Dia masih menatapku dengan mata penuh harap. Namun aku kekeh tetap menolak. Tetapi sepertinya aku tidak akan bisa menolaknya lagi.
Itu karena....
Sepertinya perutku yang jujur memilih mengkhianatiku hari ini.Karena tiba-tiba perutku menggeram dan melolong. Nada rasa sakit yang tidak terlalu halus mengikuti. Itu datang dalam gelombang berurutan membuatku merasa seperti bagian dalam perutku sedang mencerna diri mereka sendiri.
Aku mencengkram perutku, berusaha memberhentikan suara yang datang dari sana. Namun sepertinya sia-sia, karena suara-suara itu malah semakin keras, membuatku mendapatkan beberapa tatapan penasaran dari Ryandi dan orang-orang yang lewat.
“Astaga”Ryandi berkata sambil mengernyitkan alis. “Kapan terakhir kali kamu makan enak.” Katanya bertanya.
“Saat makan siang.” Jawabku dengan jujur. Aku yakin rasa lapar dan sakit ini adalah efek samping dari ramuan penambah kelincahan itu. Nampaknya ramuan itu membakar semua cadangan energiku yang tersimpat, dan sekarang aku sangat membutuhkan makan untuk mengisi kembali staminaku.
“Ayo jangan malu-malu,bro.” Kata Ryandi. “Ikut saja denganku dan kita makan bersama. Kalau terus begini kau akan mengacaukan uji coba besok.” Bujuknya.
Aku akhirnya setuju dengan enggan.
---- ---- ----
Setengah jam kemudian, aku dan Ryandi duduk di meja yang dipenuhi makanan – makanan lezat.
Sekarang kami telah tiba di Plaza Grand Galaxy, sebuah restoran kelas atas yang menyajikan masakan eksotis.
Ini adalah jenis tempat yang mengharuskan reservasi seminggu sebelumnya. Hampir tidak mungkin untuk mendapatkan meja sesuai permintaan. Namun Ryandi berhasil memesan meja dalam waktu singkat.
Beberapa saat setelah aku duduk di kursiku dan memesan makanan, seorang pramusaji yang cukup cantik membawakan kami sepiring besar makanan. Ada sayur yang nampak lezat dengan telur, semua jenis daging dan kentang goreng renyah terbentang dihadapan kami. Ada juga banyak buah-buahan yang ditempatkan bersama es batu agar tetap dingin di sebelahnya. Keranjang roti gulung yang mereka bawa sebagai dessert bisa membuat keluargaku bertahan hidup selama seminggu. Aku juga memesan minum jus jeruk yang nampak mewah tersebut.
‘Astaga bahkan dengan pengalamanku di kedua kehidupanku, aku belum pernah makan-makanan semewah ini.’ Pikirku sambil menghela nafas sedih.
‘Jika aku sukses nanti, aku akan membawa keluargaku untuk makan-makanan mewah seperti ini.’ Batinku bertekad.
Banyak yang kelaparan di Ibukota sementara orang kaya memenuhi diri mereka dengan makanan lezat. Namun aku tidak tertekan karena aku telah memahami cara masyarakat.
Seorang pria harus bekerja keras dan berhasil sukses atau dia mati saat mencoba.
Aku makan dengan lahap seperti tidak ada hari esok. Elixir ini membuatku banyak kehilangan energi. Aku berhenti makan setelah menghabiskan semuanya. Ryandi memberiku waktu cukup banyak untuk menyelesaikan makanku sebelum memulai percakapan.
“Jadi kamu dari Jakarta Barat.?” Tanya Ryandi.
“Ya.” Jawabku sambil menyeka mulutku dengan serbet. “Sebelum aku lupa, terima kasih untuk jamuannya.” Kataku dengan bersyukur.
“Bukan masalah.” Katanya sambil tersenyum.
“Jadi darimana kamu berasal.?” Tanyaku padanya. “ Aku belum pernah melihatmu di kompetisi sepak bola remaja di Jakarta.”
“Ah, iya aku berasal dari Malang. Aku pernah menjadi rekan setim rivalmu Arya Bathara.” Katanya
“Kalian berdua benar-benar mengalahkan kami dalam balapan tadi.” Tambahnya.
“Kalian berdua adalah monster. Bagaimana cara kalian melatih stamina?” tanyanya sambil menatapku dengan rasa ingin tahu.
“Yah, aku berlari lima mil setiap hari.” Jawabku
“Kamu harus mencobanya. Itu sangat bisa membantumu meningkatkan stamina.
“Mengapa kamu dalam uji coba ini.?” Kataku cepat bertanya. Aku ingin mencari beberapa petunjuk tentang apa yang menyebabkan dia menghilang dan tidak meneruskan karier sepak bolanya.
“Maksudmu apa.?” Tanyanya bingung.
