Cemburu?

Sujud syukur itulah yang dilakukan Nea dan Moli sewaktu Kana memberitahu mereka kalau dia berhasil melakukan malam pertama dengan Adrian. Moli bahkan berencana akan mentraktir mereka berdua makan di restoran mahal punya artis ibukota yang sedang happening. Kedengarannya aneh memang, yang melakukan malam pertama Kana tapi yang merayakan Moli.

"Terus gimana Na? Ceritain dong detailnya." Nea penasaran juga yang namanya malam pertama itu bagaimana dan seperti apa rasanya.

Kana mengeleng-gelengkan kepala. "Maaf ya. Aku udah janji pada Kak Adrian buat gak bilang apa-apa pada kalian tentang malam pertama."

"Yahh! Dikit aja deh dikit." Moli tak mau menyerah bagaimana mungkin setelah sekian lama menunggu Moli tidak dapat cerita apa-apa tentang malam pertama Kana?

"Enggak mau." Kana menjawab dengan tegas menutup mulutnya rapat-rapat. Nea dan Moli saling berpandangan lalu mendesah kecewa.

"Eh, Na. Tadi kalau gak salah kamu bilang Amar adalah calon suami tante girang, itu seriusan?" Nea tiba-tiba ingat kalau tadi Kana menceritakan tentang Amar mantan terindah Kana.

"Abby. Bukan tante girang." Kana meralat. " Iya aku juga gak nyangka kalau Amar bisa berubah. Masa iya, dia menghamili wanita di luar nikah. Padahal kalian tahu waktu aku sama dia pacaran pegangan tangan aja gak mau." Kana menyuapkan es krim ke mulutnya.

"Maklumlah, lingkungan mempengaruhi diri seseorang," sahut Moli. "Atau bisa jadi Abby yang menggoda Amar," imbuhnya.

"Kalau dilihat dari tingkah Abby sih kayaknya begitu." Nea setuju dengan pendapat Moli.

"Terus Adrian tahu kamu sama Amar pernah pacaran?" tanya Moli.

Kana mengangguk. "Tahu."

"Terus reaksinya gimana?" tanya Nea. Kana terdiam sesaat mengingat reaksi Adrian kemarin saat tahu dia dan calon iparnya itu pernah ada hubungan.

"Biasa aja tuh."

Moli dan Nea saling berpandangan. "Masa iya biasa aja sih?" Moli tak percaya, jangan-jangan Kana saja sebenarnya tidak peka akan reaksi Adrian. Biasanya kan begitu.

"Harusnya cemburu dong! Kan sebentar lagi Abby sama Amar menikah. Otomatis kalian kan sebentar lagi jadi saudara bakalan sering ketemu tuh. Apalagi Amar kan domisilinya di Jakarta."

Kana menghentikan suapan terakhirnya, dia jadi memikirkan perkataan Moli barusan. Adrian kemarin bersikap biasa saja bahkan malamnya pun dia tidak membahas tentang masa lalu Kana.

"Kak Adrian gak cemburu kok. Dia aja juga gak nanya-nanya," kata Kana.

"Jangan-jangan karena udah berhasil ngebobol kamu dia jadi cuek? Auhhh...!" Moli mengaduh saat Nea mencubit pinggangnya isyarat agar dia tidak berkata yang aneh-aneh pada Kana.

"Ngebobol? Emang ada bank yang dibobol?" tanya Kana polos membuat dua sahabat karibnya itu memutar bola mata malas. Kana ini kadang polosnya bikin emosi jiwa.

"Itu kiasan, Kana sayang. Maksud Moli mungkin karena sudah berhasil ambil perawan kamu Adrian jadi cuek dan gak cemburu. Aduh!!!" Kali ini Nea yang mengaduh kesakitan saat Moli menginjak kakinya.

Kana terkesiap mendengar kata-kata Nea. Walaupun dia polos tapi radar sensitifnya jauh lebih kuat dibanding kedua temannya.

"Masa Kak Adrian begitu sih?" Kana tak percaya.

"Ya bisa aja Na, karena merasa kamu udah milik dia seutuhnya jadi Adrian pikir kamu gak bakalan mau sama Amar begitu sebaliknya," sahut Moli.

"Kalau gitu Kak Adrian gak bener-bener cinta sama aku." Kana memilin-milin ujung dressnya dengan mata berkaca-kaca, membuat Moli dan Nea berubah panik. Waduh, gawat kalau sampai gadis yang sudah tidak gadis ini beranggapan salah terhadap kata-kata mereka tadi.

"Ya, nggak begitu juga." Nea mencoba menenangkan.

"Tapi Moli tadi bilang karena sudah berhasil malam pertama sama aku Kak Adrian udah biasa aja." Kana mengusap sudut matanya yang mulai basah.

Nea menghela napas, putus asa menghadapi Kana dan Moli mengacak rambutnya binggung. Baiklah, ini salah mereka.

