Setelah mandi dengan wajah penuh segar, Gin kemudian berpakaian layaknya tuan muda bangsawan dengan sedikit santai berwarna putih dan celana hitam.
Tanpa bentuk apapun, dia masihlah bocah kecil yang menggemaskan.
Setelah datang di ruang makan, di sana sudah ada ayah dan ibunya yang di meja makan, di samping mereka ada beberapa pelayan yang menyajikan makanan.
Namun, pandangannya ke arah ayahnya yang tengah makan dengan rakus.
Hei, kurasa ayahnya tidak mempunyai adab seorang bangsawan?
Meskipun begitu, itu sudah menjadi hal biasa bagi keluarga Rose ini. Dimana ayahnya adalah pria yang buruk tidak memiliki estetika, dan ibunya yang tenang dan layaknya putri bangsawan sesungguhnya.
"Ah, Shiro, kamu sudah datang, mari kita makan, ayahmu sudah menghabiskan setengah dari makanan ini." Ava tersenyum sambil mendesah lembut, suaranya seperti tidak berdaya.
"Oh, Shiro! Ayo makan! Seorang pria harus makan dengan banyak karena memerlukan energi yang banyak! Setelah ini ayo berlatih pedang dengan papa!" Kuro tertawa sambil mengunyah daging di mulutnya.
Kedua orang tua Gin memanggil dengan sebutan “Shiro” nama belakangnya. Mungkin karena mereka berpikir itu imut dan cocok dengan tempramen Gin.
Gin hanya mendesah sambil tersenyum bahagia. Meski keluarga ini memiliki sifat yang berbeda-beda, tapi Gin senang karena keluarga ini penuh warna.
"Baik."
Setelah itu, Gin mulai menyantap makanan dengan lahap tidak jauh berbeda dengan ayahnya. Mungkin persamaan dari ayah dan anak bisa terlihat disini saat keduanya makan, porsi Gin juga luar biasa karena tadi pagi dia telah berolahraga dan membutuhkan banyak kalori untuk mengganti.
Setelah puas makan, mereka berdua bersendawa bersama. Ah, itu sangat menyenangkan.
Mereka kemudian tertawa sambil berbincang layaknya keluarga bahagia. Ayahnya banyak menceritakan hal-hal luar biasa pada Gin dimana dunia luar benar-benar luas dan menakjubkan.
Gin juga antusias karena dari cerita ayahnya, dia dapat mendengar tentang monster dan banyak ras selain manusia yang tidak pernah ada di Bumi.
Dunia ini persis seperti yang dia ketahui, dunia dimana kuat berkuasa dan lemah menjadi makanan. Dunia dengan mara bahaya disertai fantasi yang menakjubkan.
Mata Gin selalu bersinar karena dia benar-benar sangat ingin melihat dunia luar yang menakjubkan itu. Tapi saat dia bertanya pada kedua orang tuanya, mereka menolak dan mengatakan bahwa Gin belum cukup umur untuk melihat.
Gin juga sadar dan tidak memaksa. Dia bukan orang bodoh dan tahu bahwa dengan kekuatannya saat ini, di dunia luar sangat berbahaya.
Meski benar bahwa Gin pergi keluar bukan untuk bertarung atau berburu monster seperti protagonis novel awam, tapi kekuatan juga sangat diperlukan. Lagipula, tidak tahu hal apa yang akan terjadi di luar dan tidak mungkin bisa memprediksi.
–––
Berdiri di halaman dengan tegak, Gin memposisikan pedang kayu ditangannya seperti sikap kendo.
Berdiri di sisi lain adalah ayahnya yang tampak biasa saja tanpa menampilkan sikap sama sekali, sementara tangannya masing menyilang di dada.
Ayahnya adalah orang Shinto, jadi pakaiannya seperti kimono versi pria dengan corak hitam dominan dengan dadanya yang telanjang. Di pinggangnya membawa sebilah katana yang di sarung rapi.
Meski Gin tampak kesal dan seringkali mengolok-olok ayahnya, tapi dia juga sadar bahwa ayahnya adalah orang yang sangat kuat.
Seperti kegiatan biasa, setiap hari Gin akan selalu berlatih dengan ayahnya dalam teknik pedang. Selain itu Kuro juga mengajari Gin teknik pedang dan kemampuan bertarungnya untuk mengukur sudah berapa kemajuan yang dimiliki.
Setiap ilmu pedang yang dimiliki Gin di ajari oleh ayahnya, termasuk teknik pernapasan yang memungkinkan setiap sel dalam tubuh meningkat cepat.
Namun setiap kali Gin berlatih dengan ayahnya, dia tidak pernah sekalipun membuat ayahnya kerepotan. Yah, itu tentu sudah jelas.
Di kehidupan sebelumnya Gin berpikir bahwa teknik gerakan di dalam anime atau novel tampak keren dan mudah di lakukan, dan dia berpikir bisa menerapkannya disini.
Namun, itu semua ternyata lebih sulit dari yang dibayangkan. Ayahnya juga bingung dengan gerakan apa yang Gin peragakan. Kuro mengatakan bahwa gerakan itu tampak mewah namun itu sama sekali tidak membawa kedalaman sejati dari pedang.
Dan itu seperti sirkus bagi Kuro?
Bagi Kuro yang lebih penting adalah teliti dan sederhana. Selagi kamu bisa menangkis dan memikirkan serangan balasan, kamu sudah cukup menjadi ahli pedang.
Saat ini Gin mulai meremas pedang kayunya dengan erat. Setelah hitungan detik, kakinya bergerak dan melangkah ke depan dengan cepat untuk membidik Kuro.
