Malam Pertama Kana

Malam Pertama Kana

Kana Oh Kana

Kana berjalan terseok-seok saat dengan tak berperasaannya Moli dan Nea sahabat baik Kana dari SD itu menarik kedua tangan Kana menyeretnya lalu menyuruh Kana untuk duduk di bangku kelas paling belakang, posisi enak untuk mengintrogasi Kana. Itu yang ada di pikiran Moli dan Nea. Untunglah kuliah di mulai setengah jam lagi jadi cukuplah untuk bertanya banyak hal pada Kana.

"Ihh, sakit tau!" rengekan kesakitan Kana gadis cantik bak Barbie dengan kulit putih susu yang halus seperti pualam tak digubris oleh kedua gadis yang menatap Kana tak sabar.

"Jadi gimana Na? Enak gak jadi istri?" Moli terdengar antusias. Memang, di antara sahabat Kana, Moli-lah yang pertama kali histeris ketika mendengar Kana mau menikah dengan Adrian seorang Manager di sebuah perusahaan BUMN. Dan Moli-lah yang sangat bersemangat membantu Kana mempersiapkan pernikahan Kana seminggu yang lalu. Jadi tidak salah kalau Moli terdengar tak sabar mendengar kisah hidup Kana setelah menikah.

"Apa Adrian baik sama kamu Na? Kamu gak dipukuli kan Na? Gak di-KDRT kan?" Nea yang memiliki kadar empati di luar batas itu bertanya sambil mengamati setiap jengkal tubuh Kana.

"Ya gak mungkinlah kak Adrian setega itu sama Kana kita. Lagian liat tuh Kana segar bugar kayak pertama kita lihat sebelum nikah," timpal Moli, Nea mengangguk-ngangguk.

"Jadi gimana, Na?" tanya Moli lagi, masih penasaran dengan pertanyaan dia yang belum dijawab oleh Kana.

"Gimana apa?" Kana balik tanya.

Moli memutar bola matanya jengah. Duhh, temannya yang satu ini sebenarnya cerdas tapi juga rada-rada telat mikir di keadaan tertentu.

"Malam pertama kamu, sukses gak?" tanya Moli masih dengan antusiasme yang menggebu-gebu.

Kana menatap Moli dan Nea bergantian seperti berpikir keras membuat Moli dan Nea tak sabar menanti jawaban keluar dari mulut Kana.

"Sukses dong! Aku menang tujuh kali malah," jawab Kana girang sambil bertepuk tangan.

Membuat Nea dan Moli tersentak kaget.

"Serius??" tanya Moli tak percaya. Mana mungkin, Kana ini kan baru sekali pacaran itu pun waktu SMA.

Menikah sama Adrian yang rentang usianya 11 tahun lebih tua saja karena dijodohin sama papanya walaupun keduanya sama-sama suka sih. Tapi kok bisa dia menang sampai tujuh kali begitu?

"Kamu serius?" ulang Nea setengah berbisik takut yang lainnya dengar.

Kana mengangguk. "Iya."

"Tapikan kamu belum pernah, gak pengalaman begituan." Kali ini Moli berbisik di telinga Kana.

"Siapa bilang? Aku sering kok main begituan," sahut Kana lalu mengambil bedak dalam tas dan mulai memoles wajahnya.

"Apa?!" jerit Moli dan Nea bersamaan buru-buru mereka menutup mulut karena beberapa orang teman menatap ke arah mereka. Ada yang acuh, ada yang menatap mereka kesal karena merasa terganggu tapi ada juga yang kepo ingin tahu.

"Kamu serius? Sering main begituan?" Moli berbisik.

"Iya , aku sering main begituan biasanya sama Gama sebelum nikah. Tapi sekarang udah nikah ya sama kak Adrian," sahut Kana santai.

"What? Gama? Anak SMP depan rumah kamu?" tanya Moli shock. Kana mengangguk.

"Dan tujuh kali itu dalam semalam?" tanya Nea. Lagi-lagi Kana mengangguk.

"Gila!" seru Moli tak percaya . Dan Nea hanya menatap shock ke arah Kana yang asik dengan kacanya tanpa sadar efek dari perkataannya barusan terhadap Moli dan Nea.

"Gak nyangka aku." Nea terlihat kecewa mendengar itu.

Kana menatap kedua sahabatnya binggung.

"Kalian kenapa sih? Masa denger aku jago main uno aja sampai shock begitu sih?"

Ehhh, apa tadi?

"What ?Uno?" Moli cengo. Kana mengangguk.

"Jadi sedari tadi yang kita bicarakan adalah permainan kartu Uno?" seru Nea.

