Kenzi menyadari ada yang tidak beres dari kelima keponakannya itu, tatapannya selalu mengarah kesana. Aktivitas nya terhenti saat terdengar nada dering masuk dari ponsel mahalnya, dia mengalihkan perhatian dan mengambil ponsel yang tak jauh dari jangkauan. Di layar ponsel terlihat nama El, kakak sepupunya. Kenzi mengangkat telfon dengan segera karena dia tak ingin jika kakak nya itu mengomel nantinya.
"Ada apa menelfonku?"
"Di mana kedua anak dan ketiga keponakan kembarku? bagaimana keadaan mereka?"
"Mereka baik-baik saja dan sekarang sedang berada di kantorku."
"Hem, itu bagus. Awasi mereka dengan ketat, karena mereka mempunyai kebiasaan yang sama dengan ku dan juga Al yaitu meretas data perusahaan. Itu sebabnya aku menyita ponsel dan laptop mereka."
Seketika Kenzi terdiam dan menatap kelima keponakannya yang duduk diam dengan ponsel di tangan mereka, "astaga....kenapa aku tidak mencari kebenaran terlebih dahulu," batin Kenzi yang sangat cemas.
"Halo! apa kamu masih disana?"
"Iya aku masih disini."
"Bagus, karena sekarang aku ada di Swiss jadi aku percayakan mereka kepadamu."
"Baik kak."
Kenzi mematikan sambungan telfon dan berjalan mendekati keponakannya yang sibuk dengan ponsel, dengan cepat dia merebut ponsel itu dari tangan triple A dan twins N.
"Apa yang Paman lakukan?" gerutu Niko.
"Serahkan ponsel itu Paman," pinta Alex yang mengadahkan tangannya.
Tanpa menghiraukan ucapan dan rengekan kelima anak-anak itu, Kenzi mengecek ponsel mereka satu persatu dengan sangat teliti. Sementara kelimanya bagai tersangka yang ketahuan mencuri, mereka sangat khawatir.
"Mati aku," batin Alex yang menelan saliva dengan susah payah.
"Sial, aku ketahuan!" gumam Niki yang juga tak kalah takutnya, takut akan ketahuan. Secara sang Paman juga ahli IT setelah berguru kepada Al dan El.
Kenzi membesarkan kedua matanya dan menatap kelima keponakan nakalnya itu dengan sangat tajam, "jadi selama ini kalian meretas perusahaan?" ucap Kenzi yang mengintrogasi.
"Hanya perusahaan curang dan korupsi saja," ujar Alex dengan pelan.
"Kalian tau! yang kalian lakukan adalah salah, bisa berakibat fatal nantinya dan aku juga melihat kalian meretas perusahaan terkenal."
"Hanya membantu orang-orang dari tindak korupsi saja," bela Lexa.
"Aku tidak melarang jika kalian membantu orang lain, jangan mengorbankan nyawa kalian untuk itu."
Kelima anak itu menatap Kenzi dengan jurus andalan mereka yaitu puppy eyes, "maaf Paman." Kenzi menghela nafas dengan kasar dan mengangguk pelan, "baiklah, Paman maafkan. Tapi, akses kalian akan Paman blokir."
"Jika itu yang terbaik maka lakukan saja," jawab Niki dengan raut wajah sedihnya. Kenzi tidak tau dan belum mengenal kelima keponakannya itu dengan sangat baik, mereka sangat pintar dalam memanipulasi orang lain.
Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian mereka, "masuk," titah Kenzi. Pintu terbuka dan terlihat seorang pria tampan yang tersenyum, berjalan mendekati Kenzi dan sedikir menundukkan kepala.
"Ada apa Tuan memanggil saya?"
"Aku ingin kamu mencari seorang pengasuh untuk keponakan ku dalam waktu satu jam," ucap Kenzi yang memasukan jari tangannya ke dalam kantong celana.
"Astaga, apalagi ini? dimana aku bisa menemukan seorang pengasuh dalam satu jam?" batin Amar yang berpikir keras.
"Kenapa kamu masih berdiri di sini? cepat pergilah sebelum waktu mu habis," ucap Kenzi yang menatap atasannya dengan menusuk.
"Baik Tuan, saya permisi dulu." Kepergian Amar membuat kelima anak-anak itu menatap Kenzi dengan penuh tanda tanya.
"Apa maksudnya dengan itu?" Alex berkacak pinggang dan menyipitkan kedua matanya dengan menyelidik.
