Chapter 14 : Menyusul Ketertinggalan

Aku mulai mengamati posisi setiap pemain di lapangan. Bahasa tubuh lawan dan rekan satu timku kutangkat dengan sangat rinci di pikiranku.

Najmi,penjaga gawang kami mengambil bola untuk memulai kembali pertandingan. Bola telah keluar setelah Fiqih gagal melepaskan tembakan ke gawang.

Di depan aku melihat wajah Ichsan, penyerang timku, masih bersemangat dan bertekad. Dia dengan penuh semangat menunggu bola jauh di dalam area tim lawan. Striker itu masih belum menyerah yang membuatku lega.

Untuk pertama kalinya hari ini, aku mencatat ada celah di formasi lawan. Aku bisa melihat banyak ruang antara lini tengah tim lawan dan bek yang berpotensi untuk dapat dimanfaatkan oleh timku. Kesadaran spasial A+ku sudah melakukan pekerjaannya.

‘Hm lawan telah santai, ayo kita mulai.’ Pikirku sambil tersenyum, aku berbalik untuk menerima bola dari penjaga gawang.

Najmi dengan cepat mengambil tendangan gawang. Dia mengoper bola kepada Karvin di dalam setengah lapangan tim lawan. Namun Fiqih melompat tinggi di udara dan menyundul bola kembali ke daerah tim kami. Raihan mengontrol bola dengan dadanya dan langsung mengoper bola kepadaku bahkan tanpa melihat ke atas.

Aku merasa lega ketika melihat bola bergulir ke arahku. Aku langsung menguasai bola dengan indah memakai kaki kiriku sebelum berbalik dan berlari ke arah pertahanan tim lawan. Aku meninggalkan Galih yang sedang menjagaku. Aku memiliki beberapa meter untuk berlari bebas dengan bola karena tidak ada yang dekat denganku.

Aku berlari dengan cepat dan menembus jauh ke dalam pertahanan lawan dalam hitungan detik. Saat bergerak aku melihat ke arah Ichsan, penyerang tengah kami yang berlari disisi kanan kotak 18yard lawan. Dia tampaknya menarik perhatian para bek menjauh dari Karvin di sebelah kanan.

Saat aku melihat lebih dekat, aku melihat dua bayangan keluar darinya. Satu terus berlari ke sisi kanan gawang sementara yang kedua menuju kiri. Aku sedikit bingung melihat itu.

Namun aku tidak punya waktu memikirkan itu sehingga aku dengan cepat mengoper ke arah bayangan kedua yang bergegas keluar kea rah kiri. Kulihat itu adalah ruang yang diabaikan oleh bek tengah lawan. Baik Galuh dan Faren menjaga Karvin dengan ketat.

Aku berharap para penyerang akan menafsirkan niatku dan memanfaatkan umpanku. Aku tahu ini memiliki kemungkinan kecil terjadi karena para striker tidak pernah berlatih atau bermain denganku sampai hari ini.

Namun secara mengejutkan, aku melihat Ichsan telah mengalihkan rute larinya saat aku melepaskan umpan melingkar melewati para pemain bertahan. Ichsan berlari dengan penuh semangat menuju sisi kiri gawang. Dia mengikuti jejak yang sama persis dilalui bayangan yang muncul dari tubuhnya.

Dia menerima umpanku dan melepaskan tembakan yang bagus dan ternyata kiper tim lawan telat bereaksi sehingga bola tersebut berhasil masuk ke jarring belakang lawan.

GOL

Skor menjadi 3-1

Ichsan dengan cepat mengambil bola dari dalam gawang dan kembali ke tengah lapangan. Kami masih tertinggal 2 gol sehingga tidak ada waktu untuk merayakan. Setelah meletakkan bola di tengah, dia menghampiriku dan menawarkan tos yang kuterima.

“Umpan bagus.” Katanya sambil tersenyum

Aku hanya mengangguk dan membalas senyumnya dengan senyum kecil.

‘Bayangan yang keluar dari Ichsan pasti adalah manifestasi dari visi Iniesta.’ Pikirku berspekulasi.

