Riskia melangkahkan kakinya pergi dari tempat itu menuju kamar untuk menjalankan rencananya untuk menjebak Kenzi, dia berjalan menuju dapur dengan menarik bibirnya keatas. Riskia adalah salah satu wanita yang terobsesi dengan Kenzi yang sangat tampan dan juga mapan membuatnya jatuh hati.
Dia memantau pergerakan Amar yang mencari seorang pengasuh, kesempatan yang datangnya hanya sekali tak di sia-siakan olehnya untuk mendapatkan seorang Kenzi Wijaya. Riskia menyingkirkan ppara kandidat pengasuh lain dengan sangat licik untuk bisa bersama dengan Kenzi dan menjebaknya merupakan jalan instan.
Riskia tersenyum setelah mencampurkan secangkir teh dan secangkir lagi tidak di berikan obat perangsang, bertujuan untuk membuatnya bisa berbincang dengan Kenzi sebelum efek obat beraksi.
"Tak lama lagi aku akan menjadi nyonya Kenzi Wijaya dan bye-bye kehidupan miskin ku," monolog Riskia setelah merusak beberapa Cctv untuk melancarkan aksinya yang terbilang nekat.
Riskia masuk ke kamar mandi dengan terburu-buru, panggilan alam membuatnya tidak tahan dan menyelesaikan hajatnya yang sempat tertunda. Setelah beberapa saat dia keluar kamar mandi dengan perasaan lega, "saatnya beraksi." Dia tersenyum dengan simpul saat menatap dua cangkir teh yang sudah di beri obat perangsang dari salah satu cangkir yang berisi teh itu.
Dengan penuh percaya diri, Riskia sampai ke kamar Kenzi dan mengetuk pintu. "Saya membawa teh untukmu Tuan," ucapnya sembari mengetuk pintu, Kenzi yang melangkahkan kakinya dan membuka pintu. Telihat dengan jelas bagaimana penampilan Riskia yang berani memakai pakaian yang sangat tipis, Kenzi menelaah dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Kenapa kamu memakai baju yang sangat tipis di sini?" ucap Kenzi dengan dingin.
"Di kamarku AC nya tidak berfungsi dengan baik dan menyebabkan aku kegerahaan Tuan, aku kesini ingin memberikan teh ini untukmu." Kenzi yang sangat membutuhkan secangkir teh membiarkan Riskia untuk masuk ke kamarnya.
"Sekarang kamu boleh keluar dari sini," usir Kenzi.
"Ada yang ingin saya bicarakan Tuan, apa aku boleh menemanimu di sini? hanya sebentar saja," ucap Riskia yang memohon dengan wajah polos.
"Hem, waktumu hanya 5 menit."
"Itu tidak akan cukup Tuan, 10 menit saja."
"Baiklah," sahut Kenzi yang pasrah.
Riskia tersenyum tipis karena sebentar lagi rencana liciknya berjalan sempurna. Tanpa di sadari kelima anak-anak itu mengetahui aksinya yang cukup berani, "ada udang di sebalik bakwan," tutur Alex.
"Udang? Bakwan? hah, aku mendengarnya saja menjadi lapar," celetuk Niki yang mengelus perutnya dengan perlahan membuat Niko menjitak kepala adiknya yang selalu memikirkan makanan setiap saat tanpa tau waktu.
"Dasar bodoh, itu hanya perumpamaan terbaru saat ini," cetus Niko.
"Hei, apa kesalahanku dengan itu? aku hanya menyampaikan apa yang di rasakan oleh perut kecilku ini," ucap Niki yang menepuk perutnya dengan pelan.
"Tidak ada yang salah, hanya saja lihatlah kondisinya sekarang dan berhentilah memikirkan makanan," tukas Lexa yang menjewer telinga Niki dengan keras.
"Sial, kenapa kalian malah memojok kan aku?" gerutu Niki.
"Kamu tenanglah, masih ada aku yang membelamu," sela Lexi yang meletakkan tangan kanannya ke pundak Niki.
"Hanya kamu yang menyayangi aku," ujar Niki yang merangkul pundal Lexi.
"Sudah dan lupakan itu, fokus dengan misi yang kita jalani sebelum pengasuh itu memanfaatkan paman Kenzi yang sangat bodoh itu," tutur Alex.
"Baiklah," sahut mereka serempak.
Kenzi menghabiskan teh di dalam cangkir hingga habis tak berisa membuat Riskia tersenyum samar, hingga beberapa saat seluruh tubuh Kenzi merasa panas dan membuka bajunya sambil mendinginkan ruangan dengan menambah suhu menjadi lebih dingin.
"Bagus, sekarang tanda obat itu sudah mulai bekerja dan bentuk tubuh atletis nya membuatku semakin tidak tahan dengan ini," ucap Riskia di dalam hatinya, dia tergoda dengan bentuk tubuh atletis dari Kenzi yang sangat menggoda iman. Riskia berjalan mendekati Kenzi dengan berlenggak lenggok, tangannya yang ingin bergerilya itu tertahan karena Kenzi. "Aku akan membantumu untuk melepaskan hasratmu," bisik Riskia yang ingin melepaskan baju tipisnya.
