Setelah sampai di lantai tujuh puluh lima. Mereka bertiga masuk ke dalam ruangan Arie. Arie terkejut mengapa sahabatnya membawa Marisa kehadapannya. Arie yang sedang mengecek e-mail yang masuk di laptopnya segera dia tutup laptopnya.
"Apa-apaan ini?" tanya Arie sambil menutup laptopnya dan menatap tajam kedua sahabatnya.
Mario mengepalkan kedua tangan nya lalu melayangkan sebuah pukulan ke wajah Arie. Mario meluapkan emosi yang di tahannya sejak kejadian dua minggu yang lalu.
Arga membiarkan Mario melepaskan emosinya kepada Arie. Karena memang Arie bersalah atas Marisa.
"Kakak stop!" pinta Marisa pada Mario.
"Jelaskan kepada b*jingan ini bahwa kau hamil anaknya!" tegas Mario lalu membenarkan jasnya.
Arie menatap tajam ke arah Marisa, Marisa berjalan mendekati Arie dengan tubuh yang bergemetar hebat.
"Aku hamil anakmu, Rie," ungkap Marisa dengan mata yang sudah berkaca - kaca.
"Tidak! itu adalah darah daging Mario!" ucap Arie tanpa merasa bersalah.
"Ini anakmu. Bukan anak Mario!" jelas Marisa.
"Itu bukan anakku!" tegas Arie.
Mario menghembuskan nafas dengan kasar lalu emosi kembali menyelimuti Mario. Mario mengepalkan kedua tangannya lalu kembali memukuli Arie.
Brugh!
Arie telah tersukur dibuat Mario namun Arie masih tetap dengan pendirian nya dan mengatakan bahwa anak yang di kandung Marisa adalah anak Mario.
"Mario...!" pekik Arga.
"Lepaskan, Arie!" pinta Arga.
"Bagaimana bisa aku melepaskan b*jingan yang tidak ingin bertanggung jawab atas perbuataan nya. Dasar laki - laki yang tidak berwibawa sekali kau!" ucap Mario lalu menghentakkan kedua tangannya di dada Arie.
"Kakak lepaskan dia!" pinta Marisa lembut.
Mario melepaskan Arie yang terbaring itu. Mario sangat mencintai Marisa sebab dari itu dia begitu peduli kepada Marisa.
"Aku tak akan pernah sudi menikahi gadis miskin seperti dirimu!" hina Arie pada Marisa.
"Hei kau! lihat dirimu kau seperti orang gila yang tak punya akal!" ejek Mario sambil menahan emosinya.
"Aku ingin kau bertanggung jawab atasku, Rie!" ucap Marisa sambil menunduk menahan tangisnya.
"Apa kau bilang? bertanggung jawab? aku tak akan sudi menikahi gadis miskin seperti dirimu itu!" hina Arie lagi.
"Sudah cukup kau menghina nya. Dirimu tak lebih dari seorang pecundang yang tak berani mempertanggung jawabkan atas apa yang kau lakukan!" tegas Arga menahan emosinya.
"Huuh! kalian saja yang menikahinya kenapa harus aku?" ucap Arie sedikit nyalat.
"Aku tak akan membiarkanmu hidup dalam ketenangan, dan aku bersumpah akan hal itu!" ucap Mario lalu menerjang Arie dengan keras.
Arga mengembuskan nafasnya dengan kasar berulang kali. Lalu Arga meminta Marisa dan Mario keluar dari ruangan karena Arga ingin berbicara kepada Arie.
Setelah Mario dan Marisa keluar dari ruangan. Arga berjalan mendekati Arie yang sudah babak belur.
"Arie Cristian..." ucap Arga lembut.
"Sikap ayahmu sangat mewarisi dirimu, sayang sekali!" ejek Arga.
"Aku rasa kita sudah cukup berteman selama ini!" ujar Arga tersenyum penuh kepuasan.
"Apa yang kau katakan, Arga?" tanya Arie.
"Tidak ada!" ucap Arga sambil berjalan keluar dari ruangan Arie.
Arga mengajak Mario dan Marisa untuk pulang, Marisa pun mengiyakan. Selama di perjalanan Marisa hanya diam dan menatap jalan - jalan itu melalui kaca jendela mobil.
Mario mengerti perasaan Marisa bagaimana karena dia juga bisa merasakan sesak di dadanya saat melihat Marisa tersakiti.
"Seandainya Marisa tahu bahwa aku sangat mencintainya dan aku ingin dia menikah denganku. Akan aku jamin hidupnya selalu bahagia bersama denganku" batin Mario.
"Marisa....." panggil Mario lembut.
"Ada apa?" tanya Marisa tanpa menatap Mario.
