Chapter 6 : Pemain-Pemain Muda Masa Depan

19 Juli 2010 : Jakarta Pusat – Indonesia

Sinar matahari pertama mengintip di atas kaki langit dalam bentuk keemasan yang bersinar indah. Warna emas dan oranye yang cemerlang mengalir seperti api di timur di atas kota Jakarta.

Terlihat sinar matahari menyinari jendela kamar penginapan yang ditempati olehku. Aku sedang melakukan sedikit latihan seperti sit up dan push up. Dan kini dikamar aku sendirian, karena ayahku sudah berangkat untuk pulang tadi pagi. Dia tidak bisa menemaniku sampai akhir karena ada dia tetap harus bekerja untuk menafkahi kami. Namun tidak apa-apa bagiku. Suatu saat dia tidak perlu bekerja begitu keras lagi, saat aku sudah menjadi pemain professional.

Aku menyelesaikan latihanku dan menengok ke luar jendela.

“Pagi yang indah” gumamku pelan.

Setelah beberapa menit memandangi keindahan pagi di ibukota, aku segera bergegas untuk mandi sebagai persiapan untuk hari yang akan datang.

Beberapa saat kemudian, aku sarapan dengan makanan yang sudah disiapkan oleh penginapan, lalu segera menuju ke pusat kota setelah memberikan kunci kepada resepsionis. Tentu saja aku meninggalkan barang bawaanku di kamar, karena aku sudah menyewa satu minggu penuh. Selain itu aku tidak perlu khawatir akan pencuri, karena penginapan tersebut cukup aman.

Setelah meninggalkan penginapan aku menuju pusat kota terlebih dahulu bergabung dengan kerumunan yang menuju pusat kota. Aku ingin membeli beberapa peralatan olahraga yang kuinginkan.

Tentu saja walaupun masih pagi begini, ibukota sudah dibanjiri dengan lautan orang yang bergerak kearah yang berbeda. Kelas atas berkendara dengan mobil-mobil mewah mereka atau berjalan dengan membawa tas-tas mahal mereka dan mengenakan pakaian merek terbaru mereka. Sementara untuk orang-orang kalangan bawah duduk di lantai dingin yang berserakan meminta uang. Di setiap sudut jalan, para pengamen menyanyikan lagu-lagu top popular di Indonesia. Beberapa menyanyi dengan bakat yang luar biasa hebat, sementara beberapa bernyanyi dengan suara pas-pas an. Walau begitu mereka tetap berusaha untuk bernyanyi demi mencari uang agar mereka dan atau keluarga mereka dapat memenuhi kebutuhan perut mereka. Mobil-mobil baru dan lama, sepeda motor yang mengangkut dua sampai empat penumpang dan pesepeda-pesepeda yang ada di mana-mana, berkerumun menjadi satu seperti belalang.

Aku mengabaikan semua itu sampai aku bertemu dua sosok yang berada di depanku. Seorang anak laki-laki dan perempuan kecil yang sedang bernyanyi berusaha menarik kerumunan orang yang berjalan. Mereka bernyanyi dengan penuh semangat, walaupun kenyataan orang-orang tersebut hanya mengabaikan mereka. Aku yang memang dasarnya tak tegaan kepada anak-anak segera memberikan uang lima ribu rupiah untuk mereka belikan nasi untuk memenuhi kebutuhan perut mereka berdua.

“Ini adik-adik. Gunakan uang ini untuk membeli sarapan.” Ucapku sambil tersenyum sedih sambil mengusapkan tangan kananku ke kepala mereka satu-satu.

“Terima kasih kak.” Ucap mereka berdua sambil tersenyum.

Aku hanya mengangguk dan berjalan kembali, aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk mereka, hanya bisa memberi sedikit uang kepada mereka agar setidaknya bisa membeli sarapan pagi ini. Aku dengan cepat berjalan melalui toko-toko bekas yang berbeda membeli perlengkapan olahraga yang yang belum kupunya. Aku tidak mau mengambil resiko diusir oleh pelatih karena tidak mempersiapkan segala sesuatu dengan baik.Setelah berbelanja, aku kembali ke penginapan untuk beristirahat dan mempersiapkan diri untuk Uji Coba Pemuda yang akan dilaksanakan keesokan harinya. Aku ingin memastikan bahwa aku dapat cukup beristirahat dan tidak kelelahan. Aku mengetri bahwa istirahat itu sangat penting bagi pemain sepak bola untuk tampil seratus persen di lapangan.

