Pagi hari, Eriska telah siap untuk berangkat bekerja.
"Pagi Pah". Ujar Eriska yang berjalan terburu-buru.
"Pagi... Gak sarapan dulu?". Tanya Birowo.
"Aku buru-buru Pah ada meeting pagi ini". Ujar Eriska yang berjalan cepat.
"Pagi Nona". Surya menyapa Dan membuka pintu untuk Eriska.
"Telepon hotel saya ingin sarapan disana". Ujar Eriska yang duduk dibelakang.
" Baik Nona ". Ujar Surya.
Surya menggunakan headset jika dibutuhkan menelpon.
" Halo, siapkan sarapan untuk Nona Eriska". Ujar Surya yang menelpon staff hotel lalu menutup telponnya kembali.
"Halo, Pak bagaimana keadaan pekerjaan di Bali ?". Eriska menghubungi penanggung jawab pembangunan hotel di Bali.
"Untuk saat ini masih belum mulai pengerjaan Nona, masih belum disetujui oleh pak Birowo". Ujar lelaki diujung telepon.
"Tenang saja semua akan dilanjutkan segera. Gaji masih tetap harus diberikan karena ini kesalah dari pihak kita". Ujar Eriska.
" Baik Nona". Jawab nya
Eriska pun mematikan telepon nya.
"Nikah Nikah deh daripada mimpi ku hancur seketika". Ujar Eriska yang mencoba pasrah dengan apa yang terjadi.
"Nona, apa tidak ada jalan lain selain menikah ??". Tanya Surya yang masih mengendarai mobil.
"Gak Ada, Saya sudah meminta syarat lain Tapi Papa menolak". Ujar Eriska yang merebahkan kepalanya ke penyanggah kursi.
"Ada maksud apa Tuan melakukan ini?". Surya masih bertanya.
"Sudahlah Surya jangan banyak bertanya saya pusing". Eriska menendang kursi kemudi.
"Maaf Nona". Ujar Surya merasa bersalah.
Setelah berkendara 45, sampailah Eriska di Hotel.
"Selamat pagi Nona". Semua staff membungkukkan badannya menghormati pemilik hotel.
Eriska hanya berjalan tak perduli pada sekeliling.
"Aduh, seperti nya mood Nona masih kalut nih". Ujar salah satu staff.
"Iya, kita harus hati-hati". Jawab staff lain.
"Sudah sudah ayo lanjutkan pekerjaannya". Ujar staff lainnya.
Merekapun kembali bekerja.
Hari demi hari dilalui Eriska dengan perasaan yang kalut memikirkan pengerjaan hotel yang dihentikan Dan paksaan Papanya untuk menikah.
Ditempat lain, Dito, Raisa Dan Yarka sedang mempersiapkan sesuatu untuk acara lamaran.
Setiap malam Dito selalu bermimpi tentang masalalu nya dengan Eriska yang begitu menyenangkan. Dari mereka berlarian di Kebun Teh, Dito yang mengajari Eriska bersepeda Dan berpiknik bersama didanau dekat rumah Dito.
Karena mimpi-mimpi itu membuat perasaan Dito tumbuh rasa cinta. Bayangan masalalu mereka membuat detak jantung Dito selalu berdebar kencang. Apalagi saat mereka bertatapan di restaurant tempo hari.
Malam hari sebelum hari lamaran, kedua keluarga sangat sibuk untuk menyiapkan segalanya.
"Kak semua sudah siap Dan rapi". Ujar Raisa kepada Aditya.
"Terimakasih Raisa, jika tidak ada Kamu pasti tidak akan Serapi ini". Ujar Aditya
"Ahhh kakak kaya ke siapa aja. Ini kan lamaran keponakanku pasti jadi tanggung jawab ku juga". Ujar Raisa
"Sayang, Aku sudah mengecek mobil. Semua juga sudah siap". Ujar Ricko suami Raisa.
"Ahhhhh kamu memang bisa diandalkan". Raisa mencubit pipi suaminya.
"Kalian ini macam anak ABG aja". Ujar Aditya. " yasudah lebih baik kita istirahat. Besok pagi kita berangkat ke Jakarta ". Tambahnya.
" OK kak. Ayo sayang kita istirahat ". Raisa menarik lengan suaminya.
Aditya, Ricko Dan Raisa pun pergi ke kamar masing-masing.
Dikamarnya, Dito sedang duduk melihat foto mendiang Mamanya.
"Mah, besok adalah step pertama untuk mewujudkan kebahagiaan Mama. Smoga Mama Bahagia dengan pernikahan ini. In Shaa Allah Dito akan menjadi suami yang baik untuk Eriska. Semoga Mama Dan Tante Anjani tenang disana". Dito mengelus foto mendiang Ibunya dengan tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 256 Episodes
Comments
Jurainah Yadi
sejuk hati ketika membacanya👍
2021-08-14
0
Tina Baiq
sungguh menarik👍
2021-07-08
0
Indah Piway
songong banget eriska, nendang kursi kemudian gitu ish, gak suka gelaay
2021-05-12
1