Bahkan Mentari belum bergeming dari tempatnya, sementara Alvaro sudah menunggunya untuk naik ke atas motor sport hitam miliknya.
Alvaro menarik nafasnya panjang," naik."
Lagi dan lagi Mentari tersentak kaget kalah mendengar suara dingin milik Alvaro.
"Makasih sebelumnya....Tapi gue udah pesan ojek," kata Mentari, ada rasa menggeliat dalam dirinya jika dia pulang bersama dengan orang yang selalu membuatnya kesusahan di sekolah.
"Naik, atau gue buat lo susah di sekolah besok," ancam Alvaro. Sepertinya perkataan cowok itu tidak main-main.
Ingat yah, sosok Alvaro itu selalu menepati perkataannya. Apapun yang keluar dari mulutnya tidak akan pernah dia tarik kembali, termasuk untuk membuat Mentari susah besok jika menolak pulang denganya malam ini.
Tentu saja Mentari terkejut, dia kenal Alvaro tidak pernah main-main dengan perkataannya, apa lagi Mentari sudah jelas tau siapa sosok Alvaro.
Alvaro menyalakan mesin motornya membuat Mentari menjadi gelagapan antara ingin naik ke motor Alvaro atau tidak!
Mentari tidak punya pilihan lain, gadis itu langsung naik ke atas motor Alvaro. Ini pertama kalinya dia naik motor bersama dengan Alvaro, biasanya dia bersama dengan Agas.
Alvaro langsung melajukan motornya meninggalkan kedai coffe. Sementara Mentari mengigit bibirnya aroma mint di jaket Alvaro membuat Mentari mengigit bibir bawahnya.
"Rumah lo dimana?" Tanya Alvaro sedikit berteriak karna sedang mengendarai motor.
"Dekat halte. Lo turunin gue dekat halte!" Mentari juga berteriak membalas perkataan Alvaro karna mereka lagi di jalan.
Kendaraan roda empat dan roda dua menghiasi jalan malam ini, lampu kelap-kelip di jalan. Mentari terpekik kaget saat Alvaro melewati mobil truk dengan kecepatan tinggi membuat Mentari menarik nafasnya panjang, dia ingin bicara namun percuma Alvaro tidak akan mendengarkanya.
Rambut gadis itu berterbangan apa lagi dia tidak menggunakan helm.
Motor milik Alvaro langsung singgah di dekat halte, Mentari langsung turun dari motor Alvaro dengan menggelengkan kepalanya karna sedikit pusing karna Alvaro bawa motor bukan main lajunya.
Alvaro langsung pergi meninggalkan Mentari didekat halte, tanpa menanyakan kondisi gadis itu yang dimana rambutnya sudah tidak tersusun rapih karna angin malam.
"Kalau gue sama Agas naik motor serasa jadi ratu gue," oceh Mentari lalu berjalan untuk segera kerumahnya, karna jarak rumahnya dengan halte sudah tidak jauh lagi.
Sementara Alvaro tersenyum dibalik helm fullfacenya, Mentari lupa satu fakta jika Alvaro di scorsing selama satu minggu lamannya.
Pukul setengah sebelas malam, motor milik Alvaro memasuki halaman mansion. Yang dimana kedua pria berbadan kekar membukakan pintu gerbang untuk Alvaro.
Cowok itu turun dari motornya dan melepaskan jaketnya. Alvaro berjalan memasuki mansion. Pintu utama dibuka oleh maid mansion.
Kedua maid itu menundukkan kepalanya menyambut kedatangan Alvaro. Alvaro risih diperlakukan seperti itu namun bibirnya malas untuk menegurnya.
"Dari mana saja kamu!"
Langkah kaki Alvaro yang ingin menaiki tangga terhenti, dia membalikkan badannya dan sudah melihat Frans bersedekap dada menatapnya.
Anak dan papah saling bertatapan dengan tatapan khas yang sama.
Tanpa ingin menjawab pertanyaan dari Frans, Alvaro langsung menaiki anak tangga mengabaikan panggilan dari Frans.
Cowok itu tidak menaiki lift, karna sepertinya dia malas menggunakan lift untuk ke kamarnya.
Alvaro sudah sampai didepan pintu kamarnya, dia ingin membuka pintu kamarnya namun dia mengurungkan niatnya saat melihat ruangan tempatnya melukis terbuka. Sepertinya pak Farhat sudah menjalankan tugasnya untuk membakar semua lukisan dan alat lukisan Alvaro.
Kamar milik Alvaro bersebelahan dengan ruangan tempatnya melukis, dia hanya memasang wajah dinginya saat melihat sudah tidak ada apa-apa didalam sana.
