Setelah dibubarkan oleh pelatih Andreas, aku segera keluar dari stadion dan menuju ke tempat parker sepedanya untuk pukang ke penginapan. Jalan di depannya berkilauan di bawah terik matahari sore. Panas yang menindas menghantam kepalaku.
Tiba-tiba efek setelah balapan menghantam diriku. Aku merasa pusing, lututku mulai sakit. Yang kuinginkin sekarang hanyalah beristirahat dan berendam untuk merilekskan tubuhnya.
Aku dengan cepat pergi ke sepedaku dan mulai mengayuhnya ke jalanan Jakarta. Setelah beberapa saat kemudian, aku dengan santai berjalan ke kamar mandi umum di penginapan ku. Aku rasa hanya mandi air dingin yang bisa menenangkan otot-ototku yang tegang.
Setelah itu aku mulai mandi dan aku menguatkan diriku agar tidak secara refleks melompat ketika air yang dingin menghantam diriku. Setelah selesai mandi aku kembali ke kamar. Aku merasa segar kembali dan aku segera makan siang ringan sebelum tidur sampai malam
Sore harinya aku terbangun dan aku sudah selesai makan makanan yang disediakan oleh penginapan sebelum aku kembali lagi ke kamar. Kurasa sekarang saatnya untuk mengambil Elixir hadiah dari system. Jadi aku membuka menu pengguna system.
Dan sebuah kartu dengan gambar jeruk muncul di layar tersebut ketika aku mengecek inventoris system ku yang tidak terkunci untuk sementara.
Begitu aku memilihnya, jeruk kecil muncul dari layar. Aku tidak membuang waktu untuk memasukkannya ke dalam mulutku.
Kali ini, ramuan tersebut ternyata tidak menyebabkan sakit pada tubuhku. Aku hanya merasakan sedikit tergelitik sebentar sebelum perasaan itu menghilang seolah tidak pernah ada.
‘Hah itu saja?’ pikirku bingung sekaligus senang karena tidak mengalami rasa sakit kembali.
Pengalamannya mengkonsumsi 2 elixir ini sangat berbeda, yang pertama menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, sementara kali ini aku hanya merasakan sedikit geli saja.
Aku jadi ragu apakah ada yang salah dengan ramuan ini.? Apakah itu efektif.?
Aku mengepalkan tanganku untuk melihat apakah ada yang berubah. Namun sepertinya tidak ad acara untuk memeriksa perubahannya. Aku tidak tahu bagaimana ramuan ini mempengaruhi kelincahanku. Jadi, aku membuka menu system pengguna untuk membaca atribut ku.
----
Mastery Sistem
Level Sistem : 1 (17/100 Exp poin untuk level selanjutnya)
User : Nero Juniar
Age : 15 Tahun
Bakat : Grade-B
Exp Poin : 17
----
Menu Pengguna
-Stat Pengguna
-Mastery Quest
-Sistem Shop
-Lottery
-Alat Analisis
----
NB : Tolong tingkatkan level system untuk membuka lebih banyak fungsi.
****
“Heh akhirnya Penilaian bakatku naik ke Rank B” ucapku dengan senang setelah melihat dengan teliti melalui menu system. Setelah sebulan bekerja keras penilaian bakat ku akhirnya dapat menembus ke rank B. Aku dengan cepat mengetuk statistic pengguna untuk melihat rincian atributku.
----
>Stat Pengguna
-Kebugaran Fisik : B+
-Teknik Sepak Bola : A
-Kecerdasa Game : A+
-Kemampuan mental dan pola pikir : C
-Faktor X : E
-Keterampilan Mastery : 1
----
“Hmm statistik kebugaran fisik dan Teknik sepak bola ku naik satu tingkat .Mari kita periksa.” Ucapku sambil mengklik tab Teknik sepak bola
----
Status Pengguna
>Teknik Sepak Bola (Rata-rata rating Rank : A )
Kontrol Bola : A+
Keterampilan Dribbling Bola : B+
Akurasi Passing : A-
Kontrol tubuh : B+
----
Kaki kuat : (Kanan dan Kiri)
****
Seperti yang kuharapkan , seorang pemain yang meningkatkan kelincahannya juga akan meningkatkan keterampilan dribble bola dan kontrol tubuhnya. Kedua atribut itu meningkat satu tingkat setelah mengkonsumsi ramuan tersebut. Namun aku sedikit kecewa karena kebugaran fisikku belum mencapai Rank A. Aku mengetuk tab kebugaran fisik untuk memeriksanya lebih jauh.
