Si trouble maker

Hai-hai maaf kan jika lama up (Halah, kayak ada yang nunggu aja) karena sedang disibukan dengan urusan dunia nyata. Happy reading ya?

**********

Sedari kecil Kana memang sudah dimanja oleh kedua orangtuanya. Maklum anak perempuan satu-satunya yang sangat dinantikan kehadirannya. Ditambah Kana lahir prematur, itulah yang membuat ayah dan ibunya begitu menyayangi Kana. Begitupula dengan Kanda walaupun seringkali bermulut pedas pada Kana, tapi di lubuk hati yang paling dalam Kanda sangat menyayangi Kana.

Tapi sekarang sejak sepupu Adrian yang menyebalkannya tingkat dewa itu datang Kana yang semula selalu dimanja mendadak menjadi selalu memanjakan. Bagaimana tidak? Abby dengan alasan ngidam selalu meminta ini-itu pada Kana membuat Kana pusing tujuh keliling. Seperti pagi ini contohnya Abby memaksa ikut Kana kuliah. Padahal hari ini dia ada bimbingan skripsi sekaligus kuis dari mata kuliah yang dia ulang. Tapi rengekan Abby sepanjang pagi yang memekakkan telinga akhirnya membuat Kana menyerah dan mengijinkan Abby ikut kuliah dengannya.

"Na, ngapain dia ikut kuliah?" Susi yang sudah tidak tahan untuk bertanya sejak tadi berbisik lirih pada Kana yang menatap kesal ke arah Abby yang sedari tadi asik memakan makanannya.

"Katanya dia ngidam ingin kuliah lagi."

"Dan kamu percaya?" Nea ikut berbisik.

"Habisnya mau gimana lagi? Dia merengek terus dari tadi di rumah. Ya udah, daripada aku cepet tua karena menahan kesal aku ijinin ikut aja. Untung dia gak ikut masuk kelas. " Kana menatap risih ke sekeliling kantin. Beberapa orang melirik ke arah meja mereka menatap Abby yang dengan rakus memakan makanan yang terhidang di meja.

Ada mie goreng, nasi goreng, soto, gado-gado dan entah apalagi Kana tidak mau menghitungnya.

"Dia lama di Jakarta?" tanya Susi penasaran.

Kana mendengus kesal. "Katanya cuma dua hari tapi ini udah mau seminggu dia masih di sini. Bukan apa-apa sih, dia rese banget tau. Banyak maunya." Kana berbisik lirih sambil sesekali melihat ke arah Abby yang tidak terganggu sama sekali dengan suasana kantin yang ramai.

"Ehmm, ehnak bahnget yah mahkhanan dih shinih," komentar Abby dengan mulut penuh makanan. Dia sangat menikmati makanan yang dia pesan, bahkan tak jarang dia menjilat jarinya saat ada bumbu kacang yang menempel.

Membuat tiga orang di depannya melongo.

"Seriusan dia masih saudaraan sama Adrian?" bisik Nea matanya tak lepas dari Abby yang makan dengan rakus itu.

"Katanya sih begitu." Kana bergidik ngeri melihat cara makan Abby. Sungguh sangat berbeda dengan Adrian yang selalu mengedepankan kerapihan dan kebersihan.

Tiba-tiba Abby menghentikan kunyahannya matanya sibuk mengawasi dua orang mahasiswa yang baru saja masuk kantin.

"Na, arah jam 7 siapa? Cakep-cakep amat." Abby berdecak kagum matanya tak lepas dari dua mahasiswa yang belakangan Kana ketahui mereka adalah adik kelas.

"Itu Gara adik kelas 1 tingkat di bawahku, yang cewek mahasiswa baru, pacarnya kali," sahut Kana acuh.

"Cakep amat ya yang cewek. Hidungnya ... ampun, kayak orang timur tengah, tapi lebih cakepan aku sih." Abby mengibaskan rambut panjangnya dengan gaya centil, lalu menatap dua orang yang duduk tak jauh dari meja mereka dengan tatapan berbinar. Membuat ketiga orang di depannya mengeluarkan ekspresi mual melihat kelakuan ibu hamil itu.

"Siapa tadi nama yang cowok?" Abby menatap Kana .

"Gara." Kana kenal karena Gara ini mantan ketua BEM fakultasnya dia juga mengulang mata kuliah yang sama dengan Gara ini.

"Ke sana ah!" Abby tiba-tiba berdiri dari duduknya tanpa sempat Kana cegah. Lalu dengan perut buncitnya berjalan mendekati meja dua mahasiswa yang sedang asik ngobrol itu.

"Ihh, mau ngapain sih tuh orang!" sontak saja Kana berlari mengikuti Abby. Susi dan Nea saling berpandangan lalu menyusul Kana di belakang.

"Gara!!" Semua mata menatap ke arah Abby yang berteriak dengan suara melengking memanggil nama Gara.

Kana menunduk malu. Kak, Adrian sepupu kamu bikin ulah!

Gara menoleh binggung pada wanita yang lebih tua darinya itu.

