Melukis wajahnya

Tidak butuh waktu lama. Agas datang ke kelas Mentari dan mengajak Mentari untuk segera ke kantin mengisi perutnya yang sudah lapar.

Mentari dan Agas berjalan masuk ke kantin sehingga mereka berdua menjadi pusat perhatian, mereka sudah tau jika Mentari sangat akrab dengan Agas. Dan mereka fikir jika Mentari dan Agas berpacaran padahal itu tidaklah benar.

Agas memesan bakso dan juga mie ayam untuk Mentari dan bakso untuk dirinya. Sesekali mereka bercanda riah sembari memakan makanannya.

"Gimana kelas baru lo?" tanya Mentari sembari memberikan sambal pada mie ayamnya.

"Sama aja sih menurut gue," jawab Agas dengan tawa kecilnya membuat Mentari menggelengkan kepalanya.

Jangan kalian fikir jika hanya Alvaro saja mempunyai banyak fans di sekolah ini, sosok Agas juga mempunyai fans di sekolah ini karna Agas tak kalah tampanya juga oleh Alvaro.

"Seharusnya sih lo nggak makan di sini," kata Mentari sembari mencoba kuah mie ayamnya yang sudah pas di lidahnya.

"Gue udah biasa makan di sini sama lo," kata Agas santai seraya memakan baksonya.

"Kantin anak IPS 'kan beda sama anak IPA," ejek Mentari.

"Emang mantan anak IPA nggak boleh makan di sini?" ejek balik Agas membuat Mentari hanya mengedikkan bahunya lalu melanjutkan makanya.

Kantin di sekolah SMA Bina Marta terbagi menjadi tiga. Yaitu kantin anak IPA dan IPS dan juga kantin anak seni.

Sosok cowok berwajah dingin dengan sorot matanya tajam memasuki kantin dan melewati meja makan milik Mentari dan juga Agas.

Bau asap rokok langsung tercium di Indra penciuman milik Mentari. Dia yakin jika Alvaro baru saja merokok.

Mentari harus ekstra sabar, karna tidak lama lagi mereka akan lulus dan itu artinya dia akan lepas dari tanggung jawabnya menjadi ketua kelas MIPA 1.

"Nggak lama lagi kita bakalan lulus. Dan lo bisa lepas dari tanggung jawab," ucap Agas dan di balas anggukan kepala oleh Mentari.

Mentari tidak tau lagi harus menyikapi Alvaro seperti apa. Cowok itu benar-benar susah di tebak.

Alvaro duduk paling pojok, sembari menunggu pesanannya. Alvaro merogoh saku celananya mengambil rokoknya dan juga korek api yang selalu dia bawa kemana-mana.

Dia mulai membakar rokoknya dengan wajahnya yang dingin di sertai sorot matanya yang tajam. Alvaro merokok di area kantin. Tidak ada yang berani menegur Alvaro karna rasa takutnya.

Mentari dapat melihat Alvaro sedang merokok di pojok, dia menarik nafasnya dalam-dalam lalu beranjak dari kursinya. Namun dengan cepat Agas mencekal pergelangan tangan gadis itu.

"Mau kemana?" tanya Agas. Meski dia sudah tau jawabannya dia tetap bertanya kepada sosok Mentari.

"Gue mau nyamperin Alvaro," jawab Mentari.

"Biar gue aja yang urus dia," kata Agas beranjak dari kursinya.

"Nggak usah Gas. Ini udah tanggung jawab gue sebagai ketua kelas. Gue nggak mau sampai lo berantem lagi sama Alvaro," kata Mentari.

"Gue pantau lo dari sini," kata Agas lalu kembali duduk di tempatnya.

Mentari langsung pergi dari mejanya untuk segera menghampiri sosok Alvaro yang sedang menyembulkan asap rokoknya dengan santainya.

"Al!"

Alvaro melirik Mentari sejenak lalu kembali mengisap rokoknya.

Mentari langsung mengambil rokok Alvaro di atas meja lalu meremukkannya dengan tempatnya hingga rokok itu hancur. Mentari langsung membuang rokok Alvaro di tempat sampah. Tindakan Mentari tentu mengundang pasang mata di kantin melihatnya. Salut dengan keberanian gadis itu.

Alvaro beranjak dari kursinya dan memberikan tatapan tajam kepada Mentari serta sorot matanya yang tajam. Mentari tidak tinggal diam. Dia juga membalas tatapan mata tajam milik Alvaro.

"Jangan pernah ngerokok di lingkungan sekolah!" kata Mentari tegas. Meski ada rasa takut kepada sosok cowok di hadapannya namun Mentari mengusahakan untuk memberanikan diri.

Mereka berdua masih saling bertatapan, dengan tinggi Mentari yang tidak seberapa dengan tinggi Alvaro, sehingga gadis itu harus mendonggakkan kepalanya untuk menatap balik Alvaro.

