Chapter 8 : Uji Coba Tahap Pertama (2)

*PRIIIITTTTTT*

Dalam panas terik di siang hari, aku dan peserta lain di grup keempat segera berlari segera setelah pelatih Rian meniupkan peluitnya. Balapan terakhir dalam uji coba sepak bola pemuda di Jakarta telah di mulai.

Aku tidak repot-repot memata-matai lawan-lawanku yang lain, aku berlari dengan hanya melepaskan setengah dari kecepatan tertinggiku. Itu adalah balapan 32 lap dengan total sekitar 8 mil. Aku perlu menghemat tenagaku dengan tidak mengeluarkan semuanya di langkah awalku.

Namun, para pemain penting seperti, Gabriel dan Faishal berada di kelas mereka sendiri. Keduanya tak tertandingi ketika mereka menemukan ruang kosong selama lap kedua. Mereka melesat maju dengan kecepatan tercepat mereka dan segera memimpin seluruh kelompok yang terdiri dari 30 pemain. Dan tentu saja dengan keras kepalanya Arya menempel pada mereka sang anak ajaib Indonesia.

Yang mengejutkanku, ada seorang anak laki-laki sekitar 171cm yang belum pernah kutemui di kehidupan sebelumnya juga merupakan bagian dari kelompok yang memimpin di depan saat ini. Kelompok empat anak itu mulai menjauhkan diri dari yang lain, suatu prestasi yang menyebabkan aku sedikit khawaitr. Jadi aku kembali mempercepat lariku.

Aku meningkatkan kecepatanku sampai hanya beberapa meter di belakang mereka selama lap ke 6. Namun, keempat anak itu dengan keras kepala tetap mempertahankan keunggulan mereka terlepas dari semua upayanya.

Selama dua puluh lap berikutnya, kelompok mereka berakselerasi di depan yang lain, dengan rata-rata 70 detik per lap. Waktu mereka hanya sekitar 10 detik di belakang para pelari top dunia. Mereka nyaris meninggalkan sisanya di belakang.

Gabriel memimpin dengan menggunakan jersey Real Madrid. Ahmad Faishal dan Arya membayangi setiap langkah, keduanya mengenakan kaus Manchester United dan Barcelona. Bocah yang tak kukenal itu juga menempel di grup. Namun, sepertinya dia mulai kehilangan staminanya sehingga aku dengan mudah menyusulnya.

Aku mempertahankan akselerasiku dan melewati Faishal dan Arya juga. Pada lap ke-28,hanya Gabriel yang masih berada di depanku. Dengan hanya tinggal 3 lap lagi, aku mulai memperkecil ketertinggalanku. Sementara itu Gabriel tetap berlari dan mendorong lebih keras untuk melakukan segalanya untuk mengguncang pesaingnya. Namun ia juga disalip olehku menjelang akhir lap ke-29.

Aku pusing karena kegembiraan tetapi aku tetap mempertahankan langkahku yang cepat. Aku terus berlari di sepanjang trek tanah liat berwarna coklat di stadion. Aku tentu saja tidak punya niat untuk kehilangan keunggulan ku.

Paku di bawah sepatuku mencengkram bumi dalam ritme yang stabil. Langkahku seperti menjadi lirik lagu asli yang kumainkan untuk penonton dan para pelatih yang menonton dari pinggir lapangan. Keringatku sudah menetes lama dan mulai mengalir di kulitku.

Aku telah jogging rata-rata lima mil setiap hari selama dua minggu sebelum perjalananku ke sini. Kebugaranku bisa bertahan melawan beberapa lap tersisa di sekitar lapangan.

Namun pada awal putaran ke 31, aku melihat bayangan melintas dan meninggalkanku dalam debu. Yah siapa lagi kalau bukan anak ajaib, Arya yang telah menyusulku dengan hanya sekitar 800meter lagi untuk balapan ini selesai.

‘Sial’ umpatku dalam hati.

Aku juga mempercepat langkahku untuk mengejarnya,namun gagal.

‘Sial, sial apa aku akan kalah?’ geramku dengan mata marah membara.

