Kenzi tak menyangka jika dia akan mendapatkan seorang istri yang sangat aneh, tidak bisa tidur di sofa dan sekarang seluruh tubuhnya pegal-pegal. Dia memperhatikan Kayla yang sangat nyaman tertidur itu, mengusai segala sisi ranjang. Ingin sekali rasanya dia pjndah ke kamar lainnya, tapi seperti yang dia khawatirkan adalah kelima keponakan yang selalu mengawasinya dan akan di adukan kepada sang ayah.
Kenzi mengusap wajahnya dengan kesal sembari mengacak rambutnya, ketukan pintu membuatnya mengalihkan perhatian dan berjalan menuju pintu untuk membukanya.
Terlihat dengan jelas siapa yang datang di pagi ini, "kenapa kamu berkunjung di apartemenku di pagi buta seperti ini?" tanya Kenzi yang menatap orang itu dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Tentu saja untuk mengawasi Kakak," sahut Vivian dengan penuh semangat, lain halnya dengan Kenzi yang mendengus kesal.
"Apalagi ini? permainan apa yang sedang papa mainkan kepada ku, seakan keluarga aneh ini tidak pernah membiarkan aku terbebas sedikitpun," batin Kenzi yang menatap adiknya dengan datar. Vivian melambaikan tangannya di hadapan wajah sang kakak, memastikan dia mendengarkan perkataan nya atau tidak, "kenapa Kaka terdiam?"
"Rencana apa yang tengah di buat oleh papa?" ujarnya yang menatap Vivian dengan menyelidik.
"Bukan rencana siapapun, ini murni keinginanku untuk tinggal di sini."
"Pergilah dari sini karena aku tidak mengijinkanmu," cetus Kenzi yang ingin menutup pintu kamar dan dengan cepat Kayla menahannya dengan kaki.
"Aku berjanji tidak akan menganggumu, hanya saja aku sedang bersembungi dari kingkong itu," lirih pelan Vivian yang menatap kakaknya dengan nanar.
"Kingkong?" ucap Kenzi yang menautkan kedua alisnya dan berusaha mengingat nama julukan itu.
"Ck, pria berbadan besar dengan brewoknya. Pria Amerika adiknya kakak James," jawab Vivian yang mendelik.
"Hah, aku baru ingat. Pergilah dari apartemen ku dalam waktu 24 jam," ancam Kenzi dingin.
"Tidak sebelum Kakak menjauhkam pria berbulu itu dari ku, ayolah bantu aku! dia selalu saja mengikuti aku layaknya penguntit," ujar Vivian yang merengek membuat Kenzi menghela nafas dengan kasar.
"Baiklah, aku akan meminta anggotaku untuk mengirimnya ke Amerika. Sekarang pergilah dari sini," usir Kenzi yang meninggikan suaranya membuat seseorang terganggu akan suara itu, sedangkan Vivian tersenyum dan memeluk kakaknya dengan sangat erat.
"Terima kasih Kakak ku tersayang, baiklah aku akan pergi dari sini setelah melihat kelima keponakanku terlebih dahulu." Kenzi menatap punggung sang adik hingga menghilang dari pandangan.
"Apa yang terjadi di luar? kenapa sangat berisik," tutur Kayla dengan suara khas bangun tidur sembari menggeliat dan menguap. Kenzi menoleh ke asal suara, "oho, jadi sekarang tuan putri bangun dari tidurnya?"
"Hem," jawab Kayla dengan deheman dan tersenyum.
"Karena ulahmu yang mengigau membuat aku tidak bisa tertidur dengan sofa itu," ucap Kenzi yang kesal dan menunjuk sebuah sofa.
"Aku mengigau? maafkan aku, itu salah satu kebiasaan burukku yang tidak bisa di hilangkan. Apa kamu terluka? karena di saat tidur aku selalu melukai orang lain," celetuk Kayla dengan raut wajah tanpa dosa.
"Yah, itu lah yang terjadi semalam. Apa kamu hanya berpura-pura? sepertinya kamu sangat licik," tutur Kenzi yang menyipitkan kedua matanya menatap sang istri.
"A-apa? kenapa kamu menatapku begitu?" tukas Kayla yang sangat gugup saat melihat Kenzi berjalan mendekatinya dengan membuka kancing kemeja dan tersenyum nakal.
"Wanita ini mempunyai keberanian juga, aku akan membuatmu kapok dan tidak ingin tidur di sini," batin Kenzi yang tersenyum.
"Apa yang seharusnya di lakukan oleh sepasang suami istri," sahut Kenzi dengan enteng.
"Sial, ternyata dia sangat pintar untuk mengusirku dari sini," gumam Kayla di dalam hati seraya menelan saliva dengan susah payah.
