Ketua IPA dan IPS

Keringat bercucuran di pelipis milik seorang gadis dengan Keringat di rambutnya yang sebahu, sudah hampir satu jam dia mengepel lantai toilet sekolah, yang luasnya menyita banyak tenaga. Memang toiletnya tidak terlalu kotor namun luasnya menguras banyak tenaga.

"Mentari!"

Seketika gerakan tangan gadis itu terhenti, mendengar suara yang memanggil namanya, suara yang tidak asing lagi baginya.

Agas.

Yah, cowok yang memanggil Mentari adalah sosok Agas, bisa di katakan Agas adalah mantan Troublemakers sekolah SMA Bina Marta ini.

Dia sedikit berubah karna kehadiran Mentari, yang membuatnya berubah.

Agas langsung menghampiri Mentari yang sedang mengepel lantai, keringat bercucuran di pelipis gadis cantik itu.

"Lo kenapa sampai di hukum, Tar?" tanya Agas.

Agas bertanya seperti itu, karna selama hampir tiga tahun mengenal Mentari, baru kali ini sosok Mentari mendapatkan hukuman karena tidak memakai atribut yang lengkap.

"Gue nggak pakai atribut lengkap," bohong Mentari sembari tersenyum ke arah Agas.

Senyuman Mentari membuatnya semakin yakin, jika dia tidak salah lagi mencintai sosok Mentari sejak kelas sepuluh.

"Gue nggak percaya kalau lo lupa atribut lo Tar. Hampir Tiga tahun lo sekolah baru kali ini lo dapat hukuman," ucap Agas.

Mentari tertawa kecil, menurutnya Agas terlalu berlebihan meski yang di katakan adalah sebuah kenyataan tentang seorang Mentari.

"Manusia nggak luput dari lupa," kata Mentari santai.

Agas menarik nafasnya dalam, lalu mengambil pel lantai di tangan Mentari.

"Eh Gas, lo mau ngapain," ucap Mentari.

"Gue mau bantuin lo," kata Agas.

"Nggak usah Gas, gue bisa nyelesain hukuman gue," elak Mentari. Meski dia kecapean.

"Lo duduk aja, biar gue yang nuntasin hukuman lo," kata Agas mulai mengepal lantai toilet.

"Tapi Gas."

"Nggak ada tapi-tapian Tar," ucap Agas lagi tanpa harus di bantah.

Mentari hanya menggelengkan kepalanya, jika Agas sudah mengatakan seperti itu berarti turutin apa yang dia ucapkan. Mentari hanya duduk melihat Agas mulai mengepel.

Seharusnya Alvaro yang membantu Mentari, bukan Agas. Namun entahlah kemana cowok itu sekarang.

Mentari tersenyum melihat Agas, cowok itu selalu membantunya di saat keadaan di mana Mentari membutuhkan bantuan seseorang.

Agas sudah baik kepadanya, namun mengapa Mentari belum juga mempunyai perasaan kepada sosok Agas, padahal cowok itu sudah berubah karenanya, baik, selalu membantu dirinya. Mentari belum mempunyai perasaan untuk Agas, namun tidak ada yang tau bagaimana kedepannya.

Mentari beruntung berteman dengan Agas. Setidaknya Agas bukan tipe seperti cowok lainya. Jika di tolak cintanya dia akan menjauh. Namun Mentari bersyukur Agas tidak seperti itu.

Setengah jam berlalu, akhirnya Agas berhasil menyelesaikan pekerjaannya. Agas ikut duduk di dekat Mentari sembari melap keringatnya.

"Makasih Gas," kata Mentari menyodorkan minuman dingin kepada Agas. Dia habis dari kantin membeli dua minuman untuk dirinya dan juga Agas.

"Sama-sama Tar," kata Agas sembari mengambil minuman yang di sodorkan oleh Mentari." Kalau lo butuh bantuan lo bilang sama gue," sambungnya sembari meneguk minuman yang di berikan Mentari yang sangat pas untuk dirinya yang kecapean.

