Baru beberapa hari Ellea diterima bekerja di perusahaan iklan ini tapi sialnya hari dia telat satu menit untuk melakukan absensi tapi Ellea berpikir bahwa tidak apa-apa telat satu menit karena atasan yang merupakan CEO perusahaan ini bernama Pak Anderson belum pernah masuk ke kantor sejak Ellea mulai bekerja di perusahaan ini entah apa alasannya.
Saat Ellea tiba di meja kerjanya ada seorang laki-laki muda berparas tampan, berpakaian sangat rapi, berkulit putih usianya masih 25 tahun namun dia sudah menjadi seorang CEO diperusahaan milik mendiang Ayahnya ini dialah Emerald Anderson.
Anderson duduk dengan tegap dikursi kerja Ellea, membuat Ellea bingung kenapa kursi kerjanya diduduki oleh lelaki ini.
"Maaf Pak, ini kan meja kerja saya. Anda mungkin salah tempat," kata Ellea.
Laki-laki itu kemudian mengangkat tangan kanannya dan melirik jam tangannya.
"Saya perkirakan kamu telat absen satu menit dan berjalan menuju ke meja ini menjadi telat lima menit. Lalu apa pantas kamu bilang ini meja kerja kamu?" tanya Anderson.
"Lalu apa urusannya dengan Anda saya mau telat satu menit kek lima menit kek. Sekarang cepat enyahlah dari meja saya!" kata Ellea dengan nada tinggi sambil mengayunkan jarinya agar Anderson pergi.
Tak lama seorang karyawan lama datang menghampiri Pak Anderson untuk memberikan beberapa dokumen penting.
"Permisi Pak Anderson, ini berkas yang bapak minta," kata karyawan itu lalu bergegas pergi.
Mendengar karyawan lama tadi memanggil dengan sebutan Pak Anderson yang berarti itu adalah atasannya saat ini, membuat tangan Ellea gemetaran dan langsung memasang wajah melas.
"Pak saya bisa jelaskan tolong jangan salah paham dulu," ujar Ellea dengan ketakutan.
Anderson bangkit dari kursi dengan mata penuh rasa kesal dan bicara dengan santainya.
"Kemasi barang-barang kamu! Kamu saya pecat!" kata Anderson.
Membuat Ellea seketika langsung menarik tangan Anderson dan memohon belas kasihan.
"Saya mohon Pak jangan pecat saya Pak, keluarga saya orang tidak punya kalau saya dipecat nanti bagaimana hidup saya dan keluarga saya Pak," kata Ellea.
"Lepaskan tangan kamu!" kata Anderson dengan sinisnya.
Ellea pun melepaskan tangannya dari tangan Anderson.
"Sekali lagi kamu telat, saya akan langsung pecat kamu!" ancam Anderson yang langsung berlalu dari hadapan Ellea.
"Berarti ini artinya aku engga jadi dipecat, yes, yes makasih Pak," teriak Ellea yang lega tak jadi dipecat.
Sepulang kerja Ellea merasa dikerjai habis-habisan oleh atasannya itu, hingga seluruh tubuhnya pegal-pegal, Ellea bahkan sampai ketiduran di bus dalam perjalanan pulang ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, Ibu sedang membuka sebuah undangan pernikahan berwarna biru.
"Bu, Lea pulang," sapa Ellea sambil memijat-mijat bahunya sendiri dan duduk dikursi samping Ibunya.
"Kamu kecapean banget hari ini Lea? Engga seperti biasanya," tanya Ibu.
"Iya Bu atasan Lea udah masuk kantor tadi jadi banyak kerjaan. Itu undangan dari siapa Bu?" tanya Ellea.
"Ini untuk kamu Lea, dari anaknya Tante Catlyn itu loh yang dulu waktu kecil sering main kesini saudara jauh kita, ternyata resepsinya diadakan di gedung mewah" kata Ibu.
"Em iya iya, Ellea inget kok Bu hebat ya dia nikah sama lelaki kaya. Itu untuk kapan Bu?" tanya Ellea.
"Untuk besok Sabtu. Kamu libur kan Lea?" tanya Ibu.
"Iya Bu libur, nanti Ellea pasti dateng kok," kata Ellea.
"Sendirian lagi?" sindir Ibu.
"Ya gimana lagi Bu. Lea kan belum punya pasangan. Tapi siapa tau nanti diresepsi pernikahan Lea dapet jodoh," kata Ellea.
"Kamu tuh ada-ada aja. Ya sudah kalau gitu Ibu doa'kan," kata Ibu.