"Iya, abis resepsi itu aku binggung mau ngapain sama Kak Adrian terus dari pada bengong akhirnya kami main uno deh," oceh Kana ceria senyum tak lepas dari bibirnya yang merah cherry itu.

Moli dan Nea menatap ke arah Kana antara binggung, shock dan kesal.

"Astaga Kana jadi sedari tadi kita ngomongin hal yang gak penting." Nea geleng kepala.

"Dari malam pertama kamu sama kak Adrian main Uno ? Atau jangan-jangan sampai sekarang ya?" tanya Moli.

Kana mengangguk, dia heran juga kenapa teman-temannya itu terlihat binggung hanya karena dia bermain uno?

"Iya, malam pertama aku menang tujuh kali tapi malam-malam berikutnya kak Adrian makin jago tau gak? Dia bisa ngalahin aku beberapa kali." Kana bercerita dengan raut wajah yang berubah-ubah. Senang, kaget dan ceria. Tipikal Kana sekali.

Moli dan Nea menatap ke arah Kana tak percaya sebelum akhirnya mendesah panjang.

"Emang kenapa sih kalian ini binggung? Emang salah ya tiap malam main Uno?" tanya Kana.

"Yaiyalah! Gimana sih kamu ini!" hardik Moli tanpa sadar membuat Kana tersentak kaget karena dia belum pernah melihat Moli bicara dengan nada tinggi seperti yang dilakukan Moli sekarang ini.

"Moli kok gitu sih sama aku." Mata Kana berkaca-kaca, wajahnya terlihat sendu. Nea menendang kaki Moli memberi isyarat untuk segera melakukan sesuatu agar Kana tidak tersinggung dan menangis.

Moli menepuk jidatnya. Dia lupa kalau Kana super sensitif dan rapuh kayak egg roll yang digigit sekali aja remahnya sudah ke mana-mana.

"Sorry, bukannya aku marah Na. Tapi gini lho-" Moli membenarkan letak duduknya hingga posisinya berhadapan dengan Kana.

"Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh sepasang pria dan wanita yang sudah menikah di malam pertama." Moli berkata dengan hati-hati sekali.

"Ohh..kayak main uno gitu?" tanya Kana.

Duhh, bocah ini polos apa naif sih?

"Bukan Na, bukan main Uno tapi-" Moli terdiam sejenak binggung sedangkan Kana mengerjap-ngerjapkan matanya menunggu kata yang akan keluar dari mulut Moli selanjutnya.

"Ehhh,ehmm..kamu aja yang njelasin Nea!" seru Moli pada Nea. Nea gelagapan dia juga binggung mau menjelaskan bagaimana.

"Enak aja. Aku mana bisa njelasin akukan belum nikah dan belum pernah yang begitu-begitu," elak Nea, Moli mendecih tapi otaknya berpikir keras, kemudian seperti ada bohlam yang menyala di atas kepalanya dia mendapat ide yang luar biasa.

"Aku tahu. Sini pinjam hp kamu!" Moli mengambil ponsel dari tas Nea lalu jarinya sibuk menari-nari di layar birunya.

"Nyari apaan?" tanya Nea penasaran.

"Moli mau ngapain?" Kali ini Kana yang kepo dan mengintip sedikit.

"Nih! Aku cariin apa yang harus dilakukan Sepasang suami istri di malam pertama." Moli tersenyum lalu menunjukkan layar ponsel itu ke arah Kana.

"Arghh!" jerit Kana histeris dan refleks menutup kedua matanya dengan telapak tangan yang jari-jarinya merenggang.

Moli buru-buru menutup aplikasi yang baru saja dia buka saat Kana menjerit histeris. Kalau sampai ada yang tahu bisa dilaporin ke prodi berabe dia.

"Moli kok buka begituan sih! Itu dosa tau Mol!" seru Kana matanya masih tertutup.

"Sttts! Jangan keras-keras!" Moli menatap kanan kiri untunglah tidak ada yang sadar.

Nea tertawa melihat Kana yang bereaksi lucu itu. "Kamu belum pernah lihat yang begitu Kana?"

"Ihh Nea, engga lah! Itu..itu.. ihhh tuhkan mata suci aku sama otak aku udah terkontaminasi , semua gara-gara Moli nih," rengek Kana mukanya merah saat mengingat apa yang baru saja dia lihat.

"Apaan sih! Jangan polos-polos banget lah Na. Itu udah bukan hal yang tabu buat kamu yang udah nikah," seru Moli.