Mentari hanya mengangguk mengiyakan ucapan Agas.

Mentari dan Agas berjalan beriringan untuk segera ke kelas sembari bercandah riah.

"Gue antar sampai sini," kata Agas setelah mereka sampai di depan pintu kelas MIPA 1.

Mentari menyeritkan alisnya bingung dengan perkataan Agas tadi. Mengantarkannya sampai sini? Padahal mereka 'kan satu kelas.

Agas tersenyum, karna dia sudah tau apa yang sedang di fikirkan oleh sosok Mentari.

"Gue di pindahin di kelas IPS," kata Agas santai.

Mentari tentu saja kaget dengan apa yang dia ucapkan olehh Agas. Bagaimana bisa Agas di pindahkan ke kelas IPS?

"Kok bisa Gas?" tanya Mentari menuntut jawaban dari Agas.

"Waktu gue berantem sama Alvaro, ada yang lihat gue dan hasilnya dia laporin gue ke kepala sekolah," kata Agas.

Tentu saja Mentari kaget, karna seingatnya hanya dia saja yang melihat Alvaro dan Agas berantem waktu itu. Namun Mentari salah, karna ada orang lain yang melihat semuanya.

Tapi siapa orang itu?

"Siapa yang laporin lo Gas?" tanya Mentari, setidaknya Agas tidak di pindahkan ke kelas IPS.

"Gue juga nggak tau siapa yang laporin," ucap Agas.

Jujur saja dia tidak tau, siapa yang melaporkan semuanya kepada kepala sekolah.

"Biar gue bicara sama kepala sekolah, supaya lo di pindahin kembali ke kelas IPA," kata Mentari bersungguh-sungguh dan ingin kembalikan badannya untuk ke kantor, namun pergelangan tangannya langsung di cekal oleh Agas.

"Nggak usah," kata Agas.

"Tapi Gas."

Agas menggelengkan kepalanya," Biarin gue di kelas IPS, gue nggak mau kepala sekolah nyalahin lo lagi," ucap Agas.

"Lagian, gue juga udah punya tanggung jawab di kelas IPS," sambungnya.

"Tanggung jawab?" beo Mentari." Tanggung jawab apa?" sambungnya.

"Gue di angkat jadi ketua kelas IPS, karna ketua kelas mereka mengundurkan diri karna nggak bisa atur keadaan kelas mereka," jawab Agas.

Benar saja, Agas telah menjadi ketua kelas IPS karna ketua kelas IPS mengundurkan diri karna tidak sanggup mengurus teman sekelasnya. Mereka menunjuk Agas untuk menggantikan ketua kelas yang mengundurkan diri itu. Karna Agas merupakan salah satu murid di takuti di SMA Bina Marta bersama dengan Alvaro.

"Lo serius Gas?" tanya Mentari.

"Gue serius Tar, biar kita sama-sama jadi ketua kelas IPA dan IPS," ucap Agas sembari tersenyum ke arah Mentari.

"Jadi gue nggak perlu bilangin ke kepala sekolah buat pindahin lo kembali ke kelas IPA?" tanya Mentari kembali dengan cepat Agas menggelengkan kepalanya.

"Yaudah, kalau itu keputusan lo," ucap Mentari. Meski di hatinya sedikit tidak terimah.

Lepas itu, Mentari masuk ke dalam kelasnya. Dia mengamati seluruh isi kelasnya untuk melihat apakah mereka di dalam kelas lengkap tanpa ada yang bolos.

Hingga mata Mentari melihat wajah dingin Alvaro membuat gadis itu bernafas legah, setidaknya Alvaro tidak bolos hari ini.

Guru-guru sedang rapat, sehingga jam kedua guru-guru tidak masuk ke dalam kelas, namun tugas tetap berjalan.

Mentari mulai mengabsen nama-nama teman sekelasnya hari ini, dan mereka semua lengkap tanpa adanya embel-embel kata bolos.

"Kayaknya lo bahagia banget deh Tar?" tanya salah satu teman sekelas Mentari karna melihat Mentari tersenyum simpul melihat kertas.

