Devilito memacu mobil Hammer H2 nya dengan kecepatan sedang menuju sebuah Mal di bilangan selatan kota J, suasana jalanan hari ini agak lancar. Cuaca siang menjelang sore berawan, jadi udara tidak begitu panas. Nggak apa-apalah santai sedikit, toh dia pikir ngga balik lagi ke kantor, hanya menunggu sore sebelum berangkat ke tempat pertemuannya dengan Andre kepala keuangan nanti malam. Balik ke rumah pun dia merasa malas, ngga ada yang nunggu juga kan?.
*Flash back On"*
Devilito hidup seorang diri, kedua orang tua nya sudah lama meninggal waktu dia masih berumur 10 tahun, Dia berjuang untuk hidup seorang diri karena memang anak tunggal, Punya saudara dari ayahnya tetapi tidak pernah dianggap keluarga oleh mereka, Keluarganya tersebut mengusirnya setelah ia menamatkan pendidikan dasar nya pada umur 12 tahun dengan alasan sudah tidak mampu lagi membiayai hidupnya. Padahal keluarga ayah nya tersebut termasuk juragan kaya di kampung dulu Perjuangan hidup yang berat tidak membuat Devilito patah semangat, otaknya yang pintar dan masuk kategori brilian kalau di tes IQ ,
Dia merantau ke kota seorang diri. Membanting tulang bekerja serabutan , dan tidur pun selalu berpindah-pindah. Di usir sana sini, sampai akhirnya dia pernah menolong seseorang bule dari perampokan di jalan raya, yang mengubah hidupnya. Devilito dari kecil sudah diajarkan oleh ayahnya ilmu beladiri, di tambah dengan postur tubuhnya yang tinggi besar dari ukuran usia anak sebayanya hingga ketika kejadian tersebut dia bisa menggagalkan perampokan.
Orang yang di tolong tersebut membawa Devilito ke rumahnya. Sebagai ucapan terima kasih, Ia di sekolahkan melanjutkan pendidikan nya yang terputus. di sebuah sekolah termasuk elit di masa itu. Dia tidak terlalu bergaul di lingkungan kelasnya,, mungkin karena sekolah elit, jadi rata-rata anak-anak orang kaya, kebanyakan pada sombong, jadi Ia tidak tertarik untuk mengenal mereka, dan hanya fokus belajar saja. Sampai tamat sekolah Devilito hanya mempunyai dua orang teman yang kelak bahu membahu membangun kerajaan bisnisnya.
Selama 3 tahun hidup dengan keluarga bule tersebut tetapi Ia tidak pernah tahu apa pekerjaan bapak angkatnya, yang dia tahu hanya bule ini sering tidak pulang kerumah sampai beberapa hari. Hingga suatu ketika di tahun 3 , bule tersebut membawa Devilito untuk ikut kembali ke Negara nya di Italia.
*Flash back Off*
Di suatu tempat di perempatan lampu merah...
Lampu hijau sudah menyala, sebuah mobil CRV putih yang berada di barisan depan tidak bergerak. Hal ini menimbulkan sedikit kericuhan dari pengendara yang berada di belakang, suara klakson mobil berisik sahut-sahutan hingga menimbulkan kepanikan pengemudinya. Dua orang gadis... yaa, yang ternyata dikendarai oleh Dita dan disampingnya Lorena mogok. Mencoba starter berapa kali, tapi tetap tidak menyala.
"Hadeeehh..ini kenapa sih nih mobil...??" Dita memukul stir mobil kesal.
"Bensinnya Ditaaaa...liat noh, udah menyala kedap kedip, lo pake mobil ngga pake liat-liat siih"
"Ya gue kan buru-buru tadi jemput lo..!"
Gerutu dan omelan orang yang dari arah belakang makin berisik, pengendara motor ada yang sampai memukul kap mobilnya ,
Tidak ada yang ingin membantu, disekitar pejalan kaki juga sepi.
Jalur tersendat, tiba-tiba...Dukkk...! mobil Dita ke dorong kedepan. Ada sebuah mobil menempel belakang mobilnya seperti mendorong, Dita menoleh, "HEII..!, " dia berteriak tapi tidak terdengar dari luar, cuma dia melihat ada gerakan tangan samar-samar dari pengendara belakang seperti memberi kode kalo Dita membuat mobilnya segera dalam posisi free agar bisa ke dorong. oleh mobilnya.