Kuro masih santai seperti biasa, tapi dia juga menantikan serangan anaknya.
Gin menggunakan langkah kaki yang lincah yang membuat tubuh kecilnya dapat bergerak sangat cepat. Namun dalam bidang Kuro, dia dapat melihat setiap gerakan Gin dengan mudah.
Gin mengayun pedangnya secara horizontal ke arah perut ayahnya dan disambut tangkisan dan pedang kayu Kuro.
Tak...
Gin tidak berhenti, dan menggunakan teknik Pernapasan Udara untuk melakukan serangan. Saat melakukan pernapasan, tiba-tiba molekul udara di sekitar mulut Gin terhisap masuk dan menampilkan gambar angin putih yang bergejolak. Dalam momen ini jantungnya berpacu lebih cepat karena teknik pernapasan.
Gin terus menyerang titik lemah ayahnya, namun seperti biasa, Kuro hanya mengambil langkah kecil menjaga jarak dan menangkis serangan yang dilontarkan dengan santai.
Tak. Tak. Tak.
Gin tahu jika terus seperti ini, tenaganya akan lebih cepat terkuras dan kelelahan. Dia akhirnya menggunakan cara yang agak kotor bagi para ahli pedang.
Dia menggunakan kakinya?
Tendangan silang kaki kanan Gin cukup cepat yang membuat Kuro tidak siap, namun Kuro masihlah seorang yang berpengalaman dan hanya sedikit terkejut sebelum tersenyum tipis.
Kuro menghindari dengan mudah dengan kepalanya mundur, dan secara cepat memutar tubuh sambil menghempaskan pedang kayu yang membuat Gin terpental jauh.
"Urgh?"
Gin yang kaget tidak bisa mengantisipasi secara cepat dalam kuda-kuda. Meski dia sudah menahan serangannya dengan tangkisan pedang tapi tenaga ayahnya jauh lebih besar.
Kuro dari jauh tertawa, "Haha! Bagaimana Shiro? Kamu menggunakan trik licik yang umum, namun itu juga bagus karena dalam pertarungan nyata, apapun bisa dilakukan untuk memenangkan pertarungan. Namun sayangnya, ayahmu tidak suka dengan hal itu karena tidak memiliki kehormatan seorang petarung."
Gin hanya terkekeh, dia kemudian bertanya. "Maafkan aku ayah, tapi apakah kehormatan bisa menyelamatkan kamu jika hidup kamu dalam bahaya kritis?"
Kuro memandang anaknya dan hanya tersenyum tipis, "Tidak, kehormatan tidak bisa menyelematkan hidup kita jika dalam bahaya." Memejamkan matanya, dia berkata. "Tapi dengan kehormatan kita bisa bertarung dengan senang."
Kesenangan?
Gin berpikir keras dan mencoba mencari tahu apa kesenangan yang kamu dapatkan jika hidup kamu dalam bahaya? Terancam mati.
Hanya orang gila yang menganggap kesenangan dengan mempertaruhkan hidup.
Melihat ekspresi anaknya yang bingung, Kuro hanya menggelengkan kepalanya. "Shiro, di dunia ini, banyak hal kotor dan licik ada di segala tempat. Jika semakin terang cahaya, maka semakin gelap bayangan itu. Sebagian besar seseorang hidup dengan berbagai intrik hanya untuk kekuasaan dan tujuan yang ingin dicapai. Namun, itu semua juga akan membawa niat buruk yang perlahan tumbuh.
Tapi, ada juga sebagian orang yang memiliki niat murni untuk mencari kesenangan. Mereka memiliki kehormatan sendiri, kebanggaan sendiri, dan kesombongan sendiri. Itu seperti sikap saling menghormati dan menjujung tinggi meski itupun seorang musuh.
Mereka bertarung dengan bangga saling menghormati?
Meski lawanmu kalah dalam pertarungan tapi kamu menghormatinya karena telah memberikan pertarungan yang sengit. Kamu berterimakasih karena dengan kematian musuhmu kamu bisa menjadi lebih kuat berkat pertarungan sebelumnya.
Itulah yang dinamakan kehormatan, kebanggaan dan kesenangan dalam bertarung."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
☬Wil-kun
anak umur lima tahun di ajak latihan pedang, bukan jalan-jalan. gak beres nih orang tua
2022-12-13
1
King
👍
2022-11-06
0
🔥 The Choosen One 🔥
Seorang Ksatria dibilang naif dan seorang yang sembrono dibilang matang padahal yang komen juga baru mahu hidup, sedih sekali sodara.
Apa yang ditulis Author itu sifat seorang lelaki sejati, setiap lelaki punya rasa sombong, rendah hati, kebaikan dan kejahatan sifat” inilah yang mendewasakan seorang lelaki kepada pria sejati.
Kematangan bukan dari umur tapi dari sifatnya, saya jelasin nih seorang lelaki jika kehilangan sesuatu mereka akan mencari cara untuk? Self healing kan? Dan berfikir bahwa kehilangan ada obatnya, tapi mereka salah.
Jika seorang pria yang kehilangan pasti Broken juga bohong jika tidak, tapi mereka tidak mencari cara untuk self healing malah mereka merelakan dari merelakan mereka akan ikhlas dan redha.
Itu perbezaan seorang lelaki dan pria, jadi bergaul lah dengan org yang lebih dewasa karena mereka rata” punya byk pengalaman maupun hidup dan sifat mereka 😁
2022-09-02
1