"Karna kalian nggak ada yang bolos, merupakan hal yang buat gue bahagia," jawab Mentari dan di sambut tawa oleh teman sekelasnya.

Mentari berdiri di depan papan tulis, membuat teman sekelasnya itu menatapnya heran.

"Hari ini ada tugas dari guru," kata Mentari yang tentunya membuat mereka menjadi lesuh dan ada juga yang bahagia. Yah, yang tentunya bahagia itu adalah anak-anak ambis yang mendapat beasiswa untuk masuk ke sekolah SMA Bina Marta.

"Tapi kalian tenang aja, karna gue juga bakalan kasi kalian hadiah," ucap Mentari bersemangat.

Sementara Alvaro masih setia memasang wajah dinginya sembari pandangannya terarah pada sosok Mentari yang menyampaikan sesuatu.

Mereka dalam kelas bertanya-tanya hadiah apa yang akan di berikan oleh Mentari?

Terpopuler

Comments

Nofta Putri

Nofta Putri

pandang terus suka tar baru tau rasa lho/Smile//Smile/

2024-12-06

0

dhwhy

dhwhy

thor up KML dong udah di tungguin jugaaa

2021-12-08

0

тια

тια

pasti Alvaro dapet hadiah dah keknya sii kan dia ga bolos🤗
Next Thor 🥳🥳🥳

2021-12-08

0

lihat semua
Episodes
1 Pertama
2 Buat masalah
3 Keterpesonaan
4 Apa kalian berpacaran?
5 Masalah Atribut
6 Daya tarik tersendiri
7 Ketua IPA dan IPS
8 Jadi, ini alasannya?
9 Melukis wajahnya
10 Ketidaksengajaan
11 Aroma mint, Alvaro
12 IPA vs IPS
13 Anak sopir?
14 Luar biasa
15 Berani melangkah
16 Gue capek (Alvaro)
17 Kedai Coffe
18 Pesanan Alvaro
19 Suatu kemustahilan
20 Ancaman tanpa disadari
21 Yang ke-dua kalinya
22 Pemilihan gaun
23 Kemiripan
24 Gadis yang kasar
25 Datang tepat waktu
26 SMA Pelita yang menarik
27 Singkat, padat dan jelas
28 Perhatian, Agas
29 Rasa yang berbeda
30 Alvaro
31 Menyingkirkan secara halus
32 Hubungan antara Agas dan Laura
33 Seni lukis
34 Lukisan, Laura
35 Cowok yang menggunakan topeng
36 Kita Sahabat
37 Steven dan Agas
38 Ada yang tidak beres
39 Kemarahan Frans
40 Pesta dansa
41 First kist
42 Matahari ku
43 Tamparan yang kesekian kalinya
44 Apa Alvaro?
45 Salah Paham
46 Berpandangan
47 Alvaro yang keras kepala
48 Angkatan meresahkan
49 Agas dan Steven
50 Perintah ibu Silva
51 Coffe Macchiato
52 Penawaran, Agas
53 Malang
54 Meja nomor tiga
55 Membeku di dekat Alvaro
56 Frans, keluar kota
57 Kehadiran Renal untuk Al
58 Pesanan Al
59 Sekolah
60 Supermarket
61 Pengumuman
62 Murid baru
63 Lo suka Mentari?
64 Penakluk cowok nakal
65 3 Brandalan SMA
66 Merebutkan Mentari
67 Kedekatan Mentari dan Alvaro
68 Alvaro curhat pada Mentari
69 Gue yang bakalan menang (Alvaro)
70 Persaingan
71 Steven nembak Mentari
72 Empat pangeran
73 Bulan
74 Rasa penasaran Tamara
75 Alvaro begitu manis
76 Kenapa harus Alvaro
77 Agas dan Mentari
78 Lo sukanya sama siapa?
79 Kedekatan Mentari dan Steven
