Melihat kejadian yang terjadi di depan matanya sungguh membuat dadanya terasa sesak. Mario menutup kembali pintu hotel itu lalu dia pergi keluar dari hotel itu dan mengemudikan mobilnya menuju apartemen pribadinya yang berada di kota Busan.
Hanya butuh waktu empat puluh menit untuk Mario sampai di apartemen pribadi miliknya.
Mario meneguk 4 botol wine untuk menghilangkan perasaan kacau dihatinya.
"Aku sangat mencintaimu." lirih Mario.
"Aku akan berjuang untuk mendapatkan cintamu. Meski kau mencintai Arie!" lanjut Mario.
"Apapun caranya akan aku pastikan kau menjadi milikku, aku tak akan pernah sudi jika Arie mempermainkan dirimu!" lirih Mario.
"Seharusnya malam ini adalah malam dimana aku ingin melamarmu untuk ku jadikan istriku." ucap Mario pelan lalu kembali meneguk wine di tangan nya.
***
Pagi Hari.
Marisa terbangun dari tidurnya karena merasa ada sesuatu diperutnya, Dia melihat bahwa tangan Arie tengah memeluk dirinya. Kini Air mata nya kembali menetes mengingat bahwa dirinya telah ternodai oleh laki-laki yang teramat dicintainya.
Marisa melepaskan pelukannya dan berjalan dengan keadaan nyeri di pangkal paha lalu dia mengambil pakaian yang berada di lantai dan memakainya walaupun setengah robek.
Setelah memakai pakaiannya Marisa berjalan memasuki kamar mandi dan menyuci wajahnya dengan Air. Dia meratapi nasib yang terjadi pada dirinya.
Arie terbangun dari tidurnya lalu dia melihat Marisa yang baru saja keluar dari kamar mandi. Arie mengerutkan dahi karena heran.
"Hei kau! wanita j*lang. Mengapa kau berada di sini?" tanya Arie dengan nada tinggi.
".........." Marisa diam tanpa menjawab pertanyaan Arie.
"Aku bertanya padamu!" pekik Arie.
Arie melihat bercak darah segar dibalik selimut itu matanya membulat sempurna. Arie mengingat apa yang dilakukan nya semalam kepada Marisa. Tidak ada perasaan bersalah sedikitpun kepada Marisa.
"Pergilah! jangan pernah muncul di hadapanku lagi untuk selama-lamanya!" usir Arie.
"Aku tak akan pernah sudi untuk menikahi gadis miskin seperti dirimu!" hina Arie.
"Aku memang miskin! tetapi diriku punya harga diri yang layak di hormati!" jawab Marisa sedikit tegas.
"Harga diri apa yang kau katakan? lihat lah dirimu itu sudah tidak ada guna nya lagi cuih!" ucap Arie lalu meludah ke arah Marisa.
Marisa merasa sangat sakit hati oleh perkataan Arie lalu dia segera keluar dari kamar hotel itu dengan nyeri di paha nya dan baju yang setengah robek.
Di perjalanan pulang Marisa tak henti-henti nya mengutuki dirinya sendiri dan menangis menyesal karena kesalahannya mengapa bisa mencintai laki-laki yang sama sekali tidak bisa menghargai dirinya sebagai perempuan.
Sesampainya Marisa dirumah sewa nya lalu dia mengetuk pintu itu, dan tampaklah Laura yang tengah berdiri dihadapannya.
Laura heran mengapa Marisa tidak pulang semalam dan juga dia kembali dalam keadaan yang baju setengah sobek lalu dengan mata yang bengkak.
"Loh kenapa, Mar?" tanya Laura khawatir.
"Aku gak apa-apa." ucap Marisa lalu dia berjalan masuk.
"Cerita dong Mar!" pinta Laura penasaran.
" I'm fine ! " jawab Marisa singkat.
Laura menghembuskan nafasnya dengan kasar. Laura tahu jika Marisa sedang menyembunyikan sesuatu. Laura tidak memaksa Marisa untuk bercerita kepadanya.
****
Dua minggu kemudian.
Marisa merasa tidak enak badan hari ini tapi bagaimana pun juga Marisa tetap bekerja untuk membayar uang semesternya. Marisa bersiap-siap untuk pergi bekerja.
Saat di perjalanan Marisa merasa kepalanya sangat pusing dan perutnya merasa sangat mual. Marisa menahan sakit di kepalanya sampai akhirnya kesadarannya pun hilang dan dia terjatuh.
