Kenzi menyerang para musuh yang mengepung mereka dengan kecepatan gerakan dan serangan hingga musuh tidak menyadarinya. Salah satu jas yang di kenakan musuh sobek akibat tarikan Kenzi yang sangat kuat, dia membesarkan kedua pupil matanya karena sangat terkejut melihat tato tengkorak di lengan kanan musuh.
"Astaga, ternyata mereka dari aliansi mafia," batin Kenzi dengan cepat menghindar dari serangan lawan yang hampir saja menghantam kepalanya dengan besi panjang, untung saja refleks yang di miliki Kenzi sangat bagus.
"Hampir saja Paman geger otak," celetuk Niki yang kembali fokus dengan sasarannya. Sedangkan Lexa dan Lexi memainkan shuriken layaknya seorang yang sangat ahli, begitupun dengan Alex dan Niko yang bertarung dengan tangan kosong.
"Tutup mulutmu dan fokus saja menembak," cetus Kenzi yang kesal dengan Niki.
"Kenapa Paman yang kesal? aku hanya mengatakan hal sebenarnya," sewot Niki.
"Oh ya ampun, sifat bocah itu sangat persis seperti daddynya," gumam Kenzi yang masih terdengar oleh Niki.
"Tentu saja karena aku anak kandung dari Daddy dan aku bukannya anak yang hanyut dari sungai," protes Niki yang tak terima dengan ucapan sang Paman.
Niko menjitak kepala adiknya dengan keras, "jangan membuang tenaga dengan melawan Paman, itu hanyalah sia-sia," ucap Niko.
"Hah, kamu benar!"
Alex dengan cepat memblokir serangan musuh tan tak sengaja mengenai Niki lengan kanannya terluka akibat lengah, "jangan lengah dan fokuslah," tutur Alex yang menunjuk matanya dengan kedua jari bergantian menunjuk mata Niki yang artinya fokuslah dengan serangan musuh.
Sedangkan Niki menghela nafas dengan kasar sembari memegang dadanya, " huuff hampir saja wajah tampanku menjadi rusak 45 persen," kata Niki yang kembali fokus.
Mereka menggabungkan kekuatan dan keahlian yang mereka kuasai, membuat musuh kewalahan menghadapi kelima anak-anak itu. Kenzi melihat sekilas aksi bertarung dari kelima keponakannya dan tersenyum tipis. Tak butuh waktu lama untuk mereka melumpuhkan semua musuh yang ada di sana, "hore....kita berhasil mengalahkan mereka," ucap Niki yang bersorak kegirangan.
"Dasar pemalas," ejek Alex.
"Apa? aku bahkan menembah 4 orang dengan senjata kecil dan sangat imut ini," tukas Niki dengan wajah tanpa dosa sembari mengelus pistol kecil dengan kecepatan tembakan seperti angin.
"Tenangkan dirimu, dia memang begitu. Aku saja selalu kesal dengan raut wajahnya yang sangat polos itu," celetuk Niko yang menepuk pundak sepupunya, sedangkan Alex hanya menghela nafas dengan kasar.
Tak lama bantuan datang terlambat membuat Kenzi kesal. Ada beberapa mobil yang menjemput mereka di lokasi itu, Kenzi berjalan dengan penuh kepemimpinan menatap seluruh anggota mafia, "kenapa kalian datang sangat terlambat?" tanya Kenzi yang menatap anggota intinya yang baru saja keluar dari mobil dengan badan tegap dan kepala yang di tundukkan.
"Maaf King," sahut ketua anggota Mafia Black Wolf. Kenzi menampar satu persatu anggotanya yang terlambat dan juga menendang mereka karena tidak disiplin akan waktu.
"Kalian semua di hukum latihan sepanjang waktu karena tidak disiplin terutama kamu," ucap Kenzi dengan lantang seraya menunjuk ketua dari anggotanya.
"Baik King, kami berjanji tidak akan terlambat lagi."
"Baiklah, aku akan membawa mobilmu. Kamu pakai mobil lain saja," titah Kenzi yang dengan cepat sang ketua anggota menyerahkan mobil miliknya kepada Kenzi, "sekarang pergilah dari sini," perintah Kenzi yang mengusir semua anggota Mafianya.
Kenzi menghampiri kelima keponakannya dan memeriksa mereka satu persatu dari ujung rambut hingga di ujung kaki, "kenapa Paman memeriksa tubuh kami? berhentilah karena ini sangat menjengkelkan," ucap Alex yang kesal.
