Asisten Han hanya memandang tuan David dengan sendu dan berharap ini semua segera berakhir.
" Tuan yang kuat saya percaya tuan pasti bisa menghadapi ini semua." ucap asisten Han.
Asisten Han berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya karena dirinya sangat lelah pulang dari pekerjaan terlebih pekerjaannya bertambah banyak karena tuan muda David masih berada di rumah sakit.
xxxxxxx
Di tempat yang berbeda dokter Karen seperti biasa pulang dari rumah sakit menuju ke rumahnya.
" Sudah gajian belum?" Tanya ayahnya dokter Karen
" Belum ayah seminggu lagi baru gajian." Jawab dokter Karen
" Kalau begitu mana kunci mobilnya?" tanya ayahnya dokter Karen
" Buat apa ayah?" tanya dokter Karen
" Dasar bod*h, jangan banyak tanya mana kuncinya!!!"bentak ayahnya dokter Karen
Dokter Karen hanya menghembuskan nafasnya dengan berat kemudian memberikan kunci mobil ke ayahnya. Ayahnya langsung terima dan pergi entah kemana meninggalkan Karen sendirian.
Dokter Karen yang sudah pulang dari rumah sakit berjalan ke kamarnya untuk mandi dan istirahat.
Pagi harinya dokter Karen seperti biasa bangun pagi memasak untuk sarapan pagi untuk dirinya dan juga ayahnya. Selesai masak dokter Karen masuk ke kamar mandi, selesai mandi dan berpakaian dokter Karen sarapan pagi di meja makan bersama ayahnya.
Seperti biasa selama makan tidak ada yang bicara sedikitpun, selesai makan dokter Karen mencuci piring dan gelas kotor sedangkan ayahnya hanya bermain ponsel tanpa melakukan kegiatan apapun. Selesai mencuci piring dokter Karen mengambil tas kerjanya kemudian menemui ayahnya.
" Ayah, kunci mobilnya mana?" tanya dokter Karen
" Jual." Jawab ayahnya singkat
" Apa??? kenapa di jual?" tanya dokter Karen setengah berteriak
" Berisik!!! salah siapa kamu tidak kasih uang ke ayah." Jawab ayahnya dengan nada kesal sambil menatap tajam
" Ayah aku kan sudah bilang seminggu lagi aku gajian." ucap dokter Karen
" Terlalu lama, sudah sana kerja cari uang yang banyak." Ucap ayahnya dengan santai.
Dokter Karen hanya menghembuskan nafasnya dengan perlahan.
" Baiklah ayah, Karen berangkat dulu." Ucap dokter Karen
" Pergilah, ayah tidak mau di sentuh olehmu." ucap ayahnya tanpa punya rasa bersalah sedikitpun.
" Baik ayah." Jawab dokter Karen
Dokter Karen pun pergi meninggalkan ayahnya sambil memesan ojek online menuju ke rumah sakit.
xxxxxxx
Rumah Sakit Pelita Kasih
Tuan David perlahan membuka matanya dan melihat sekelilingnya sambil berusaha menggerakkan ke dua kakinya tapi tidak bisa digerakkan sama sekali membuat dirinya marah.
prang
prang
bruk
Semua barang - barang yang berada di ruang perawatan perawatan di dorong hingga tubuhnya terjatuh. Orang - orang yang mendengar suara keributan hanya menatap ruang perawatan VVIP tanpa ada yang berani masuk ke dalam.
Dokter dan perawat masuk ke dalam ruang perawatan VVIP langsung menolong tuan David tapi tuan David memberontak dan mendorong dokter dan perawat. Tenaganya yang kuat membuat dokter dan perawat kewalahan.
" Suster panggil dokter untuk menyuntik obat penenang." perintah dokter tersebut
" Baik dokter." Jawab suster tersebut
Suster tersebut keluar dari ruang perawatan sedangkan dokter tersebut sedikit menjauh karena tidak ingin mendapatkan bogem mentah dari tuan David.
Dokter Karen yang sudah memakai masker dan memakai pakaian operasi karena hari ini ada jadwal operasi melihat seorang perawat berlari.
" Ada apa suster?" tanya dokter Karen
" Pasien yang nona tolong waktu itu sedang mengamuk dan saya di suruh memanggil dokter lain untuk menyuntik obat penenang." Ucap perawat itu
Karen melihat jam tangannya dan masih ada waktu untuk operasi.
