" Jadi gimana Na?" Moli dan Nea sengaja mengajak Kana ke cafe sepulang kuliah. Mereka terlalu antusias untuk mendengar cerita malam pertama Kana yang benar-benar mereka nantikan. Dengan alasan keamanan dan kebebasan, mereka bertiga memutuskan untuk mengobrol di cafe .
"Apanya?" Kana menatap kedua temannya heran.
"Ish, malam pertama kamu sama Adrian. Gimana Na rasanya?" sahut Moli tak sabar.
"Pasti enak." Nea terkikik geli.
Kana menatap kedua temannya bergantian.
"Oh, yang itu. Belum."
"Gimana sih?!" Moli tanpa sadar memukul meja membuat beberapa pengunjung menoleh ke arah meja mereka.
"Ih, Moli bikin kaget aja deh!" Kana meraba dadanya menetralkan jantungnya yang berdebar kencang.
"Tau nih Moli!" Nea yang ikut kaget menatap kesal ke arah Moli yang cuek itu.
"Ish, gak penting. Terus gimana Na. Kok bisa belum? Kamu gak ngikutin saran aku ya?"
Kana menggeleng. "Aku gak punya baju seksi. Lagian semalam bang Kanda nginep. Kan aku malu kalau pakai baju seksi."
"Ya, kamukan makainya di kamar bukan di depan bang Kanda." Moli gemas sekali dengan sikap Kana yang polosnya ngeselin.
" Eh, iya juga sih!" Kana manggut-manggut. membuat Moli dan Nea menghela napas.
"Emang Adrian gak ngasih kode?" tanya Nea penasaran.
Kana terdiam sejenak mencoba mengingat kejadian semalam. "Semalaman kak Adrian main PS sama bang Kanda. Aku ketiduran sampai pagi."
Astaga Kana!!!! Moli dan Nea menghela napas putus asa.
Kana tersenyum lalu merangkul bahu kedua temannya. "Tenang aja, nanti kalau udah dapat malam pertama aku bakalan cerita ke kalian berdua kok. Soalnya kata bang Kanda habis malam pertama harus dikasih tahu ke orang lain. Biar berkah. Semakin banyak yang tahu semakin berkah."
Moli dan Nea melongo lalu tertawa terbahak-bahak.
"Ih, kalian kenapa ketawa ada yang lucu?"
"Enggak, bang Kanda yang bilang begitu?" tanya Nea di sela-sela tawanya. Kana mengangguk. Duh, dikerjain kamu Na!
Moli dan Nea saling berpandangan lalu menggelengkan kepala heran dengan kepolosan tingkat akut sahabat mereka.
"Ada yang salah?" tanya Kana polos. Moli dan Nea menggeleng.
"Benar kok kata bang Kanda. Tapi Na, bukan berarti semua orang harus tahu. Cukup orang-orang yang dekat saja." Nea berdoa dalam hati semoga saja dosanya tidak akan numpuk karena setuju dengan kata-kata konyol Kanda.
"Tapi kata bang Kanda-"
"Udah lo dengerin aja kata Nea barusan." Moli menyela kata-kata Kana.
"Mending sekarang kita ke mall ajalah. Nyari lingerie buat senjata malam pertama kamu," usul Moli penuh semangat.
"Lingerie itu yang kayak baju seksi itu ya?" Kana sedikit kaget.
"Tepat!!"
***
Kana mematut dirinya di cermin sekali lagi , lalu mendesah frustasi. "Ih, ini kan seksi banget Moli keterlaluan." Kana menggeleng pelan mengamati lingerie pilihan Moli yang menurut Kana sungguh-sungguh seksi, di mana 78 % memamerkan kulit Kana yang putih bersih.
"Malu dong masa pake baju kayak gini." Kana menyandarkan tubuhnya di dinding kamar mandi.
"Adrian suami kamu Kana, udah halal." mendadak suara Moli terdengar di telinga Kana.
"Dia berhak mendapatkan hak-nya Na." Suara Nea seperti menyetujui apa yang dibilang Moli.
"Ingat Na, Adrian adalah pria dewasa. Di kantornya sana banyak cewek cakep." Kali ini suara Kanda yang terngiang di telinga Kana.
Kana mengeleng-gelengkan kepala saat mendengar bisikan-bisikan di telinganya itu. Tepat saat pintu kamar mandi diketuk Adrian.
"Kana, kamu baik-baik saja?"
Kana melihat ke arah pintu dengan panik dia buru-buru menutup bagian dada dengan dua tangannya seolah-olah Adrian akan mendobrak pintu kamar mandi yang sudah dia kunci rapat-rapat.
"Na? Bisa buka pintunya?" Adrian seperti tak sabar ingin menggunakan kamar mandi tapi di telinga Kana kata-kata Adrian seperti kata paksaan untuk membuka lingerie yang dia pakai.
