Ketua Kelas Pilihan

Ketua Kelas Pilihan

Pertama

Gadis dengan rambut yang dia biarkan tergerai, sibuk mencatat nama teman kelasnya yang mengumpulkan tugas mata pelajaran matematika.

Gadis cantik itu bernama Mentari, atau sering di sapa dengan nama Tari oleh teman-temanya. Dia sudah menjadi ketua kelas sejak kelas sepuluh dan sekarang dia menjadi ketua kelas di kelas dua belas.

"Udah beres semua, Tar?" tanya salah satu teman kelas Mentari.

"Udah, tinggal mau gue bawa keruangan guru nama yang kumpul tugas hari ini," jawab Mentari lalu melenggang pergi membawa kertas berisikan nama teman sekelasnya yang mengerjakan tugas.

Mentari berjalan di koridor sekolah dan tidak sengaja melihat sosok teman kelasnya yang terkenal dengan sifat dinginya.

Mentari melihat nama temanya di kertas, rupanya cowok berwajah dingin itu tidak mengumpulkan tugasnya.

"Tugas lo mana?" tanya Mentari saat cowok itu melewatinya.

Cowok itu tidak menjawab pertanyaan Mentari, dia melanjutkan langkah kakinya mengabaikan pertanyaan Mentari.

"Al!" panggil Mentari." Gue tanya tugas lo mana," sambungnya.

"Kalau gue nggak kumpul tugas itu berarti gue nggak ngerjain," jawab cowok itu lalu pergi.

Mentari menatap punggung Alvaro lalu melanjutkan langkah kakinya untuk segera keruangan guru.

"Loh, tugas Alvaro mana?" tanya guru yang menggunakan kacamata itu, setelah mengecek nama anak walinya yang mengerjakan tugas hari ini.

"Nggak di kerjain bu," jawab Mentari.

Guru yang menggunakan kacamata itu menggelengkan kepalanya.

"Kamu harus ingatin teman kelas kamu buat kumpul tugas, bagaimana pun ini sudah tanggung jawab kamu," ucap guru itu dengan tegas.

"Baik Bu," jawab Mentari.

"Kamu silahkan kembali ke kelas, lihat teman kelas kamu jangan sampai ada yang bolos. Hari ini ibu akan rapat," sambungnya dan di balas anggukan kepala oleh Mentari.

Setelah mengumpulkan kertas bertuliskan nama teman kelas Mentari, gadis itu langsung pergi dari ruangan guru untuk segera kembali ke kelas.

Mentari melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas sembari melihat teman sekelasnya apakah ada bolos.

"Alvaro mana?" tanya Mentari saat tidak melihat Alvaro di dalam kelas.

"Ke kantin kali," sahut teman kelas Mentari tanpa mengalihkan pandangannya dari handphonya.

Gadis itu menarik nafasnya dalam-dalam lalu memutar kembali badannya tidak berjalan ke kursinya, dia harus mencari Alvaro. Bagaimana pun itu sudah tanggung jawabnya sebagai ketua kelas.

Mentari berjalan ke kantin untuk mencari sosok Alvaro. Hampir tiga tahun dia menjadi teman sekelas Alvaro, membuat Mentari, tidak tau sifat asli teman kelasnya itu. Dia hanya memasang wajah dingin, irit bicara sama siapapun termasuk guru, membuat Mentari tidak tau bagaimana sifat teman sekelasnya yang bernama Alvaro.

"Al!" panggil Mentari saat melihat Alvaro sedang di kursi paling pojok kantin. Gadis itu langsung menghampiri Alvaro sementara Alvaro hanya menatap gadis itu sejenak lalu menatap ke depan.

"Balik ke kelas Al!" perintah Mentari,"ini belum jam istirahat," sambungnya yang tidak di gubris oleh Alvaro.

Alvaro belum membalas perkataan Mentari yang berdiri di dekat mejanya.

Tanpa membalas perkataan gadis yang berdiri di dekat mejanya, dia langsung berdiri dari kursinya lalu berjalan keluar kantin.

Mentari hanya menatap punggung Alvaro semakin jauh, ini sudah kewajibannya melaksanakan tugasnya sebagai ketua kelas.

Gadis itu langsung pergi meninggalkan kantin setelah punggung kokoh milik Alvaro sudah hilang dari pandangannya.

Mentari menyandarkan kepalanya di kursi, mengurus Alvaro satu hari saja membuatnya letih. Hanya Alvaro saja, bagaimana jika di tambah lagi, bisa-bisa gadis itu mengundurkan diri jadi ketua kelas.

Alvaro itu pintar buktinya dia selalu masuk juara umum peringkat kedua, hanya saja setelah mengerjakan segala tugasnya dia tidak akan masuk ke dalam kelas membuat Mentari, harus mencari Alvaro jika cowok itu keluar dari kelas saat jam istirahat belum berbunyi.