----
>Kebugaran Fisik : Rank B +
Keseimbangan dan Koordinasi : B-
Kelincahan : B+
Kekuatan : B
Stamina : A-
Poin Daya tahan : 3700/5500 (A-)
----
‘Hm cukup bagus.’ Pikirku setelah mengecek statistik tubuhku.
Kelincahan melonjak menjadi B+. Mengkonsumsi Elixir ini juga meningkatkan Keseimbangan dan koordinasiku menjadi B-. Aku semakin percaya diri untuk pertandingan uji coba besok hari.
Namun tiba-tiba aku merasakan rasa lapar yang melanda diriku.Perutku keroncongan . Sehingga membuat diriku langsung tidak bisa memikirkan apapun selain makanan. Mungkin ini adalah efek samping dari Elixir ajaib itu. Aku melirik jam tangannya, waktu masih menunjukkan pukul tujuh malam. Aku memutuskan untuk keluar mencari makan di warung pinggir jalan. Aku memutuskan untuk memesan nasi dengan sayur dan tempe tahu nanti di warteg.
Tetapi ketika aku sedang berjalan menuju warteg terdekat, aku menabrak Ryandi Ferdianur secara tidak sengaja, bocah aneh yang juga telah dipilih untuk ke tahap selanjutnya besok.
“Kamu Nero Juniar? Benar kan?” tanya Ryandi sambil tersenyum.
“Ya, itu aku.” Jawab ku sambil balas senyumannya.
“Apakah kamu tinggal di penginapan terdekat? Sedang apa kamu disini.?” Tanyaku dengan ramah.
Ryandi Ferdianur yang ditakdirkan untuk menjadi seorang pengusaha yang lumayan sukses. Apakah aku mau merubah takdirnya yang kurasa sudah bagus? Tetapi sungguh sayang sekali jika bakatnya terbuang sia-sia. Mungkin aku harus menyelidiki apa penyebab dia menghilang terlebih dahulu.
“Ahaha.” Dia tertawa dengan malu-malu.
“Aku di sini untuk mengunjungi temanku yang bekerja disini. Dan tidak, aku tidak menginap di penginapan di sekitar sini.” Ucapnya
“Oh? Dimana kamu menginap?” kataku dengan penasaran
“Aku menginap di Hotel Four Points di Thamrin.” Jawabnya sambil tersenyum dengan polos.
“Apa-apaan man!” Seru ku kaget. “Kau sekaya itu?” tanyaku heran.
Hotel Four Point adalah hotel bintang 4 untuk orang-orang kaya raya dan turis-turis dari negara-negara seperti Prancis. Aku mendengar bahwa biaya menginap satu malam lebih dari 150 Dolar AS.
Yang membuatku terkejut, seorang anak laki-laki seusianya tinggal dengan nyaman di dalamnya. Aku sedikit menghela nafas pada ketidakadilan dunia. Mau tak mau aku menatap penginapanku yang cukup sederhana.
“Ehehe, bukan apa-apa kok. Mungkin aku terlahir diberkati.” Kata Ryandi dengan senyum malu-malu sambil mengusap bagian belakang lehernya.
“Aku senang berkenalan denganmu.” Katanya sambil mengulurkan tangannya kepadaku.
Aku menjabat tangannya dan berkata. “Senang bertemu denganmu juga.”
Aku mengamati dia lebih erat. Ryandi mempunyai tinggi badan 171cm dan dia lebih pendek dariku yang mempunyai tinggi badan 183cm. Dia memiliki mata cokelat , pipi tirus, wajah agak lonjong dan warna kulit putih kecoklatan.
“Aku merasa takdir mempertemukan kita di sini.” Kata Ryandi dengan suara lembut.
“Ayo aku akan membelikanmu makan malam hari ini.” Dia menambahkan sambil menepuk punggungku.
“Aku sudah makan.” Jawabku berbohong. Aku tidak mau mengandalkan anak-anak kaya untuk makan. Itu akan bertentangan dengan ajaran orang tuaku. Walau aku harus mengakui bahwa akan menyenangkan untuk dapat makan-makanan yang pasti enak bersama Ryandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Riski Opet
hadeh/Hey/
2024-04-28
0
Agun Eky
👍👍
2021-11-30
5