Walaupun kesal, namun Dita tetap melakukannya,, Dan mobilnya bisa maju perlahan sambil belokan setirnya kearah kiri.
Setelah dalam posisi aman menepi, dan jalur kembali lancar, mobil yang belakang pun seperti tidak terjadi apa-apa langsung pergi begitu saja tanpa ada pembicaraan. melaju terus menghilang dikeramaian.
POM bensin kelihatannya jauh, Dta menelpon seseorang, lalu keluar melihat belakang mobilnya, dia mau lihat karena tadi ada sedikit benturan.
"Tuh kaaan, mobil gue penyok..!", teriak Dita, Lorena ikut keluar melihatnya, "Yahh, orangnya udah pergi pulak..!, lo tadi liat plat nomor mobilnya ngga?"
"Enggak,.." Lorena gelengkan kepala, lalu berkata menenangkan, "Yaudah Dit, nanti kita cari infonya, soalnya jarang yang pake mobil mewah gitu, gampang ngelacaknya, dan lagian gue liat mukanya sekilas kok"
--Di Sebuah Mal--
Devilito parkir di belakang mal tempat khusus yang sudah disediakan, menggulung kemeja putihnya sedikit keatas, dan turun menuju ke dalam Mal.
Langkah tegap dengan bahu bidang tubuh tinggi kira-kira 185 cm terlihat atletis, plus wajah sangat tampan berkulit bersih, mengundang pandangan pengunjung mal lain, terutama kaum hawa. Ada yang berdecak kagum, ada yang menatap liar terutama wanita paruh baya yang dandanannya mencolok (pasti tau donk..)
"Hai..ganteng, kita ngobrol dulu yuk..!" sapaan nakal salah seorang tante. Devilito tetap acuh, tetap melangkah tanpa menoleh sedikitpun.
"Ih, jangan-jangan 'belok' nih" sahut yang lain. Devilito berhenti sejenak menatap tajam kearah suara itu, dingin...yang ditatap langsung takut.
Memang, dimana pun Devilito berada di keramaian selalu ada yang menggoda, bahkan pernah di lain waktu dan tempat ada juga yang nekat langsung memeluknya. Ia tidak pernah buka suara sedikitpun, cukup mendorong sedikit lalu melangkah pergi.
Berjalan sampai di rentoran langganan nya. Devilito langsung di sambut manager Restoran ini agak unik, tempat makan sekaligus tempat mengopi dan nongkrong anak-anak muda.
"Boss, apa kabar..? udah seminggu nih ngga datang-datang kemana aja", sapa manager akrab.
"Hmm...", cuma manggut sedikit,
"Ada masalah..?",tanya nya.
"Aman bos, ngga kendala, cashflow lancar", manager mengangkat jempolnya.
."Yaudah, saya pesan nasi goreng seperti biasa, ngga pake lama, plus jus seperti biasa", perintahnya sambil berjalan ke arah luar restoran ambil tempat.
"Siap bos..!"
(orang kaya hobinya cuma nasi goreng hmm.)
Hari ini pengunjung restoran sangat ramai, tempat duduk penuh, yang sedikit luang hanya di bagian dalam. Bagian luar sudah terisi semua. Tapi meja tempat Devilito memang sudah di kosong kan dari awal.
Sambil menunggu makanan datang, Devilito menghubungi temannya Marcel,
"Sel, lo nanti malam dateng ke tempat latian jam 7 ya, gue ada perlu skalian mau ngobrol-ngobrol, gue juga udah minta Giring datang kok"
"Oh ada Giring, okay...tapi btw ada apa nih...?tumben di tempat latian, bukan di kafe gitu..?
"Udah, lo datang aja, skalian gue mau olahraga"
"Mau sparring ama gue..?, ogah !kepandaian kita belum setara, Giring aja ngga mau sparring ama lo... elo latian ama temen kayak gebukin musuh..!hahaha" Marcel menolak.
"Engg....", belum selesai bicara, tiba-tiba omongan Devilito di potong oleh dua orang gadis yang baru datang ke meja nya.
"Permisi kak, join duduk disini ya, ngga ada tempat lagi, penuh", salah satu gadis tanpa persetujuan langsung duduk. Dia menarik tangan temannya untuk segera ikut duduk di kursi yang satu lagi
Devilito langsung mematikan Hp nya sambil menatap tajam ke arah dua gadis ini.
"Aiishhh, kebiasaan ini orang main matiin telpon tanpa basa basi", gerutu Marcel.