Dengan begitu kick off kembali dimulai. Tim biru kembali menyerang melalui Fiqih disebelah kanan. Dia di jaga ketat oleh Kevin, namun dia berhasil melewatinya. Dia dengan cepat mengoper ke tengah ke Galih, namun aku dengan cepat mencegat bola dan berhasil merebutnya, aku segera memberi umpan cepat kepada Raihan, dia pun langsung mengoper jauh ke Ryandi yang dalam posisi kosong.

Aku segera berlari ke pertahanan lawan. Terlihat Ryandi sudah dibayangi oleh Fiqih. Dengan ruang yang tertutup Ryandi kembali mengoper ke belakang ke Kevin, Kevin mengoper kepadaku. Aku dengan sigap menerima bola, namun Galih sudah menjagaku. Aku dengan cepat memberi isyarat untuk Raihan mendekat dan mengoper padanya, sebelum dia mengoper kembali kepadaku. Dengan umpan satu dua itu aku berhasil melewati Galih dan dengan cepat menuju ke arah gawang lawan. Aku melihat ke Karvin yang ada di kanan dan Ichsan yang ada dikiri.

Dan kembali aku melihat dua bayangan yang keluar dari Ichsan tanpa pikir lama aku mengoper ke arah bayangan yang menuju ke arah kanan. Lagi-lagi tepat seperti tadi, Ichsan kembali menuju ke arah melewati rute yang sama di lalui oleh bayangan yang keluar darinya. Dia menerima bola dengan baik, sementara itu Galuh mencoba menutupnya, namun Ichsan berhasil melesatkan tembakan ke pojok bawah kiri gawang. Namun kali ini kiper lawan Arhan bisa memblok bola dengan kakinya. Menghasilkan tendangan sudut untuk tim kami. Ichsan memegangi kepalanya dengan kedua tangannya menyesal telah meleawatkan kesempatan mencetak gol yang kedua.

“Umpan yang bagus.” Komentar Ichsan saat aku tiba di kotak penalty tim lawan untuk menerima tendangan sudut.

Jangan khawatir tentang peluang yang gagal.” Kataku

“Aku akan mengirimimu lebih banya bola seperti itu. Pastikan kamu mencetak gol.” Aku tersenyum sambil menepuk pundahknya

“Kubilang kau tidak akan mendapat kesempatan lagi untuk melakukan apapun. Aku akan menandaimu.” Terdengar suara baru dari belakang mereka. Aku berbalik hanya untuk menemukan Arya berdiri di belakangku. Senyum teduh di wajahnya yang murni membuatnya tampak terlalu arogan, seperti seorang cassanova.

Aku mengerutkan keningku namun mengabaikannya. Aku tidak ingin berkonflik dengan orang lain lagi hari ini. Aku sudah mempelajari pelajaranku. Tendangan sudut hendak dilakukan oleh Ryandi adalah satu-satunya yang ada di pikiranku.

Namun aku kembali mendapat penglihatan lain.

Sebuah bayangan berbentuk bola datang melayang ke arah kotak pinalti dari arah tendangan sudut. Itu di sundul oleh salah satu bayangan pemain lawan dan dibagi menjadi tiga bola. Dua diantaranya meluncur ke sisi kanan dan kiri luar kotak. Namun yang terakhir pergi tepat ke tengah luar kotak pinalti.

Aku dengan tenang memikirkan pilihan yang akan kuambil. Namun aku sudah memutuskan pilihanku saat Ryandi menendang bola

Aku diam-diam mulai menjauh dari Arya yang menjagaku. Ketika bola hampir mencapai titik tertingginya, aku berlari kearah luar kotak pinalti dan memposisikan diriku di tepat ditengah dan menunggu bola.Aku menempatkan peluangku pada bayangan yang pergi ke arah tengah luar kotak pinalti.

Arya melihat keputusanku, namun dia tersenyum dan mengabaikanku setelah melihat bola melayang dari sudut. Ryandi melakukan tendangan sudut yang kurang akurat yang mudah di sundul oleh Fiqih.

