Sebagai tanda terima kasih, Kenzi mengajak triple A dan twins N untuk berjalan-jalan kemanapun yang mereka inginkan, tentu saja hal itu di manfaatkan oleh Bara dengan sebaik mungkin.
"Berhati-hatilah dan jaga cucuku agar tetap aman, jangan sampai mereka kenapa-napa atau aku anggap kamu menyerah," ancam Bara yang menatap anaknya dengan sinis.
"Tenang saja, aku akan menjaga mereka dengan baik."
"Jangan nakal ya sayang," ucap Lea yang mengelus pucuk kepala kelima keponakannya.
"Siap Aunty," jawab mereka dengan serempak dan masuk ke dalam mobil dengan lambaian tangan kepada semua orang. Kenzi mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, menatap kelima keponakannya dari kaca spion dalam mobil terlihat dengan jelas mereka juga menatap Kenzi dengan jengah.
"Kenapa Paman menatap kami begitu?" cetus Niki.
"Tidak ada, hanya memastikan kalian baik-baik saja."
"Kami selalu baik dan tidak perlu cemas," sahut Lexa yang tersenyum.
"Baiklah." Kenzi kembali fokus menyetir, jalanan sepi membuat kelima anak-anak itu menikmati suasana, di tambah dengan kiri dan kanan hanya ada hutan pinus.
"Paman, kenapa kita melewati jalan ini? bukankah ini jalan memutar?" tanya Alex.
"Jalanan itu macet parah, hanya ini jalan yang ada walau sedikit jauh," sahut Kenzi tanpa menoleh dan terus fokus mengemudi.
Jalanan yang awalnya sepi tiba-tiba ada beberapa kendaraan dari belakang yang mengikuti mereka, Kenzi merasa ada kejanggalan hingga dia melihat ke arah spion mobil dengan menyipitkan kedua matanya, "mobil itu sepertinya mengikuti aku," gumam Kenzi yang menambah kecepatan laju mobilnya membuat triple A dan twins N heran.
"Ada apa dengan Paman?" bisik Lexa.
"Entahlah, aku juga tidak tau!" balas Lexi yang juga berbisik, hingga Alex melihat ke belakang mobil. Dia membesarkan pupil matanya, ada 3 mobil berwarna hitam yang mengikut mereka, "siapa mereka?" ucap Alex yang memancing keempatnya juga menoleh ke belakang.
"Yang pasti mereka adalah musuh," sela Niko dengan antusias.
"Duduk dengan benar," titah Kenzi dengan tegas yang terus fokus mengemudi layaknya pembalap, berusaha menghindari ketiga mobil itu karena sekarang dia membawa kelima keponakannya dan tidak tau musuh seperti apa yang dia hadapi. Alex, Lexa, Lexi, Niko dan Niki menjalankan sesuai perintah dari sang Paman.
Kenzi dengan cepat mengambil ponsel dari saku celana sampingnya dan mencari nomor kontak yang akan dia hubungi di layar ponsel yang mahal itu, dia menambah kecepatan mobil sembari menelfon seseorang.
"Kirimkan bantuan dan datang ke lokasi ku sekarang," perintah Kenzi.
"Baik King."
Kenzi memutuskan sambungan telfon dan menghindari tembakan dari musuh. "Sial, siapa mereka? berani sekali menembak mobilku," gumam Kenzi yang menggertakkan giginya.
"Ini tidak bisa di biarkan, mereka menembak mobil kita," ucap Alex.
"Benar, tidak ada pilihan lain selain melawan tikus-tikus itu," sambung Niko, percakapan kelima keponakannya masih terdengar oleh Kenzi.
"Kalian jangan melakukan apapun, biarkan Paman yang akan menyelesaikan semuanya," ujar Kenzi.
Suara tembakan kembali bergema dan mengenai kaca mobil belakang yang sekarang pecah akibat tembakan sebanyak 3 kali secara beruntun itu, untung saja Niko dan Alex menundukkan kepala adik-adik mereka dengan cepat sebelum peluru itu menebus kepala mereka.
"Fiuhh, untung saja kamu menyelamatkan ku." Niki menghela nafas dengan kasar sembari mengelus kepalanya yang hampir saja tertembak.
"Sial," umpat Kenzi yang memukul setir dengan kesal karena tidak bisa berbuat apa-apa selain menambah kecepatan laju mobilnya dan menghindari tembakan dari pihak musuh. Ingin sekali dia melawan, tapi mengkhawatirkan kelima keponakannya yang cedera ataupun tergores sedikit saja.
Alex dan Niko membuka jendela mobil kiri dan kanan, menjadi dudukan dan tumpuan tubuhnya, mereka memegang senjata api di sebelah tangan dan sebelah tangan lainnya menjadi pegangan untuk menopang tubuh mereka. Alex menarik pelatuk pistol yang di genggamannya dan membidik dengan tepat sasaran mengenai kaca depan salah satu mobil, sedangkan Niko memfokuskan pikirannya menarik pelatuk dan membidik roda mobil, hingga salah satu mobil kehilangan keseimbangan dan menabrak pembatas jalan.