Keesokan harinya Ellea berdandan sangat cantik untuk menghadiri resepsi pernikahan saudara jauhnya itu disebuah gedung mewah hingga membuat Ellea harus mencari-cari pakaian terbaiknya dari dalam lemari, tapi yang ada hanyalah pakaian seadanya maklum Ellea baru beberapa hari bekerja jadi belum mendapatkan gaji untuk membeli kebutuhan-kebutuhannya.
Ellea pergi seorang diri meski memakai pakaian seadanya namun kecantikan wajah Ellea mampu menutupi pakaian sederhananya, dia justru menjadi pusat perhatian tamu undangan lain terutama kaum laki-laki.
Ellea pun menikmati secangkir minuman lemon yang tersedia dimeja, tak lama seorang laki-laki tampan, brewokan, tubuh berotot, berbadan tegap dan berpenampilan oke banget, usianya sama dengan Ellea yakni baru 25 tahun laki-laki itu bernama Gerry Yohanders, Gerry menghampiri Ellea.
"Hai, sendirian aja?" tanya laki-laki itu.
"Iya nih, maklum belum memiliki pasangan," kata Ellea.
"Boleh kenalan?" tanya laki-laki itu.
"Boleh, boleh aku Ellea," kata Ellea dengan senyuman.
"Aku Gerry, salam kenal ya Ellea," kata Gerry.
Obrolan itupun berlanjut hingga saling bertukar nomor handphone diantara keduanya, Ellea merasa Gerry adalah sosok laki-laki impiannya yang selama ini dia cari bertubuh gagah, berparas tampan dan pekerjaannya pun sangat menjanjikan.
Gerry seorang pemilik Bar besar di pusat kota yang ramai pengunjungnya, Ellea bahkan sempat diberikan alamat Bar milik Gerry agar sesekali bisa berkunjung kesana.
Pagi, siang, sore, malam Ellea dan Gerry selalu bertukar pesan untuk sekedar memberikan perhatian kecil dan mengingatkan untuk menjaga kesehatan.
Ellea dan Gerry semakin sering bertemu dari hari kehari keduanya sudah sangat akrab dalam beberapa bulan ini, Gerry akhirnya meminta kepada Ellea agar mengenalkannya pada orang tua Ellea.
Ayah dan Ibu Ellea sangat senang dengan sikap ramah Gerry dan akhirnya Gerry berhasil mengantongi restu dari Ayah dan Ibu Ellea. Meskipun Ellea dari keluarga tidak mampu namun tak menghalangi niat Gerry untuk dapat meminang gadis pujaan hatinya itu.
Tanggal pernikahan sudah ditentukan pernikahan Gerry dan Ellea akan dilaksanakan dengan sangat meriah karena Gerry lumayan cukup kaya dan sangat mampu sekali menyewa gedung mewah untuk resepsi pernikahan mereka.
"Lea Ibu sangat senang sekali akhirnya kamu akan segera menikah," kata Ibu dengan mata berbinar-binar.
"Iya Ayah juga sangat senang kamu tidak akan hidup sulit lagi bersama kami, maafkan Ayah Lea tidak pernah memberikan hidup yang layak untuk kamu," kata Ayah sambil menangis.
"Ayah Ibu, Ellea bangga bisa menjadi anak dari Ayah dan Ibu. Ellea janji akan tetap bekerja di perusahaan itu untuk melunasi hutang-hutang kita pada rentenir itu," kata Ellea
Keluarga Ellea berhutang sangat banyak pada seorang rentenir. Rentenir itu yang memberikan pinjaman pada orang-orang yang membutuhkan uang banyak dengan bunga yang sangat tinggi, Ayahnya Ellea pernah melakukan operasi pengangkatan satu ginjalnya dikarenakan infeksi sehingga terpaksa Ellea dan Ibunya harus berutang pada rentenir pada saat itu.
Hingga kini hutang-hutang keluarga Ellea semakin bertambah bunganya hingga membuat Ellea kekeh untuk tetap bekerja meskipun nanti sudah menikah dengan Gerry.
Malam hari sebelum pernikahan Ellea menelpon Gerry karena tidak bisa tidur.
📞" Hallo Ger," sapa Ellea.
"Hallo Lea, kamu kok belum tidur si jam segini?" tanya Gerry.
"Iya nih aku gerogi besok akhirnya aku sama kamu akan menikah," kata Ellea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
albatros
perasaan aku kok alurnya cepat banget ya...
nyimak mudah²an ng bosan
2022-05-17
0
Yeni Putra
nyimak dulu semoga TDK membosankan
2022-05-04
1
Rezthu_
baru mampir thor,, 🙏
2022-04-22
1