"Gara aku nyari-nyari kamu tau!" Abby merajuk manja lalu bergelayut di lengan Gara yang kaget dan berusaha melepaskan tangan Abby ketika si cewek menatapnya tajam.

"Kamu siapa?" Gara menepis tangan Abby menghalaunya jauh-jauh.

"Masa kamu lupa sih? Dulu kita sering menghabiskan waktu bersama kan? Dan ini hasilnya." Dengan dramatis Abby mengelus perutnya yang buncit membuat seisi kantin menganga tak percaya dengan kelakuan mantan ketua BEM. Termasuk Kana dan kedua temannya yang menatap Abby dengan mulut terbuka.

Gara menatap Abby binggung, sejak kapan dia menghamili anak orang?

"Gila kamu!" Kana menarik tangan Abby yang menahan tawa geli itu.

"Kak?!" Gadis cantik keturunan Arab yang duduk di depan Gara menatap Gara minta penjelasan.

"Aku gak kenal dia Ay." Gara dengan polosnya menunjuk Abby yang tersenyum genit itu.

Gadis itu cemberut tak percaya dengan kata-kata Gara. Kana bisa menebak pasti setelah ini mereka akan bertengkar hebat.

"Maaf ya, dia lagi sok-sokan nge-prank, yang minta bayinya maklumlah dia kebawa hormon hamil. Sekali lagi aku minta maaf. Kana tersenyum canggung ke arah gadis yang dipanggil 'Ay' lalu menarik tangan Abby menjauh dari meja Gara yang sekarang tengah sibuk merayu sang kekasih. Kana berjanji dalam hati, setelah dia memulangkan Abby dia akan menjelaskan semua pada gadis itu.

"Gara, ini anak kamu sayang!" Abby masih berteriak meskipun sudah ditarik pergi oleh Kana yang menahan malu akibat ulah absurd Abby.

"Kamu ini gila apa bagaimana sih!" hardik Kana saat mereka sudah sampai diparkiran kampus Kana.

Abby terkikik geli. "Yaelah, canda doang Na."

Kana menepis tangan Abby yang menjawil dagunya. "Becanda kamu gak lucu, kamu gak tahu kan siapa Gara? Dia itu mantan ketua BEM."

"Kan udah mantan. Kenapa emang?" Abby melipat tangan di depan dada bersikap angkuh.

" Astaga ini tante-tante bikin darah tinggi aja ya! Hei, ini itu kampus dan lo bukan anak sini jangan bertingkah sembarangan dong!" sambar Susi ikut kesal melihat kelakuan Abby.

"Kamu udah mencoreng nama baik Gara!" sambung Nea.

"Halah, ini aku kan cuma becanda, kalian baperan tau," balas Abby cuek . Andai saja boleh, Kana pengen banget menjambak rambut panjang Abby sampai rontok. Lagi hamil malah kelakuan minus.

"Kan tadi Kana juga udah minta maaf dan bilang ini bawaan bayi. Lagipula aku kan tidak kenal mereka dan semua orang di kampus ini." Abby masih tak mau kalah membuat ketiga orang di depannya geram.

"Pantesan kamu hamil di luar nikah, kelakuan kamu aja begini!" seru Susi dengan wajah marah . Abby terkesiap mendengar apa yang dikatakan Susi, matanya tajam menatap Kana yang gelagapan karena merasa bersalah telah menceritakan aibnya pada orang lain.

"Jahat kamu Na." Mata Abby berkaca-kaca lalu membuka pintu belakang mobil Kana dan masuk ke dalamnya.

"Na, sorry! Aku keceplosan." Susi menatap Kana tak enak.

Kana menghela napas. "Gak apa-apa. Emang dia bercandanya keterlaluan." Kana sebenarnya takut, dalam hati membayangkan Adrian marah karena aib sepupunya itu dia ceritakan kepada sahabatnya. Tapi biarin saja nanti bisa dijelaskan.

"Habis gedek, Si Trouble Maker itu udah tua juga kelakuan begitu amat." Susi melihat Abby menangis sesenggukan di dalam mobil.

" Tapi begitu dibongkar aibnya, mewek." Nea terkikik geli.

"Aku antar pulang dia dulu deh." Kana menepuk pundak Susi lalu tersenyum kepada kedua sahabatnya, menyakinkan bahwa semuanya baik-baik saja.

***

"Terus sekarang dia ngambek? Gak mau keluar malam?" Adrian terkekeh geli saat Kana menceritakan kejadian tadi siang di kampusnya.

"Iya, dari tadi siang dia ngurung diri tuh di kamar. Tapi tenang aja Kak dia udah bawa makanan banyak banget tadi dia delivery," jelas Kana mengambilkan Adrian handuk bersih dan pakaian ganti.

Adrian melepas kancing kemejanya satu persatu."Ya maklumi aja, dari kecil terbiasa dimanja sama orangtuanya, dia selalu mendapatkan semua yang dia mau. Makanya itu bocah jadi bebal begitu." Adrian menahan senyum mengingat semua kelakuan adik sepupunya itu, tangannya melempar kemeja yang sudah dia lepas ke keranjang baju kotor.

Kana mendecih, dia juga manja tapi tidak sebegitunya.