"Belum saya ijinin kenapa kalian langsung duduk..?", Nada datar dengan mata tetap menatap tajam. tidak berkedip kearah gadis tersebut.
"Jadi ngga boleh nih..?, yaudah Dit, kita pindah aja cari tempat lain, susah kalo mas - mas kayak gini, pelit..!", gadis yang satu lagi menjawab sambil berdiri untuk pergi, Dita masih duduk, sebenarnya dia mengagumi wajah tampan di depannya ini.
Yaa, dua gadis ini Dita dan Lorena.
Datang pelayan membawa pesanan Devilito, dan terkejut karena di meja nya ada dua orang gadis. Dia takut Devilito marah.
"Maaf Nona, bisa duduk di dalam saja?, disini sudah di reservasi, di dalam masih ada tempat yang kosong", ucap pelayan dengan sopan, namun Devilito memberi tanda tidak apa-apa lewat matanya kearah pelayan ini..
"Baik, kalau gitu Nona mau pesan apa..?, sambil menyerahkan daftar menu yang ada dipojok.
Lorena dan Dita menulis apa saja yang mereka mau, lalu menyerahkan pada pelayan.
Devilito tidak memperdulikan mereka, dia langsung memakan nasi goreng nya tanpa berbasa basi, acuh.
Lorena berbisik ke telinga Dita, kemudian Dita bicara ke arah Devilito,
"Kakak yang bawa mobil jenis Hammer tadi lewat jalan R, kemudian di lampu merah menabrak mobil saya..?, mobil saya penyok loh kak bagian belakangnya, saya minta tanggung jawabnya..", cerocos Dita beruntun.
"Saya tidak menabrak, mobil kamu menghalangi pengendara lain, saya cuma mendorong mobil kamu dengan mobil saya" jawab Devilito dengan nada datar. Kembali melanjutkan suapannya..
"Tapi kan bisa pakai cara lain, tanpa harus merusak..!" Lorena ambil alih pembicaraan.
""Situasi tidak memungkinkan untuk itu.." Devilito menghentikan makannya, lalu minum jusnya kemudian berdiri hendak pergi.
Lorena pun ikut berdiri untuk menghalangi jalan Devilito.
"Loh, mau kemana..? kita belum selesai, dimana tanggung jawab Anda..?" nada bicara Lorena mulai penekanan.
"Tanggung jawab apa?" berjalan maju sambil menggeser bahu Lorena dengan tangannya dan menatap mata Lorena tajam, setengah berbisik, Ia berkata,
"Memangnya kamu saya hamilin..?" tersenyum smirk, lalu melangkah pergi meninggalkan makanannya yang masih tersisa..
Sejenak Lorena terpana mendengar omongan Devilito, muka nya memerah malu, karena pengunjung lain menonton dan mendengar obrolan mereka..
"Eh mau kemana..?" Dita bereaksi dan akan mengejar Devilito kedalam, tapi dicegah oleh Lorena.
"Udah biarin,, malu di liatin orang, mobil lo gue yang tanggung jawab", jawab Lorena.
"Tapi Ren..."
"Sssttt...., biarin kata gue, itu orang sombong, percuma di ladeni"
"Eh, tapi itu orang cakep ya Ren, pengen deh punya kesayangan kayak gitu, tapi pasha gue kemanain..? atau ama elo cocok deh Ren" Dita ngomong sambil mengerlingkan mata nya kearah Lorena.
"Hei..! gue cabein ntar ya mulutnya...!!, udah diem malu diliatin orang-orang" ,Lorena berkata sambil tengok kiri kanan..
"Lagian gue ogah sama orang kayak gitu, 'sakit' kayaknya hehe" sambungnya lagi sambil berbisik.
"Awas looo ngatain orang..!, ntar nikah ama dia loh" Dita juga berbisik.
"Astagaa, amit-amit" sahut Lorena. Kemudian mereka makan,.
--Di parkiran--
"Sialan, gagal gue makan jadinya, tapi kayaknya cewek yang satu tadi kok wajahnya familiar yah..?, tapi belum pernah ketemu, mirip sih...tapi ahh sudah lah" Devilito dalam mobil menggerutu sendiri, Dia melihat jam tangannya lalu beranjak pergi menuju selatan.
--
--
--
Siapa wanita yang mirip tersebut...?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Dewi Kijang
lanjut terus thoor tetap semangat ya saya suka ceritanya ❤❤❤❤❤❤
2022-03-30
1