Setelah kembali ke kamarku, aku kembali menjalani rutinitas Hatha – Yoga ringan sebelum aku membuka antarmuka system untuk memeriksa kemajuanku saat ini. Aku terutama khawatir tentang statistic Teknik sepak bolaku yang akan diteliti oleh para pelatih dan pengintai selama uji coba.

****

Status Pengguna

>Teknik Sepak Bola ( Peringkat rata-rata A-)

Ball Control : A+

Keterampilan Dribbling : B

Akurasi Passing : A-

Kontrol Tubuh : B

----

Kaki kuat : ( Kiri dan Kanan )

****

Setelah mendapatkan Visi Andres Iniesta dan berlatih dengan ayahku dan teman-temannya di Kembangan, Teknik sepak bolaku telah stabil di Rank A-. Aku telah mencoba untuk meningkatkan lebih jauh dengan memanfaatkan segala cara yang mungkin kugunakan, namun tetap tidak berubah sedikit pun.

Sistem belum menawarkan hadiah lagi selama sebulan penuh, bahkan system hanya memberikan hukuman jika aku tidak menyelesaikan jadwal pelatihan harian yang telah ditetapkan. Dengan demikian, aku berada di kebuntuan untuk sementara ini.

“Apapun yang terjadi, aku tidak akan gagal besok.” Ujarku dengan tekad besar.

Aku masih sangat yakin bahwa passing,ball control dan kesadaran permainanku akan membantuku melewati uji coba ini.

( Time Skip )

Keesokan paginya, aku menyewa sepeda di penginapan dan menuju ke Stadiun Utama JKT Sport Centre. Itu adalah Stadiun home dari Jakarta Sports City yang lumayan besar.

Pada saat aku tiba di JSC, sudah ada lebih dari seratus pemain sepak bola pemula yang menunggu untuk ambil bagian dalam uji coba sepak bola pemuda tahun ini. Beberapa duduk di kursi pavilion dan yang lainnya di jalur lari. Mereka sudah mengenakan perlengkapan mereka.

Aku memperhatikan beberapa pemain yang cukup terkenal di antara mereka yang kemudian akan menjadi beberapa tumpuan Indonesia di ajang kompetisi – kompetisi yang diikutinya. Duduk di barisan depan pavilion adalah Raihan Fatah muda yang nantinya akan bermain untuk Jakarta Sports City, JDT, dan Jubilo Iwata. Aku tidak memiliki perasaan yang baik kepadanya karena dia sering membullynya ketika dia masuk ke Jakarta Sports City sebelum di putus kontrak dalam beberapa bulan di kehidupanku sebelumnya.

Ada juga nama-nama terkenal lainnya seperti M.Hilmy, Ahmad Faishal, dan Fiqih Firdaus yang duduk di lintasan lari.

Tapi aku mengabaikan sisanya dan fokus pada satu pemain yang paling diuntungkan dari uji coba ini di kehidupan sebelumnya.

Bersandar di dinding pavilion adalah seorang anak laki-laki yang akan mengejutkan dunia sepak bola Indonesia sekitar dua belas tahun kemudian. Dia adalah Arya Bathara , pemain yang bergabung dengan akademi sepak bola berkinerja tinggi tepat setelah uji coba pada usia empat belas tahun. Pada tahun 2022, dia sudah terkenal sebagai Ronaldonya Indonesia karena dia mencetak banyak gol dan menjadi salah satu talenta Asia terbaik di era itu.