Aku bekerja semakin keras untuk meningkatkan kecepatanku. Rasa sakit di anggota tubuhnya adalah lautan kedalaman yang tidak dapat diketahui dan bagai binatang buas yang mengintai. Tapi aku mengabaikannya dan terus mengejar bayangan Arya.

Perasaan putus asa menyelimuti diriku. Aku merasa kakiku menjadi berat seperti terbebani oleh timah.

‘Aku harus memenangkan ini bagaimanapun caranya.’ Geramku dalam hati dengan mata yang semakin membara.

Aku menggunakan semua energi cadangan yang tidak pernah dia duga sebelumnya dan berakselerasi dengan cepat secara instan.

---- ----

Pelatih Andreas berdiri di sela-sela menonton balapan. Dia sangat tertarik pada kelompok keempat yang terdiri dari dua anak laki-laki yang sangat menarik yang sebelumnya di perhatikan oleh para pramuka Jakarta Sports City. Mereka semua berpartisipasi dalam turnamen regional U-14. Arya Bathara telah menjadi pemain terbaik dalam kompetisi sekolah menengah yang diadakan di Malang pada awal tahun. Anak laki-laki lainnya, Nero Juniar, pernah menjadi kapten sebuah sekolah di Kembangan. Dia juga telah memenangkan penghargaan pemain terbaik 2008 di regional Jakarta U-14.

Kedua anak laki-laki itu tidak mengecewakannya.

“Bathara, anak itu akan memenangkan lomba ini.” Pelatih Rian berbicara dari sebelah kirinya.

“Nero dan sisanya sudah habis stamina dan tidak memiliki kesempatan untuk mengejar ketertinggalan.” Tambahnya.

“Mari kita tunggu dan lihat.” Pelatih Andreas tersenyum.

“Sebuah kompetisi tidak pernah dimenangkan sampai akhir kompetisi.” Katanya. Dia fokus kembali pada bentuk lari dari Arya dan Nero.

Hasil balapan tampak seperti sudah ketahuan pasti siapa yang menang setelah tikungan terakhir. Arya dengan gembira menuju garis finish sementara aku dengan mati-matian mengejar. Namun dengan setengah putaran tersisa, aku dengan segenap tenaga memaksakan tubuhku dan berlari kencang seperti meniru kuda yang berlari sangat kencang.

Dengan 30 meter tersisa, secara ajaib aku berakselerasi melewati Arya sebelum melesat ke garis finish. Aku tidak melirik orang-orang dibelakangku ataupun para pelatih di pinggir lapangan, fokusku tetap terpaku pada garis finish sampai aku memenangkan perlombaan.

---- ----

“Karvin,Ryandi,Kevin,Toni,Raihan,Faishal,Gabriel,Fiqih,Hilmy,Arya dan Nero.” Pelatih Andreas menutup note booknya setelah membacakan nama-nama pemain dengan catatan waktu terbaik dalam balapan tersebut.

Seperti yang dijanjikan, pelatih Andreas hanya memilih 26 anak laki-laki di antara mereka yang berkumpul. Mereka yang Namanya dipanggil oleh pelatih Andreas memasuki lingkaran tengah lapangan sebagai bagian dari kelompok yang dipilih unutk kembali ke pertandingan uji coba pada hari berikutnya.

Namaku adalah yang terakhir dipanggil karena aku memiliki waktu terbaik di seluruh grup. Pelatih Andreas membacakan daftar pemenang itu dalam urutan dari yang terlambat hingga tercepat. Aku terhuyung-huyung ke lingkaran tengah, mendapatkan beberapa kerutan dan hmmph dari orang – orang seperti Raihan dan mantan teman sekelasnya Toni dan Kevin.

Aku memperhatikan bahwa mata sebagian besar pemain yang dipilih tertuju kepadaku, tidak seperti sebelumnya. Tapi aku mengabaikan mereka semua dan menemukan tempat kosong untuk di duduki. Aku masih harus memeriksa hasil misi sistemku.

Di akhir balapan, aku terlalu lelah bahkan untuk mengangkat satu jari saja. Aku telah memutuskan untuk beristirahat selama beberapa menit; namun, para pelatih telah memanggil semua orang untuk mengambil bagian dalam pertemuan pasca balapan.

