" DHANU!!" sentak Pria itu sambil melangkah mundur saat melihat Dhanu.
"Huaaaaa Om Ikooo.. Adan kangen O'om huhuhu.. hiks..huhu.." seru Dhanu sambil ia berlari kearah Pria itu yang ternyata Eriko. Dhanu langsung memeluk Eriko dengan erat dan menangis di dalam pelukannya.
"Cup.. cup..diamlah Dhanu, ceritakan apa yang terjadi, dan kemana saja kamu selama ini?" tanya Eriko yang sepertinya ia juga sedang memainkan perannya, seolah ia sangat peduli kepada Dhanu.
"Maaf pak, perkenalkan saya Dewo, yang telah menyelamatkan keponakan bapak dari para penculik." ujar Dewo yang membalas pertanyaan Eriko pada Dhanu.
"Apa!, siapa yang telah menculik keponakan saya?!" tanya Eriko dengan nada sedang marah.
"Segerombol pria tak di kenal pak, dan katanya ia di suruh oleh seorang wanita yang mereka tidak berani mengatakan nama wanita tersebut." ujar Dewo mengarang cerita, karna ia ingin melihat reaksi Eriko, benar saja wajah Eriko langsung berubah tatkala Dewo menyebut kata wanita.
"Apakah orang tersebut tidak menyebutkan nama wanita tersebut?" tanya Eriko lagi yang terlihat penasaran.
"Tidak pak, karena mereka sudah terlanjur lari." karang Dewo lagi, membuat wajah Eriko terlihat lega setelah mendengarnya, tapi ia berusaha menutupinya dan ia masih berpura-pura sangat peduli pada Dhanu.
"Baiklah kalau begitu karena kamu telah menyelamatkan keponakan saya sesuai janji saya akan memberikan kamu hadiahnya." ujar Eriko yang kemudian ia meminta pada Asistennya sebuah cek untuk di berikan pada Dewo.
"Maaf pak, bukannya saya menolak pemberian bapak, tapi saya tulus kok menolongnya, jadi bapak tidak perlu memberikan saya hadiah." kata Dewo yang terlihat ia tak mau menerima cek yang di berikan oleh asisten Eriko.
"Eh, tapi saya sudah janji akan memberikan hadiah bagi yang bisa menemukan keponakan saya." ujar Eriko sambil kembali menyerahkan cek itu lagi pada Dewo
"Ya sudah begini saja pak, saat ini saya tidak memiliki pekerjaan, bagaimana kalau bapak memberikan saya pekerjaan sebagai gantinya hadiah itu, jadi sopir juga saya bersedia kok pak." pinta Dewo, karena itu salah satu bagian dari rencana mereka berdua.
"Oh, kamu bersedia menjadi sopir?," tanya Eriko sambil mengerenyitkan dahinya.
"Saya bersedia pak!." jawab Dewo tegas
"Bagus!, kebetulan sekali sopir untuk mengantarkan Dhanu ke sekolahnya, memang sudah tidak ada. Baiklah kalau begitu kamu sudah boleh bekerja sekarang." balas Eriko yang kemudian menggandeng tangan Dhanu. " Ayo kita masuk Dhanu." ajaknya pada Dhanu.
"Iya Om Iko.." balas Dhanu dengan gaya anak-anaknya, yang kemudian ia mengikuti langkah Eriko memasuki rumah Eriko, yang sebenarnya adalah rumah Dhanu.
Sesampainya di dalam mereka melihat ada seorang wanita paruh baya yang sedang berbicara lewat benda pipih yang sedang ia letakkan di kupingnya, dan terlihat juga wanita ia terlihat senang hingga ia tertawa terbahak-bahak.
"Susi!, kamu sedang berbicara pada siapa sih?, kenapa tertawanya tidak bisa di kontrol seperti itu hah?" tanya Eriko yang terlihat penasaran.
"ini loh Mas te..Hah?!." balas Susi namun terhenti saat ia menoleh kearah Arah Eriko dan ia begitu terkejut saat melihat Dhanu yang berada di samping Eriko." Dhanu!" sentaknya dengan mata yang terbelalak kaget.
"Haloo Tante Susi.." sapa Dhanu polos.
"Eh, kenapa anak idiot ini datang lagi Mas?!" tanya Susi yang terlihat marah.
"Jaga ucapan mu Susi!, nanti di dengar oleh orang yang telah menyelamatkan Dhanu!" tegur Eriko, karena ia tak ingin Dewo mengetahui yang sebenarnya, karna sebenarnya Eriko merasa Dewo bukan orang sembarang.
"Maksudnya mas?" tanya Susi yang terlihat bingung, "nanti aku ceritakan, sebaiknya kamu panggil dulu bi Ijah untuk membawa Dhanu ke kamarnya."titah Eriko
"Huh!, kamu panggil aja sendiri!, aku muak melihat wajah ponakan mu yang idiot itu!" kata Susi yang kemudian ia berlalu pergi menuju kamarnya, meninggalkan Eriko dan Dhanu yang masih berada di ruang keluarga.