80 Jadi sahabat lo
81 Menantang
82 Renal alergi
83 Sejarah bagi mereka
84 Mentari dan Alvaro
85 Merasa bahagia
86 Curi Start
87 Kemarahan Mentari
88 Hal pertama
89 Ngeselin
90 Alvaro
91 Renal dan Alvaro
92 Suka sama lo (Tamara)
93 Jantung gue
94 Tuan mudanya jatuh cinta
95 Penawaran
96 Agas dan Nasya
97 Renal dan Meyta
98 Karyawan di cafe Runi
99 Bulan
100 Kebebasan yang di janjikan
101 Lo hebat
102 Kegigihan Steven
103 Cafe
104 Bulan Menyebalkan
105 Kesepian
106 Jelita dan Tamara
107 Keegoisan
108 Memutar balikkan fakta
109 Frans Tanujaya
110 Lo takut
111 Gadis licik
112 Karna dia suka Alvaro
113 Perkelahian
114 Kemarahan kepala sekolah
115 Unek-unek Mentari
116 Begitu manis
117 Kesabaran setipis tisu dibagi tiga
118 Tentang Steven
119 Sesuatu
120 Mama Alvaro
121 Bertemu Stevani
122 Aku membenci mu
123 Berapa murid kurang ajar di kelas ini
124 Tamparan untuk Mentari
125 Alvaro ngamuk
126 Mundur?
127 Kemarahan Frans
128 Ketua Kelas Pilihan
129 Kedatangan Frans
130 Ketua kelas pilihan
131 Ketua Kelas Pilihan
132 Ketua Kelas Pilihan
133 Pernyataan Alvaro
134 Ketua Kelas Pilihan
135 Ketua Kelas Pilihan
136 Ketua Kelas Pilihan
137 Ketua Kelas Pilihan
138 Alvaro dan Mentari
139 Ketua Kelas Pilihan
140 Ketua Kelas Pilihan
141 Ketua Kelas Pilihan
142 Ketua Kelas Pilihan
143 Ketua Kelas Pilihan
144 Ketua Kelas Pilihan
145 Ketua Kelas Pilihan
146 Ketua Kelas Pilihan
147 Ketua Kelas Pilihan
148 Ketua Kelas Pilihan
149 Ketua Kelas Pilihan
150 Ketua Kelas Pilihan
151 Ketua Kelas Pilihan
152 Ketua Kelas Pilihan
153 Ketua Kelas Pilihan
154 Ketua Kelas Pilihan
155 Ketua Kelas Pilihan
156 Ketua Kelas Pilihan
157 Ketua Kelas Pilihan
158 Ketua Kelas Pilihan
159 Ketua kelas pilihan
160 Gue suka sama lo
161 Perkataan Gila
162 Gue mau tinggal bereng lo
163 Menyakitkan
164 Ketua Kelas Pilihan
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Pertama
2
Buat masalah
3
Keterpesonaan
4
Apa kalian berpacaran?
5
Masalah Atribut
6
Daya tarik tersendiri
7
Ketua IPA dan IPS
8
Jadi, ini alasannya?
9
Melukis wajahnya
10
Ketidaksengajaan
11
Aroma mint, Alvaro
12
IPA vs IPS
13
Anak sopir?
14
Luar biasa
15
Berani melangkah
16
Gue capek (Alvaro)
17
Kedai Coffe
18
Pesanan Alvaro
19
Suatu kemustahilan
20
Ancaman tanpa disadari
21
Yang ke-dua kalinya
22
Pemilihan gaun
23
Kemiripan
24
Gadis yang kasar
25
Datang tepat waktu
26
SMA Pelita yang menarik
27
Singkat, padat dan jelas
28
Perhatian, Agas
29
Rasa yang berbeda
30
Alvaro
31
Menyingkirkan secara halus
32
Hubungan antara Agas dan Laura
33
Seni lukis
34
Lukisan, Laura
35
Cowok yang menggunakan topeng
36
Kita Sahabat
37
Steven dan Agas
38
Ada yang tidak beres
39
Kemarahan Frans
40
Pesta dansa
