Sosok Itu Muncul Lagi

Aku menggeliat, mencoba meregangkan tubuh yang terasa kaku. Rasa haus yang tak tertahankan memaksaku untuk segera beranjak dari tempat tidur. Sayang sekali, botol minum yang selalu ku letakkan di samping tempat tidur sudah kosong isinya. Mau tak mau aku harus beranjak dan keluar ke dapur untuk mengambil minum guna menuntaskan hasrat minum ku di tengah malam begini.

Tek ... tek ... tek ...

Samar terdengar suara di belakang rumah. Belakang rumah kami terdapat lahan kosong yang cukup luas. Lahan itu sengaja di buat kosong karena Ratih suka menanam aneka tanaman hias maupun apotek hidup dan juga beberapa sayuran. Semua itu dia lakukan untuk mengusir rasa sepinya saat ku tinggal sendirian di rumah saat ke rumah makan. Lahannya sengaja tak ku beri pagar. Agar dia bisa bertegur sapa dengan beberapa tetangga yang berada di belakang rumah kami. Hanya saja, ada sebuah kebun kosong tak terawat milik salah satu warga. Empunya lahan sudah lama meninggal. Sedangkan keluarganya tak ada yang menempati rumahnya. Sehingga rumah dan lahannya di biarkan terbengkalai. Menjadikan tempat itu terlihat suram dan cukup mampu membuat bulu kuduk berdiri saat berlama-lama berada di sekitar rumah itu.

Tek ... tek ... tek ...

Lagi, setelah ku abaikan rasa penasaranku suara itu kembali terdengar. Kali ini aku tak bisa mengabaikannya. Rasa penasaran yang semakin tinggi membuatku mengintip keluar melalui jendela yang menghubungkan langsung dengan pekarangan belakang rumah. Cahaya lampu yang ku pasang tak jauh dari pintu belakang mampu menyinari sekitar lahan. Terlihat sosok anak yang waktu itu ku lihat berada di dalam rumah sekarang sedang duduk bermain sebuah kayu dan memukulkannya pada sebuah papan. Seperti sedang asyik dengan mainan barunya, anak itu seperti tak menyadari kalau aku sedang melihatnya dari dalam.

"Anak siapa itu sebenarnya." gumamku lirih.

Perlahan aku membuka pintu belakang dan berjalan mengendap menghampiri anak itu. Sepertinya anak itu belum juga menyadari kehadiranku. Terlihat dengan asyiknya bermain kayu dan papan di hadapannya. Kulitnya yang putih pucat terlihat jelas oleh temaram lampu dan cahaya bulan yang kali itu kebetulan sedang cerah.

"Astaghfirullah."

Wajah pucat dan terlihat hancur itu menoleh dan menatap ke arahku. Tubuhku ambruk dan lemas seketika. Tulang-tulang kaki yang tadinya kokoh menopang tubuh, kini lemas dan terkulai. Gemetar seluruh tubuh ini saat sosok bayi itu menoleh dan merangkak perlahan mendekat ke arahku. Aku yang tak mampu berdiri hanya merambat mundur berusaha menjauh dari kejarannya.

Sosok itu berhenti, namun tatapannya tak lepas dari wajahku. Senyum menyeringai dan lambaian tangannya seolah memintaku untuk menggendongnya.

Aku mundur perlahan. Namun bayi itu rupanya malah semakin mendekat. Matanya yang menghitam, kulitnya yang pucat dan wajahnya yang hancur terlihat begitu menjijikkan. Jauh dari kata menggemaskan layaknya seorang bayi manusia.

"Ja ... jangan mendekat." cegahku sambil melempar apapun yang ada di sekitarku. Namun bayi itu tetap saja merangkak mendekat.

Sekuat tenaga aku merangkak masuk ke dalam rumah. Secepat kilat ku tutup satu-satunya pintu yang menghubungkan dapur ke halaman belakang. Tirai jendela ku tutup rapat. Namun sesekali masih ku amati bayi yang kini duduk dan hanya diam saja di luaran sana. Tak lagi bermain atau semacamnya. Dia hanya terduduk dan mengamati rumah kami.

"Mas." tepukan di pundak membuatku terkejut dan terjatuh seketika. Ratih istriku rupanya ikut terbangun.

"Ada apa? Kok sepertinya kamu ketakutan begitu?" tanyanya dan ku coba menunjukan apa yang ku lihat di belakang sana.

"I ... itu." tunjukku ke arah jendela. Ratih membuka tirai dan mencoba mencari tahu apa yang ku maksud. Namun rupanya sosok itu sudah menghilang lagi.

"Tak ada apa-apa, Mas." ucapnya menenangkan ku. Namun meskipun begitu, rasa takut dan bayangan wajah si bayi masih jelas terngiang di pelupuk mata.

Terpopuler

Comments

Fatimah Ziyadatul Khair

Fatimah Ziyadatul Khair

bagus ceritanya kak

2024-01-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!