"Huh, dasar perempuan nggak punya perasaan!, yang maunya menikmati hartanya saja!" gumam Eriko lirih saat melihat istrinya melangkah pergi, namun gumamnya yang lirih itu masih terdengar oleh Dhanu, membuat ia tersenyum tipis.
"Heh!, itulah istri yang kau cintai om, yang selama sebenarnya hanya memanfaatkan om saja." _ batin Dhanu yang sebenarnya ia juga kasian melihat Omnya yang cuma di jadikan boneka oleh istrinya yang serakah itu.
"Ya sudah kamu tunggu di sini om panggil Bi Ijah." kata Eriko, tapi belum sempat ia pergi mencari ternyata bi Ijah nongol duluan. " Eh nih dia orangnya, Bi kamu urus Dhanu bersihkan dia dan kasih baju yang rapi karena sebentar lagi pengecara papanya akan datang." lanjut Eriko saat melihat Bi Ijah yang baru datang.
"Baik Tuan." kata Bi Ijah yang kemudian ia menggandeng tangan anak asuhnya. " Kalau begitu saya permisi Tuan." katanya lagi dan kemudian ia pergi setelah dapat anggukan dari Eriko.
Sementara Eriko langsung melangkah menuju ke kamarnya, dan melihat istrinya yang terlihat kesal.
"Susi sabarlah, kamu tahukan kita juga di tekan oleh pengecara Abangku, dan bahkan ia mengancam akan mengalihkan harta ini dan akan di sumbangkan pada panti asuhan, apa kamu mau hah?'' tutur Eriko memberi pengertian pada istrinya.
" tapi sampai kapan Mas aku sudah muak melihat anak idiot itu dan sebentar lagi anak-anak kita juga akan kembali, dari luar negeri, kamu masih ingatkan ancaman mereka, yang tak ingin pulang kalau anak idiot kamu itu masih di rumah ini! ." seru Susi yang terlihat ia begitu kesal karena suaminya tak memiliki ketegasan.
" Aku bilang kan sabar!, kita belum bisa menyingkirkan dia sekarang, karena Kita masih di Awasi kamu paham tidak sih!" Eriko tersulut emosi juga karena ia mulai pusing akan tekanan dari dua pihak, satu dari pengacara pihak Dhanu, yang kedua dari istri dan anak-anaknya.
"Akh, pusing aku kalau bicara sama kamu, sebaiknya aku pergi saja!" hardik Eriko yang kemudian ia langsung berlalu meninggalkan Susi dengan penuh kekesalan hingga ia membanting pintu kamar mereka.
"Huh!, sulit sekali menyingkirkan kalian berdua!, padahal kalau surat wasiat itu sudah berubah nama, aku juga akan menyingkirkan kamu Mas, manusia bodoh seperti kamu tidak pantas menjadi suami ataupun ayah dari anak-anakku! dasar mandul!" gerutu Susi lirih setelah kepergian suaminya.
" Hah!, sudahlah sebaiknya aku bersabar dulu, dan sebaiknya aku menemui Diky, " gumamnya lagi yang kemudian ia juga pergi meninggalkan kamarnya.
_______
Sementara di kamar Dhanu..
"Ya Allah Den, kenapa Den Ardhan kembali lagi ke rumah neraka ini sih?, apakah rumah kakek Aden tidak nyaman ya?, bibi jadi khawatir lagi sekarang den." ujar Bi Ijah sambil membuka kancing baju kemeja Dhanu, dan memang terlihat sekali ada kekhawatiran pada wajah pengasuh Dhanu itu, karena memang Bi Ijahlah yang mengurus Dhanu sedari kecil, makanya ia sudah menganggap Dhanu seperti anaknya sendiri, jadi wajar ia memiliki kecemasan yang luar biasa saat melihat anak asuhnya kembali lagi.
"Bibi tenang saja, tidak akan terjadi apapun pada Ardhan Bi " kata Dhanu sambil kedua tangannya memegang wajah Bi Ijah dan tersenyum padanya. Membuat Bi Ijah tercengang melihatnya karena nada bicara Dhanu berubah seperti orang yang normal.
"D..de..den..Ar.. Ardhan.. sudah sembuh?!".
_________
Tetap Author selalu mengharapkan Dukungan dari para Readers kesayangan Author, 🙏🥰
So jangan lupa tinggalkan jejaknya ya guys 🙏😘
Author selalu menanti VOTE LIKE DAN KOMENTAR Kalian, karna itu adalah penyemangat buat Author.
So jangan lupa ya 😉🙏 Syukron 🙏🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Rosmaliza Malik
ikut sgt ckp bini...
padahal tanggung biawak hidup
2023-03-05
1
Sutikno 23
omnya bingung hadapi istri nya
2022-09-29
1
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝓫𝓮𝓻𝓪𝓻𝓽𝓲 𝓪𝓷𝓪𝓴"𝓷𝔂𝓪 𝓢𝓾𝓼𝓲 𝓫𝓴𝓷 𝓪𝓷𝓪𝓴𝓷𝔂𝓪 𝓔𝓻𝓲𝓴𝓸 𝓭𝓸𝓷𝓴🤔🤔🤔🤔🤔
2022-09-23
0