41
First kist
42
Matahari ku
43
Tamparan yang kesekian kalinya
44
Apa Alvaro?
45
Salah Paham
46
Berpandangan
47
Alvaro yang keras kepala
48
Angkatan meresahkan
49
Agas dan Steven
50
Perintah ibu Silva
51
Coffe Macchiato
52
Penawaran, Agas
53
Malang
54
Meja nomor tiga
55
Membeku di dekat Alvaro
56
Frans, keluar kota
57
Kehadiran Renal untuk Al
58
Pesanan Al
59
Sekolah
60
Supermarket
61
Pengumuman
62
Murid baru
63
Lo suka Mentari?
64
Penakluk cowok nakal
65
3 Brandalan SMA
66
Merebutkan Mentari
67
Kedekatan Mentari dan Alvaro
68
Alvaro curhat pada Mentari
69
Gue yang bakalan menang (Alvaro)
70
Persaingan
71
Steven nembak Mentari
72
Empat pangeran
73
Bulan
74
Rasa penasaran Tamara
75
Alvaro begitu manis
76
Kenapa harus Alvaro
77
Agas dan Mentari
78
Lo sukanya sama siapa?
79
Kedekatan Mentari dan Steven
80
Jadi sahabat lo
81
Menantang
82
Renal alergi
83
Sejarah bagi mereka
84
Mentari dan Alvaro
85
Merasa bahagia
86
Curi Start
87
Kemarahan Mentari
88
Hal pertama
89
Ngeselin
90
Alvaro
91
Renal dan Alvaro
92
Suka sama lo (Tamara)
93
Jantung gue
94
Tuan mudanya jatuh cinta
95
Penawaran
96
Agas dan Nasya
97
Renal dan Meyta
98
Karyawan di cafe Runi
99
Bulan
100
Kebebasan yang di janjikan
101
Lo hebat
102
Kegigihan Steven
103
Cafe
104
Bulan Menyebalkan
105
Kesepian
106
Jelita dan Tamara
107
Keegoisan
108
Memutar balikkan fakta
109
Frans Tanujaya
110
Lo takut
111
Gadis licik
112
Karna dia suka Alvaro
113
Perkelahian
114
Kemarahan kepala sekolah
115
Unek-unek Mentari
116
Begitu manis
117
Kesabaran setipis tisu dibagi tiga
118
Tentang Steven
119
Sesuatu
120
Mama Alvaro
121
Bertemu Stevani
122
Aku membenci mu
123
Berapa murid kurang ajar di kelas ini
124
Tamparan untuk Mentari
125
Alvaro ngamuk
126
Mundur?
127
Kemarahan Frans
128
Ketua Kelas Pilihan
129
Kedatangan Frans
130
Ketua kelas pilihan
131
Ketua Kelas Pilihan
132
Ketua Kelas Pilihan
133
Pernyataan Alvaro
134
Ketua Kelas Pilihan
135
Ketua Kelas Pilihan
136
Ketua Kelas Pilihan
137
Ketua Kelas Pilihan
138
Alvaro dan Mentari
139
Ketua Kelas Pilihan
140
Ketua Kelas Pilihan
141
Ketua Kelas Pilihan
142
Ketua Kelas Pilihan
143
Ketua Kelas Pilihan
144
Ketua Kelas Pilihan
145
Ketua Kelas Pilihan
146
Ketua Kelas Pilihan
147
Ketua Kelas Pilihan
148
Ketua Kelas Pilihan
149
Ketua Kelas Pilihan
150
Ketua Kelas Pilihan
151
Ketua Kelas Pilihan
152
Ketua Kelas Pilihan
153
Ketua Kelas Pilihan
154
Ketua Kelas Pilihan
155
Ketua Kelas Pilihan
156
Ketua Kelas Pilihan
157
Ketua Kelas Pilihan
158
Ketua Kelas Pilihan
159
Ketua kelas pilihan
160
Gue suka sama lo
161
Perkataan Gila
162
Gue mau tinggal bereng lo
163
Menyakitkan
164
Ketua Kelas Pilihan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!