Mentari memejamkan matanya, rasanya sangat letih berjalan ke kantin dan keruangan guru yang lumayan jauh dari kelasnya.

"Capek yah, Tar?"

Mentari membuka matanya perlahan-lahan dan melihat sosok cowok yang sangat dia kenal, yaitu Agas cowok yang sudah menembaknya saat kelas sepuluh dan sampai sekarang cowok itu masih mengejar cinta Mentari yang sedari dulu menolaknya.

"Udah biasa," jawab Mentari memperbaiki duduknya.

"Mau gue tanya guru buat pengunduran diri lo, sebagai ketua kelas?" tanya Agas membuat Mentari menggelengkan kepalanya.

"Mau tunjuk siapa? Emang ada yang mau jadi ketua kelas, kecuali nunjuk gue?" tanya Mentari dengan tawa kecilnya.

Benar saja, sedari kelas sepuluh dia selalu tunjuk oleh guru-guru, dan teman sekelasnya untuk menjadi ketua kelasnya, karna Mentari sosok gadis yang sabar, mampu menyelesaikan masalah teman sekelasnya jika mempunyai masalah.

Agas tertawa juga melihat Mentari tertawa, dia tidak salah lagi menyukai gadis di depannya sejak dulu. Baik, sabar, asik di ajak ngobrol, berfkir kritis.

"Gue cuman kasihan lihat lo dari dulu sampai sekarang di kasi tanggung jawab sama guru-guru dan juga teman kelas," ucap Agas.

"Karna mereka percaya sama gue jadi milih gue," canda Mentari, namun apa yang dia katakan memang kenyataannya.

Agas hanya menggelengkan kepalanya melihat Mentari, sampai sekarang Mentari tidak memberitahukan kepada Agas mengapa dia selalu menolak cinta Agas.

"Kalau butuh bantuan bilang sama gue yah. Gue bakalan siap bantuin lo," kata Agas dan di balas anggukan kepala oleh Mentari.

Mentari bersyukur, setidaknya Agas tidak benci padanya meski dia sudah berulang kali menolak cowok di hadapannya. Bahkan Agas selalu membantu Mentari jika gadis itu butuh bantuan Agas.

Agas beranjak dari kursi yang dia duduki, untuk kembali ke kursinya paling pojok sedangkan, Mentari duduk di depan dekat pintu.

"Makasih, Gas," kata Mentari dan di balas senyuman oleh Agas.

"Apapun demi lo, Tar," ucap Agas lalu kembali ke tempat duduknya.

Mentari membuka buku pelajarannya untuk dia baca, namun suara teman kelasnya membuat pergerakan tangan gadis itu terhenti.

"Mentari! Alvaro berantem lagi!" teriak salah satu teman kelas Mentari.

Mentari tentu saja terkejut, baru-baru saja dia sampai di kelas untuk mencari Alvaro, dan sekarang cowok itu sedang buat ulah.

Mentari mengedarkan pandangannya, benar saja Alvaro tidak berada di tempat duduknya, kenapa Mentari tidak memeriksa ini sebelum dia duduk di kursinya.

Mentari menarik nafasnya panjang, dia kecolongan lagi. Lihat saja dia akan di berikan wejangan dengan wali kelasnya.

Mentari beranjak dari kursinya ,"Al, di mana?" tanya Mentari.

"Di lapangan," jawab teman sekelasnya menunjuk ke arah luar.

Mentari langsung berjalan keluar dari kelas untuk segera ke lapangan, sebelum Alvaro melakukan sesuatu yang akan membuatnya semakin sulit menangani masalah cowok itu.

Cowok itu membuat Mentari kewalahan menjadi ketua kelas karna Alvaro selalu membuat masalah yang harus di tangani olehnya.

