Keesokan harinya..
Dhanu sudah bersiap dengan pakaian sekolahnya dan setelah siap seperti biasanya Bi Ijah akan menggandeng tangan Dhanu menuju ke ruang makan, karena Eriko sedari dulu menerapkan untuk sarapan bersama sebelum melakukan segala aktivitas masing-masing dan itu juga berlaku pada Dhanu.
"Permisi Tuan, Den Dhanunya sudah siap." kata Bi Ijah dengan tangan yang masih memegang tangan Dhanu.
"Oh iya Bi, kamu sudah boleh pergi, dan bilang pada Dewo untuk bersiap mengantarkan Dhanu." titah Eriko sebelum Bi Ijah pergi.
"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi Tuan." setelah mendapatkan anggukan dari Eriko Bi Ijah pergi menjalankan perintah tuannya.
"Selamat pagi Om Iko, selamat pagi Tante Susi.." ucap Dhanu setelah kepergian Bi Ijah.
"Pagi Dhanu, sekarang duduklah." balas Eriko sementara, Susi tidak akan pernah mau menjawab sapaan dari Dhanu, dia hanya mendengus tanpa Sudi melihat wajah Dhanu.
Setelah semuanya berkumpul, mereka pun mulai menyantap sarapannya dengan penuh nikmat tapi tidak untuk Susi, dia terlihat kesal karena mendengar dentingan sendok nya Dhanu membuat Susi menjadi kesal dan merasa jijik bila melihat Dhanu makan yang selalu berserakan kesana-kemari.
"Huh!, setiap ada anak idiot ini nafsu makan ku selalu hilang mau sampai kapan seperti ini sih mas?, aku sudah muak tau nggak sih!" ujar Susi yang kemudian ia membanting sendok nya lalu ia berdiri hendak meninggalkan ruangan makan itu.
"Susi jaga ucapan kamu!, dan habiskan makanan kamu itu!" bentak Eriko yang terkadang ia suka kesal dengan sikap Susi yang semakin menjadi.
"Kamu aja sana yang habisin, aku ogah, apalagi makan bersama anak idiot ini, sangat menjijikkan!" balas Susi dengan suara yang tak kalah kerasnya dari Eriko, dan setelah ia mengungkapkan perkataan ia langsung meninggalkan meja makan tersebut.
" Hais Susi semakin kelewatan, aku sampai sudah tidak mengenalinya lagi,!" gumam Eriko dengan pandangan yang masih mengarah kepergian istrinya. " Oh iya aku hampir lupa, untuk menanyakan untuk apa dia membawa Dhanu ke Mbah Jarwo itu, dan aku lupa karna ia pulang sangat larut sekali, kemana sebenarnya dia setiap malam ya?" gumam Eriko lagi. dan gumamnya terdengar oleh Dhanu yang masih berpura-pura makan.
"Om Iko, maafin Adan ya, Tante Susi jadi nggak mau makan karena ada Adan." kata Dhanu yang berpura-pura memasang wajah sedihnya, setelah kepergian Susi.
"Sudah jangan kamu pikirkan itu, sekarang cepatlah makan, nanti kamu terlambat loh ke sekolah." balas Eriko sambil ia juga melanjutkan makannya.
"Iya Om Iko.." kata Dhanu, yang kemudian ia juga melanjutkan makannya.
Setelah Dhanu menyelesaikan makanannya Ia pun berpamitan pada Eriko untuk berangkat ke sekolahnya, dengan di antar oleh Dewo sebagai sopirnya yang sekarang.
Di Mobil, di dalam perjalanannya.
"Tuan muda saya sudah mendapatkan informasi tentang yang namanya Diky itu." kata Dewo membuka pembicaraannya saat mobil Sudah melaju.
"Oh iya?, siapa dia Dewo?" tanya Dhanu yang terlihat penasaran.
"Diky, adalah salah satu orang terkaya setelah Anda tuan muda, dan ternyata ia juga saingan di perusahaan Anda." jelas Dewo dengan mata yang masih fokus dalam mengemudinya.
"Lalu apa hubungannya dia dengan tante Susi?.'' tanya Dhanu yang masih penasaran.
"Sepertinya mereka punya hubungan khusus Tuan muda, karena kata salah satu anak buah saya mengatakan mereka sering bertemu di hotel xx di sore hari dan akan keluar di tengah malam." ujar Dewo menceritakan info yang ia dapatkan dari salah satu anak buahnya, yang selalu mengikuti Susi.
"Hoo, pantas tadi, om Riko bergumam mengatakan istrinya selalu pulang larut, ternyata ada udang di balik rempeyek." kata Dhanu sambil tersenyum sinis.
"Kok di balik rempeyek sih tuan muda, biasanya pepatah itu mengatakan ada Udang dibalik batu Tuan muda." protes Dewo.
"Itukan biasanya wo, tapi inikan luar biasa, makanya, kita harus bersiap untuk memakan udang rempeyek itu." kata Dhanu ngasal, yang kemudian ia membuka bekal yang selalu di persiapkan oleh BI Ijah, dan ternyata di dalam bekal itu ada rempeyek udangnya, dan dengan santainya Dhanu memakan rempeyek tersebut.