"Yes, berhasil." Niko sangat senang dengan kemampuannya yang dapat melumpuhkan salah satu mobil. Sementara Kenzi sangat terkejut dengan kemampuan Niko dan Alex yang sangat berani, tetapi dia juga sangat mencemaskan para keponakannya.
"Sudah Paman katakan untuk duduk diam saja, ini sangat berbahaya!" ucap Kenzi yang meninggikan suaranya membuat Niko dan Alex kembali duduk dengan perasaan kecewa.
"Itu sangat menyenangkan, kenapa Paman menghentikannya?" sela Niko.
"Mereka sangat berbahaya, tunggulah bantuan akan datang sebentar lagi," kata Kenzi yang terus fokus mengemudikan mobil.
"Ck, apa kita hanya menunggu serangan dan menerimanya?" cibir Niki yang tak di hiraukan oleh Kenzi.
Ada 2 mobil hitam yang mengejar mobil mereka, serta serangan demi serangan yang mengenai bagian utama mobil. Dengan cepat Kenzi menginjak pedal rem dan menghentikan laju mobil dengan mendadak dan juga terpaksa menghadapi musuh. Kenzi keluar dari mobil dan menarik kelima keponakannya untuk turun dari mobil. Tak lama mobil itu meledak akibat tembakan dari musuh yang membuat Kenzi dan kelima anak-anak itu tidak bisa kabur lagi. 2 mobil itu ikut berhenti dengan mengepung mereka, para musuh yang berjas hitam serta kacamata hitam dengan membawa pistol berbagai jenis di genggaman tangan mereka.
"Paman akan membuat celah agar kalian bisa keluar dari sini dan selamatkan diri kalian," ucap Kenzi dengan pelan.
"Tidak, kami bisa melawan mereka," kekeuh Alex.
"Dan kami bukan pengecut," sambung Niko.
"Itu ide yang buruk Paman," tambah Lexa.
"Apa kalian membawa roti atau cemilan lainnya? di situasi seperti ini seakan perutku menjadi lapar secara mendadak," celetuk Niki yang mendapat jitakan dari sang kakak.
"Bahkan di saat seperti ini kamu mangurusi perut karet itu?" cetus Niko.
"Hehe....apa aku salah akan hal itu? bertarung juga butuh energi," sahut Niki yang menggaruk telinganya yang tidak gatal itu.
"Tidak ada kesempatan untuk makan, apa kamu ingin mati?" ucap Lexa yang bertolak pinggang.
"Setidaknya aku mati dalam keadaan kenyang," jawab Niki asal yang kembali mendapatkan reward, sebuah tabokan pelan di kepalanya.
"Lupakan itu! dan untuk Paman jangan mencemaskan kami, darah keluarga Wijaya mengalir di tubuh kami dan pantang untuk kami untuk bersembunyi," ucap Alex dengan penuh keyakinan. Kenzi yang awalnya cemas seketika sedikit lebih tenang melihat tekad para keponakannya dan juga keahlian tembakan senjata api dari Alex dan Niko yang mewarisi dari ayah mereka yang tidak perlu di ragukan lagi.
"Ayo bersenang-senang," ucap Kenzi yang tersenyum dan di ikuti oleh kelima nya.
"Sekarang kalian terkepung, periksa mereka!" perintah salah satu pria bersenjata itu. 6 pria berjas hitam hitam memeriksa Kenzi dan kelima anak-anak itu, dengan gerakan cepat Lexa dan Lexi membidik keenam musuh yang mendekat dengan shuriken mereka yang selalu melekat di pangkal pahanya, keenam pria berjas hitam seketika tewas membuat Lexa dan Lexi bertos ria. Lain hal nya dengan kawanan musuh yang sangat terkejut dengan kemampuan anak perempuan berusia 6 tahun.
Kenzi tersenyum tipis dan semakin yakin dengan kemampuan kelima keponakannya, mereka mengambil kesempatan dari pihak musuh yang lengah dan menyerang dengan begitu gesit. Alex, dan Niko juga tersenyum dan menyerang musuh dengan begitu lihainya. Sementara Niki cukup kecewa karena tidak ada makanan ataupun cemilan yang bisa menganjal perut kecilnya, hingga dia hanya menyerang musuh dengan pistol tanpa berniat untuk menyerang dengan tangan kosong.
"Lebih baik aku menghemat energi, biarkan saja mereka bertarung dengan tangan kosong," batin Niki yang tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
A.0122
bnr² darah wijaya dan si niki msh aja sempat²nya mikirin makanan
2022-04-18
0
♕𝒴𝓾𝓛 🐍👏꧂
niki kyk lea dl.. dikit2 makan 🤣🤣🤣
2021-12-06
3
rh
lanjutttt thor
2021-11-27
2