Terpopuler

Comments

💗vanilla💗🎶

💗vanilla💗🎶

ijin mampir ya thor /Smile/

2024-05-19

0

Puji Lestari

Puji Lestari

Baru baca aj sdh seru....apa lg terus baca lagi & lagi dong....bagus thoor 👍

2023-05-04

0

Ely Jung

Ely Jung

suka dehhhh

2022-11-04

0

lihat semua
Episodes
1 Pertama
2 Buat masalah
3 Keterpesonaan
4 Apa kalian berpacaran?
5 Masalah Atribut
6 Daya tarik tersendiri
7 Ketua IPA dan IPS
8 Jadi, ini alasannya?
9 Melukis wajahnya
10 Ketidaksengajaan
11 Aroma mint, Alvaro
12 IPA vs IPS
13 Anak sopir?
14 Luar biasa
15 Berani melangkah
16 Gue capek (Alvaro)
17 Kedai Coffe
18 Pesanan Alvaro
19 Suatu kemustahilan
20 Ancaman tanpa disadari
21 Yang ke-dua kalinya
22 Pemilihan gaun
23 Kemiripan
24 Gadis yang kasar
25 Datang tepat waktu
26 SMA Pelita yang menarik
27 Singkat, padat dan jelas
28 Perhatian, Agas
29 Rasa yang berbeda
30 Alvaro
31 Menyingkirkan secara halus
32 Hubungan antara Agas dan Laura
33 Seni lukis
34 Lukisan, Laura
35 Cowok yang menggunakan topeng
36 Kita Sahabat
37 Steven dan Agas
38 Ada yang tidak beres
39 Kemarahan Frans
40 Pesta dansa
41 First kist
42 Matahari ku
43 Tamparan yang kesekian kalinya
44 Apa Alvaro?
45 Salah Paham
46 Berpandangan
47 Alvaro yang keras kepala
48 Angkatan meresahkan
49 Agas dan Steven
50 Perintah ibu Silva
51 Coffe Macchiato
52 Penawaran, Agas
53 Malang
54 Meja nomor tiga
55 Membeku di dekat Alvaro
56 Frans, keluar kota
57 Kehadiran Renal untuk Al
58 Pesanan Al
59 Sekolah
60 Supermarket
61 Pengumuman
62 Murid baru
63 Lo suka Mentari?
64 Penakluk cowok nakal
65 3 Brandalan SMA
66 Merebutkan Mentari
67 Kedekatan Mentari dan Alvaro
68 Alvaro curhat pada Mentari
69 Gue yang bakalan menang (Alvaro)
70 Persaingan
71 Steven nembak Mentari
72 Empat pangeran
73 Bulan
74 Rasa penasaran Tamara
75 Alvaro begitu manis
76 Kenapa harus Alvaro
77 Agas dan Mentari
78 Lo sukanya sama siapa?
79 Kedekatan Mentari dan Steven
80 Jadi sahabat lo
81 Menantang
82 Renal alergi
83 Sejarah bagi mereka
84 Mentari dan Alvaro
85 Merasa bahagia
86 Curi Start
87 Kemarahan Mentari
88 Hal pertama
89 Ngeselin
90 Alvaro
91 Renal dan Alvaro
92 Suka sama lo (Tamara)
93 Jantung gue
94 Tuan mudanya jatuh cinta
95 Penawaran
96 Agas dan Nasya
97 Renal dan Meyta
98 Karyawan di cafe Runi
99 Bulan
100 Kebebasan yang di janjikan
101 Lo hebat
102 Kegigihan Steven
103 Cafe
104 Bulan Menyebalkan
105 Kesepian
106 Jelita dan Tamara
107 Keegoisan
108 Memutar balikkan fakta
109 Frans Tanujaya
110 Lo takut
111 Gadis licik
112 Karna dia suka Alvaro
113 Perkelahian
114 Kemarahan kepala sekolah
115 Unek-unek Mentari
116 Begitu manis
117 Kesabaran setipis tisu dibagi tiga
118 Tentang Steven
119 Sesuatu
120 Mama Alvaro
121 Bertemu Stevani
122 Aku membenci mu
123 Berapa murid kurang ajar di kelas ini
124 Tamparan untuk Mentari
125 Alvaro ngamuk
126 Mundur?
127 Kemarahan Frans
128 Ketua Kelas Pilihan
129 Kedatangan Frans
130 Ketua kelas pilihan
131 Ketua Kelas Pilihan
132 Ketua Kelas Pilihan
133 Pernyataan Alvaro
134 Ketua Kelas Pilihan
135 Ketua Kelas Pilihan
136 Ketua Kelas Pilihan
137 Ketua Kelas Pilihan
138 Alvaro dan Mentari
139 Ketua Kelas Pilihan
140 Ketua Kelas Pilihan
141 Ketua Kelas Pilihan
142 Ketua Kelas Pilihan
143 Ketua Kelas Pilihan
144 Ketua Kelas Pilihan
145 Ketua Kelas Pilihan
146 Ketua Kelas Pilihan
147 Ketua Kelas Pilihan
148 Ketua Kelas Pilihan
149 Ketua Kelas Pilihan
150 Ketua Kelas Pilihan
151 Ketua Kelas Pilihan
152 Ketua Kelas Pilihan
153 Ketua Kelas Pilihan
154 Ketua Kelas Pilihan
155 Ketua Kelas Pilihan