Aku yang tepat di tengah luar kotak pinalti, melihat bola terbang ke arahku.

‘Ini dia.’ Pikirku. Aku fokus pada bola yang datang dan mengontrol sedikit dengan dada lalu melepaskan tendangan voli dengan kencang dan langsung mengarah ke pojok kanan atas gawang.

*BAMMM*

Bola memasuki gawang dengan bunyi cukup keras, hal itu mengejutkan semua orang, terutama penjaga gawang. Tembakan jarak jauh melesat ke sudut kanan atas tiang gawang, tidak terhalang. Skor menjadi 3-2.

Aku langsung berlari mengambil bola dari jaring gawang tim lawan, aku tidak merayakan gol ini karena kami masih tertinggal 1 angka. Dengan segera aku berlari ke tengah lapangan. Waktu tersisa lima belas menit lagi. Aku akan kehilangan banyak hal jika tidak memenangkan pertandingan ini.

 

 

Terpopuler

Comments

Agun Eky

Agun Eky

lanjut....💪💪

2021-12-01

3

ALWI GANZ

ALWI GANZ

damn, i'm waiting for the next episode

2021-12-01

6

Fajar Rusydi

Fajar Rusydi

go go go semangat nulis nya

2021-12-01

2

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 Chapter 1 : Sistem Sports Mastery
3 Chapter 2 : Solo Training
4 Chapter 3 : Misi Selesai
5 Chapter 4 : Keterampilan Mastery Pertama
6 Chapter 5 : Persiapan Untuk Uji Coba
7 Chapter 6 : Pemain-Pemain Muda Masa Depan
8 Chapter 7 : Uji Coba Tahap Pertama
9 Chapter 8 : Uji Coba Tahap Pertama (2)
10 Chapter 9 : Bertemu Ryandi
11 Chapter 10 : Permasalahan Ryandi
12 Chapter 11 : Dimulainya Pertandingan Uji Coba tahap 2
13 Chapter 12 : Masalah tak terduga
14 Chapter 13 : Menjaga Harapan
15 Chapter 14 : Menyusul Ketertinggalan
16 Chapter 15 : A Perfect Comeback
17 Chapter 16 : Pemain yang terpilih ke Prancis dan Spanyol
18 Chapter 17 : R.S.C Anderlecht
19 Chapter 18 : Mastery Skill Baru
20 Chapter 19 : Welcome To Belgia
21 Chapter 20 : Tes Medis
22 Chapter 21 : Hasil Tes Medis
23 Chapter 22
24 Chapter 23 : Latihan Pra-Pertandingan
25 Chapter 24 : Latihan Pra Pertandingan (2)
26 Chapter 25 : Pertandingan Pertama di Eropa
27 Chapter 26 : Pertandingan Pertama di Eropa (2)
28 Chapter 27 : Pertandingan Pertama di Eropa (3)
29 Chapter 28 : Pertandingan Pertama di Eropa (4)
30 Chapter 29 : Akhir Pertandingan
31 Chapter 30 : Kvensonn Brother
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Pengumuman
61 Chapter 59
62 Chapter 60
63 Chapter 61
64 Chapter 62
65 Chapter 63
66 Chapter 64
67 Chapter 65
68 Chapter 66
69 Chapter 67
70 Chapter 68
71 Chapter 69
72 Chapter 70
73 Chapter 71
74 Chapter 72
75 Chapter 73
76 Chapter 74
77 Chapter 75
78 Chapter 76
79 Chapter 77
80 Chapter 78
81 Chapter 79
82 Chapter 80
83 Chapter 81
84 Chapter 82
85 Chapter 83
86 Chapter 84
87 Chapter 85
88 Chapter 86
89 Chapter 87
90 pengumuman
91 Chapter 88
92 Chapter 89
93 Chapter 90
94 Chapter 91
95 Chapter 92
96 Chapter 93
97 Chapter 94
98 Chapter 95
99 Chapter 96
100 Chapter 97
101 Chapter 98
102 Chapter 99