*

Kana memperhatikan Adrian yang sedang asik dengan laptop dan kertas-kertas yang berserakan di meja ruang TV. Kacamata membingkai kedua matanya yang teduh memberi kesan smart dan kharismatik. Sedari tadi Adrian fokus dengan pekerjaannya, mengabaikan Kana yang duduk ndelosor di bawah sofa yang diduduki Adrian dengan setoples keripik kentang kesukaannya.

Adrian memang sengaja tidak membuat

ruang kerja karena dia tidak suka pekerjaan di kantor dibawa ke rumah, tapi nyatanya tetap saja dia membawa pekerjaannya ke rumah.

"Kak," panggil Kana.

"Ya." Adrian menyahut tanpa mengalihkan fokusnya pada Kana.

"Kak," panggil Kana sekali lagi karena merasa diabaikan.

"Iya, Sayang." Lagi-lagi Adrian menyahut tanpa menatap ke arah Kana.

Membuat Kana kesal dibuatnya. "Kamu udah gak cinta lagi ya sama aku?" ketus Kana berhasil mengalihkan fokus Adrian padanya.

"Kok kamu bisa bilang begitu?" tanya Adrian melepas kacamata bacanya lalu duduk di samping Kana.

"Coba jelaskan kenapa kamu bisa berpikir kayak gitu." Adrian menarik dagu Kana yang masih tidak mau menjawab itu agar menatap matanya.

"Hei." Adrian menangkup wajah Kana. Menatapnya lekat-lekat.

"Kata Moli-"

Adrian melepas tangkupannya lalu menghela napas. Teman-temannya itu lagi.

"Kak, dengerin aku gak sih!" Kana memukul pundak Adrian pelan, saat merasa Adrian tidak fokus padanya.

"Iya, kata Moli apa?"

"Kata Moli Kakak enggak cemburu pada Amar karena udah berhasil bikin aku gak perawan lagi. Kakak gak takut aku berpaling pada Amar atau pria manapun karena aku udah jadi milik kakak seutuhnya."

Adrian terdiam sebentar lalu tersenyum geli. "Kamu tahu dari mana aku gak cemburu, hem?" Adrian menyelipkan rambut Kana ke belakang telinganya.

"Kakak kan biasa aja kemarin waktu tahu aku pernah pacaran sama Amar. Kakak juga gak nanya-nanya setelahnya. Berarti Kakak kan gak cinta sama aku." Kana menyahut tangannya menarik narik ujung kaos Adrian.

"Kamu salah Na." Adrian tersenyum manis lalu mengusap pipi Kana. "Aku memang tidak mempermasalahkan kalian pacaran itu paling cuma cinta monyet. Tapi asal kamu tahu aku hampir saja memukulnya saat pria itu mencuri pandang dan terus memperhatikanmu. Apa itu kalau bukan cemburu?" Kamu aja yang gak peka. Adrian hanya meneruskan dalam hati. Mana berani dia berkata langsung bisa-bisa Kana ngambek dan dia gak dapat jatah iuiu.

Kana tersenyum. "Jadi sebenarnya Kakak cemburu?"

Adrian mengangguk demi menenangkan istrinya. Adrian cemburu bukan karena masa lalu antara Kana dan Amar. Tapi dia cemburu ketika Amar memperhatikan istrinya. Seperti yang Kana katakan, dia adalah milik Adrian seutuhnya, mana Sudi Adrian berbagi dengan pria lain.

"Kalau gitu, Kakak cinta aku ya?"

Kana mengerjap-ngerjap membuat Adrian tersenyum melihatnya. Istrinya ini benar-benar polos dan cantik.

"Banget!" Adrian menangkup kedua pipi Kana , menatapnya lembut lalu perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Kana.

Tanpa menunggu persetujuan dari Kana Adrian meraup bibir mungil Kana menyesap aroma jeruk di bibir Kana. Tangannya yang bebas bermain di bagian atas Kana. Membuat Kana mendesah dan menggeliat penuh gairah.

Ciuman yang semula hanya berupa lumatan-lumatan kecil berubah menjadi ciuman yang menuntut. Adrian mengangkat tubuh Kana tanpa mau melepas ciuman mereka, membaringkan Kana di sofa dan mengurungnya.

"Kita coba di sofa ya?" Adrian bukan meminta ijin, karena tanpa menunggu persetujuan Kana dia sudah mencumbu istrinya itu. Menarik kaos Kana melewati kepalanya dan melempar entah kemana. Kegiatan bersama Kana membuat Adrian melupakann pekerjaan yang menumpuk karena dia lebih memilih mendaki gunung setinggi-tingginya dengan Kana hingga mereka sampai di puncak kenikmatan.

*********

jangan lupa komen, vote dan like ya🤗🤗

Terpopuler

Comments

Momo R

Momo R

aku kalo ketemu kana bakal stress level akut😂

2021-07-06

1

Syifa Salsabila

Syifa Salsabila

iuiu

2020-06-13

1

Kuratuh Aini

Kuratuh Aini

kana polos apa dodol sih, gitu amat jadi orang!?

2020-05-29

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!