Gak peka lu ah!

Kana melempar baju yang ... sudah entah keberapa dia coba. Diamatinya baju-baju yang teronggok begitu saja di atas ranjang lalu mendesah pasrah.

Menyesal dia menuruti ide Moli yang menyarankan untuk tampil beda saat menyambut Adrian yang pulang dari bekerja. Entah kenapa Kana merasa baju-baju yang dia punya sudah tidak layak pakai sudah tidak cocok dengan seleranya padahal baju-baju itu belum lama dia beli.

Dia melirik ke arah jam dinding dan mata bulatnya melebar saat waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore itu berarti beberapa jam lagi Adrian suaminya yang super tampan itu akan segera pulang. Dan rumah terutama kamarnya masih berantakan.

Gawat kalau masih berantakan dan Adrian tiba-tiba pulang. Pasti Adrian akan menyangka dia pemalas. Padahal Kana sendiri yang menolak untuk dicarikan asisten rumah tangga.

Kana terbiasa mandiri, di rumah besarnya pun walaupun terdapat banyak asisten rumah tangga Kana dan kakaknya diajarkan untuk bertanggung jawab atas kebersihan kamarnya dan barang-barang miliknya.

Kana beranjak dari duduknya lalu memutuskan untuk membersihkan kamar dan ruangan yang lain dulu sebelum mandi dan menyambut suaminya pulang.

Untuk makan malam dia akan delivery order saja seperti biasanya karena walaupun untuk urusan pekerjaan rumah Kana jagonya, Tapi untuk memasak Kana tidak begitu terampil.

Dia hanya bisa memasak makanan yang simpel saja seperti menggoreng telur, masak air dan mie instan. Itupun kadang hangus.

Jam di dinding menunjukkan pukul 6 sore saat mobil Jazz Ardian masuk ke dalam garasi. Kana bergegas menyambut sang suami di depan pintu yang menghubungkan garasi dengan ruang keluarga.

Alih-alih memakai baju seksi saran Moli, Kana memilih memakai piyama lusuh gambar Doraemon kesayangannya. Membuat Adrian gemas dan ingin segera memeluk gadis yang menggemaskan itu.

Gadis?

Mengingat itu Adrian tertawa sendiri. Bagaimana tidak? Sampai dua minggu pernikahan Adrian belum mendapatkan hak-nya bukan karena tidak mau, tapi Adrian menunggu kesiapan Kana.

Apakah Adrian bisa menahan diri selama dua Minggu?

Jawabannya ... ya.

Tentu saja dengan usaha keras, Adrian selalu berusaha menahan diri untuk tidak memaksa Kana melakukan 'itu' walaupun sebagai pria dewasa Adrian menginginkannya. Apalagi jika pagi hari godaan untuk memaksa Kana melakukan itu sangat tinggi namun, Adrian tetap mampu bertahan.

Sekarang Adrian sangsi apakah hari-hari berikutnya dia mampu menahannya? Apalagi Kana semakin hari semakin terlihat cantik.

Kepolosan dan ketulusan Kana lah yang membuat Adrian jatuh hati. Awalnya, dia hanya menganggap Kana adik karena usianya yang cukup jauh ditambah Kana adalah adik dari sahabat karibnya, Kanda. Tapi seringnya pertemuan keduanya menumbuhkan benih-benih cinta.

Walaupun orangtua keduanya sempat ragu tapi Adrian meyakinkan kalau Kana adalah wanita yang pantas untuknya.

"Kakak wangi ya, walaupun seharian kerja."

Adrian tersenyum mendengar celoteh Kana yang asik memeluknya sambil mengendus-endus dadanya bak seekor anak kucing yang lucu.

"Kamu juga wangi walaupun di rumah." Adrian mengecup hidung mancung Kana membuat Kana terkikik geli.

"Oiya sayang, kamu masak apa?"tanya Adrian menatap meja makan dengan tudung saji yang tertutup.