"Jangan pernah ikut campur." Alvaro berkata pelan namun suaranya yang datar mampu membuat Mentari jadi ciut. Namun bagaimanapun dia tidak boleh takut kepada sosok Alvaro.

"Gue ikut campur karna gue ketua kelas, udah kewajiban gue buat ikut campur dengan apa yang kalian perbuat yang merugikan diri sendiri dan juga nama sekolah!" jawab Mentari dengan tegas.

Saat Bulan ingin melangkah kakinya keluar dari kantin dia tidak sengaja melihat sosok cowok dingin yang sudah dia kenal di SMA sedang bertatapan dengan Mentari.

"Kayaknya kak Al buat ulah lagi," kata Vita.

Kantin milik anak seni terletak di tengah, sedangkan kantin IPA dan IPS berada di samping kanan dan kiri kantin seni yang berada di tengah.

"Balik ke kelas yuk," kata Vita karna Bulan masih setia menatap Alvaro dan juga Mentari.

"Lo kenapa?" tanya Vita karna melihat Bulan bengong saja.

"Kak Al buat masalah apa lagi, Vit?" tanya Bulan tanpa mengalihkan pandangannya.

"Gue juga nggak tau, kalau kak Mentari turun tangan itu berarti kak Al lagi melanggar sesuatu," jawaba Vita.

Mentari menarik nafasnya dalam-dalam, dia tidak ingin terbawa emosi menghadapi Alvaro, dia harus menggunakan kepala dingin karna sosok Alvaro sangat susah di tebak meski Mentari sudah satu kelas dengan cowok itu hampir tiga tahun lamanya.

"Di sekolah bukan tempat lo ngerokok Al," kata Mentari lagi.

Alvaro langsung pergi meninggalkan kantin, dia tidak ingin meladeni Mentari yang hampir tiga tahun mengusik hidupnya saat gadis itu menjadi ketua kelas.

Mentari hanya menatap punggung Alvaro yang sudah berjalan meninggalkan kantin. Sampai kapan Alvaro akan seperti ini?

Agas beranjak dari kursinya, untuk segera menghampiri Mentari.

Bulan melihat Alvaro keluar dari kantin, lagi dan lagi Bulan terpesona dengan apa yang di miliki oleh Alvaro. Hidung yang mancung, bulu mata lentik, alis tebal, wajah dinginya, sorot matanya yang tajam namun indah, rambutnya yang sedikit acak-acakan serta tubuhnya seperti atletis.

Bulan bahkan sudah menghapal setiap inci wajah Alvaro hanya dengan beberapa kali melihatnya.

Apa dia akan menjadikan wajah Alvaro sebagai bahan lukisannya? Bulan menyungkirkan senyum tipisnya di wajahnya yang cantik.

" Lo kenapa?" tanya Vita karna melihat Bulan tersenyum seperti sedang mendapatkan hadiah.

"Pulang sekolah kita ke toko lukisan yah," kata Bulan.

"Buat apa?" tanya Vita.

"Mau beli pelengkapan lukis buat di rumah, karna udah habis," kata Bulan dan di balas anggukan kepala oleh Vita.

Mereka berdua langsung meninggalkan kantin untuk segera ke kelas. Di sepanjang perjalanan Bulan selalu mengingat wajah Alvaro yang akan di lukis nantinnya. Alvaro adalah suatu daya tarik bagi Bulan sehingga gadis itu sangat tertarik ingin melukis wajah Alvaro.

