Bening membuka sepatunya dan meletakkan di rak sepatu samping pintu rumah. Pintu kayu yang tambalan-tambalannya sudah terkelupas itu tidak tertutup.
Bening terkejut melihat seorang keluar dari salah satu kamar dalam rumahnya. Dengan kondisi yang acak-acakaan, kemeja yang keluar dari celana, tali pinggang yang belum terpasang sempurna, rambut kusut, wajah awut-awut. Itu pasti lelaki pemakai jasa sewa boneka milik Ibunya.
Bening segera ingin masuk ke dalam dan mengunci kamarnya, tapi laki-laki itu lebih dulu mengetahui keberadaan Bening. Dengan langkah yang terseok-seok seperti orang mabuk dia menggoda bening.
Yaelah Om, sampe KO Begitu padahal main sama boneka doang?
"Hallo cantik baru pulang sekolah ya?" Godanya mencolek bahu Bening. Bening tidak bereaksi apapun. Hanya melihat dengan tatapan datar.
"Om, Aku cewek beneran loh, bukan boneka. Kalau mau godain seenggaknya benerin dulu tuhhh!" Bening menunjuk resleting celananya yang masih terbuka.
Bukannya malu, lelaki itu malah semakin tergoda dengan ucapan Bening.
"Kenapa sayang? Kamu senang kan bisa melihatnya? Kenapa tidak kamu saja yang memperbaikinya?"
"Oh Tentu Om, Dengan senang hati" Bening mendekat dan langsung mengambil posisi berjongkok di hadapan laki-laki itu. Lelaki itu terkejut tak menyangka melihat reaksi Bening yang mau melakukannya suka rela. Dengan bodohnya lelaki itu diam dan pasrah menerima perlakuan Bening.
Bening yang licik memulai aksinya, dia mulai menyentuh lembut bagian yang masih ada rembesan itu. Sekuat tenaga Bening menahan jijik melihatnya. Lelaki tua itu malah merem melek merasakan sentuhan tangan lembut bening sehingga tak sadar Bening sedang mengeluarkan ujung kepala bawahnya,memposisikannya sedikit ke atas hampir ke kancing pengait celana.
Setelah dirasa posisinya sudah sesuai yang Bening inginkan, Bening memain-mainkannya dengan jari, si bodoh yang terbuai semakin memejamkan matanya dengan mengira Bening sedang memulai permainan.
1..2.. dalam hitungan ketiga Bening menarik keras sekuat tenaga resleting celana jeans itu hingga menjepit benda yang tadi dipegangnya. Entah hanya lecet saja atau mungkin berdarah yang jelas mengeluarkan suara teriakan dari si pemilik kejantanan.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa .......!!!!" Teriaknya keras. "Kamuu...Aaaa aduh, aduh...Aaaa sial, ini perih, gimana ini...Aaaaa Tolooong. Awas kamu yaa , pelacu* kecil ! " Serapahnya.
Bening langsung menyemprot tangannya dengan hand sanitizer yang dia ambil dari saku roknya. Dia memberikan cairan itu sebanyak banyaknya ke telapak tangan yang dia gunakan untuk menyentuh benda itu tadi.
"Pergi dari sini atau aku semprot mata Om dengan ini..pergi !!! Pergi!!!"
Dengan terpincang-pincang lelaki itu keluar memakai sepatunya dan berjalan menuruni tangga. Di tangga dia berpas-pasan dengan Sandra yang akan naik ke rumahnya.
"Ka-kamu?" Tanya Sandra melihat kondisi tamunya itu. Seingat Sandra tadi dia meninggalkan tamunya diatas untuk menuntaskan hasratnya dengan salah satu boneka sewaan.
"Ajarkan anak mu sopan santun, Sandra !!! Awas saja kalian ya!" Laki-laki itu berlalu pergi sambil tetap memegang organ vitalnya yang mungkin saja akan mengalami gagal fungsi.
Sandra sudah tau, Bening pasti sudah pulang dan dia yang melakukan semua ini. Sandra hanya menggeleng-gelengkan kepalanya memikirkan gadis kecil yang kadang kelewat berani. Sampai kapan Bening akan terus beruntung? jika Ibunya masih tetap tinggal dan bekerja di lingkungan ini. Sandra sadar lingkungan ini buruk, sangat buruk untuk perkembangan Bening. Tapi Apa yang bisa dia lakukan ?
Madam Ines sudah sangat berbaik hati memberikan dia sewa yang murah dan tidak menjual dirinya dengan para lelaki hidung belang. Potensi yang Sandra miliki tidak di dukung ditempat manapun selain di pemukiman kecil ini. Dia harus bertahan hidup dan menghidupi Bening kecilnya, agar tak bernasib sama dikemudian hari. Di masa depan Bening harus punya kehidupan cerah dan bersih. Masa depan seperti namanya yang Bening.
