takut?

Hay Kana datang lagi! sebelumnya aku minta maaf story ini hanya untuk hiburan semata jika tidak berkenan mohon maaf. Terimakasih banyak yang udah baca dan nungguin cerita ini. I love You all! Happy reading! Jangan lupa bahagia!

*************

Kana mengernyit saat melihat sekumpulan mahasiswa menangis sambil berpelukan kalau tidak salah mereka ini adalah adik angkatan satu tingkat dengannya.

"Mereka kenapa?" tanya Kana pada Moli dan Nea yang sejak tadi berjalan di sampingnya.

"Kamu belum tahu?" Nea balik tanya, Kana menggeleng.

"Itu lho adik angkatan kita yang namanya Gina, meninggal."

"Inalillahi wa inalillahi Raji'un, seriusan? Kenapa?" tanya Kana kaget seingatnya Gina ini mahasiswa tercantik diangkatannya. Selain itu dia pernah jadi finalis putri kampus. Tapi Kana tidak terlalu mengenalnya selain karena adik angkatan dia juga terlalu bodoh amat.

Moli mendekat ke arah Kana lalu berbisik pelan. "Pendarahan karena keguguran."

Mata Kana membulat sempurna mendengar bisikan Moli, tapi dia belum sempat berkomentar saat Moli sudah menarik tangannya menjauh dari kerumunan itu.

"Eh, bentar. Maksudnya keguguran itu karena dia hamil?" tanya Kana dengan mata mengerjap binggung. Moli dan Nea saling berpandangan untuk saling menguatkan menghadapi Kana yang terlalu lemot.

"Yaiyalah Naaaa! Masa karena mencret!" Moli mengelus dadanya sendiri berusaha agar tensinya tidak naik.

Kok bisa ya Adrian cinta mati sama nih kucrut? Itu yang dipikirkan Nea sambil merapal doa semoga jika anaknya perempuan kelak tidak seperti Kana.

"Tapi kok bisa hamil. Padahal kan belum nikah?"

"Ya orang bisa hamil tidak harus nikah dulu. Banyak tau yang pacarannya kebablasan. Ya kayak ... maaf, itu si Gina." Nea menjelaskan dengan pelan-pelan agar Kana bisa menangkap apa yang dia katakan.

"Syarat hamil itu cuma 1 ada perempuan sama laki-laki yang mau sama mau, udah itu." Moli terkikik geli melihat wajah polos dan lemot Kana yang benar-benar lucu.

"Kalau gitu, kamu sama Ervan udah masuk syarat, bisa hamil?" celetuk Kana matanya menerawang. Moli mendelik tak terima dan Nea menahan tawanya. Kok ada ya orang sepolos Kana. Antara polos sama lemot. padahal kalau masalah akademik Kana ini lebih pintar dibandingkan kedua temannya tapi kenapa urusan sepele saja Kana kadang tidak paham.

"Jangan dengerin Moli, Na. Syarat hamil itu perempuan dan laki-laki harus nikah dulu. Terus melakukan kegiatan kayak kamu sama Adrian tiap malam," jelas Nea. Pipi Kana merona mendengar ucapan Nea, dia jadi teringat apa yang sudah dia lakukan nyaris setiap malam dengan Adrian.

"Mukanya biasa aja kali, gak usah merah gitu!" Moli menyikut lengan Kana membuyarkan lamunannya.

"Eh, Tapi beneran gak sih. Gosipnya dia sengaja ngegugurin karena pacarnya gak mau tanggung jawab." Moli mulai bergosip lagi.

"Jangan Suudzon, bisa jadi karena Gina kepleset terus jatuh, kan banyak tuh kasus keguguran karena kurang hati-hati." Nea menyangkal kata-kata Moli.

"Hati-hati?"

"Iya, orang hamil itu harus hati-hati. Gak boleh makan dan minum sembarangan. Gak boleh asal pergi. Apalagi kalau mual dan muntah di awal kehamilan, gak enak banget. Soalnya, kakak aku lagi hamil muda sekarang. Pokoknya orang hamil ribet deh," sahut Moli menjawab pertanyaan Kana dengan menggebu-gebu.

"Makanya wanita kalau mau hamil itu harus siap mental. Kalau engga siap ya udah ribet," timpal Nea.

Kana terdiam sejenak. "Siap mental untuk?"

"Ya kayak Gina misalnya. usia dia paling berapa sih? 21an bisa jadi dia belum siap buat punya anak terus ya udah gak hati-hati jadinya begitu," sahut Nea.

"Selain itu melahirkan juga sakit bertaruh nyawa antara hidup dan mati kalau sudah punya anaka juga udah gak bisa bebas kayak jaman belum punya anak. Makanya itu mentalnya harus benar-benar siap. Usia 25 lah pas buat nikah," imbuh Nea lagi.