" Sudah biar saya saja sus." Ucap dokter Karen
" Tapi dokter pasiennya mengamuk saya tidak ingin dokter terluka." Ucap perawat itu kuatir.
" Tidak apa - apa santai saja." Jawab dokter Karen
" Baik dokter, pasiennya di rawat di ruang perawatan VVIP dok." Ucap perawat tersebut.
" Suster hubungi keluarganya saja biar saya langsung ke ruang perawatan." ucap dokter Karen sambil berjalan ke ruang perawatan VVIP.
" Baik dok." Jawab suter tersebut.
ceklek
Dokter Karen melihat tuan David sedang berbaring di lantai sambil mendorong dan membanting barang yang berada disekitarnya sedangkan temannya yang juga seorang dokter sedang membelakangi dirinya hanya melihat tuan David tanpa melakukan apapun.
" Dokter Rizky, kenapa pasien tidak di tolong?" tanya dokter Karen
Dokter Rizky membalikkan badannya dan terlihat wajahnya babak belur.
" Maaf dokter Karen tadi saya mau menolong tapi saya mendapatkan ini." Ucap dokter Rizky sambil menunjuk wajahnya.
Dokter Karen menutup mulutnya seakan tidak percaya pagi ini melihat kejadian seperti ini. Dokter Karen mendekati tuan David sambil menyentuh tangan kanannya.
" Aku mohon berhentilah, apa yang tuan lakukan hanya menyakiti diri tuan." ucap dokter Karen dengan suara lembut
Tuan David yang ingin menepis tangan dokter Karen tidak jadi melakukannya dan langsung berhenti.
" Tuan, saya dan teman saya bantu tuan untuk angkat tuan ke ranjang boleh?" tanya dokter Karen dengan nada lembut
Tuan David hanya menganggukkan kepalanya tanpa bicara sedikitpun.
" Dokter Rizky bisa bantu aku mengangkatnya?" tanya dokter Karen
" Boleh." ucap dokter Rizky dengan nada terkejut karena tadi pasiennya marah - marah dan mengamuk membanting dan memukul dirinya hingga wajahnya lebam tapi kini setelah bertemu dengan dokter Karen pasiennya langsung menurut dan tidak marah lagi.
Ke dua dokter itu dengan perlahan mengangkat tubuh tuan David ke ranjang. Setelah selesai dokter Karen memasang infusnya kemudian menyelimuti tubuh tuan David sampai ke dadanya sedangkan dokter Rizky memanggil office boy untuk merapikan barang - barang seperti kursi, lemari dan barang lainnya yang tadi di banting dan di dorong oleh tuan David.
" Dokter Rizky, obati dulu wajahnya biar saya menangani tuan ini." ucap dokter Karen
" Ok. Dokter hati - hati." Ucap dokter Rizky
Dokter Karen hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti dan dokter Rizky pergi meninggalkan dokter Karen dan tuan David.
" Boleh aku lihat tangan tuan?" tanya dokter Karen
Tuan David lagi - lagi menurut dan memberikan tangannya. Dokter Karen memegang tangan tuan David dan melihat apakah ada luka atau tidak.
" Lihatlah tuan tangan tuan terluka, jangan diulangi lagi ya?" ucap dokter Karen
" Aku lumpuh dok dan wajahku rusak." Ucap tuan David dengan nada sendu.
Dokter Karen tersenyum dan menyentuh wajah tuan David yang masih di balut perban.
"Tuan yang sabar ya? apalagi dengan jaman serba canggih tuan bisa operasi wajah dan mengenai lumpuh tuan bisa pergi ke alternatif supaya bisa jalan kembali." Ucap dokter Karen.
Tuan David hanya diam mendengarkan ucapan dokter Karen.
" Ke dua tangan tuan harus diobati sama teman saya ya?" ucap dokter Karen
" Kenapa tidak sama dokter saja?" tanya tuan David
" Maaf tuan, hari ini saya ada jadwal operasi jadi sama dokter lain." Ucap dokter Karen
" Baiklah." Jawab tuan David pasrah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Dyah Oktina
katanya cinta kasih jd kok pelita kasih ..yg bener yg mana?
2025-03-22
0
Mia Sagitarius
dr karen baik bngt..mungkin jodoh kali yhaa??
2025-03-18
0
Molive(virgo girl)♍
ku tingalin kau sumpah
biar kau seorang ayah
lebih baik gk punya ayah dari pada punya...
cuman beban gk apa²
ini malah gk tau diri
😤😤
2023-08-08
0