"Iya Dewo saya Sudah sembuh!" tegas Dhanu membuat Dewo tercengang melihat cucu majikannya.
"Syukurlah pasti tuan besar, akan senang bila mengetahuinya." ujar Dewo terlihat senang.
"Tidak Dewo, jangan beri tahu kakek tentang hal ini!." tegas Dhanu dengan tatapan tajamnya.
"Eh, tapi kenapa tuan muda?" tanya Dewo penasaran.
"Karena aku ingin membuat perhitungan sendiri terhadap Om Riko dan istrinya, jadi aku ingin terus berpura-pura memiliki keterbelakangan mental, dan aku harap kamu bisa aku percaya dalam rahasia ini." jelas Dhanu.
"Baiklah Tuan muda, saya akan menjaga rahasia ini." balas Dewo mantap.
"Bagus!, dan apakah kamu bersedia membantuku?" tanya Dhanu dengan wajah datarnya.
"Pasti saya akan membantu tuan muda, karena, saya sudah di tugaskan untuk menjaga tuan muda dan itu artinya tuan muda bisa mempercayai saya sepenuhnya, karena saya sudah berjanji pada tuan besar dengan jaminan nyawa saya Tuan muda " tutur Dewo yang memang terlihat ia bisa dapat di percaya, oleh Dhanu.
"Baiklah aku percaya sama kamu, untuk itu aku minta tolong pada kamu, untuk mengatur kepergianku untuk kembali ke rumahku dalam waktu dua hari, dan aku juga meminta kamu untuk menyelidiki kasus kecelakaan 20 tahun yang lalu, apakah Om Riko terlibat dalam hal ini?, " ujar Dhanu dengan wajah yang sangat serius.
"Baiklah Tuan muda, saya akan meminta anak buah saya untuk menyelidiki kasus 20 tahun yang lalu, dan saya juga sudah menyuruh anak buah saya untuk mengawasi rumah tuan muda atas permintaan tuan besar juga, Tuan muda." jelas Dewo menjelaskan semuanya pada Dhan.
"Bagus!, itu artinya kamu tinggal mengatur kepergianku ke kota, dan usahakan dalam dua hari ini kita harus sudah berada di sana kamu paham?!" ujar Dhanu yang terlihat tegas.
"Paham tuan muda!, saya akan mengatur semuanya!" balas Dewo tegas.
"Bagus!, kita harus menyusun sebuah rencana, agar keluarga istriku tidak curiga dengan kepergian ku dan mulai sekarang berpura-puralah, menganggap aku sebagai orang yang tidak normal, kamu mengerti Dewo?" tanya Dhanu dengan wajah yang terlihat serius.
"Iya saya mengerti tuan muda." kata Dewo lagi, dan di saat bersamaan terdengar suara wanita memanggil nama kecil Dhanu.
"Mas Adhaan?!" teriak seorang wanita dari kejauhan.
"Salwah?" gumam Dhanu, setelah melihat siapa yang telah memanggilnya dan ternyata istrinya Salwa yang telah memanggilnya " Dewo berpura-puralah sedang bermain dengan ku!, dan ingat dalam hal ini jangan sampai di ketahui oleh istriku apa kamu paham!." bisik Dhanu pada Dewo
"Paham Tuan muda, dan sebaiknya anda memegang ini tuan muda." balas Dewo dengan berbisik juga, sambil ia menyerahkan sebuah pancing yang kebetulan ada di sana, lalu mereka pun seperti orang yang sedang bermain pancing pancingan di pinggiran sawah.
"Wawa!, sini Adan lagi main pancing-pancingan sama om ini!" teriak Dhanu juga sambil melambaikan tangannya, dan terlihat dari kejauhan kalau Salwa sedang berlari-lari kecil, ke tempatnya berada.
"Jangan lari-lari Wawa, nanti jatuh!" seru Dhanu lagi, karna ada perasaan khawatir, saat melihat Salwah berlari di pematang sawah yang terlihat sedikit licin karena bekas hujan tadi malam.
"Kenapa Mas Adhan, mainnya jauh sekali, tadikan Wawa bilang jangan main jauh-jauh." ujar Salwah, saat ia telah sampai di dekat Dhanu.
"Maaf Wawa, tapi Adankan kepingin belajar mancing sama Om Dewo." ujar Dhanu dengan memasang muka sedih karena takut di marahi oleh Salwa, Namun Salwah malah memperhatikan wajah Dewo.
"Bukankah kamu sopirnya kakek Dharma?" tanya Salwah yang terlihat heran.
"Benar Nyonya muda, dan saya di perintahkan Tuan besar untuk menjaga tuan muda, dan saya juga sudah meminta izin pada pak kyai kakek Anda." jelas Dewo pada Salwah.
"Oh, ya sudah kalau begitu, sekarang sebaiknya kita pulang. Ayo Mas Adhan, kita pulang, hari sudah mau hujan" ajak Salwah sambil menggandeng tangan Dhanu dan karena jalanannya hanya setapak dan hanya muat satu orang Salwah pun berjalan di paling depan dengan tangan yang masih menggandeng tangan Dhanu.