" Tapi walaupun begitu sebenarnya anaknya baik." Adrian mengambil handuk yang disiapkan Kana.

"Aku gak enak Kak, sama adik angkatanku itu, pasti dia malu."

"Ya udah nanti aku bicara sama Abby biar dia minta maaf. Aku mandi dulu gerah." Adrian mencubit pipi istrinya lalu berjalan ke kamar mandi.

"Untung Gara ganteng attitude-nya juga bagus, jadi pasti pada gak percaya kalau dia hamilin anak orang," gumam Kana lirih membuat Adrian tak jadi membuka pintu kamar mandi dan menoleh ke arahnya.

"Siapa yang ganteng?" Adrian berjalan mendekat.

"Ya itu tadi Gara adik tingkat aku." Kana menjawab polos.

"Oh jadi si Gara-ga itu ganteng?"

"Iya, mantan ketua BEM juga lho." Kana masih belum sadar kalau suaminya keberatan dia memuji pria lain di depannya.

"Gantengan mana sama suami kamu?"

"Gara lah!" jawab Kana cepat. Adrian membelalakkan matanya tak percaya, sadar akan kebodohannya Kana menutup mulut dengan telapak tangannya.

"Jadi suamimu ini gak ganteng?" Adrian menarik tangan Kana sampai menabrak dada telanjang Adrian yang sudah tampil Shirtless itu. Kana gugup saat tangannya menyentuh dada bidang suaminya.

"Gan-ganteng kok," balas Kana gugup. Adrian tersenyum miring.

"Aku gak suka kamu muji pria lain di depanku." Enak saja, walaupun dirinya sudah kepala tiga tapi di usia ini Adrian sudah matang, mapan dan masih mempesona tidak sepadan sama anak kuliahan yang uang saja masih minta orangtuanya.

"Berati kalau gak di depan kakak boleh?" tanya Kana polos.

"Itu juga tidak boleh!" sambar Adrian kesal.

"Kakak kenapa? Cemburu?"

Adrian gelagapan lalu buru-buru bersikap tenang. "Ya, sedikit."

Kana tersenyum geli, entah kenapa dia suka melihat Adrian yang kesal karena dirinya memuji pria lain, itu berarti Adrian memang benar-benar sayang padanya.

"Kakak juga ganteng kok." Kana memuji Adrian malu-malu. "Dan yang lebih penting Kana kan nikahnya sama Kakak," imbuhnya.

Adrian tersenyum, kekesalannya berangsur-angsur hilang saat melihat tatapan mata polos Kana yang selalu menggetarkan hati Adrian.

"Iya, ya. Kamu kan sudah jadi milik Adrian," bisik Adrian. lalu menundukkan kepalanya sedikit menyamai tinggi Kana.

"Ngomong-ngomong, udah hampir seminggu. Udah selesaikan haidnya?" bisik Adrian membuat wajah Kana merona seketika. Kana menunduk lalu mengangguk malu-malu.

Adrian bersorak dalam hati, malam ini akhirnya dia bisa mengasah pusakanya setelah 30 tahun dia jaga baik-baik. Sudah saatnya sang pusaka bertemu dengan gadisnya.

"Berarti malam ini ya Na?" bisik Adrian seduktif membuat Kana berdebar, apalagi saat tangan Adrian bergerak ke atas membelai punggungnya dari balik baju yang dia kenakan.

" Boleh?" Adrian menanti jawaban Kana yang masih tersipu dan mengangguk pelan pipi merona seperti buah tomat.

Yes! Semoga saja malam ini berhasil.

" Sekarang makanan pembuka dulu?" bisik Adrian membuat Kana mengernyit binggung.

Tanpa menunggu lebih lama Adrian memangkas jarak di antara mereka lalu meraup bibir mungil Kana. Kana tersentak kaget karena belum siap dengan serangan mendadak Adrian. Tubuhnya bergetar saat tangannya yang bebas mengelus perut Kana yang rata.

Adrian mengigit bibir atas dan bawah Kana melesakkan lidahnya masuk ke dalam mulut Kana mencari-cari lidah Kana dan melilitnya.

Kana mendesah tertahan tanpa sadar tangannya melingkar di sepanjang leher Adrian, mencengkram rambut Adrian saat ciuman mereka mencapai klimaks.

Tangan Adrian baru melepas dua kancing baju Kana saat pintu terbuka dan Abby sudah berdiri dengan sekotak pizza di tangannya.

"Ups! Sorry, pintunya gak dikunci," cengir Abby tersenyum kikuk. Kana menunduk malu dan Adrian menyandarkan kepalanya di bahu Kana sambil berbisik lirih. "Gagal lagi!"

Si trouble maker mengagalkan semuanya.

*****

Terpopuler

Comments

Koirolla Sudiani

Koirolla Sudiani

😂😂😂😂susah banget goal nya..

2021-07-05

0

Siti Suprihatin

Siti Suprihatin

😃😃😃😃😃

2021-05-26

0

Kimie Meonk

Kimie Meonk

kasian adrian.... yg sabar yaa.....😄😄

2021-03-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!