Tragedi tempe goreng

Hayyyy... karena aku lagi gak puasa jadi maaf ya aku nulisnya begini. Happy reading guys!!

********

Moli tak habis pikir dengan Kana. Bisa-bisanya malam pertama Kana gagal lagi. Padahal Moli sudah memilihkan lingerie yang seksi, elegan tapi tak murahan. Tapi dasar Kana masih saja belum paham jika itu penting bagi seorang suami. Dia yang belum bersuami aja paham.

Memang ya, umur cuma angka belum tentu menentukan kedewasaan seseorang, contohnya gadis di depannya yang masih asik menyendot ice coffenya sambil sesekali berceloteh tak jelas ini.

"Na, pokoknya malam ini kamu harus berhasil!"

Kana menatap sahabatnya itu dengan mata memicing. " Kok Moli semangat banget sih?"

Moli gelagapan lalu tersenyum kikuk.

Iya, ya kenapa dia yang antusias?

"Moli penasaran aja Na, dia udah kebelet tuh denger cerita malam pertama kamu." Nea menyambar sambil cekikikan. Moli mendelik ke arah Nea lalu fokus pada Kana lagi.

"lingerie yang kita beli masih kan?" tanya Moli.

Kana mengangguk membuat Moli bernapas lega. Kirain dibuang, mana mahal pula.

"Aku sembunyiin di laci kamar mandi. Abisnya seksi banget, semuanya keliatan." Kana bergidik ngeri membayangkan lingerie yang menempel seksi di tubuhnya semalam.

Yaiyalah kalau mau ke tutup pakai gamis sekalian!

"Semoga aja ya Na, Adrian gak nemu itu baju." Nea mencondongkan badannya ke arah Kana yang terlihat binggung itu, sebagai isyarat apa yang diomongkan Nea itu sesuatu yang benar-benar penting.

"Lha emang kenapa?"

"Kok malah nanya kenapa? Ya, pasti bakalan kecewa lah Adrian. Punya lingerie tapi gak dipakai," sambar Moli lalu mengedipkan mata ke arah Nea untuk melanjutkan konspirasi mereka.

"Benar. Laki-laki kalau udah kecewa bahaya lho Na. Entar nekat dia cari pelarian lagi ke cewek lain, kan bahaya. Kamu gak tahu aja cewek jaman sekarang udah berani main sama suami orang, naudzubilah dah!" Nea menimpali sambil sesekali melirik Moli meyakinkan kalau apa yang dia katakan sesuai dengan rencana.

"Kok serem sih?"Kana berubah panik pikirannya berkecamuk.

"Kayak di FTV Na yang judulnya 'Suamiku kepincut wanita lain karena aku tidak mau malam pertamaan dengannya'. " Moli nyaris tertawa setelah menyelesaikan kata-katanya sendiri, untung Nea memberi isyarat untuknya tidak tertawa.

"Nah, nanti malam kamu coba pakai aja." Nea menarik turunkan alisnya.

"Tapi-"

"Udah lebih dua minggu lho Na." Nea memperingatkan.

"Tapi-"

"Terserah kalau kamu mau Adrian malam pertamanya sama cewek lain. Jangan nyari kita berdua ya, kalau itu kejadian."

Maafin kita ya Na ini biar kamu tahu tugas seorang istri.

Kana mengembungkan pipinya lalu mengangguk patuh seperti seorang anak yang sedang dinasehati ibunya. "Iya deh nanti aku coba."

Moli dan Nea saling berpandangan lalu tersenyum puas.

**

Kana tersenyum senang saat menyicipi cumi lada hitam masakkannya hasil dari belajar pada sang mertua selama beberapa hari. Ternyata hasilnya tidak mengecewakan, enak juga padahal sebelumnya Kana belum pernah memasak yang sulit seperti ini.

Kana melirik jam dinding yang ada

di dapur dia menjerit kaget saat jam menunjukkan pukul 6 sore, biasanya Adrian sudah pulang dari kantor. Kana buru-buru merapikan dan membersihkan dapur yang berantakan. Karena dia harus menyiapkan satu masakan lagi yaitu tempe goreng kesukaan Adrian yang Kana baru saja tahu dari mertuanya.

Ganteng-ganteng kesukaannya tempe goreng. Duh, sederhana gak sih? Makin cinta deh!

Kana memasukan tempe yang sudah dia potong-potong dan beri bumbu ketika yakin minyaknya sudah panas. Sambil menunggu Kana bersenandung kecil tepat saat sepasang tangan melingkari perutnya dari belakang. Sedetik tubuh Kana menegang tapi rileks kembali saat tahu siapa pemilik tangan tersebut.

"Masak apa?"

Kana tersenyum saat mendengar suara suaminya. "Tempe goreng."

Kok dia udah pulang? Gak kedengaran suara mobilnya.