" Hihihi, kita kayak main kereta apian ya Wawa." ujar Dhanu dengan memasang wajah yang terlihat senang." Ayo om Dewo, pegang tangan Adan." katanya lagi pada Dewo sambil mengulurkan tangannya pada Dewo.
"Baiklah Tuan muda." balas Dewo yang kemudian ia pun menyambut uluran tangan Dhanu, hingga akhirnya mereka saling bergandengan.
Karena amat senang Dhanu pun mengikuti suara kereta api, yang seperti di mainkan Anak-anak.
"Tut.tut..jes..jes..jes..tuuut..jes..jes.." katanya mengikuti suara kereta api membuat Salwah tersenyum lucu melihat suaminya dengan wajah yang terlihat polos.
"Kita nyanyi lagu kereta api yuk, Mas Adan bisa?" tanya Salwah dengan lembut, Dhanu hanya menggelengkan kepalanya saja.
"Mau Wawa ajarin?" tanya Salwah lagi
"Mau Wawa, ajarin Adan ya " jawab Dhanu dengan mata yang berbinar.
"Baiklah, dengarkan Wawa dulu ya?" kata Salwah dan di anggukkan oleh Dhanu, dan kemudian Salwah pun menyanyikan lagu Naik kereta Api.
*Naik Kereta Api*
🎶Naik kereta api, tut-tut-tut
🎶Siapa hendak turut?
🎶Ke Bandung, Surabaya
🎶Bolehlah naik dengan percuma
🎶Ayo kawanku lekas naik
🎶Keretaku tak berhenti lama
🎶Lekas, keretaku jalan, tut-tut-tut
🎶Banyak penumpang turun
🎶Keretaku sudah penat
🎶Karena beban terlalu berat
🎶Di sinilah ada stasiun
🎶Penumpang semua turun
Pada Awalnya Dhanu hanya mendengarkan saja saat Salwah bernyanyi, dan saat Salwah telah selesai ia pun bertepuk tangan dengan semangat.
"Enak, enak lagunya Wawa, Adan juga mau nyanyi." katanya dengan wajah yang terlihat polos.
"Baiklah, sekarang Mas Adhan yang akan bernyanyi, nanti Wawa akan bantu juga." kata Salwah lembut, ia sudah seperti seorang guru untuk anak TK, yang dengan sabar serta lemah lembut mengajarkan Dhanu bernyanyi.
"Iya Wawa sekarang Adan nyanyi yaa " kata Dhanu yang kemudian ia pun menyanyikan lagu yang sama naik kereta api dan tetap di bantu oleh Salwah
🎶Naik kereta api, tut-tut-tut
🎶Siapa hendak turut?
🎶Ke Bandung, Surabaya
🎶Bolehlah naik dengan percuma
🎶Ayo kawanku lekas naik
🎶Keretaku tak berhenti lama
🎶Lekas, keretaku jalan, tut-tut-tut
🎶Banyak penumpang turun
🎶Keretaku sudah penat
🎶Karena beban terlalu berat
🎶Di sinilah ada stasiun
🎶Penumpang semua turun
🎶Penumpang semua turun
Mereka bernyanyi Secara bersamaan, termasuk Dewo, juga ikut bernyanyi karena permintaan permintaan dari Dhanu. Bak seorang anak kecil yang baru mendapatkan kepintaran dalam bernyanyi, Dhanu terlihat begitu senang, hingga mereka berhenti bernyanyi karena telah sampai di rumah kyai Zainal.
Sesampainya di rumah..
"Mas, Adan mau makan lagi?." tanya Salwah dengan lembut.
"Nggak mau Wawa, Adan cuma mau main mobil-mobilan sama Om Dewo." kata Dhanu dengan wajah polos anak-anaknya.
"Oh Ya sudah, tapi jangan main di luar ya Mas?." Karena sudah mulai gerimis Mas " kata Salwah mengingatkan Dhanu.
"Iya Wawa, Adan main dulu ya." kata Dhanu dan bagaikan seorang anak kecil yang terlihat mendapatkan izin bermain, Dhanu langsung berlari ketempat Dewo duduk dan mereka pun berpura-pura bermain mobil-mobilan, padahal mereka sedang menyusun rencana.
_______
Jangan tinggalkan jejaknya ya guys 😉🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Sutikno 23
susun rencana untuk jatuh tante Susy dan omnya yang bikin perkara terus menerus
2022-09-29
1
Sutikno 23
susun rencana untuk jatuh tante Susy dan omnya
2022-09-29
1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓢𝓪𝓵𝔀𝓪 𝓴𝓪𝓶𝓾 𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓴𝓪𝓰𝓮𝓽 𝓴𝓵 𝓽𝓱 𝓓𝓱𝓪𝓷𝓾 𝓲𝓽𝓾 𝓭𝓪𝓱 𝓼𝓮𝓶𝓫𝓾𝓱😅😅😅😅😅
2022-09-23
0