putaran lagi
93 Benar-benar buas
94 Rumah baru
95 Damar dan Imel
96 Game cacing
97 Solusi yang solutif
98 Bucin juga
99 Hukuman enak
100 Nge-date ramai-ramai
101 Tersiksa
102 Sosis
103 Mengajak berkomitmen
104 Papa sih iyes
105 Yang gantengnya itu.....
106 Cembokur
107 Hukuman untuk dua alasan
108 Doa Bryan
109 Rakus
110 Masak Abang buleku mati??
111 Kayak perjaka
112 Malam panjang Dion dan Leora
113 Makan katak
114 Kamu hamil
115 Bingung
116 Dia hamil
117 Seneng, sedih, takut dan marah
118 Drama kehamilan di mulai
119 Memang sesuatu
120 Ngidam yang aneh
121 Ujar piton yang karatan
122 Di kandangin
123 Bertemu Athar kembali
124 Nyidam gado-gado
125 Kalau bule pasti gede
126 Are you oke?
127 Siang menjelang sore yang panas
128 Ngidam panjat tebing
129 Aku takut
130 Everything is oke
131 Sedang tidur pulas
132 Bayinya laki-laki apa perempuan?
133 Kucing garong
134 Bermain di kamar mandi
135 Film Mulan
136 Kolor
137 Gesrek
138 Belum gladi
139 Letoy
140 Lapar
141 Membantu melahirkan
142 Baby Paris
143 Kecebong lagi
144 Nggak enak pakai pelapis
145 Ketusuk
146 Akhir
147 Info novel baru
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Berkenalan
2
Makan siang bersama
3
Dasar bocah
4
Mata perawan Pipit ternodai
5
Amit-amit
6
Serem
7
Cantik
8
Hareudang
9
Dasar bocah
10
Minta kepastian
11
Rindu itu berat
12
Sesi curhat
13
Not bad
14
Oleng
15
Bimbang
16
Teh celup
17
Ucapan sang ibu
18
Mahar
19
Sah
20
Amazing
21
Jodoh siapa yang tahu
22
Casanova bisa insyaf?
23
Dilemanya Pipit
24
Uncle B
25
Cerita Bryan part 1
26
Cerita Bryan part 2
27
Praktek lapangan
28
Saling curiga
29
Cerita Damar part 1
30
Cerita Damar part 2
31
Galau
32
Jackpot
33
Password
34
Kucing lagi
35
Bersepeda bersama
36
Ketahuan
37
Sandiwara begin
38
Bersolo karier
39
Satu ranjang
40
Apa mulai posesif?
41
Emosinya Damar
42
Mulai resah
43
Maaf
44
Ke rumah ibu
45
Sampai di rumah ibu
46
Kekhawatiran
47
Ungkapan Bryan
48
Gara-gara kecoak
49
Jahilnya Pipit
50
Gara-gara mati lampu
51
Berpamitan
52
Ketahuan
53
Kesel
54
Pengumuman
55
Di kata ikan
56
Nge-date ala ala
57
Ungkapan hati Bryan
58
Bertemu Damar 1
59
Bertemu Damar part 2
60
Pupus
61
Khawatir
62
Salah paham
63
Bertemu
64
Badmood
65
Om Dokter Sarang Hae
66
Suka rambut panjang
67
Di DP
68
Debat pagi
69
Cinta pertama??
70
Kejutan kecil
71
Cemburu pertama kalinya
72
Kegilaan Pipit
73
Berkumpul bersama
74
Ibu sakit
75
Pesan ibu
76
Lancang
77
Berusaha
78
Kabar buruk
79
Ulet Bulu
80
Ejekan
81
Ular Piton
82
I Miss you
83
Bertemu teman lama
84
Lamaran yang tertunda
85
Rencana
86
Walt Disney
87
Dion dan Leora
88
Cantiknya istriku
89
Awas kamu
90
Peliharaan
91
Akhirnya.......
92
Dua putaran lagi
93
Benar-benar buas
94
Rumah baru
95
Damar dan Imel
96
Game cacing
97
Solusi yang solutif
98
Bucin juga
99
Hukuman enak
100
Nge-date ramai-ramai
101
Tersiksa
102
Sosis
103
Mengajak berkomitmen
104
Papa sih iyes
105
Yang gantengnya itu.....
106
Cembokur
107
Hukuman untuk dua alasan
108
Doa Bryan
109
Rakus
110
Masak Abang buleku mati??
111
Kayak perjaka
112
Malam panjang Dion dan Leora
113
Makan katak
114
Kamu hamil
115
Bingung
116
Dia hamil
117
Seneng, sedih, takut dan marah
118
Drama kehamilan di mulai
119
Memang sesuatu
120
Ngidam yang aneh
121
Ujar piton yang karatan
122
Di kandangin
123
Bertemu Athar kembali
124
Nyidam gado-gado
125
Kalau bule pasti gede
126
Are you oke?
127
Siang menjelang sore yang panas
128
Ngidam panjat tebing
129
Aku takut
130
Everything is oke
131
Sedang tidur pulas
132
Bayinya laki-laki apa perempuan?
133
Kucing garong
134
Bermain di kamar mandi
135
Film Mulan
136
Kolor
137
Gesrek
138
Belum gladi
139
Letoy
140
Lapar
141
Membantu melahirkan
142
Baby Paris
143
Kecebong lagi
144
Nggak enak pakai pelapis
145
Ketusuk
146
Akhir
147
Info novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!