Terpopuler

Comments

mom's ark@

mom's ark@

semangad

2022-04-15

0

Talia Uly

Talia Uly

up terus min

2021-12-15

0

lihat semua
Episodes
1 Pertama
2 Buat masalah
3 Keterpesonaan
4 Apa kalian berpacaran?
5 Masalah Atribut
6 Daya tarik tersendiri
7 Ketua IPA dan IPS
8 Jadi, ini alasannya?
9 Melukis wajahnya
10 Ketidaksengajaan
11 Aroma mint, Alvaro
12 IPA vs IPS
13 Anak sopir?
14 Luar biasa
15 Berani melangkah
16 Gue capek (Alvaro)
17 Kedai Coffe
18 Pesanan Alvaro
19 Suatu kemustahilan
20 Ancaman tanpa disadari
21 Yang ke-dua kalinya
22 Pemilihan gaun
23 Kemiripan
24 Gadis yang kasar
25 Datang tepat waktu
26 SMA Pelita yang menarik
27 Singkat, padat dan jelas
28 Perhatian, Agas
29 Rasa yang berbeda
30 Alvaro
31 Menyingkirkan secara halus
32 Hubungan antara Agas dan Laura
33 Seni lukis
34 Lukisan, Laura
35 Cowok yang menggunakan topeng
36 Kita Sahabat
37 Steven dan Agas
38 Ada yang tidak beres
39 Kemarahan Frans
40 Pesta dansa
41 First kist
42 Matahari ku
43 Tamparan yang kesekian kalinya
44 Apa Alvaro?
45 Salah Paham
46 Berpandangan
47 Alvaro yang keras kepala
48 Angkatan meresahkan
49 Agas dan Steven
50 Perintah ibu Silva
51 Coffe Macchiato
52 Penawaran, Agas
53 Malang
54 Meja nomor tiga
55 Membeku di dekat Alvaro
56 Frans, keluar kota
57 Kehadiran Renal untuk Al
58 Pesanan Al
59 Sekolah
60 Supermarket
61 Pengumuman
62 Murid baru
63 Lo suka Mentari?
64 Penakluk cowok nakal
65 3 Brandalan SMA
66 Merebutkan Mentari
67 Kedekatan Mentari dan Alvaro
68 Alvaro curhat pada Mentari
69 Gue yang bakalan menang (Alvaro)
70 Persaingan
71 Steven nembak Mentari
72 Empat pangeran
73 Bulan
74 Rasa penasaran Tamara
75 Alvaro begitu manis
76 Kenapa harus Alvaro
77 Agas dan Mentari
78 Lo sukanya sama siapa?
79 Kedekatan Mentari dan Steven
80 Jadi sahabat lo
81 Menantang
82 Renal alergi
83 Sejarah bagi mereka
84 Mentari dan Alvaro
85 Merasa bahagia
86 Curi Start
87 Kemarahan Mentari
88 Hal pertama
89 Ngeselin
90 Alvaro
91 Renal dan Alvaro
92 Suka sama lo (Tamara)
93 Jantung gue
94 Tuan mudanya jatuh cinta
95 Penawaran
96 Agas dan Nasya
97 Renal dan Meyta
98 Karyawan di cafe Runi
99 Bulan
100 Kebebasan yang di janjikan
101 Lo hebat
102 Kegigihan Steven
103 Cafe
104 Bulan Menyebalkan
105 Kesepian
106 Jelita dan Tamara
107 Keegoisan
108 Memutar balikkan fakta
109 Frans Tanujaya
110 Lo takut
111 Gadis licik
112 Karna dia suka Alvaro
113 Perkelahian
114 Kemarahan kepala sekolah
115 Unek-unek Mentari
116 Begitu manis
117 Kesabaran setipis tisu dibagi tiga
118 Tentang Steven
119 Sesuatu
120 Mama Alvaro
121 Bertemu Stevani
122 Aku membenci mu
123 Berapa murid kurang ajar di kelas ini
124 Tamparan untuk Mentari
125 Alvaro ngamuk
126 Mundur?
127 Kemarahan Frans
128 Ketua Kelas Pilihan
129 Kedatangan Frans
130 Ketua kelas pilihan
131 Ketua Kelas Pilihan
132 Ketua Kelas Pilihan
133 Pernyataan Alvaro
134 Ketua Kelas Pilihan
135 Ketua Kelas Pilihan
136 Ketua Kelas Pilihan
137 Ketua Kelas Pilihan
138 Alvaro dan Mentari
139 Ketua Kelas Pilihan
140 Ketua Kelas Pilihan
141 Ketua Kelas Pilihan
142 Ketua Kelas Pilihan
143 Ketua Kelas Pilihan
144 Ketua Kelas Pilihan
145 Ketua Kelas Pilihan
146 Ketua Kelas Pilihan
147 Ketua Kelas Pilihan
148 Ketua Kelas Pilihan
149 Ketua Kelas Pilihan
150 Ketua Kelas Pilihan
151 Ketua Kelas Pilihan
152 Ketua Kelas Pilihan
153 Ketua Kelas Pilihan
154 Ketua Kelas Pilihan
155 Ketua Kelas Pilihan
156 Ketua Kelas Pilihan
157 Ketua Kelas Pilihan
158 Ketua Kelas Pilihan
159 Ketua kelas pilihan
160 Gue suka sama lo
161 Perkataan Gila
162 Gue mau tinggal bereng lo
163 Menyakitkan