Kana mengerucutkan bibirnya lucu. Tak bisa dipungkiri dari ketiga sahabat ini, Kana adalah sosok yang paling menarik manja, polos, lucu , ekspresif dan ngemesin. Dia juga mudah untuk dicintai oleh semua orang.

"Jadi sekarang udah tahukan ?" tanya Nea.

"Tahu apa?" Kana mengerutkan kening.

Astagaaaa...!!!

"Tahu apa yang harus dilakukan suami istri di malam pertamanya Kana Kadella Gufron," seru Moli gemas pengen noyor takut salah.

"Hah, jadi kayak yang tadi?" Muka Kana merah saat bertanya. Moli dan Nea mengangguk.

"Ihh, gak mau!" rengek Kana.

"Itu udah kewajiban seorang istri, Kana. Kalau tidak kamu lakukan kamu udah dzalim sama suami, dosa." Nea memberi pengertian.

"Ta.. tapi.." Kana sedikit ragu.

"Kamu mau punya keturunan enggak, punya anak maksudnya..bayi..bayi?" Moli bertanya.

Kana mengangguk.

"Lha ya udah , kalau kamu mau garis keturunan kamu gak putus kamu harus ngasih cucu buat mama papa kamu," kata Moli.

"Dengan cara yang kayak tadi," sambung Nea .

Mata Kana membulat. " Jadi aku harus... begitu sama kak Adrian?"

"Yaiyalah Na, itu namanya bikin bayi," seru Moli gemas.

"Kok harus gitu sih bikin bayinya?" Kana sedikit keberatan.

"Yeee kamu kira bikin bayi pake tepung aduk-aduk jadi?" seru Moli. Kana cemberut.

"Na, emang selama seminggu kak Adrian gak ngasih kode gitu?" tanya Nea penasaran.

Kana berpikir sejenak. "Kode apaan? Kode brangkas?"

Nah, kan? Kadang-kadang telmi nih bocah!

"Kode ngajak kayak di hp tadi." Moli memperjelas.

"Kayak mungkin dia ndeketin atau apalah gitu?"

Kana mencoba mengingat-ngingat. Iya sih, memang beberapa kali Adrian seperti ingin mengungkapkan sesuatu tapi selalu gak jadi. Atau seperti memeluk dan mencium kening Kana. Apa itu namanya kode?

" Yaiyalah itu kode!" seru Moli, duhh bocah ngapa gak peka begini sih!

"Ohhh gitu ya, aku pikir biasa begitu." Kana mengangguk-angguk mengerti.

"Ati-ati lho Na." Moli memperingatkan.

"Ati-ati apaan?" tanya Kana.

"Ini kan udah seminggu dan Kak Adrian belum mendapatkan haknya sebagai suami." Moli berhenti sejenak menebak-nebak reaksi Kana.

"Lalu?"

"Bisa aja dia cari pelampiasan lain," kata Moli .

Hah???

"Maksudnya apaan?"tanya Kana masih belum mengerti.

"Maksudnya Moli, bisa jadi Adrian cari cewek lain buat diajak uhuy-uhuy kayak di hp tadi." Nea menyambung sambil mengedipkan mata ke arah Moli.

"Hah??? Ihh kok gitu? Gak boleh!" Kana Histeris sendiri.

"Kayak tetangga aku. Istrinya gak mau, ya udah dia nyari dah bini muda." Moli makin membuat Kana histeris.

"Ihhh, gak mau! Amit-amit!"

"Maka dari itu Na. Adrian kan pria dewasa umurnya udah 33 tahun dan kamu udah 22 tahun, menurut ilmu kedokteran juga umur 22 tahun organ reproduksinya udah siap tuh dibuahi," kata Nea menjelaskan dengan gamblang.

Kening Kana berkerut tangannya mengetuk-etuk bangku di depannya.

"Jadi aku harus kayak di hp tadi?"

Moli dan Nea mengangguk.

"Oke!" seru Kana tersenyum penuh semangat. Membuat Moli dan Nea mengadu tinju sebagai usaha mereka yang berhasil.

"Ehh, tapi gimana caranya sih?" tanya Kana polos.

Kana ohh Kana

Moli dan Nea saling berpandangan sebelum keduanya memilih membalikkan badan ke arah depan bersiap menerima perkuliahan siang itu.

"Iihh, kok pada gitu?"

***

Terpopuler

Comments

Asya Princess Khoiron

Asya Princess Khoiron

nama q disebut...hadir Thor🤭

2021-11-20

0

Sri Tutin

Sri Tutin

baru baca kayanya kocak banget

2021-06-16

0

Siti Suprihatin

Siti Suprihatin

awal baca....kayak e seruuu & lucu

2021-05-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!