Mereka masih menunggu, hadiah apa yang akan di berikan oleh Mentari pada mereka semua.
"Hadiahnya adalah....kalian kerjain soal yang di kasi ibu guru, jawabnya gue yang kasi ke kalian semua!" kata Mentari begitu semangat.
Mereka semua terpekik heboh, jarang-jarang sosok Mentari memberikan contekan kepada teman sekelasnya. Jawabannya simpel yaitu agar mereka bisa mengerjakan pekerjaan yang merupakan kewajiban mereka. Namun Mentari tetap membantu teman sekelasnya saat dalam keadaan terdesak.
Mentari melakukan itu, demi kebaikan mereka juga. Agar saat mereka Lulus bukan hanya mengandalkan ijazah mereka tetap juga kemampuannya.
Mentari melakukan ini karena dia bahagia, karna temen sekelasnya tidak ada yang berbuat ulah terutama sosok Alvaro.
Satu kelas mulai menulis soal yang di berikan oleh Mentari. Meski Mentari memberikan jawaban kepada teman sekelasnya dia tetap menjelaskannya di papan tulis bagaimana dia mendapatkan hasil dari jawaban yang dia temukan.
Mentari tidak mau jika soal yang mereka kerjakan hari ini akan menjadi soal saat mereka ujian nanti, sementara jawaban yang di peroleh teman sekelasnya adalah jawaban darinya. Maka dari itu Mentari menjelaskannya di papan tulis agar saat soal yang mereka kerjakan hari ini akan keluar saat ujian, jadi mereka sudah tidak terlalu bingung lagi.
Sudah satu jam mereka mengerjakan tugas akhirnya selesai juga. Mentari mulai mengumpulkan kertas jawaban teman-temanya untuk segera dia bawa ke ruangan guru.
Mentari sudah mengambil kertas jawaban teman-temanya hingga Mentari berhenti di bangku milik Alvaro. Alvaro mengerjakan tugasnya seorang diri karena dia mengandalkan kemampuannya, sudah di katakan bukan jika Alvaro itu pintar.
Mentari mengambil kertas Alvaro, bahkan tulisan tangan cowok itu sangat rapih.
Mentari langsung berjalan melewati bangku Alvaro, berdekatan dengan Alvaro lama-lama akan membuat dirinya menjadi beku seketika.
Setelah tugas teman sekelasnya sudah terkumpul semua, Mentari melangkah kakinya keluar kelas untuk segera membawa kertas jawaban teman-temanya ke ruangan guru.
Bertepatan pula bel istirahat berbunyi sehingga anak kelas MIPA keluar dari kelas untuk segera ke kantin mengisi perutnya yang kosong.
***
Sementara di kelas seni yang di huni beberapa murid yang mempunyai bakat yang sama, yaitu melukis. Bulan dan Vita menyelesaikan lukisannya. Tak tanggung-tanggung Vita selalu menguji lukisan milik Bulan yang selalu membuatnya jatuh cinta.
Padahal Vita juga sudah mahir melukis, namun lukisan milik Bulan selalu saja menarik di matanya.
Bulan mengambil topi dari laci mejanya.
"Ayok Vit," ajak Bulan.
"Bentar Lan," balas Vita mengambil uang di dalam tasnya. Dia ingin ke kelas MIPA 1 untuk mengembalikan topi milik Alvaro. Entah mengapa Bulan sangat bersemangat sementara Vita hanya menggelengkan kepalanya.
Mereka berdua berjalan di koridor untuk segera ke kelas MIPA 1, meski Vita tidak terlalu yakin jika Alvaro ada di kelasnya.
Mereka berdua tiba di ambang pintu kelas MIPA. Vita bisa melihat sosok berwajah dingin sedang menyandarkan kepalanya di kursi.
Tumben sekali Alvaro berada di kelas? Suatu hal yang langkah membuat Vita berfikir jika hari ini hari keberuntungan milik Bulan.
"Lo masuk aja, gue tungguin di sini," kata Vita.
Bulan melirik Vita."Nggak mau temenin aku?" tanya Bulan.
"Yaudah," kata Vita menggandeng tangan Bulan untuk segera menghampiri Alvaro.
Alvaro membuka matanya perlahan-lahan karna merasakan ada seseorang selain dirinya di kelas, bulu matanya yang lentik serta matanya yang indah membuat Bulan benar-benar mengakui jika sosok seperti Alvaro tidak pernah dia temui di sekolahnya.