Bahkan dia secara mengejutkan membawa Indonesia menjadi Runner-up Piala Asia dan untuk pertama kalinya membawa Indonesia kepentas tertinggi sepak bola dunia yaitu Piala Dunia tahun 2026 pada usianya yang ke 29 tahun dimana dia memimpin Timnas Indonesia sebagai Kapten dan bahkan dengan mengejutkan membawa Indonesia lolos Fase grup dengan lawan-lawan seperti Italy,Meksiko dan Serbia. Namun sayang Langkah mereka harus terhenti di fase 16 besar setelah kalah 3-1 melawan Brazil. Namanya telah di puja-puja oleh penggemar sepak bola Indonesia di seluruh dunia. Setelah itu dia kembali memukau dunia dengan banyaknya gol-gol yang ia cetak. Arya adalah contoh sempurna dari apa yang ingin aku capai di kehidupan sebelumnya.

‘Aku juga akan berhasil kali ini. Dengan system ini, aku akan segera terbang ke angkasa.’ Batinku bersumpah di dalam hati.

Aku dengan segera menemukan tempat untuk duduk dan mengenakan kaus kaki serta sepatuku.

Tapi ketenangan yang kuinginkan segera terganggu oleh beberapa anak nakal yang sangat menyebalkan. Aku berdiri dan berbalik untuk melihat dua orang yang telah berteman dekat denganku sebelum aku terluka. Mereka adalah Kevin Arata dan Toni yang merupakan mantan teman sekelasku dan juga dari Kembangan. Tapi setelah kecelakaanku, mereka menjauhkan diri dariku dan malah mulai mengolok-olokku di sekolah setiap hari.

“Yo. Bukankah ini kapten kita yang terkenal, Nero Juniar.” Toni seorang pemuda tinggi kurus, berbicara meledekku. Dia memiliki fisik yang mirip dengan Peter Crouch.

“Tentu saja,” Kevin sambil tersenyum sinis menimpali perkataan temannya.

“Apa yang dia lakukan disini? Dia seharusnya kembali ke Kembangan makan kentang dan ngangon kambing.”

“Mungkin, dia ada di sini untuk melihat kita membuat para scout terkesan dan bergabung dengan Jakarta Sports City.”

“Seharusnya begitu…”

‘Haahhh tong kosong nyaring bunyinya.’ Pikirku menghadapi ocehan tak berguna dari mereka berdua sambil menghela nafas.

“Kevin,Toni.” Ucapku dengan lantang sambil memelototi kedua anak laki-laki itu.

“Apa yang kalian inginkan? Apakah kalian perlu pemukulan lagi?” kataku bertanya sambil mengambil beberapa langkah menuju dua bajingan itu. Tinggiku sekarang sudah lebih tinggi daripada kebanyakan anak laki-laki lain seusiaku dan dengan demikian terlihat sangat menakutkan bagi mereka berdua.

Keduanya mundur beberapa langkah, tampak sedikit panik dan sesekali mencuri pandang kearah Raihan di pavilion.

‘Dia pasti yang menyuruh mereka melakukan hal ini.’ Batinku menyimpulkan sambil mengamati mantan saingannya tersebut. Raihan selalu menjadi pengganggu di tim manapun dia bergabung. Aku tidak terkejut bahwa dia sudah mengirim penjilatnya untuk menggertakku.

“Apakah kamu ingin pemukulan lagi?” ucapku kembali sambil mengerutkan alis saat aku memelototi kedua anak tersebut. Aku ingin membuat pendirian dan memastikan bahwa aku tidak diganggu oleh anak nakal lainnya selama uji cob aini.

“Kamu bisa mencobanya.” Toni tergagap.

“Tapi apakah kamu yakin ingin menyerang seorang kandidat terdaftar uji coba sebelum dimulai persidangan.?” Dia bertanya

Aku mengerutkan kening dan hendak memberi anak laki-laki itu sepotong pikirannya, tetapi kemudia aku berhenti. Aku diinterupsi oleh beberapa pelatih yang mulai muncul dari ruang ganti dan berbaris di atas rumput di tengah lapangan.

Semua pemain buru-buru keluar dari pavilion dan berkumpul di lapangan sepak bola di depan para pelatih tersebut.