Alvaro membuka pintu kamarnya untuk segera istirahat. Cowok itu membuang jaketnya kesembarang arah dia langsung membaringkan tubuhnya.
Belum sempat cowok itu memejamkan matanya, suara ketukan pintu membuat matanya terbuka sempurna.
Dia melihat kearah pintu, sudah dipastikan yang mengetuk pintu kamarnya yang tak lain dan tak bukan adalah Frans sendri.
Dengan berat hati cowok itu bangun dari tempat tidurnya, Alvaro berjalan untuk membuka pintu kamarnya.
Ceklek
Dia sudah melihat Frans dengan buku tebal berada ditangannya. Frans langsung memberikan buku itu kepada Alvaro.
"Jangan karna kamu di scorsing kamu tidak belajar. Jangan sampai kamu ketinggalan pelajaran!" Frans berkata dengan tegas.
"Papah menyekolahkan mu dengan uang. Sebagai balasannya kamu harus belajar yang baik, Al!" Kata Frans lagi kepada Alvaro.
"Selama kamu di scorsing kamu tetap belajar!" Lepas mengatakan itu Frans pergi dari pintu kamar Alvaro memberikan Alvaro berbagai macam buku.
BRAK
Alvaro menutup pintu kamarnya dengan sekuat tenaga. Dia menyimpan buku yang diberikan Frans kepadanya diatas meja.
Sepertinya matanya sudah tidak bisa di ajak kompromi, matanya tadi ingin tertutup untuk segera tidur, namun kehadiran Frans membuat fikiran Alvaro berkecamuk.
Cowok itu masuk kedalam kamar mandi untuk membasuhi tubuhnya, sekitar tiga puluh menit cowok itu keluar dari kamar mandi menggunakan handuk berwarna putih serta rambutanya yang basah.
Alvaro berjalan kearah lemarinya mengambil baju kaos dan menggunakan celana sampai lutut. Cowok itu menyalakan lampu belajarnya. Kalian sudah tau bukan apa yang akan dilakukan Alvaro.
Yah, cowok itu akan belajar di jam sebelas malam yang dimana jam begini sudah waktunya tidur.
Cowok itu menggeser kursi belajarnya dan membuka buku yang dibawah oleh Frans.
Apa Frans meragukan kemampuan Alvaro dalam belajar? Padahal dia sudah tau jika anaknya itu pandai namun dia tetap memberikan buku sebanyak ini kepada Alvaro.
Yah, Frans meragukan akan hal itu sampai Alvaro bisa masuk juara satu umum, karna selama dia bersekolah dia selalu menjadi juara dua umum disekolahnya.
Frans juga tidak tau, pelajaran apa yang tidak diketahui oleh putranya itu, setiap Frans menguji Alvaro anak itu selalu melewatinya dan selalu menjawab pertanyaan Frans dengan benar.
Namun, pelajaran apa yang membuat Alvaro tidak bisa meninggalkan nomor dua?
Alvaro menutup bukunya, baginya buku yang berikan Frans sudah diluar kepalanya.
Alvaro menyandarkan kepalanya di kursi, dia capek di tuntut menjadi nomor satu.
Alvaro juga tidak tau kenapa dia berada diposisi kedua? Padahal kemampuannya sudah tidak diragukan lagi. Apa ada pelajaran yang membuat Alvaro tidak mengerti?
Alvaro melirik jam di dinding kamarnya, sudah pukul sebelas malam. Namun mata cowok itu belum juga ingin tertutup untuk segera tidur.
Sementara disisi lain, sosok Mentari masih sibuk berkutat dengan buku pelajarannya. Habis kerja gadis itu bertempur dengan buku pelajarannya padahal sudah tengah malam.
Gadis itu menyandarkan kepalanya lalu merenggangkan otot-otot tanganya, rasanya sangat letih namun dia harus berjuang demi kebaikannya sendiri.
Mentari melihat handponenya, sepertinya malam ini dia tidak mendapatkan notif selamat malam dari Agas, mungkin saja cowok itu sibuk menjaga Steven
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
тια
eheheeh mentari mulai nyaman sama agas, tapi semoga mentari sama Alvaro Thor🤧
Next Thor 🥳🥳🥳🥳
2021-12-28
1
Mutmainna
Kak jangan lupa Ya Up juga di 'Kita Masih Lanjut' soal nya aku udah nunggu dari tadi pagi "SEMANGAT KAK"
2021-12-27
1
Anggun
lanjut thor
2021-12-27
0