"Ih, kakak ini ngeledek ya? Akukan gak bisa masak." Kana dan rajukannya selalu membuat Adrian gemas apalagi jika bibir merahnya mengerucut membuat Adrian ingin mengecup dan berlama-lama di sana tapi tidak boleh, nanti dia bisa melakukan hal yang lebih dari itu.

"Bukan tidak bisa, tapi belum bisa. Kalau latihan terus pasti bisa." Adrian melepas pelukannya lalu berjalan ke meja makan dan membuka tudung saji.

Dia berdecak kagum saat melihat isi di bawah tudung saji itu, ada berbagai olahan sea food di sana. Adrian tertawa miris dalam hati. Kalau setiap hari begini terus namanya pemborosan.

"Kakak pengen aku bisa masak ya?" Kana melihat wajah Adrian yang tidak bersemangat saat melihat makanan yang sengaja Kana pesan di restoran favorit keluarganya. Tentu saja lah Adrian bosan dengan makanan luar.

"Ya, kalau boleh sih pengen banget ngerasain masakkan kamu." Adrian tersenyum manis agar Kana tidak tersinggung.

"Ya udah , mulai besok habis pulang kuliah aku mampir ke rumah mama deh buat latihan masak." Kana terlihat bersemangat membuat Adrian lega, dia pikir Kana akan tersinggung lalu merajuk. Tapi sepertinya 'anak mama' ini mulai dewasa.

Adrian memegang kedua bahu Kana lalu memposisikan tubuhnya agar berhadapan dengan Kana. "Kalau begitu mulai besok juga aku jemput kamu di rumah mama ya?"

Kana mengangguk antusias senyumnya cerah secerah matahari membuat getaran lembut di hati Adrian.

"Kenapa sih kamu selalu terlihat cantik, Sayang?" Adrian mencubit pipi Kana gemas membuat rona merah di pipi Kana.

Duh, Kana menyesal kenapa tadi dia gak dandan dulu ya. minimal pakai lipgloss biar tidak terlihat pucat. Besok-besok dia harus tampil cantik jika menyambut Adrian, kayaknya saran dari Moli benar-benar harus Kana turuti.

"Emang aku cantik, Kak? Padahal tadi aku gak sempat dandan lho!"

"Gak dandan aja kamu cantik, gimana kalau dandan. Bisa leleh kakak saking terpesonanya." Tidak ada salahnya gombalin istri sendiri.

Kana menunduk malu.

"Na, May i kiss you?" tanya Adrian dengan suara sedikit serak. Membuat wajah Kana memanas seketika. Kana tak menjawab namun gesturnya menunjukkan kalau tidak ada penolakan.

Adrian tersenyum lembut lalu menarik dagu Kana dan mendekatkan wajahnya ke wajah cantik Kana yang sudah menutup matanya.

Jantung Kana berdebar keras saat napas hangat Adrian menyapu wajahnya. Ini bukan ciuman yang pertama bersama Adrian tapi tetap saja rasanya gugup.

Jarak wajah mereka semakin dekat Kana bisa mencium harum napas Adrian yang menggelitik hidungnya, nyaris bibir mereka bertemu namun ... .

"Hayoo! Pada ngapain!"

Adrian dan Kana tersentak kaget mereka saling menjauh saat mendengar suara menggelegar yang tak asing itu.

"Bang Kanda! Ihh!" Kana terlihat kesal, berbeda dengan Adrian yang salah tingkah merasa ketahuan oleh kakak iparnya.

Kanda yang bersandar di depan pintu itu hanya tersenyum sambil menarik turunkan alisnya. "Makanya kalau mau beradegan dewasa pintu di tutup!"

*

Kana meletakkan secangkir kopi dengan sedikit kasar di depan Kanda yang sedari tadi meledeknya.

"Ngapain sih Bang ke sini?"tanya Kana lalu duduk di depan abangnya.