"Bagaimana jika Laura tahu bahwa kau mengandung anak, Arie?" tanya Mario.
Perkataan Mario membuat dia teringat bahwa dirinya telah mengandung. Dia juga tidak bisa berbohong kepada Laura sebab lama - kelamaan perut nya akan semakin membesar.
"Aku akan pindah," ucap Marisa lembut tanpa menoleh ke arah Mario.
"Kemana?" tanya Mario lalu menatap Marisa.
"Aku akan pindah ke kota Busan." jawab Marisa.
"Marisa....." panggil Mario lembut. "Tatap aku!"
Marisa memutar kepala nya lalu menatap Mario.
"Menikahlah denganku!" pinta Mario tulus.
"Aku akan menerima anak itu sebagai anakku juga. Aku akan membahagiakanmu dan anak itu." ucap Mario penuh keyakinan.
Marisa terdiam mendengar ucapan Mario yang begitu tulus kepada dirinya. Namun dia tidak bisa menerima Mario sebagai suaminya sebab Marisa merasa dirinya telah kotor dan tak akan pernah mungkin dirinya bisa bersama dengan Mario.
"Aku tidak bisa!" tolak Marisa lembut.
Arga memperhatikan Mario lewat kaca spion mobilnya. Arga melihat bahwa ketulusan Mario sangat besar terhadap Marisa.
"Terima saja, Mar." jelas Arga.
"Aku tidak bisa menerima ini semua!" jelas Marisa lalu dia kembali menangis.
"Maafkan aku telah membuat dirimu sedih." kata Mario merasa bersalah.
Mario merangkul pundak Marisa lalu menyenderkan kepala Marisa ke dada bidang miliknya. Arga yang melihat bahwa ketulusan Mario itu pun kagum selama ini dia tidak pernah melihat Mario begitu tulus terhadap wanita selain Anggun.
Setelah melewati perjalanan empat puluh menit kini mobil yang di kendarai mereka telah berada di depan rumah Marisa. Marisa mengucapkan terimakasih kepada Mario dan Arga.
Arga berpamitan kepada Marisa bahwa dirinya tidak bisa mampir terlebih dahulu dan Marisa pun mengiyakan. Arga dan Mario pun segera kembali menuju Apartemen pribadi milik Mario.
Setelah melihat mobil itu pergi. Marisa masuk ke dalam rumah nya. Marisa merasa sangat lelah segera dia merebahkan dirinya di atas kasur, tidak butuh waktu lama untuk Marisa masuk ke dalam alam mimpi.
***
Sesampai nya di apartemen Mario meminta Arga untuk membawakan 10 botol wine untuk dirinya dan Arga. Arga mengerti segera dia pamit untuk membeli wine. Mario sangat frustasi dengan penolakan Marisa.
"Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu!" batin Mario.
Arga kembali dengan membawakan 10 botol wine di tangannya. Lalu dia membuka pintu apartemen itu dan memberi 5 botol wine itu kepada Mario.
"Ini yang kau minta!" ucap Arga lalu memberikan sebuah botol wine kepada Mario.
Mario mengambil botol wine itu lalu membukanya. Mario meneguk sampai habis wine di tangannya lalu dia berbicara kepada Arga.
"Apa yang harus aku lakukan supaya Marisa ingin menikah denganku?" tanya Mario setengah sadar.
"Perlakukan dia dengan baik dan kau selalu berada di sisinya agar dia merasa nyaman dengan kehadiranmu." jawab Arga sambil meminum wine di tangan nya.
"Apakah akan berhasil?" tanya Mario.
"Aku tidak tahu. Tapi sepertinya kau coba saja," jawab Arga.
"Lalu? apa yang harus aku lakukan kepada b*jingan itu?" tanya Mario lagi.
"Kau tidak perlu membalas perbuatannya akan hal itu," ucap Arga penuh penekanan.
"Apa kau rela melihat wanita yang kau cintai di tiduri oleh sahabatmu sendiri?" tanya Mario kesal.
****
BERSAMBUNG.....
LIKE, KOMEN, RATE 5★ YA.
Jangan Lupa vote yang banyak ya Akak. Semoga suka dengan karya saya, Selamat membaca Akak semua^_^.
Follow my insta : @liska30_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Lestari 23
aku agak bingung, bukanya buka pintu kamar hotel hrs pk kartu ya? segampang itu org masuk berarti kita tidak aman dong tidur dihotel
2021-07-11
1
Moonlight
dasar sampah si arie
2021-05-31
0
༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊
kan yg salah kamu jg mario.. kenapa marisa kamu tinggal sendiri😵😵😵😵
2021-05-08
0