Mario dan Arga yang kini dalam perjalanan ingin menemui Arie yang berada di kantor Cristian pun tiba-tiba berhenti karena melihat sekelompok orang yang berada di tengah jalan.
"Lihat itu! mari kita lihat ada apa" tutur Arga penasaran.
"Ayo." kata Mario.
Arga dan Mario pun keluar dari mobil nya lalu melihat kerumunan itu.
"Permisi..."
Ketika semua orang itu membuka kerumunan nya Mario sangat terkejut melihat Marisa yang tergeletak di atas aspal. Segera dia dekati dan membawa Marisa masuk ke dalam mobil.
"Arga, loh bawa mobilnya sekarang menuju rumah sakit!" pinta Mario sedikit cemas melihat keadaan Marisa.
"Ok. Loh tenang sedikit jangan panik!" pinta Arga.
Mario memangku kepala Marisa di pahanya, ada perasaan kasihan di dalam dirinya kepada Marisa. Entah mengapa dirinya sangat mencintai wanita yang bersama dirinya sekarang.
Setelah melewati perjalan yang sedikit jauh kini mereka telah berada dirumah sakit. Mario segera menggendong tubuh Marisa masuk ke dalam rumah sakit dan sedangkan Arga memarkirkan mobilnya di parkiran VIP.
Doter segera memeriksa keadaan Marisa. dan Mario menunggu di luar ruangan, ketika selesai memeriksa Marisa dokter itu memanggil Mario agar masuk kedalam ruangan. Arga yang baru saja tiba di depan ruangan pun ikut masuk.
"Selamat ya istri bapak sedang mengandung dan usia kehamilannya dua minggu" ucap Dokter itu memberi selamat.
"Haah? hamil !?" ucap Mario dan Arga berbarengan karena terkejut.
"Anak siapa Rio?" tanya Arga heran.
"Ya mana aku tahu anak siapa!" ucap Mario.
"Aku sangat yakin anak yang dikandung Marisa adalah seratus persen darah daging Arie." gumam Mario.
"Kehamilannya masih sangat muda. Ibu ini butuh suport dari suaminya karena kandungan nya sangat lemah," ucap Dokter itu lalu memberikan sebuah resep obat.
"Ini resep obatnya silakan tebus di apotek terdekat, ya, pak!" lanjut Dokter.
"Biaklah terima kasih, Dok!" ucap Mario.
Marisa yang baru saja sadar menatap sekeliling nya dengan mata sayu. Mario segera mengajak Marisa untuk ikut ke kantor Arie. Arga menyetir sedangkan Mario dan Marisa duduk di bangku belakang, Mario bertanya kepada Marisa tentang anak yang di kandung oleh Marisa.
"Dokter mengatakan bahwa kau mengandung dan usia kandunganmu dua minggu" ucap Mario.
DEG!
Marisa seperti tersambar petir di siang hari mendengar ucapan Mario bahwa dirinya mengandung anak dari laki-laki yang tidak bisa menghargainya layaknya perempuan.
Marisa menahan agar air matanya tidak kembali menetes saat mengingat kejadian menjijikan itu.
"Aku tahu ini sangat sulit untuk kau terima. Keluarkan lah air matamu tidak usah kau tahan, karena beban akan terasa lebih ringan setelah kau meluapkannya." ucap Mario merasa kasihan melihat Marisa.
Marisa menutupi wajahnya dengan kedua tangannya dia menangis dalam diam tanpa bersuara. Sangat sakit rasanya bagi Marisa mendengar kabar bahwa dirinya telah mengandung anak dari laki-laki b*jing*n itu.
***
Mereka telah sampai di sebuah gedung pencakar langit di kota Seoul. Arga memarkirkan mobilnya di parkiran VIP.
Setelah memarkirkan mobil, mereka bergegas menuju ruangan Arie yang berada di lantai tujuh puluh lima
****
BERSAMBUNG.....
LIKE, KOMEN, VOTE 🔥
NOTE : pahami alur cerita nya dulu ya baru berkomentar sesuka hati kalian, jangan mengomentar dahulu jika kalian tidak mengerti alur ceritanya. Alur ceritanya Maju-mundur, bukan hanya bercerita maju.
Pahami alur nya dulu baru berkomentar yang menurut kalian tidak mengerti! Terimakasih.
~Happy Reading~
Follow mw insta @Liska30_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Marlina Permata
begitu amat nasib marisa.
2023-11-14
1
༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊
kasihan marisa
2021-05-08
1
Siti Nurjanah
kasian si marisa
2020-12-26
1