"Sayang ... "
Kana melirik kimono handuk yang dilipat rapi di rak lalu cepat mengambilnya kemudian melepas lingerie menyembunyikannya di laci lemari kabinet yang ada di bawah westafel dan memakai kimono handuk yang baru dia ambil.
"Maaf Kak, kelamaan ya?" Kana tersenyum saat membuka pintu.
"Kamu mandi lagi?" Ardian mengernyit heran.
"Gerah, Kak," cengir Kana mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah. Lalu buru-buru keluar dari kamar mandi. Ardian menatap istrinya binggung lalu mengedikan bahu tak peduli dengan tingkah aneh Kana.
Kana bernapas lega akhirnya dia bisa mendarat di kasur dengan memakai piyama kesukaannya. Kana melirik Ardian yang asik dengan ponsel pintarnya sambil bersandar pada bantal yang sengaja dia tumpuk. Tidak menoleh sedikitpun ke arah Kana.
Kana sedikit gugup lalu masuk ke dalam selimut menariknya pelan-pelan sampai menutup sebatas dada.
Gak malam ini deh, kayaknya kak Adrian lagi males.
Kana menghela napas pelan lalu mencoba memejamkan mata, baru beberapa detik dia merasakan sebuah tangan memeluk perutnya erat dari belakang. Kana tersentak kaget saat Adrian menarik tubuhnya hingga merapat ke dadanya yang bidang.
"Kangen Na," bisik Adrian di telinga Kana membuat Kana merinding seketika.
"Kan, Ki-kita tiap ha-ri ketemu." Suara Kana terdengar gugup. Jantung Kana berdegup lebih kencang saat Adrian mengecup lembut cuping telinganya.
Apa ini kode yang dimaksud bang Kanda?
" Kak..." Kana sedikit kaget saat tangan Adrian menelusup ke bawah baju atasnya.
"Ya, sayang.." Adrian mengecup bahu Kana. Membuat Naya merasakan gelenyar aneh. Apalagi saat tangan Adrian menyentuh bagian tubuhnya yang paling sensitif.
Seperti ada aliran listrik ribuan volt yang mengaliri seluruh tubuh Kana saat dengan lincah tangan Adrian bermain ke sana kemari membuat Kana mengigit bibirnya kuat-kuat agar dia tidak mengeluarkan suara sekecil apapun.
Adrian membalikkan tubuh Kana dan mengurung di bawah tubuhnya. Kana menelan ludah berkali-kali saat melihat bola mata Adrian yang mulai menggelap.
"Na, boleh?" Adrian menyentuh bibir Kana yang mungil itu dengan jempolnya. Kana tak menjawab dia terpesona dengan ketampanan Adrian di atasnya yang entah kenapa dalam keadaan berantakan malah terlihat lebih ... seksi?
Adrian tersenyum lalu mencium bibir mungil Kana hanya beberapa detik saja kemudian menatap Kana lagi.
"Mau ya?" Adrian meminta persetujuan Kana.
Kana lagi-lagi tak bersuara dia masih binggung dengan apa yang sedang terjadi pada dirinya. Maklum, ini adalah pengalaman pertama Kana dalam seumur hidupnya.
Menganggap diamnya Kana adalah sebuah persetujuan Adrian terburu-buru melepas kaos yang dia pakai memperlihatkan perutnya yang sixpack hasil dari olahraganya dua minggu sekali itu. Membuat Kana menelan ludahnya terpesona.
Astaga ini suami aku??? Kana mengigit bibir bawahnya membuat Adrian makin tak sabar.
Adrian hendak mendekap Kana tapi dengan sigap Kana menghadang dada Adrian dengan kedua tangannya. Adrian mengerutkan keningnya heran.
"Kak, aku mau!" seru Kana membuat Adrian tersenyum sumringah.
"A-aku mau pipis dulu ya Kak." Seketika senyum Adrian berubah menjadi senyum kecut. Kana bergegas ke kamar mandi meninggalkan Adrian yang menatapnya tak percaya. Rasanya bagaikan diangkat ke langit yang tinggi kemudian dijatuhkan begitu saja ke inti bumi paling dasar.
"Huh!" Adrian mengacak rambut frustasi lalu menutup wajahnya dengan bantal.
******
visualisasi : Kana
visualisasi Adrian
sumber gambar :
Ig : @nancy.momoland
google.com
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Elly
makin kesini makin lucu cerita nya,jadi gemas liat si kana😄😄
2021-02-21
0
P.Aisyah
aku mampir thor😁di tunggu feedbacknya ya😉
2020-12-13
0
Andre Fida
kanaa...bikin kesel...
2020-05-17
2