"Wah, kamu makin pintar aja masaknya. Kelihatannya enak ." Adrian mengecup bahu Kana yang terbuka karena dia hanya memakai tank top dan celana gemes. Maklumlah, Kana tidak tahan dengan suhu dapur yang panas.

"Ka-kak mandi dulu saja. A-aku akan selesaikan ini du-lu biar kakak bisa langsung makan habis mandi." Kana sedikit gugup saat Adrian meraba perutnya yang rata.

" Kalau makan kamu dulu aja gimana?" Adrian sengaja menggoda Kana dengan mengecup cuping telinga Kana titik paling sensitif di tubuh Kana.

"Ih, masa akunya dimakan sih Kak?" protes Kana lalu membalikkan badannya tak terima. Hilang sudah rasa gugup berubah menjadi rasa kesal.

Adrian terkekeh melihat kepolosan istrinya. Dia jadi penasaran melihat Kana dalam bentuk 'kepolosannya' yang lain.

"Itu makna kiasan sayang, gimana sih katanya kuliah?"

"Kakak! Aku kan kuliahnya jurusan manajemen bukan sastra." Kana merajuk dengan bibir mengerucut membuat Adrian gemas ingin mengecup bibir mungil Kana yang berwarna merah itu. Adrian suka. Manis, seperti cherry.

"Oiya manajemen ya? Pantesan kamu pintar banget manage hatiku." Adrian geli sendiri mendengar gombalan receh hasil belajarnya dari sang kakak ipar.

"Kakak lucu banget sih kalau lagi receh! Pasti belajar dari bang Kanda. " Tebakan yang jitu.

"Kok Kana tahu?" Adrian mengusap punggung Kana lembut membuat Kana gugup lagi.

"Ya tahu. Bang Kanda kan dewanya receh. Kakak jangan belajar apapun dari dia deh. Ilmunya sesat." Kana berusaha menutupi kegugupannya.

"Ada satu yang aku gak perlu belajar dari dia."

"A-apa?"

Adrian tersenyum tipis lalu meletakkan kedua tangannya di masing-masing sisi tubuh Kana, mengurung tubuh Kana yang bersandar pada tepian wastafel cuci piring.

keduanya saling bertemu pandang. Jantung Kana berdegup kencang saat mata Adrian mengunci tatapannya dengan penuh damba. Wajah Adrian semakin dekat dan Kana tidak sempat menghindar saat bibir yang lembut dan dingin itu menempel dengan bibirnya.

Ciuman Adrian hanya berupa lumatan-lumatan kecil tapi efeknya sungguh dahsyat untuk Kana yang belum pernah bersentuhan dengan pria manapun se-intim ini.

Adrian menarik wajahnya sejenak menatap wajah Kana yang merah, semerah tomat. Bibir yang setengah terbuka itu membuat Adrian berniat melanjutkan aksinya maka tanpa berpikir dua kali dia mencium bibir Kana lagi. Kali ini ciumannya lebih dari sekedar lumatan tapi ciuman menuntut untuk melakukan lebih. Kana mendesah pelan saat Adrian mengigit bibir bawahnya memberi akses lidah Adrian untuk masuk dan mengeksplor lebih dalam lagi.

Tubuh Kana mendadak lunglai kakinya seperti jelly tidak mampu menahan berat tubuhnya sendiri.

Dia kehabisan napas karena Adrian tak memberinya kesempatan untuk menghirup udara. Kana mencengkram ujung kemeja Ardian setiap ciuman mereka mencapai klimaks.

Ciuman mereka tidak akan terlepas andai saja tidak tercium bau hangus.

"Astaga tempe aku kak!" Kana mendorong dada Adrian mencoba menyelamatkan masakannya tapi semua terlambat.

"Yah, gosong! Kakak sih!" Kana mengangkat penggorengan yang di dalamnya masih ada beberapa potong tempe yang warnanya sudah gelap.

Adrian terkekeh geli melihat Kana yang belingsatan dengan wajah merah. "Makanya kalau masak pakai daster jangan baju gemes begini."

Kana cemberut lalu menatap ke arah masakannya dengan nelangsa

"Tenang saja, walaupun warnanya berubah jadi satria baja hitam begitu masih tetap aku makan kok, Na." Adrian berdoa dalam hati semoga Kana tak menganggap serius ucapannya yang hanya sekedar untuk membujuk sang istri agar tidak marah.

"Beneran ya?Oke deh! sekarang kakak mandi biar aku siapin dulu di piring." Mata Kana berbinar membuat Adrian tak tega untuk mengatakan 'jangan'.

*****

Terpopuler

Comments

Meisri Sudarmini

Meisri Sudarmini

judulnya tempe goreng eksotis...
😜

2022-01-29

0

Siti Suprihatin

Siti Suprihatin

satria baja hitam🤣🤣🤣🤣🤣

2021-05-26

0

Evy Rahmawati

Evy Rahmawati

tempeny jd gosong..😂

2021-04-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!