"Makanya aku gak mau nikah muda. Cewek payah aja yang mau nikah muda," sahut Moli yang langsung disikut lengannya oleh Nea sambil matanya mengarah pada Kana. Mereka bernapas lega karena ternyata Kana tidak sadar dengan apa yang dikatakan Moli.

Kana memilih diam, dia malah kepikiran dengan apa yang dikatakan Nea dan Moli. Syarat hamil kan pria dan wanita menikah terus melakukan yang 'begitu-begitu' dan syarat itu semua ada di Kana.

Kalau begitu, dia bisa hamil dong? Apalagi hampir tiap malam kalau tidak haid Adrian selalu mengajaknya untuk 'beribadah' itu. Kana mengigit kuku jarinya panik. Kalau hamil apa dia siap? Mual, muntah , gak boleh makan sembarangan. Terus kalau udah punya anak gak bebas, gak bisa jalan-jalan lagi.

"Na, kamu kenapa?" Nea pertama kali yang menangkap perubahan Kana.

"Jangan bilang kamu takut hamil lagi?"tebakan jitu Moli membuat Kana makin panik.

"Bukan takut tapi belum siap," sahut Kana.

"Ya udah sih, suruh Adrian pakai kontrasepsi gitu aja repot!" sahut Moli cepat.

Kana mengernyit. "Itu apaan?"

Moli memutar bola mata jengah lalu menatap Nea minta bantuan. "Kamu aja deh yang jelasin lama-lama bisa darah tinggi aku."

Nea terkekeh. "Kontrasepsi itu kayak alat untuk menunda kehamilan Kana. Kalau untuk laki-laki bisa pakai ****** kalau perempuan bisa pakai alat KB atau minum pil, kamu google aja lah atau tanya dokter kandungan." Nea pusing juga menjelaskan sesuatu yang bahkan dia sendiri belum menikah.

"Emang Adrian udah minta anak?"tanya Nea penasaran. Kana mengeleng-gelengkan kepala.

"Secara omongan emang belum ngomong, tapi tiap malam ngajakin begitu-begitu kan udah kode minta anak dia." Moli tertawa cekikikan, membuat Kana kesal.

"Ya wajar kalau Adrian minta pun, karena umur dia udah matang," balas Nea.

"Tapi aku belum siap."

"Kenapa?"tanya Nea.

"Pasti takut," tebak Moli. Diamnya Kana dianggap jawaban oleh kedua temannya.

"Tenang saja Ka-" kata-kata Moli menggantung saat dia melihat satu sosok yang baru saja dibicarakan.

"Suami kamu," bisik Moli menunjuk ke arah depan dengan arah matanya. Kana tersenyum saat melihat Adrian berjalan pelan ke arahnya. Hari ini memang mereka berdua ada janji makan malam di rumah orangtua Adrian. Dan Adrian sengaja menjemput Kana untuk belanja dulu sebelum berangkat.

"Hai Kak Adrian!" sapa Moli dan Nea bersamaan, mereka cukup takjub dengan perubahan Adrian. Dia sedikit lebih berisi jika memakai kemeja slim fit seperti itu.

"Hai, udah selesai bimbingannya?" tanya Adrian tersenyum ramah.

"Sudah Kak!" sahut Moli dan Nea bersamaan.

"Wah, Kak Adrian gemukan ya?" tanya Moli membuat Adrian tersenyum canggung.

"Masa?Iya kayaknya naik beberapa kilo." Adrian melihat dirinya sendiri.

"Itu berarti susunya cocok Kak." Moli langsung menutup mulutnya lalu cekikikan sendiri sedangkan Nea hanya geleng-geleng kepala melihat ceplas-ceplos Moli itu.

"Susu? Tapi Kak Adrian kan gak minum susu. Seringnya minum teh. Ya kan Kak?" celetukan Kana membuat ketiga orang itu saling berpandangan.

"Hadehh temenku ini,"kikik Nea geli melihat wajah polos Kana.

Adrian menggaruk kepalanya binggung. "Ya udah kami duluan ya!" Adrian mengandeng tangan Kana yang masih dalam mode kebingungan itu.

"have a nice day!"

Kana hanya melambaikan tangannya mengikuti langkah kaki Adrian.

"Aku heran deh Nea, kenapa kita bisa betah temenan sama dia," gumam Moli masih menatap Kana dan Adrian yang mulai menjauh.

"Gadis polos yang menggemaskan."

"Sekaligus bikin darah tinggi."

Keduanya lalu tertawa bersamaan.

*******

Terpopuler

Comments

Meisri Sudarmini

Meisri Sudarmini

Siapin obat darah tinggi Moli..

2022-01-31

0

Mulya Hernita

Mulya Hernita

lemotnya +😆😆😆

2020-10-05

0

Andre Fida

Andre Fida

waktu sma jg pernah punya temen kayak gitu.kalau ngomong harus di perjelas.jgn sampai salah omong bisaw jd darah tinggi.🤭🤭🤭

2020-05-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!