Baru kemudian setelah itu aku mendapatkan waktu untuk membuka antarmuka pengguna system. Aku sudah memastikan bahwa itu tidak akan terlihat oleh orang lain. Jadi aku dengan berani membuka tab misi dan melihat pencapaianku.

----

Mastery Quest

4 Pesan Baru

Selamat

-Kamu telah menyelesaikan tugas pertama dalam misi serial – Uji coba Sepak Bola pemuda di Jakarta (Jadilah yang pertama dalam ujian kebugaran fisik di uji coba tersebut.)

----

-Hadiah Misi.

1. Elixir Peningkat kelincahan Rank B (Tersedia di toko system; Untuk sementara tidak terkunci. Pengguna harus mengkonsumsi obat tersebut dalam waktu 10 detik setelah dikeluarkan dari toko system.)

----

Ringkasan Misi

Tugas 1 : Menjadi yang pertama dalam pengujian kebugaran fisik di Uji coba sepak bola. (Selesai balapan dalam catatan waktu 39,18 menit; Rating A+)

----

-Peringkat Misi Keseluruhan : N/A (Tersedia di akhir uji coba)

----

Hadiah Bonus

Kamu telah mendapatkan bonus 2 EXP Poin.

****

Akhirnya aku melihat bahwa aku telah menyelesaikan misi system dengan nilai A+

Namun tentu saja aku tidak membuka toko system untuk mengakses hadiahku sekarang. Aku menutup system dan melihat ke atas hanya untuk melihat anak laki-laki yang tidak dipilih berbaris keluar dari lapangan dengan ekspresi sedih. Aku tidak bisa mengingat saat-saat aku menjadi bagian dari kelompok itu di kehidupanku sebelumnya.

Aku menghela nafas simpati.

Pada titik ini di kehidupan masa lalunya, aku telah kembali ke bekas sekolahku di Jakarta barat tanpa harapan untuk menjadi pemain sepak bola professional. Aku telah ditolak oleh tim sekolah setelah itu karena cedera pergelangan kakinya yang berulang. Tapi sekarang, aku telah lolos tahap pertama uji coba pemuda di Jakarta. Nasibku mulai berubah menjadi lebih baik.

‘Aku harus tampil lebih baik di pertandingan besok. Aku harus bisa pindah ke Eropa dan dengan serius mengembangkan karier ku di sana.’ Pikirku.

“Dengar semuanya.” Teriak pelatih Andreas begitu para pemain yang gagal meninggalkan stadion.

“Selamat telah lulus ujian pertama hari ini. Besok, beberapa pengintai terkenal akan berada di sini untuk menonton kamu tampil. Pastikan kamu di sini jam delapan. Jika tidak, kalian akan langsung didiskualifikasi.” Pelatih memperingatkan dengan sungguh-sungguh.

“Ada pertanyaan?” dia bertanya sambil melihat keseliling.

Bocah aneh yang juga menjadi bagian kelompok terdepan dalam perlombaan tadi langsung mengangkat tangannya.

“Ya.” Pelatih Andreas menunjuh ke arahnya.

“Beri tahu kami nama kamu terlebih dahulu sebelum mengajukan pertanyaan.”

“Nama saya Ryandi Ferdianur pak.” Kata anak itu.

“Apa yang akan terlibat dalam persidangan besok? Bagaimana kita harus bersiap?” dia bertanya.

‘Ryandi Ferdianur?, Dia adalah salah satu pengusaha ternama yang ada di masa laluku kan.? Kenapa dia ada disini? Dan kenapa dia tidak menjadi terkenal dengan fisik yang begitu bugar?.Tunggu. Sepertinya aku tahu kenapa. Dia adalah pemain yang menghilang sebelum dia pergi ke Eropa di kehidupanku sebelumnya. Ternyata menghilang dan malah menjadi salah satu pengusaha yang cukup sukses. ’ Pikirku.