"Adik durhaka, ya main lah! Gue kangen sama lo!"

Kana mencibir mendengar jawaban Kanda itu."Bullshit banget!" Untung tadi Adrian sedang ijin salat magrib jadi dia gak akan tahu kalau istrinya sedang mengumpat.

"Lagi suntuk Na."

"Suntuk kok kemari. Ke rumah pacar Abang sana!"

Kanda menatap Kana kesal.

"Ups..lupa! Abang kan jomlo abadi." Kana terkikik geli membuat wajah Kanda cemberut.

"Oiya Na, Gimana malam pertamanya?" goda Kanda.

Kana terdiam, pertanyaan yang sama dengan Moli dan Nea. "Emang malam pertama itu semua orang harus tahu ya Bang?"

Kanda tersenyum jahil. Adiknya ini memang kadang polosnya kebangetan, bisa nih digali info buat bahan cengcengan Adrian nanti.

"Iya lah, wajib hukumnya orang lain tahu. Biar lancar rejekinya."

Kana manggut-manggut. Pantesan aja si Moli sama Nea penasaran banget soal malam pertamanya ternyata emang ada artinya.

"Jadi gimana Nanti? Menang berapa ronde si Adrian?"

Kana mengernyit ." Emangnya lagi main tinju pake ronde-rondean?"

Kanda menghela napas. Sabar Nda, punya adik lemotnya level dewa memang harus sabar.

"Maksud gue yang kayak 'begitu-begitu' ." Kanda sampai harus menggerakkan tangannya untuk menggambarkan.

"Oh ... kayak yang di hp si Nea kemarin itu yang katanya bikin baby?"

Kanda menepuk jidatnya. Astaga apa benar ini adiknya? Jangan-jangan dia adik yang tertukar?

"Belum sih." Kana berkata lirih

"Hah?" Kanda memastikan kalau dia tidak salah dengar.

"Belum Na?" Kanda memastikan sekali lagi.

Dan tawa Kanda pecah saat melihat anggukan kepala Kana.

"Astaga terus kalian ngapain aja kalau malam? main gundu?" Kanda tak tahan untuk meledek iparnya habis-habisan nanti.

" Ya tidur lah."

" Ya ampun Kana, lu kagak kasian apa sama Adrian?"

Kana menatap Kanda sendu. "Ya, habisnya kak Adrian gak pernah ngajakin kalau mau bikin baby. "

Tuh kan! Kemana ini bocah waktu pembagian otak?

"Ya, lu baca kodenya lah!"

"Kode apaan sih?"

Kanda mendengus sebal lalu pindah duduk di samping Kana. "Gue nanya, setiap malam si Adrian tiba-tiba meluk atau cium lu gak?"

Kana terdiam mencoba mengingat-ngingat apa saja yang dilakukan mereka setiap malam.

"Iya."

Kanda menjentikkan jarinya. "Nah, itu namanya kode! Gak peka lu ah!"

"Terus gue harus apa?"

Kanda merangkul bahu Kana lalu berbisik. "Lepas segel lu. Kasih hak dia sebagai suami."

Kana menatap Kanda binggung.

Pasti gak ngerti deh ni anak!

"Ingat ya Na, Kalau sampai Adrian belum mendapatkan haknya sebagai suami. Jangan salahkan kalau dia tergoda sama wanita lain . Soalnya cewek di kantor dia gak ada yang jelek." Kanda menepuk bahu Kana membuat Kana memikirkan semua ucapan kakaknya itu.

**

Terpopuler

Comments

Siti Suprihatin

Siti Suprihatin

kan oh Kana....🤣🤣

2021-05-26

0

Nina Herlina

Nina Herlina

cerita bagus gini ko..tpi kenapa yg like nya dikit..😥

2021-05-05

0

Roro Ayu Murwani

Roro Ayu Murwani

koplaakk abangnyaa
jomblo yg kepooo

2020-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!