Masih tetap sama, Alvaro hanya memasang wajah dinginya menatap gadis di hadapannya yang menggunakan jepitan rambut berwarna pink.
Sementara Bulan tidak menyadari jika Vita pergi meninggalkan dirinya, Vita lebih memilih menunggu Bulan di depan pintu kelas dari pada berhadapan dengan sosok Alvaro yang sangat dekat.
"Aku mau ngembalin topi Kak Alvaro," kata Bulan sekian menitnya terdiam karna wajah dingin Alvaro membuatnya menjadi gugup.
Bulan memberikan topi itu kepada Alvaro, namun Alvaro tak kunjung mengambilnya. Alvaro hanya menatap topi berwarna abu-abu itu lalu kembali menyandarkan kepalanya membuat Bulan semakin gugup.
Bagaimana tidak jika topi yang berada di tangannya tak kunjung di ambil oleh Alvaro.
Sementara Vita yang menyaksikan semuanya dari ambang pintu mengigit tangannya, dia seperti menonton pertunjukan yang mendebarkan.
Alvaro beranjak dari kursinya lalu mengambil tasnya dan menyampirkan tasnya kebelakanya.
Alvaro melewati Bulan begitu saja sehingga gadis itu menatap punggung Alvaro, sementara topi masih berada di tangan Bulan yang masih menggantung.
Alvaro menghentikan langkah kakinya," topinya lo balikin ke Mentari," kata Alvaro dingin lalu keluar dari kelas melewati Vita yang berdiri di ambang pintu.
Apa Vita tidak salah dengar? Jika topi yang berada di tangan Bulan saat ini adalah topi milik Mentari bukan topi milik Alvaro?
Vita meneguk salivanya, itu berarti topi yang di kenakan oleh Alvaro adalah topi yang di berikan oleh Mentari untuk Alvaro, dan Alvaro memberikannya kepada Bulan.
Sementara Bulan masih terdiam, saat Alvaro menyebut nama Mentari yang sudah di kenal oleh Bulan tadi saat upacara bendera di lihatkan oleh Vita.
Vita langsung mengahampiri Bulan.
"Ini topi Kak Mentari, jadi kita harus balikin ke kak Mentari," kata Vita dan di balas anggukan kepala oleh Bulan.
Mentari masuk ke dalam kelasnya dan sudah melihat Vita dan juga Bulan. Sosok perempuan yang baru di lihat oleh Mentari.
Vita mengandeng tangan Bulan untuk segera menghampiri Mentari.
"Hai Kak Tari!" sapa Vita.
Mentari itu sosok perempuan yang ramah, sehingga seseorang tidak akan segan-segan menyapa Mentari.
"Hai juga," balas Mentari di sertai senyuman manisnya. Sehingga memperlihatkan lesung pipih milik gadis itu.
"Oh iya kak, kenalin ini teman baru Vita. Namanya Bulan pindahan dari Yogyakarta," kata Vita mengenal 'kan Bulan kepada Mentari.
Bulan tersenyum kepada Mentari dan di balas senyuman ramah oleh Mentari.
"Kami berdua kesini buat ngembalin topi kak Tari," kata Vita berbicara langsung ke intinya.
Mentari menyeritkan alisnya, mendengar ucapan Vita.
Vita langsung mengambil topi dari tangan Bulan, karna gadis itu lambat bergerak.
"Ini topi kak Mentari yang di pakai sama kak Alvaro tadi, terus dia pinjamin topinya ke Bulan," Membuat Mentari mencernah apa yang di katakan oleh Vita.
Mentari mengangguk mengiyakan ucapan Vita setelah otaknya menangkap mengapa Alvaro sampai di hukum padahal Mentari memberikan topi dan juga dasinya.
Ternyata jawabanya adalah ini, Alvaro memberikan topi yang dia berikan kepada Bulan.
Setelah mengucapakan kata terimakasih kepada Mentari, kedua gadis itu pamit untuk segera ke kantin mengisi perutnya.
Mentari memandang topinya, lalu berjalan untuk ke bangkunya sembari menunggu kedatangan Agas yang akan mengajaknya makan bersama di Kantin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
тια
kasian agas kalo mentari sama Alvaro , tapi tetepilih mentari smaa Alvaro si🤧
next Thor 🥳
2021-12-14
0
Gina Askandary
Lanjutt lgi thorr jangan lama2 up nyaa
2021-12-13
0
Talia Uly
up lagi dong
2021-12-13
0