Aku akhrinya mengerti kenapa aku tidak mengenali pemain yang sangat fit seperti dia. Ryandi Ferdianur telah menghilang dan diduga di bunuh di tangan preman lokal di Jakarta setelah dipilih oleh salah satu akademi bagus di Eropa. Semua pelatih di Jakarta sangat menyesal setelah mendengar kabar tersebut karena kehilangan bakat yang sangat muda seperti itu. Namun sepertinya itu tidak benar, mungkin ada alasan lain dia pergi menghilang dan muncul kembali sebagai pengusaha.

’Aku mungkin harus membantunya untuk tetap ke Eropa kali ini, sepertinya dia sangat bersemangat tentang sepak bola. Indonesia membutuhkan lebih banyak pemain seperti dia untuk turnamen internasional.’ Pikirku sambil melirik Ryandi.

“Hanya ada pertandingan uji coba besok.” Jawab Pelatih Andreas.

“Makan dengan baik, istirahat dengan baik, dan bersiaplah untuk tampil besok pagi. Itu saja.” Jawab Pelatih Andreas .

“Ada pertanyaan lagi?”

Semua pemain tetap diam.

“Oke, kalian di bubarkan.” Pelatih Andreas melambai dengan tidak sabar.

“Kita semua akan bertemu besok.”

 

 

