Mata pelajaran pertama pagi ini telah usai. Mentari memasukan Buku dan juga pulpenya di bawah meja.
Murid-murid kelas MIPA telah keluar dari kelas untuk segera ke kantin mengisi perutnya.
Mentari beranjak dari kursinya untuk segera menghampiri Agas, kali ini dia berinisiatif untuk memanggil Agas ke kelasnya, bukan hanya dirinya saja.
Saat keluar dari kelas, Mentari berapapasan dengan gadis yang menggunakan jepitan rambut berwarna pink serta rambutnya dia ikat menggunakan ikat rambut berwarna pink pula.
"Hai kak Mentari." Gadis itu menyapa Mentari dengan kikuk. Ini pertama kalinya dia menyapa Mentari, padahal mereka tidak saling kenal.
Mentari tersenyum," hai juga."
Bulan tersenyum kikuk, dia tidak tau harus memulai dari mana pembicaranya bersama dengn Mentari. Seharusnya Vita tidak memberikan tugas ini kepada Bulan, karna dia masih tidak tau lingkungan sekolah SMA Bina Marta.
Mentari yang sudah tau gelagat dari Bulan langsung angkat bicara," bilang aja," kata Mentari.
Bulan mendonggakkan kepalanya berani menatap wajah cantik milik Mentari di sertai senyuman di wajah gadis itu.
"Bulan dari kelas seni, bisa nggak kak Bulan minta tolong sama kak Mentari," kata Bulan.
"Bilang aja, gue bakalan bantuin lo kok," balas Mentari.
"Jam pulang sekolah bisa nggak kak teman sekelas kakak jangan di bubarin dulu, soalnya ada yang mau di sampaikan anak seni sama anak MIPA," kata Bulan.
Mentari tersenyum," gue bisa kok, entar kalau udah bell pulang sekolah lo kesini aja."
"Makasih yah kak," kata Bulan dan di balas anggukan kecil oleh Mentari.
Bulan langsung pamit dengan Mentari, pantas saja banyak yang menyukai Mentari karna gadis itu sangat ramah kepada siapapun, termasuk Bulan yang baru dua kali dia lihat.
Mentari melanjutkan langkah kakinya untuk segera ke kelas IPS untuk segera memanggil Agas untuk segera ke kantin bersama dengan Agas.
"Cewek lo tuh, Gas," kata teman sekelas Agas menunjuk Mentari dengan dagunya karna Mentari berada di ambang pintu kelas IPS.
Agas mengarahkan pandangannya ke arah pintu kelas, benar saja Mentari sudah berdiri di ambang pintu.
"Kalau gitu gue duluan," pamit Agas dan di balas anggukan kepala oleh teman sekelasnya.
Mereka fikir Agas dan Mentari berpacaran, karna saking dekatnya Mentari dan Agas.
"Maaf Tar, gue lupa tadi ke kelas lo," kata Agas.
"Nggak apa-apa gue memang inisiatif buat nyamperin lo di kelas," balas Mentari.
"Tumben," goda Agas di sertai alisnya dia naik turunkan.
"Pengen Aja," ucap Mentari.
"Yaudah, gue ambil duit dulu," Agas lalu berjalan ke bangkunya mengambil uang yang
dia simpan di dalam tasnya.
Setelah mengambil uang, Agas dan Mentari berjalan beriringan di koridor sekolah untuk segera ke kantin bersama-sama.
Sekali-kali mereka bercanda riah di koridor, dan itu semua tidak luput dari penglihatan teman sekolahnya. Mereka fikir Agas dan Mentari berpacaran saking dekatnya mereka berdua.
"Nggak ada yang bolos 'kan?" tanya Agas sembari menggeser kursi untuk Mentari.
"Lengkap kok," balas Mentari dan di balas anggukan kepala oleh Agas.
Setidaknya Mentari tidak kelimpungan untuk mencari teman sekelasnya untuk hari ini.
Tidak butuh waktu lama pesanan makanan Mentari dan Agas datang di bawa oleh salah satu pelayan di kantin. Mereka makan di kantin anak MIPA dan itu bukan masalah bagi Agas karena dia mantan anak MIPA juga.
BRUK
Mentari yang ingin memasukan baksonya ke dalam mulutnya terjedah karna gebrakan meja yang begitu kuat.