***
Dengan jijik Sandra membuat gambar pola tubuhnya sendiri, mulai dari bagian-bagian besar sampai detil-detil vital. Pola itu akan dirkirimkannya ke sebuah pabrik pembuat boneka di negara X. Dia terpaksa memenuhi ancaman Bobby, setidaknya ini satu-satunya solusi terlepas dari keinginan Boby akan dirinya. Biarkan Boby melampiaskannya dengan fantasi dan boneka yang serupa dirinya. Lagipula bayarannya lumayan fantastis untuk membayar hutang dan tabungan masa depan Bening.
Pekerjaan Sandra adalah membuat sketsa dan gambar pola boneka lalu memesannya dari Luar negeri, boneka itu kemudian yang akan disewakannya kepada tamu yang ingin memakainya. Tidak bisa dibilang suci, namun setidaknya Sandra tidak menjual diri, Dia bukan wanita murahan seperti profesi yang banyak orang sematkan untuk dirinya. Dia tidak semurah itu sebenarnya.
Selain membuat boneka, Sandra juga mendesign langsung lingerie untuk dikenakan pada boneka-boneka yang cantiknya memang mengalahkan wanita di dunia nyata. Lingerie yang sudah selesai produksi pun biasanya akan dia jual online di kalangan terbatas.
Namun begitu , baik Sandra maupun Bening enggan menjelaskan detail kehidupan mereka. Tidak ada gunanya. Manusia yang merasa dirinya bersih akan tetap menganggap mereka kotor dan tak berguna.
"Mami aku udah bilang, jangan pernah terima tamu dirumah. Aku geli mi!" Bening keluar dari kamarnya usai mengganti pakaian dengan baju rumahan.
"Eh, anak mami udah pulang ternyata! sini yuk mami suapin makan siang." Sandra mengalihkan perhatian Bening. Dia merasa bersalah sekali, dia tidak menyangka Bening pulang sekolah lebih cepat hari ini.
"Aku udah makan tadi, Mami mau pesan boneka lagi? Bukannya yang kemarin baru datang?" Bening melihat pola-pola dasar sebuah tubuh manusia di atas kertas yang berserakan di meja.
"Hmmm...Udah yuk kita nonton TV aja. Mami temanin kamu." Sandra menutup buku sketsa dan membereskan semua pekerjaannya yang berserakan .
"Gak usah Mi, Mami lanjutkan aja pekerjaannya, Aku mau ke ruang jahit sebentar. Deadline ku udah dekat sebelum kontes dimulai."
Sandra mengulas senyum mengusap kepala gadis kecilnya.
"Ning semangat ya ! Mami cuma bisa kasi semangat ke Ning." Sandra hendak membawa gadis kecilnya ke pelukan.
"Mami, apaan sih. Ning cuma mau ke ruang jahit, kita gak perlu pelukan segala kaya Aku mau berangkat perang aja!
"Mana ada perempuan pergi perang Ning, Hahaha. Iya iya anak mami yang cerewet."
"Ya iya lah anak mami cerewet dan berisik , mami lupa ya nama aku tuh Bening bukan Hening."
Bening berlalu dari hadapan Sandra menuju ruangan kecil yang biasa Sandra gunakan untuk menjahit sendiri designnya , Disana juga ada beberapa Dressform atau manekin milik Sandra. Bening tak punya ruangan khusus tersendiri, Sandra mengizinkan Bening memanfaatkan ruang kecil itu juga untuk jadi ruang praktikumnya.
Bening sudah dengan modul tebal di tangan dan mulai memasang busana yang sudah selesai dia jahit. pada boneka yang agak kecil.
Bening adalah seorang siswa tingkat dua Sekolah kejuruan, dia memilih program studi tata busana karena dia merasa punya sedikit bakat dibidang itu. Mungkin juga karena sejak kecil Bening memperhatikan Ibunya membuat pola dan serangkaian aktivitas jahit-menjahit lainnya.
Busana itu sudah terpasang di manekin, tema pertunjukan nanti adalah "Busana Kerja Muslimah". Walau bukan seorang muslim yang baik, Bening mencoba mencari materi dari berbagai referensi. Dia membubuhi satu persatu tanda ceklis pada modul tugasnya.
Sudah 3 bulan Bening bersungguh-sungguh berjibaku mempersiapkan kontes ini, karena target utamanya adalah bisa mewakili Indonesia ke tingkat International pertengahan tahun nanti. Langkah awalnya menang dalam lomba kreativitas tingkat sekolah yang di adakan di setiap SMK awal tahun ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Siti Hany
maksudnya ap ya... emng bsa ya nananinu sma boneka kok aq bru tahu🤣🤣🤣
2023-06-25
1
S Nur Khasanah
Ning, panggilan anak perempuan di.... mana ya, lupa. daerah Jawa Timur, tepat nya lupa.
maaf, kalau salah ya Kak?
baca pelan2
2022-10-17
0
Rizkha Nelvida
mengangkat cerita berbeda,,ya akan masuk list salah satu otor favorit saya pastinya😍😍
2022-04-20
0