156 Ketua Kelas Pilihan
157 Ketua Kelas Pilihan
158 Ketua Kelas Pilihan
159 Ketua kelas pilihan
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Pertama
2
Buat masalah
3
Keterpesonaan
4
Apa kalian berpacaran?
5
Masalah Atribut
6
Daya tarik tersendiri
7
Ketua IPA dan IPS
8
Jadi, ini alasannya?
9
Melukis wajahnya
10
Ketidaksengajaan
11
Aroma mint, Alvaro
12
IPA vs IPS
13
Anak sopir?
14
Luar biasa
15
Berani melangkah
16
Gue capek (Alvaro)
17
Kedai Coffe
18
Pesanan Alvaro
19
Suatu kemustahilan
20
Ancaman tanpa disadari
21
Yang ke-dua kalinya
22
Pemilihan gaun
23
Kemiripan
24
Gadis yang kasar
25
Datang tepat waktu
26
SMA Pelita yang menarik
27
Singkat, padat dan jelas
28
Perhatian, Agas
29
Rasa yang berbeda
30
Alvaro
31
Menyingkirkan secara halus
32
Hubungan antara Agas dan Laura
33
Seni lukis
34
Lukisan, Laura
35
Cowok yang menggunakan topeng
36
Kita Sahabat
37
Steven dan Agas
38
Ada yang tidak beres
39
Kemarahan Frans
40
Pesta dansa
41
First kist
42
Matahari ku
43
Tamparan yang kesekian kalinya
44
Apa Alvaro?
45
Salah Paham
46
Berpandangan
47
Alvaro yang keras kepala
48
Angkatan meresahkan
49
Agas dan Steven
50
Perintah ibu Silva
51
Coffe Macchiato
52
Penawaran, Agas
53
Malang
54
Meja nomor tiga
55
Membeku di dekat Alvaro
56
Frans, keluar kota
57
Kehadiran Renal untuk Al
58
Pesanan Al
59
Sekolah
60
Supermarket
61
Pengumuman
62
Murid baru
63
Lo suka Mentari?
64
Penakluk cowok nakal
65
3 Brandalan SMA
66
Merebutkan Mentari
67
Kedekatan Mentari dan Alvaro
68
Alvaro curhat pada Mentari
69
Gue yang bakalan menang (Alvaro)
70
Persaingan
71
Steven nembak Mentari
72
Empat pangeran
73
Bulan
74
Rasa penasaran Tamara
75
Alvaro begitu manis
76
Kenapa harus Alvaro
77
Agas dan Mentari
78
Lo sukanya sama siapa?
79
Kedekatan Mentari dan Steven
80
Jadi sahabat lo
81
Menantang
82
Renal alergi
83
Sejarah bagi mereka
84
Mentari dan Alvaro
85
Merasa bahagia
86
Curi Start
87
Kemarahan Mentari
88
Hal pertama
89
Ngeselin
90
Alvaro
91
Renal dan Alvaro
92
Suka sama lo (Tamara)
93
Jantung gue
94
Tuan mudanya jatuh cinta
95
Penawaran
96
Agas dan Nasya
97
Renal dan Meyta
98
Karyawan di cafe Runi
99
Bulan
100
Kebebasan yang di janjikan
101
Lo hebat
102
Kegigihan Steven
103
Cafe
104
Bulan Menyebalkan
105
Kesepian
106
Jelita dan Tamara
107
Keegoisan
108
Memutar balikkan fakta
109
Frans Tanujaya
110
Lo takut
111
Gadis licik
112
Karna dia suka Alvaro
113
Perkelahian
114
Kemarahan kepala sekolah
115
Unek-unek Mentari
116
Begitu manis
117
Kesabaran setipis tisu dibagi tiga
118
Tentang Steven
119
Sesuatu
120
Mama Alvaro
121
Bertemu Stevani
122
Aku membenci mu
123
Berapa murid kurang ajar di kelas ini
124
Tamparan untuk Mentari
125
Alvaro ngamuk
126
Mundur?
127
Kemarahan Frans
128
Ketua Kelas Pilihan
129
Kedatangan Frans
130
Ketua kelas pilihan
131
Ketua Kelas Pilihan
132
Ketua Kelas Pilihan
133
Pernyataan Alvaro
134
Ketua Kelas Pilihan
135
Ketua Kelas Pilihan
136
Ketua Kelas Pilihan
137
Ketua Kelas Pilihan
138
Alvaro dan Mentari
139
Ketua Kelas Pilihan
140
Ketua Kelas Pilihan
141
Ketua Kelas Pilihan
142
Ketua Kelas Pilihan
143
Ketua Kelas Pilihan
144
Ketua Kelas Pilihan
145
Ketua Kelas Pilihan
146
Ketua Kelas Pilihan
147
Ketua Kelas Pilihan
148
Ketua Kelas Pilihan
149
Ketua Kelas Pilihan
150
Ketua Kelas Pilihan
151
Ketua Kelas Pilihan
152
Ketua Kelas Pilihan
153
Ketua Kelas Pilihan
154
Ketua Kelas Pilihan
155
Ketua Kelas Pilihan
156
Ketua Kelas Pilihan
157
Ketua Kelas Pilihan
158
Ketua Kelas Pilihan
159
Ketua kelas pilihan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!