"Hah?, pantas pepatahnya berubah, ternyata tuan muda lagi kepingin makan rempeyek udang toh." ujar Dewo sambil tersenyum lucu melihat Dhanu yang memang terkadang wajahnya terlihat polos dan lucu.
'' Sudah Wo, jangan banyak protes, nih makan saja peyek udang buatan Bi Ijah, selalu enak tau." kata Dhanu dengan mulut yang sudah di penuhi dengan peyek udang di dalamnya. karena mendapatkan tawaran dari bosnya, Dewo pun akhirnya menikmati rempeyek udangnya, hingga tanpa terasa mereka sampai di sekolah SLB, dan ternyata mereka sudah di tunggu oleh Ridho dan dengan beberapa pria yang ada di belakangnya.
"Selamat pagi Om Ido.." sapa Dhanu, seperti biasa sewaktu ia masih memiliki keterbelakangan mental, itu ia lakukan untuk berjaga-jaga, karena ia takut, anak buah Susi atau pun Diky mengawasinya.
Ridho yang paham akan sandiwara Dhanu, ia pun ikut memainkan perannya.
"Pagi juga Dhanu, Apakah hari ini kamu sudah siap untuk bersekolah lagi?." tanya Ridho dengan lembut bak seperti ia sedang berbicara pada seorang anak kecil.
"sudah siap dong Om.. Adankan jagoan, jadi Adan harus belajar biar pintar om." seru Dhanu yang masih bergaya anak kecil.
"Anak pintar, ya sudah sekarang kita masuk ya." ajak Ridho yang kemudian bagaikan seorang Ayah, Ridho menggandeng tangan Dhanu, memasuki sekolah SLB tersebut.
Setelah mereka berada di dalam..
"Oh iya Om, saya ingin mengirimkan nafkah saya kepada istri saya di desa, apakah saya boleh mengambil hak saya Om?" tanya Dhanu yang terlihat berhati-hati sekali.
"Tentu saja nak, itu semuanya memang hak kamu, perusahaan rumah dan bahkan segala properti yang di pakai oleh Eriko berserta istrinya juga adalah milik kamu, jadi kamu bebas mengambil kapanpun nak." jelas Ridho dengan gamblang.
"Syukurlah Kalau begitu Om, jadi saya tidak perlu ragu untuk mengirimkan segala sesuatunya untuk istri saya." ujar Dhanu terlihat lega.
"Kamu tenang saja nak, semuanya akan Om atur, termasuk perlengkapan untuk istri kamu, nanti Om akan kirimkan." kata Ridho sembari menepuk pundak Dhanu.
"Terima kasih Om." ucap Dhanu senang.
"Sama-sama Nak, sekarang sudah waktunya kamu untuk belajar menjadi bos yang luar biasa, dan mereka adalah guru-guru terhebat yang akan mengajarkan kamu, dan mereka adalah guru-guru Spesialisasi Jurusan Bisnis dan Manajemen yang handal makanya mereka berjanji pada Om, dalam seminggu kamu sudah bisa terjun ke dunia bisnis internasional jadi belajarlah dengan giat ya Nak, karena setelah ini akan ada kejutan untuk kamu."
tutur Ridho sambil memperkenalkan tiga Pria paruh baya pada Dhanu.
"Baiklah Om, Dhanu akan berusaha menjadi apa yang Om katakan tadi, dan Dhanu juga yakin tidak sampai seminggu, para bapak guru ini akan menyatakan Dhanu telah lulus." kata Dhanu penuh percaya diri, dan mengapa ia begitu percaya diri, itu dikarenakan setelah ia mendapatkan keajaiban ia seperti memiliki kekuatan di tubuhnya walaupun ia tidak tahu kekuatan apa itu, tapi ia bisa merasakan kalau kekuatan itu pasti akan menolongnya.
" Bagus!, Om akan menagih perkataan kamu itu!"
________
Jangan pelit dong Guys, 😉, masa minta Author selalu update, tapi ngasih VOTE aja nggak mau😢
Hmm kan Author jadi melempem nih😔
So jadi Author berharap Dukungan kalian dengan Cara Favoritkan Novel ini jangan lupa kasih hadiah 😉 terus kasih VOTE, LIKE DAN KOMENTAR.
hmm baru tuh kekuatan super Hero Author akan muncul, dan langsung deh update dengan semangat 😉🤣🥰. jadi jangan lupa ya guys 🙏😘.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝓓𝓱𝓪𝓷𝓾 𝓫𝓪𝓰𝓲 𝓭𝓸𝓷𝓴 𝓻𝓮𝓶𝓹𝓮𝔂𝓮𝓴 𝓾𝓭𝓪𝓷𝓰𝓷𝔂𝓪 𝓴𝓪𝓷 𝓳𝓭 𝓴𝓮𝓹𝓮𝓷𝓰𝓮𝓷🤤🤤🤤🤤🤤
2022-09-23
2
Mardiana Se
Semangat Author... Ceritanya selalu d tunggu... Seru👍👍
2022-05-25
1
ima
reader baru 😁
2022-05-23
0