Mentari berdiri dari duduknya dan melihat siapa yang pelakunya. Mentari langsung terdiam saat melihat Alvaro berantem dengan laki-laki yang berbadan sedikit kurus.
Kantin MIPA langsung rusuh karna perkelahian antara Alvaro dan anak IPS. Seluruh murid-murid yang tadinya makan langsung keluar dari kantin saat melihat siapa yang sedang berkelahi.
Bugh
Alvaro mengungkung cowok sedikit kurus itu di bawah lantai dan Alvaro yang berada di atasnya memukul lawanya dengan membabi buta.
Mentari masih tidak bergeming, baru-baru saja dia merasakan di dalam kelas kedamaian karna semuanya aman namun sekarang kata aman berubah jadi kata kacau. Iya kata kacau karena Alvaro buat ulah lagi di kantin sehingga penghuni kantin pindah ke kantin anak seni dan juga kantin anak IPS.
Dan ada juga yang melihat perkelahian Alvaro dari luar kantin. Tidak di pungkiri jika tenaga Alvaro sangatlah kuat sampai-sampai cowok yang berada dalam kungkuhannya sudah mengeluarkan cairan merah dari sudut bibirnya.
Apa Alvaro tidak bisa jika tidak membuat masalah dalam satu hari? Bahkan beasiswa milik Mentari akan terancam di cabut jika dia tidak becus menjadi ketua kelas.
Sedangkan Agas langsung pergi untuk segera melerai pertengkaran antara Alvaro dan juga teman sekelasnya Agas.
Bugh
Alvaro memberikan tendangan kepada lawannya yang sudah tidak berdaya di kepalanya. Sementara Agas langsung membantu teman sekelasnya untuk segera dia bawa ke Uks. Bagaimanapun dia sudah bertanggung jawab sebagai ketua kelas IPS.
Agas terlambat melerai pertengkaran antara teman sekelasnya dan juga Alvaro, karna cowok itu hanya memberikan tendangan kepada lawannya yang sudah tidak berdaya lalu keluar dari kantin dengan bajuh yang sudah berantakan, serta rambutnya yang acak-acakan dan sudut bibirnya sedikit memar tidak separah lawannya.
Mata tajam Alvaro di sertai wajahnya yang dingin membuat teman sekelasnya takut untuk menatapnya sekaligus terpesona.
Alvaro keluar dari kantin seakan-akan dia tidak melakukan kesalahan apapun karna wajah cowok itu tetap tenang nan dingin seperti biasa.
Mentari langsung duduk di kursinya dengan menatap kosong ke depan, sepertinya dia akan di panggil lagi oleh kepala sekolah karna perkelahian antara Alvaro dan juga anak IPS.
Lagi dan lagi Alvaro membuat masalah!
Air mata Mentari menetes, namun dengan cepat gadis itu mengusapnya, dia tidak ingin kelihatan rapuh sebagai ketua kelas mengahadapi kelakuan teman sekelasnya, terutama Alvaro.
"Mentari!"
Mentari langsung membalikkan badannya, dia sudah melihat teman sekelasnya sedang berlari kecil ke arahnya.
"Anak IPS yang di pukulin sama Al tadi bawa kerumah sakit."
Deg
Mentari sampai lupa dengan keadaan cowok yang di lawan oleh Alvaro tadi. Mentari langsung beranjak dari kursinya untuk segera ke UKS menemui Agas.
"Makasih," lepas mengatakan itu dengan buru-buru Mentari keluar dari kantin untuk segera menemui Agas.
"Agas mana?" tanya Mentari setelah dia sampai di UKS.
"Dia lagi bawa teman sekelasnya ke rumah sakit, soalnya dia pendarahan besar," kata salah satu penjaga UKS.
Mentari memijit pelipisnya, dia semakin pusing sebagai ketua kelas.
"Atas nama Mentari kelas MIPA satu untuk segera ke kantor."
Suara mikrofon dari kantor langsung menyebut nama Mentari, sudah Mentari duga jika dia akan di panggil oleh kepala sekolah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Rumi29
coba gw jadi ketu bomat tp klo jalur beasiswa mikir2juga sih wkwk buat gk peduli sm temen kelas
2023-11-03
0
тια
huaaa kasian Mentari,
pasti ada alasannya Alvaro mukul tu anak🥺
Next Thor 🥳🥳🥳
2021-12-19
1
Talia Uly
lagi thor
2021-12-18
0