Sang pengasuh tak tau diri itu sangat berhasrat untuk mencicipi tubuh atletis milik Kenzi yang sangat menggoda itu, dia ingin mencium bibir Kenzi tapi dengan cepat Kenzi menampar wajahnya dengan sangat keras hingga terjatuh ke lantai.
"Dasar wanita kurang ajar, berani sekali kamu menggodaku dan ingin mengotori kamarku," ucap Kenzi dengan suara lantang. Riskia yang memegang bekas tamparan dari Kenzi sepersekian detik dan menoleh ke arah pria tampan itu dengan senyum di wajahnya, "aku suka ini," monolognya. Dia kembali berdiri dan semakin bersemangat untuk memiliki Kenzi, tapi dia tidak tau apa yang akan terjadi kepadanya saat mengetahui Kenzi adalah pemimpin Mafia yang paling di takuti.
Kenzi merasakan tubuhnya seperti ada sesuatu, dia seperti mengenal reaksi kepanasan yang saat ini dia rasakan, "obat apa yang dia berikan kepadaku? kenapa dia terus menggodaku dengan tubuhnya yang tipis layaknya papan triplek itu?" batin Kenzi yang tengah berpikir, hingga matanya tak sengaja melihat keberadaan kelima keponakannya yang melambaikan tangan dengan raut wajah yang tersenyum.
"Oho, jadi wanita ini ingin menjebakku dengan obat perangsang? ck, dia memakai cara kuno itu kepadaku. Aku tidak tahan dengan rasa panas dan juga gatal di seluruh tubuhku," batin Kenzi yang mulai menggaruki seluruh tubuhnya.
Riskia menghentikan aktivitas nya dan menatap Kenzi dengan heran karena reaksi dari obat perangsang sangatlah berbeda, "kenapa reaksinya berbeda?" lirihnya dengan sangat pelan.
"Menjauh dariku, dasar wanita ja*lang." Kenzi mendorong tubuh Riskia dengan sangat keras dan terbentur ke dinding. Kenzi terus menggaruk layaknya monyet membuat triple A dan twins N tertawa, "lihatlah Paman, benar-benar seperti monyet." Alex, Niko, dan Niki bertos ria. Kenzi menatap perilaku Riskia yang tiba-tiba menangis dan tertawa bersamaan.
"Huhuhu....semut yang malang, aku tak sengaja membenturmu dengan kepalaku hingga gepeng. Kumohon ampuni aku," racau Riskia yang menangis dan seketika tertawa terbahak-bahak membuat Kenzi memiringkan kepalanya.
Riskia tidak menghiraukan luka di keningnya dan berlari mengelilingi tempat tidur, "banjir....banjir, seseorang tolong bantu aku. Oh tidakkk, dimana kakiku? dimana kakiku....hiks," racau Riskia yang menangis sesegukan hingga kenzi menelfon pihak rumah sakit jiwa dan membawa wanita itu untuk keluar dari apartemen nya.
"Wah, ternyata bubuk kecubung itu sangat dasyat yah," ucap Lexi.
"Tentu saja, aku mengambil bubuk ini di kamar ayah," jawab Alex yang membusungkan dadanya dengan bangga, mereka saling bertos ria dengan wajah yang sangat bahagia.
Kenzi mendekati kelima keponakannya dengan kesal, "jadi kalian tau tentang rencana licik wanita itu?" ucap Kenzi dengan tatapan menyelidik yang di balas oleh mereka dengan anggukan kepala.
"Apa kalian juga yang membuat badanku gatal?" tanya Kenzi dan sekali lagi mereka mengangguk.
"Kenapa kalian mengerjaiku?"
"Kami bukan mengerjaimu Paman, pengasuh itulah yang memasukan obat ke dalam teh. Dan kami hanya menambahkan penawarnya saja saat dia pergi ketoilet dan memanfaatkan waktu yang ada," tutur Alex.
"Kami tidak mengerti cara membuat teh hingga menambahkan penawarnya saja," sambung Niko.
"itu adalah efeknya," tambah Niki yang menunjuk tubuh Kenzi yang memerah akibat menggaruk terlalu kuat.
"Sialan, kalian sebenarnya ingin membantuku atau mencelakai aku hah?" cetus Kenzi yang terus menggaruki seluruh tubuhnya.
"A-apa yang Paman maksud? Jangan menuduh sembarangan, kami hanyalah anak kecil yang tidak tau cara membuat teh," protes Lexi.
"Aku akan menghukum Amar nanti, semua akar masalahnya terjadi karena asisten bodoh itu," gumam Kenzi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Nona Gemini
astaga bubuk kecubung🤣🤣🤣
salam hangat dari aku thor, mampir nih
2022-05-16
1
A.0122
hahaha jd tetap aja apes kenzi nya
2022-04-17
0
Nur Fadillah
hhhh amarr habis sudah...
2022-04-13
0