Terpopuler

Comments

ᵉLiˢ📴

ᵉLiˢ📴

7kl

2022-06-18

0

Rob&son🤗

Rob&son🤗

semangat💪💪💪💪

2022-05-27

1

Rob&son🤗

Rob&son🤗

mantap👍👍👍👍

2022-05-27

1

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 Chapter 1 : Sistem Sports Mastery
3 Chapter 2 : Solo Training
4 Chapter 3 : Misi Selesai
5 Chapter 4 : Keterampilan Mastery Pertama
6 Chapter 5 : Persiapan Untuk Uji Coba
7 Chapter 6 : Pemain-Pemain Muda Masa Depan
8 Chapter 7 : Uji Coba Tahap Pertama
9 Chapter 8 : Uji Coba Tahap Pertama (2)
10 Chapter 9 : Bertemu Ryandi
11 Chapter 10 : Permasalahan Ryandi
12 Chapter 11 : Dimulainya Pertandingan Uji Coba tahap 2
13 Chapter 12 : Masalah tak terduga
14 Chapter 13 : Menjaga Harapan
15 Chapter 14 : Menyusul Ketertinggalan
16 Chapter 15 : A Perfect Comeback
17 Chapter 16 : Pemain yang terpilih ke Prancis dan Spanyol
18 Chapter 17 : R.S.C Anderlecht
19 Chapter 18 : Mastery Skill Baru
20 Chapter 19 : Welcome To Belgia
21 Chapter 20 : Tes Medis
22 Chapter 21 : Hasil Tes Medis
23 Chapter 22
24 Chapter 23 : Latihan Pra-Pertandingan
25 Chapter 24 : Latihan Pra Pertandingan (2)
26 Chapter 25 : Pertandingan Pertama di Eropa
27 Chapter 26 : Pertandingan Pertama di Eropa (2)
28 Chapter 27 : Pertandingan Pertama di Eropa (3)
29 Chapter 28 : Pertandingan Pertama di Eropa (4)
30 Chapter 29 : Akhir Pertandingan
31 Chapter 30 : Kvensonn Brother
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Pengumuman
61 Chapter 59
62 Chapter 60
63 Chapter 61
64 Chapter 62
65 Chapter 63
66 Chapter 64
67 Chapter 65
68 Chapter 66
69 Chapter 67
70 Chapter 68
71 Chapter 69
72 Chapter 70
73 Chapter 71
74 Chapter 72
75 Chapter 73
76 Chapter 74
77 Chapter 75
78 Chapter 76
79 Chapter 77
80 Chapter 78
81 Chapter 79
82 Chapter 80
83 Chapter 81
84 Chapter 82
85 Chapter 83
86 Chapter 84
87 Chapter 85
88 Chapter 86
89 Chapter 87
90 pengumuman
91 Chapter 88
92 Chapter 89
93 Chapter 90
94 Chapter 91
95 Chapter 92
96 Chapter 93
97 Chapter 94
98 Chapter 95
99 Chapter 96
100 Chapter 97
101 Chapter 98
102 Chapter 99
103 Chapter 100
104 Pengumuman
105 Chapter 101
106 Chapter 102
107 Chapter 103
108 Chapter 104
109 Chapter 105
110 Chapter 105
111 Chapter 106
112 Chapter 107
113 Chapter 108
114 Chapter 109
115 Chapter 110
116 Chapter 111
117 Chapter 112
118 Chapter 113
119 Chapter 114
120 Chapter 115
121 Chapter 116
122 Chapter 117
123 Chapter 118
124 Chapter 119
125 Chapter 120
126 Chapter 121
127 Chapter 122
128 Chapter 123
129 Chapter 124
130 Chapter 125
131 Chapter 126
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Prologue
2
Chapter 1 : Sistem Sports Mastery
3
Chapter 2 : Solo Training
4
Chapter 3 : Misi Selesai
5
Chapter 4 : Keterampilan Mastery Pertama
6
Chapter 5 : Persiapan Untuk Uji Coba
7
Chapter 6 : Pemain-Pemain Muda Masa Depan
8
Chapter 7 : Uji Coba Tahap Pertama
9
Chapter 8 : Uji Coba Tahap Pertama (2)
10
Chapter 9 : Bertemu Ryandi
11
Chapter 10 : Permasalahan Ryandi
12
Chapter 11 : Dimulainya Pertandingan Uji Coba tahap 2
13
Chapter 12 : Masalah tak terduga
14
Chapter 13 : Menjaga Harapan
15
Chapter 14 : Menyusul Ketertinggalan
16
Chapter 15 : A Perfect Comeback
17
Chapter 16 : Pemain yang terpilih ke Prancis dan Spanyol
18
Chapter 17 : R.S.C Anderlecht
19
Chapter 18 : Mastery Skill Baru
20
Chapter 19 : Welcome To Belgia
21
Chapter 20 : Tes Medis
22
Chapter 21 : Hasil Tes Medis
23
Chapter 22
24
Chapter 23 : Latihan Pra-Pertandingan
25
Chapter 24 : Latihan Pra Pertandingan (2)
26
Chapter 25 : Pertandingan Pertama di Eropa
27
Chapter 26 : Pertandingan Pertama di Eropa (2)
28
Chapter 27 : Pertandingan Pertama di Eropa (3)
29
Chapter 28 : Pertandingan Pertama di Eropa (4)
30
Chapter 29 : Akhir Pertandingan
31
Chapter 30 : Kvensonn Brother
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Pengumuman
61
Chapter 59
62
Chapter 60
63
Chapter 61
64
Chapter 62
65
Chapter 63
66
Chapter 64
67
Chapter 65
68
Chapter 66
69
Chapter 67
70
Chapter 68
71
Chapter 69
72
Chapter 70
73
Chapter 71
74
Chapter 72
75
Chapter 73
76
Chapter 74
77
Chapter 75
78
Chapter 76
79
Chapter 77
80
Chapter 78
81
Chapter 79
82
Chapter 80
83
Chapter 81
84
Chapter 82
85
Chapter 83
86
Chapter 84
87
Chapter 85
88
Chapter 86
89
Chapter 87
90
pengumuman
91
Chapter 88
92
Chapter 89
93
Chapter 90
94
Chapter 91
95
Chapter 92
96
Chapter 93
97
Chapter 94
98
Chapter 95
99
Chapter 96
100
Chapter 97
101
Chapter 98
102
Chapter 99
103
Chapter 100
104
Pengumuman
105
Chapter 101
106
Chapter 102
107
Chapter 103
108
Chapter 104
109
Chapter 105
110
Chapter 105
111
Chapter 106
112
Chapter 107
113
Chapter 108
114
Chapter 109
115
Chapter 110
116
Chapter 111
117
Chapter 112
118
Chapter 113
119
Chapter 114
120
Chapter 115
121
Chapter 116
122
Chapter 117
123
Chapter 118
124
Chapter 119
125
Chapter 120
126
Chapter 121
127
Chapter 122
128
Chapter 123
129
Chapter 124
130
Chapter 125
131
Chapter 126

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!