“Aku tahu situasi keuanganmun sangat baik. Kamu tinggal di hotel bintang empat. Kamu bahkan mengenakan sepatu yang mungkin lebih mahal daripada biaya sekolahku. Mengapa kamu tidak memberitahu orang tuamu untuk mendaftarkanmu ke Akademi Sepak Bola di luar negeri!? Akan jauh lebih mudah mengembangkan diri di sana. Mengapa bergabung dalam uji coba pemuda di Jakarta ini?” tanyaku dengan serius.
Ryandi mengerutkan kening sebelum menjawab.
“Ayahku tidak ingin aku bermain sepak bola.” Gerutunya.
“Dia bilang itu buang-buang waktu. Dia berkata tentang bagaimana mayoritas pemain sepak bola Indonesia di liga lokal membuang-buang waktu. Dan tidak akan menghasilkan apapun setelah pensiun.”
“Oh, tapi itu benar”jawabku pelan, memang sepak bola Indonesia di liga lokal tidak begitu mumpuni saat ini, dan bahkan lebih buruk di masa depan sebelum federasi menyadari mereka harus membenahi persepakbolaan Indonesia.
“Jadi kamu datang ke sini tanpa izinnya? Dari mana kamu mendapatkan uang untuk dibelanjakan di Jakarta?
“Pamanku mensponsori perjalananku disini. Dia satu-satunya yang tahu aku ikut serta dalam uji cob aini.” Jawabnya
‘Hm mungkin ini penyebabnya. Orang tuanya mengetahui tentang uji coba ini, dan mereka mengirim seseorang untuk membawanya pulang agar dia tak melanjutkan karier sepak bolanya di luar negeri.’ Pikirku
“Apakah pamanmu tahu bahwa kamu menghadiri uji coba yang diadakan Jakarta Sports City.?” Tanyaku.
“Tidak.” Kata Ryandi sambil tersenyum.
“Dia hanya memesan hotelku dan membiarkanku bebas sendirian. Dia tidak pernah menjadi penggemar sepak bola. Dia bahkan tidak mengenal tim mana pun di Jakarta.” Katanya lagi
“Bagaimana jika ayahmu menekannya untuk mengungkapkan dimana dirimu berada? Dia bisa menarikmu keluar dari uji cob aini kalau begitu. Apakah kamu yakin dia akan tutup mulut bahkan setelah ayahmu tahu kamu pergi.?” Aku bertanya menatap matanya dengan serius. Aku berusaha membujuknya untuk menjauh atau pindah dari hotelnya yang sekarang agar pamannya tidak mengetahui keberadaannya sekarang dan membocorkan keberadaannya kepada ayah Ryandi.
“Bagaimana jika dia menarikmu keluar dari uji coba sebelum selesai? Kamu akan dimasukkan ke daftar black list oleh semua pelatih dan kehilangan kesempatan pada uji coba lainnya di Jakarta.” Aku menambahkan.
“Kau benar, apa yang harus aku lakukan?” jawabnya dengan ekspresi panik.
“Kamu harus meninggalkan hotel yang dipesan pamanmu dan pindah ke tempat lain.Atau kau bisa kembali ke malang untuk melakukan uji coba di klub sana.” Kataku serius.
Ryandi menggelengkan kepalanya dengan sedih.
“Aku tidak bisa ke malang sekarang.” Bisiknya .
“Aku mendengar bahwa scout internasional akan muncul besok.” Katanya.
“Kau ingin terus menginap di hotelmu.?”
“Tidak.” Dia tersenyum
“Aku mengerti maksudmu. Aku akan segera pindah ke hotel lain.” Kata Ryandi. Dia berdiri untuk pergi.
“Bagus.” Jawabku sambil menghela nafas lega.
“Pastikan itu adalah hotel di mana kamu tidak dapat dengan mudah dilayak. Aku tidak suka melihat karier pemain berbakat seperti kamu berakhir sebelum waktunya.” Kataku sambil tersenyum
“Aku mengerti.” Ryandi tersenyum.
“Aku sudah membayar tagihannya. Kamu harus mengurangi jumlah makanan yang kamu makan. Akan sulit bagimu untuk tampil jika mengalami mulas besok.” Katanya dengan bercanda.
Aku hanya mengangguk dan tersenyum, namun terus memakkan salatku yang masih tersisa.
“Senang bertemu denganmu. Sampai jumpa besok di pertandingan.” Kata Ryandi setelah beberapa detik kemudian.
“Sampai ketemu ketemu lagi.” Aku melambai. Aku kembali melanjutkan makananku. Setelah selesai aku kembali ke penginapan dan mengabari kedua orang tuaku sebelum pergi tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Anas Anas
mantappp
2022-02-18
4
SAIKO
p
2022-01-12
3
polisi kata
tersimpan thor
2022-01-07
2