164 Ketua Kelas Pilihan
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Pertama
2
Buat masalah
3
Keterpesonaan
4
Apa kalian berpacaran?
5
Masalah Atribut
6
Daya tarik tersendiri
7
Ketua IPA dan IPS
8
Jadi, ini alasannya?
9
Melukis wajahnya
10
Ketidaksengajaan
11
Aroma mint, Alvaro
12
IPA vs IPS
13
Anak sopir?
14
Luar biasa
15
Berani melangkah
16
Gue capek (Alvaro)
17
Kedai Coffe
18
Pesanan Alvaro
19
Suatu kemustahilan
20
Ancaman tanpa disadari
21
Yang ke-dua kalinya
22
Pemilihan gaun
23
Kemiripan
24
Gadis yang kasar
25
Datang tepat waktu
26
SMA Pelita yang menarik
27
Singkat, padat dan jelas
28
Perhatian, Agas
29
Rasa yang berbeda
30
Alvaro
31
Menyingkirkan secara halus
32
Hubungan antara Agas dan Laura
33
Seni lukis
34
Lukisan, Laura
35
Cowok yang menggunakan topeng
36
Kita Sahabat
37
Steven dan Agas
38
Ada yang tidak beres
39
Kemarahan Frans
40
Pesta dansa
41
First kist
42
Matahari ku
43
Tamparan yang kesekian kalinya
44
Apa Alvaro?
45
Salah Paham
46
Berpandangan
47
Alvaro yang keras kepala
48
Angkatan meresahkan
49
Agas dan Steven
50
Perintah ibu Silva
51
Coffe Macchiato
52
Penawaran, Agas
53
Malang
54
Meja nomor tiga
55
Membeku di dekat Alvaro
56
Frans, keluar kota
57
Kehadiran Renal untuk Al
58
Pesanan Al
59
Sekolah
60
Supermarket
61
Pengumuman
62
Murid baru
63
Lo suka Mentari?
64
Penakluk cowok nakal
65
3 Brandalan SMA
66
Merebutkan Mentari
67
Kedekatan Mentari dan Alvaro
68
Alvaro curhat pada Mentari
69
Gue yang bakalan menang (Alvaro)
70
Persaingan
71
Steven nembak Mentari
72
Empat pangeran
73
Bulan
74
Rasa penasaran Tamara
75
Alvaro begitu manis
76
Kenapa harus Alvaro
77
Agas dan Mentari
78
Lo sukanya sama siapa?
79
Kedekatan Mentari dan Steven
80
Jadi sahabat lo
81
Menantang
82
Renal alergi
83
Sejarah bagi mereka
84
Mentari dan Alvaro
85
Merasa bahagia
86
Curi Start
87
Kemarahan Mentari
88
Hal pertama
89
Ngeselin
90
Alvaro
91
Renal dan Alvaro
92
Suka sama lo (Tamara)
93
Jantung gue
94
Tuan mudanya jatuh cinta
95
Penawaran
96
Agas dan Nasya
97
Renal dan Meyta
98
Karyawan di cafe Runi
99
Bulan
100
Kebebasan yang di janjikan
101
Lo hebat
102
Kegigihan Steven
103
Cafe
104
Bulan Menyebalkan
105
Kesepian
106
Jelita dan Tamara
107
Keegoisan
108
Memutar balikkan fakta
109
Frans Tanujaya
110
Lo takut
111
Gadis licik
112
Karna dia suka Alvaro
113
Perkelahian
114
Kemarahan kepala sekolah
115
Unek-unek Mentari
116
Begitu manis
117
Kesabaran setipis tisu dibagi tiga
118
Tentang Steven
119
Sesuatu
120
Mama Alvaro
121
Bertemu Stevani
122
Aku membenci mu
123
Berapa murid kurang ajar di kelas ini
124
Tamparan untuk Mentari
125
Alvaro ngamuk
126
Mundur?
127
Kemarahan Frans
128
Ketua Kelas Pilihan
129
Kedatangan Frans
130
Ketua kelas pilihan
131
Ketua Kelas Pilihan
132
Ketua Kelas Pilihan
133
Pernyataan Alvaro
134
Ketua Kelas Pilihan
135
Ketua Kelas Pilihan
136
Ketua Kelas Pilihan
137
Ketua Kelas Pilihan
138
Alvaro dan Mentari
139
Ketua Kelas Pilihan
140
Ketua Kelas Pilihan
141
Ketua Kelas Pilihan
142
Ketua Kelas Pilihan
143
Ketua Kelas Pilihan
144
Ketua Kelas Pilihan
145
Ketua Kelas Pilihan
146
Ketua Kelas Pilihan
147
Ketua Kelas Pilihan
148
Ketua Kelas Pilihan
149
Ketua Kelas Pilihan
150
Ketua Kelas Pilihan
151
Ketua Kelas Pilihan
152
Ketua Kelas Pilihan
153
Ketua Kelas Pilihan
154
Ketua Kelas Pilihan
155
Ketua Kelas Pilihan
156
Ketua Kelas Pilihan
157
Ketua Kelas Pilihan
158
Ketua Kelas Pilihan
159
Ketua kelas pilihan
160
Gue suka sama lo
161
Perkataan Gila
162
Gue mau tinggal bereng lo
163
Menyakitkan
164
Ketua Kelas Pilihan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!