Episode 4

Jin Wo mengantar Velina pulang.

“Setelah mengantarku nanti, kamu mau pergi kemana?” Tanya Velina.

“Tentu saja mau pulang, kenapa memangnya?” Tanya Jin Wo.

“Tidak apa-apa, tanya saja.” Kata Velina.

Setibanya didepan apartemen Velina, namun Velina tidak langsung turun.

“Cepat turun.” Kata Jin Wo.

“Aku masih ingin sama kamu.” Kata Velina yang sangat manja.

“Tapi aku harus segera kembali. Hmmmm bilang saja kamu takut kan di apartemen sendiri?” Tanya Jin Wo.

“Ya nggak juga, hari ini temani aku ya. Aku nanti harus begadang karena banyak yang harus aku kerjakan.” Kata Velina.

“Ada tugas apa memangnya?” Tanya Jin Wo.

“Jadi temanku meminta tolong kepadaku untuk menerjemahkan beberapa jurnal.” Kata Velina.

“Siapa memangnya? Pasti si Raka itu kan?” Tanya Jin Wo.

“Hehehe iya, kasihan kalau aku tidak membantunya.” Kata Velina.

“Nanti kalau sudah selesai, minta bayaran kepadanya. Ingat di dunia ini tidak ada yang gratis.” Kata Jin Wo.

“Mana tega aku kepadanya, lagipula dia itu satu-satunya temanku yang sama-sama dari Indonesia loh.” Kata Velina.

“Hmmmm berarti dia hanya memanfaatkanmu saja.” Kata Jin Wo.

“Mana mungkin, dia tidak seperti itu jerapahku.” Kata Velina sambil menggelitik perut Jin Wo.

“Ok ok aku akan menemanimu, berarti aku boleh masuk dong ke apartemenmu? Waaaaaaw enak nih.” Bisik Jin Wo.

“Heh awas saja kalau kamu berani macam-macam kepadaku.” Ancam Velina.

“Sesekali boleh lah hahahaha.” Bisik Jin Wo.

“No, ayo cepat turun.” Kata Velina.

Mereka berdua tiba didalam apartemen Velina. Velina pun kaget dan baru sadar kalau dalam apartemennya seperti kapal pecah. Namun Jin Wo terlanjur masuk kedalam dan melihat kondisi apartemen Velina.

“Wah rapi sekali kamarmu, apa itu warna pink? Bra kamu ukuran berapa memangnya?” Bisik Jin Wo yang membuat Velina sangat malu.

“Coba tebak ukuran berapa? Kamu pasti penasaran kan sama ukurannya?” Kata Velina yang sangat bobrok.

“Coba aku sentuh dulu biar aku tau berapa ukuranmu.” Kata Jin Wo.

“Kalau hanya menyentuh mana tau ukurannya.” Kata Velina.

“Lalu aku harus apa? Apakah aku boleh memainkannya seperti squishy?” Bisik Jin Wo.

“Rasakan ini, ini squishy dariku.” Kata Velina lalu menendang lutut Jin Wo.

“Ah ah aduh aduh sakit, dasar preman.” Kata Jin Wo.

“Kamu duduk saja disana, aku mau mengerjakan tugasku dulu. Itu remot tv nya kalau mau menonton tv.” Kata Velina menyuruh Jin Wo duduk di atas sofa. Kemudian Velina segera merapikan barangnya yang berantakan termasuk pakaian dalamnya yang berserakan di atas maupun di bawah kasur tidurnya.

Velina fokus mengerjakan tugasnya, sedangkan Jin Wo justru mencuci piring kotor yang menumpuk di atas wastafel.

“Dasar pemalas, piring kotor menumpuk seperti ini malah dibiarkan saja. Kenapa pacarku berbeda ya, hmmmmm.” Sindir Jin Wo.

“Kenapa pacarku banyak bicara seperti wanita ya, hmmmm.” Balas Velina.

“Kalau aku tidak datang, lalu siapa yang akan mencucinya dan kapan kamu akan mencucinya?” Tanya Jin Wo.

“Aku malas sekali apalagi kalau pagi, jadi aku tidak sempat. Jerapah ambilkan aku air putih dingin didalam kulkas, aku haus sekali.” Kata Velina.

“Ini tuan putri.” Kata Jin Wo memberikan minuman untuk Velina.

“Terima kasih jerapah.” Kata Velina tanpa menoleh ke arah Jin Wo.

“Sudah jam 1 pagi loh, lanjutkan saja besok. Matamu saja kelihatan lelah.” Kata Jin Wo.

“Aku harus menyelesaikannya hari ini juga, kalau kamu mau tidur, tidur saja di atas sofa.” Kata Velina.

Tiba-tiba Velina tertidur di atas meja kerjanya, Jin Wo pun menghampirinya lalu mematikan laptop Velina, kemudian dia menggendong Velina ke atas kasur dan menyelimutinya.

Kemudian dia menuliskan pesan kepada Velina yang isinya.

“Akhirnya aku berhasil memainkan squishy milikmu, rasanya mantap.”

Jin Wo menulis pesan tersebut di sebuah kertas sambil tertawa terbahak-bahak lalu dia segera kembali pulang.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***