103 Chapter 100
104 Pengumuman
105 Chapter 101
106 Chapter 102
107 Chapter 103
108 Chapter 104
109 Chapter 105
110 Chapter 105
111 Chapter 106
112 Chapter 107
113 Chapter 108
114 Chapter 109
115 Chapter 110
116 Chapter 111
117 Chapter 112
118 Chapter 113
119 Chapter 114
120 Chapter 115
121 Chapter 116
122 Chapter 117
123 Chapter 118
124 Chapter 119
125 Chapter 120
126 Chapter 121
127 Chapter 122
128 Chapter 123
129 Chapter 124
130 Chapter 125
131 Chapter 126
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Prologue
2
Chapter 1 : Sistem Sports Mastery
3
Chapter 2 : Solo Training
4
Chapter 3 : Misi Selesai
5
Chapter 4 : Keterampilan Mastery Pertama
6
Chapter 5 : Persiapan Untuk Uji Coba
7
Chapter 6 : Pemain-Pemain Muda Masa Depan
8
Chapter 7 : Uji Coba Tahap Pertama
9
Chapter 8 : Uji Coba Tahap Pertama (2)
10
Chapter 9 : Bertemu Ryandi
11
Chapter 10 : Permasalahan Ryandi
12
Chapter 11 : Dimulainya Pertandingan Uji Coba tahap 2
13
Chapter 12 : Masalah tak terduga
14
Chapter 13 : Menjaga Harapan
15
Chapter 14 : Menyusul Ketertinggalan
16
Chapter 15 : A Perfect Comeback
17
Chapter 16 : Pemain yang terpilih ke Prancis dan Spanyol
18
Chapter 17 : R.S.C Anderlecht
19
Chapter 18 : Mastery Skill Baru
20
Chapter 19 : Welcome To Belgia
21
Chapter 20 : Tes Medis
22
Chapter 21 : Hasil Tes Medis
23
Chapter 22
24
Chapter 23 : Latihan Pra-Pertandingan
25
Chapter 24 : Latihan Pra Pertandingan (2)
26
Chapter 25 : Pertandingan Pertama di Eropa
27
Chapter 26 : Pertandingan Pertama di Eropa (2)
28
Chapter 27 : Pertandingan Pertama di Eropa (3)
29
Chapter 28 : Pertandingan Pertama di Eropa (4)
30
Chapter 29 : Akhir Pertandingan
31
Chapter 30 : Kvensonn Brother
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Pengumuman
61
Chapter 59
62
Chapter 60
63
Chapter 61
64
Chapter 62
65
Chapter 63
66
Chapter 64
67
Chapter 65
68
Chapter 66
69
Chapter 67
70
Chapter 68
71
Chapter 69
72
Chapter 70
73
Chapter 71
74
Chapter 72
75
Chapter 73
76
Chapter 74
77
Chapter 75
78
Chapter 76
79
Chapter 77
80
Chapter 78
81
Chapter 79
82
Chapter 80
83
Chapter 81
84
Chapter 82
85
Chapter 83
86
Chapter 84
87
Chapter 85
88
Chapter 86
89
Chapter 87
90
pengumuman
91
Chapter 88
92
Chapter 89
93
Chapter 90
94
Chapter 91
95
Chapter 92
96
Chapter 93
97
Chapter 94
98
Chapter 95
99
Chapter 96
100
Chapter 97
101
Chapter 98
102
Chapter 99
103
Chapter 100
104
Pengumuman
105
Chapter 101
106
Chapter 102
107
Chapter 103
108
Chapter 104
109
Chapter 105
110
Chapter 105
111
Chapter 106
112
Chapter 107
113
Chapter 108
114
Chapter 109
115
Chapter 110
116
Chapter 111
117
Chapter 112
118
Chapter 113
119
Chapter 114
120
Chapter 115
121
Chapter 116
122
Chapter 117
123
Chapter 118
124
Chapter 119
125
Chapter 120
126
Chapter 121
127
Chapter 122
128
Chapter 123
129
Chapter 124
130
Chapter 125
131
Chapter 126

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!