“Selamat pagi untuk kalian semua…” Seorang pria tua gemuk dengan janggut panjang berteriak. Aku akrab dengan pelatih ini. Dia adalah pelatih Andreas, salah satu staf pengembangan pemuda Jakarta Sports City. Dia adalah seorang pria yang sungguh-sungguh yang melatih beberapa pemain professional yang kemudian bermain untuk tim nasional Indonesia di tahun-tahun emasnya.

“Aku kira semua orang di sini sudah terdaftar sebagai peserta ujian Uji coba Pemuda 2010. Jika tidak, aku sarankan kamu pergi sekarang sebelum aku memanggil keamanan.” Pelatih Andreas menambahkan.

 

 

Terpopuler

Comments

E N V Y { IRI HATI }

E N V Y { IRI HATI }

lah gua kirain 2024

2022-06-19

0

ッ𝕲𝖗𝖆𝖓𝖌𝖗𝖊✈︎✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻

ッ𝕲𝖗𝖆𝖓𝖌𝖗𝖊✈︎✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻

keren

2022-04-17

2

𝗥𝗢𝗭𝗘ᵐʸⁿᵃᵐᵉ

𝗥𝗢𝗭𝗘ᵐʸⁿᵃᵐᵉ

kaki kanan buat long pass, free kick jauh, gol luar kotak penalti

kaki kiri buat passing pendek, Shoot di kotak penalti

2022-04-10

2

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 Chapter 1 : Sistem Sports Mastery
3 Chapter 2 : Solo Training
4 Chapter 3 : Misi Selesai
5 Chapter 4 : Keterampilan Mastery Pertama
6 Chapter 5 : Persiapan Untuk Uji Coba
7 Chapter 6 : Pemain-Pemain Muda Masa Depan
8 Chapter 7 : Uji Coba Tahap Pertama
9 Chapter 8 : Uji Coba Tahap Pertama (2)
10 Chapter 9 : Bertemu Ryandi
11 Chapter 10 : Permasalahan Ryandi
12 Chapter 11 : Dimulainya Pertandingan Uji Coba tahap 2
13 Chapter 12 : Masalah tak terduga
14 Chapter 13 : Menjaga Harapan
15 Chapter 14 : Menyusul Ketertinggalan
16 Chapter 15 : A Perfect Comeback
17 Chapter 16 : Pemain yang terpilih ke Prancis dan Spanyol
18 Chapter 17 : R.S.C Anderlecht
19 Chapter 18 : Mastery Skill Baru
20 Chapter 19 : Welcome To Belgia
21 Chapter 20 : Tes Medis
22 Chapter 21 : Hasil Tes Medis
23 Chapter 22
24 Chapter 23 : Latihan Pra-Pertandingan
25 Chapter 24 : Latihan Pra Pertandingan (2)
26 Chapter 25 : Pertandingan Pertama di Eropa
27 Chapter 26 : Pertandingan Pertama di Eropa (2)
28 Chapter 27 : Pertandingan Pertama di Eropa (3)
29 Chapter 28 : Pertandingan Pertama di Eropa (4)
30 Chapter 29 : Akhir Pertandingan
31 Chapter 30 : Kvensonn Brother
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Pengumuman
61 Chapter 59
62 Chapter 60
63 Chapter 61
64 Chapter 62
65 Chapter 63
66 Chapter 64
67 Chapter 65
68 Chapter 66
69 Chapter 67
70 Chapter 68
71 Chapter 69
72 Chapter 70
73 Chapter 71
74 Chapter 72
75 Chapter 73
76 Chapter 74
77 Chapter 75
78 Chapter 76
79 Chapter 77
80 Chapter 78
81 Chapter 79
82 Chapter 80
83 Chapter 81
84 Chapter 82
85 Chapter 83
86 Chapter 84
87 Chapter 85
88 Chapter 86
89 Chapter 87
90 pengumuman
91 Chapter 88
92 Chapter 89
93 Chapter 90
94 Chapter 91
95 Chapter 92
96 Chapter 93
97 Chapter 94
98 Chapter 95
99 Chapter 96
100 Chapter 97
101 Chapter 98
102 Chapter 99