"Menjauh dariku atau aku akan memukul tongkat yang menggantung itu dengan sangat keras," ancam Kayla yang sedikit ketakutan, memundurkan dirinya di pinggir ranjang.
"Kenapa? apa yang kamu takutkan? kita akan bersenang-senang Honey," ucap Kenzi dengan suara menggoda.
Kayla yang awalnya sangat ketakutan, sekarang dia terpaku saat menatap tubuh seksi milik pria yang sekarang telah sah menjadi suaminya. Otaknya yang mesum kembali bekerja saat melihat otot-otot perut Kenzi yang sangat menggoda iman serta dada yang bidang. Hingga Kayla memegang perut kotak Kenzi dengan raut wajah yang sangat terpesona, sedangkan Kenzi sangat terkejut dengan wanita yang berani menyentuh tubuhnya.
"Sial, kenapa dia bertingkah sebaliknya? apa ini yang di namakan titisan Lea?" batin Kenzi yang dengan cepat beranjak dari posisinya dan memesang kemejanya dengan cepat membuat Kayla cemberut.
"Hei kenapa kamu menutupnya kembali? aku masih ingin melihat dan juga menyentuhnya," tutur Kayla yang protes.
"Lihat saja milik orang lain," ucap Kenzi yang terburu-buru keluar dari kamar.
"Wow, ternyata aku boleh melihat yang lain? hah, aku sangat di untungkan untuk ini. Selama ini papi tidak mengizinkan dan selalu melarangku," ucap Kayla yang tersenyum bahagia.
Baru saja kenzi keluar dari kamar, langkahnya terhenti saat melihat kelima keponakannya menghalangi jalannya, "kenapa kalian ada di sini? menyingkirlah dari jalanku," ucap Kenzi yang mengusap wajahnya dengan kasar.
"Kenapa Paman pergi dengan terburu-buru?" tanya Niko.
"Bukan urusan kalian, kenapa kalian di sini?" ucap Kenzi yang menatap kelima keponakannya.
"Hanya ingin bertanya," ucap Lexi.
"Tanyakan saja."
"Apa kami telah mempunyai adik baru?" ucapan Lexa membuat Kenzi mengerutkan keningnya.
"Adik apa?"
"Ck, adik yang akan menjadi anggota keluarga Wijaya yang baru. Kakek Bara mengatakan jika Paman akan memberi kami seorang adik," sahut Alex.
"Lupakan itu, urusan kita belum selesai karena semua permasalahan yang aku hadapi berasal dari kalian berlima," tutur Kenzi yang tersenyum smirk sembari menatap Niki, semua pucuk permasalahan berasal dari keponakannya yang sangat licik. Terjadi aksi kejar-kejaran di antara mereka, kelimanya sangat senang karena raut wajah Kenzi terlihat sangat kesal.
"Kerahkan semua kemampuan dari pemimpin Mafia mu, Paman." Niki mengejek Kenzi dan menjatuhkan sekantung kelereng membuat pantat Kenzi mencium lantai.
"Sial, dasar cucu kecebong. Aku akan membalas perbuatan kalian," ujar Kenzi yang meninggikan suaranya dan bangkit kembali mengejar kelima keponakannya.
Niko mengambil petasan dari kantong celananya sisa semalam, menghidupkannya dan melemparkan ke arah Kenzi yang berusaha menghindar dari kenakalan kelima keponakannya. Kenzi kehilangan keseimbangan membuatnya menabrak seseorang, mereka jatuh dengan posisi yang sangat intim. Sedangkan para pelaku melarikan diri dan bersembunyi untuk menghindari amukan dari sang singa.
Tatapan mereka saling bertemu beberapa detik, posisi Kenzi yang di atas terlihat seperti sedang menindih Kayla.
"Ehem, sepertinya aku masuk di waktu yang salah," ucap seseorang membuat Kenzi dan Kayla berusaha berdiri dengan perasaan sedikit gugup.
"Ada apa kalian kesini?" tanya Kenzi yang menatap Lea dan Abian yang datang berkunjung.
"Ck, semalam kamu seperti menolaknya tapi lihatlah sekarang ini! tidak tau tempat dan juga masih ada anak-anak di sini," cibir Abian.
"Bukan urusanmu, katakan ada apa kalian kesini?"
"Tentu saja ingin membawa kelima keponakanku dan ikut bersama kami," sahut Lea.
"Bawa mereka menjauh dariku, aku sangat tidak tahan dengan tingkahnya itu."
"Tentu saja."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Oi Min
Ohhh...... Aq sanca bangga dg kalian berlima sayang2 q......
2022-01-18
1
Ati Awal
smgat KK smgat smgat
2021-12-09
0
Lisa Juwita
next thor
2021-12-01
1