"Diamlah," singkat Kenzi yang terus memeriksa Alex dan dia bernafas lega, hingga dia memeriksa Niki dan melihat ada luka di lengan kanan membuat Kenzi menelan saliva dengan susah payah, "ya tuhan....bagaimana aku akan menghadapi papa jika mengetahui salah satu cucunya tergores," batin Kenzi yang sangat gelisah.
"Kenapa Paman berkeringat?" tanya Lexi yang melihat dahi Kenzi yang berkeringat.
"Bukankah kita baru saja bertarung melawan musuh? itulah pemicu dan menimbulkan keringat," jawab Kenzi yang berusaha menutupi kecemasannya. Dia kembali mengingat perkataan Bara yang mengatakan akan menjodohkannya jika mengetahui salah satu cucu kesayangan tergores sedikit saja.
" Hem, Paman benar juga."
"Bagaimana ini? luka di lengan kanan Niki cukup besar," gumam Kenzi yang terus melihat luka itu membuat Niki menatap sang paman dengan heran, hingga dia baru mengingat akan ancaman sang kakek untuk kerjasama.
Niki tersenyum smirk, "sepertinya ini akan sangat menarik dan sebentar lagi aku mempunyai adik, sesuai perkataan kakek," batin Niki.
"Aduh, ini sangat sakit. Seseorang tolong aku atau aku kehilangan banyak darah yang bisa berakibat fatal karena amnesia," ucap Niki yang berakting membuat Kenzi sangat cemas dan dengan cepat menggendong Niki untuk masuk ke mobil, karena pikiran Kenzi buyar akibat perkataan sang ayah mengenai perjodohannya yang terus terngiang di telinganya.
Alex menggaruk tengkuk kepalanya yang tampak berpikir, "bukankah amnesia lupa ingatan? dan apa hubungannya dengan kehilangan banyak darah?"
"Aktingnya kurang halus tapi syukurlah Paman Kenzi tidak menyadarinya dan terlihat seperti orang bodoh," seloroh Niko. Mereka berempat masuk ke dalam mobil dan dengan cepat Kenzi menancap gas, mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit terdekat.
"Astaga....apa aku harus menerima permintaan papa itu? tapi aku belum siap untuk menikah," gumam Kenzi yang sangat khawatir.
Tak lama, mobil berhenti di depan rumah sakit. Kenzi menggendong Niki, "dokter....suster cepat keluar dan periksa keponakanku," teriak Kenzi membuat beberapa dokter dan suster datang menghampiri Kenzi yang juga cemas. Lebih tepatnya cemas akan kehilangan pekerjaan mereka, karena semua orang tau kekuasaan dari seorang Kenzi Wijaya.
Niki terus saja berakting seakan kehilangan banyak darah, demi melancarkan aksi Alex menelfon kakeknya untuk datang segera ke lokasi mereka sekarang. Perasaan kalut yang di rasakan oleh Kenzi semakin memanas karena kedatangan Kedua orang tua dan juga paman dan bibinya.
"Apa yang kamu lakukan? dimana Niki?" ucap Bara yang memegang kerah leher Kenzi dengan emosi, lebih tepatnya berpura-pura emosi karena dia mengetahui apa yang terjadi lewat cucunya Alex.
"Ada musuh yang menyerang kami di jalanan, maafkan aku Pa," ucap Kenzi yang sangat menyesal dengan keadaannya sekarang.
"Sudah Papa katakan untuk menjaga mereka dengan baik tanpa tergores sedikitpun dan sekarang kamu baru menyadari hal itu?"
"Maaf Pa, sungguh aku tidak sengaja."
Bara melepaskan cengkramannya di leher sang anak dan mengetur nafasnya, "aku akan memaafkan mu tapi setelah menikah."
Kenzi ingin protes akan hal itu, tapi karena kemarahan sang ayah membuatnya tidak berdaya dan hanya mengangguk dengan pasrah, "baiklah, apapun itu demi maaf dari Papa."
"Baiklah, sekarang kita fokus dengan keadaan Niki." Interaksi ayah dan anak membuat Naina, Nathan, dan Dita menggelengkan kepala. Sedangkan Alex, Niko, Lexa, dan Lexi tersenyum akan kesempatan di dalam kesempitan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
A.0122
bnr² memanfaatkan kesempatan yg ada walau dlm kesempitan
2022-04-18
1
El Geisya Tin
hadir kak bawa bom like
2022-01-20
1
El Geisya Tin
hadir kak
2022-01-20
1