103 Chapter 100
104 Pengumuman
105 Chapter 101
106 Chapter 102
107 Chapter 103
108 Chapter 104
109 Chapter 105
110 Chapter 105
111 Chapter 106
112 Chapter 107
113 Chapter 108
114 Chapter 109
115 Chapter 110
116 Chapter 111
117 Chapter 112
118 Chapter 113
119 Chapter 114
120 Chapter 115
121 Chapter 116
122 Chapter 117
123 Chapter 118
124 Chapter 119
125 Chapter 120
126 Chapter 121
127 Chapter 122
128 Chapter 123
129 Chapter 124
130 Chapter 125
131 Chapter 126
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Prologue
2
Chapter 1 : Sistem Sports Mastery
3
Chapter 2 : Solo Training
4
Chapter 3 : Misi Selesai
5
Chapter 4 : Keterampilan Mastery Pertama
6
Chapter 5 : Persiapan Untuk Uji Coba
7
Chapter 6 : Pemain-Pemain Muda Masa Depan
8
Chapter 7 : Uji Coba Tahap Pertama
9
Chapter 8 : Uji Coba Tahap Pertama (2)
10
Chapter 9 : Bertemu Ryandi
11
Chapter 10 : Permasalahan Ryandi
12
Chapter 11 : Dimulainya Pertandingan Uji Coba tahap 2
13
Chapter 12 : Masalah tak terduga
14
Chapter 13 : Menjaga Harapan
15
Chapter 14 : Menyusul Ketertinggalan
16
Chapter 15 : A Perfect Comeback
17
Chapter 16 : Pemain yang terpilih ke Prancis dan Spanyol
18
Chapter 17 : R.S.C Anderlecht
19
Chapter 18 : Mastery Skill Baru
20
Chapter 19 : Welcome To Belgia
21
Chapter 20 : Tes Medis
22
Chapter 21 : Hasil Tes Medis
23
Chapter 22
24
Chapter 23 : Latihan Pra-Pertandingan
25
Chapter 24 : Latihan Pra Pertandingan (2)
26
Chapter 25 : Pertandingan Pertama di Eropa
27
Chapter 26 : Pertandingan Pertama di Eropa (2)
28
Chapter 27 : Pertandingan Pertama di Eropa (3)
29
Chapter 28 : Pertandingan Pertama di Eropa (4)
30
Chapter 29 : Akhir Pertandingan
31
Chapter 30 : Kvensonn Brother
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Pengumuman
61
Chapter 59
62
Chapter 60
63
Chapter 61
64
Chapter 62
65
Chapter 63
66
Chapter 64
67
Chapter 65
68
Chapter 66
69
Chapter 67
70
Chapter 68
71
Chapter 69
72
Chapter 70
73
Chapter 71
74
Chapter 72
75
Chapter 73
76
Chapter 74
77
Chapter 75
78
Chapter 76
79
Chapter 77
80
Chapter 78
81
Chapter 79
82
Chapter 80
83
Chapter 81
84
Chapter 82
85
Chapter 83
86
Chapter 84
87
Chapter 85
88
Chapter 86
89
Chapter 87
90
pengumuman
91
Chapter 88
92
Chapter 89
93
Chapter 90
94
Chapter 91
95
Chapter 92
96
Chapter 93
97
Chapter 94
98
Chapter 95
99
Chapter 96
100
Chapter 97
101
Chapter 98
102
Chapter 99
103
Chapter 100
104
Pengumuman
105
Chapter 101
106
Chapter 102
107
Chapter 103
108
Chapter 104
109
Chapter 105
110
Chapter 105
111
Chapter 106
112
Chapter 107
113
Chapter 108
114
Chapter 109
115
Chapter 110
116
Chapter 111
117
Chapter 112
118
Chapter 113
119
Chapter 114
120
Chapter 115
121
Chapter 116
122
Chapter 117
123
Chapter 118
124
Chapter 119
125
Chapter 120
126
Chapter 121
127
Chapter 122
128
Chapter 123
129
Chapter 124
130
Chapter 125
131
Chapter 126

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!