"Aku tidak bisa selalu mengawasi kalian dan untuk itulah fungsinya pengasuh."
"Hah, terserah Paman saja."
1 jam kemudian..
Sesuai perintah, Amar mandapatkan seorang pengasuh dengan sangat cepat. Dia mengetuk pintu ruangan atasannya dengan raut wajah sumringah.
"Masuk."
Amar meng-handle pintu dan tersenyum memperlihatkan giginya yang rapi dan putih tanda berhasil dalam menjalankan misi mencari pengasuh, Kenzi menatap Amar dengan mengerutkan keningnya.
"Ada apa dengan mu yang selalu tersenyum?"
"Tentu saja karena keberhasilan ku dalam mendapatkan seorang pengasuh dalam waktu singkat, Tuan."
"Hem, dimana dia?"
"Ayo masuklah," ucap Amar yang memanggil wanita yang akan mengasuh kelima keponakan sang atasan.
Mereka melihat wanita cantik yang tersenyum berjalan mendekati asal suara, pandangan mata wanita itu selalu terpesona menatap ketampanan dari Kenzi yang menatapnya dengan datar.
"Ini orangnya Tuan."
"Perkenalkan dirimu," ucap Kenzi dengan datar.
"Saya Riskia Tuan, ingin melamar menjadi pengasuh," ucap Riskia dengan lembut.
"Baik, kamu di terima dan bisa bekerja mulai detik ini."
"Terima kasih Tuan," ucap Riskia dengan tersenyum bahagia. Sementara Lexa dan Lexi meragukan wanita yang akan mendi pengasuh mereka, "apa kamu juga merasakan hal yang sama?" bisik Lexa.
"Hem, sepertinya dia mempunyai niat terselubung dari raut wajah nya itu," balas Lexi yang juga berbisik.
"Kamu benar, kita lihat apa yang akan dia lakukan nanti."
Kecurigaan Lexa dan Lexi di ketahui oleh Alex, Niko dan Niki. "Kenapa kalian mencurigainya?" bisik Alex.
"Wanita itu seperti mempunyai topeng dan kami dapat merasakan itu," lirih Lexa dengan pelan.
Alex, Niko dan Niki menatap Riskia dengan seksama dan benar saja, mereka dapat membaca gestur tubuh Riskia yang seakan menggoda Kenzi dengan tubuhnya.
Riskia terus saja mencari perhatian Kenzi yang tidak peduli dengan itu, dia lebih memilih menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan pulang.
Amar mengundurkan diri dan kembali melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda, "saya permisi Tuan."
"Hem," sahut Kenzi dengan deheman.
Riskia berjalan mendekati triple A dan twins N dengan senyum yang mengukir di wajahnya, "kalian sangat tampan dan juga cantik, mulai sekarang aku menjadi pengasuh kalian."
"Hem," sahut Lexi.
****
Di malam hari, apartemen milik Kenzi..
Riskia melakukan tugasnya dengan baik, merawat kelima anak itu dengan sangat cekatan. Dia mematikan lampu kamar triple A dan twins N dan menutup pintu setelah memastikan mereka tertidur dengan pulas, karena Riskia telah memberi mereka segelas susu yang berisi obat tidur, dia berjalan dengan penuh percaya diri.
"Bagus, aku akan menjalankan rencanaku sekarang," ucap Riskia di dalam hati yang tersenyum simpul, menjalankan aksinya dengan sangat ahli. Dia mengintip Kenzi yang sekarang tengah fokus dengan layar laptop di kamarnya, "sebentar lagi aku akan menjadi nyonya Kenzi Wijaya," gumannya dengan pelan.
Tanpa sadar aksinya itu sedari tadi di lihat oleh triple A dan twins N yang hanya berpura-pura tidur untuk memanipulasi sang pengasuh. Obat tidur yang di campur ke dalam susu tidak bekerja saat mempunyai penawarnya, "lihatlah saat dia mengintip di kamar Paman," ucap Lexa.
"Sangat tidak sopan," sambung Lexi.
"Dia seperti rubah," tambah Niki.
"Sudahlah, jalankan rencananya."
"Kamu benar, Ayo!" sahut Alex.
Kelima anak-anak itu menjalankan rencana untuk mengerjai pengasuh baru yang memiliki niat terselubung yang ingin menjebak Kenzi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Keyshaaa
maksudnya LV 0...LV 09.. dan sebagainya itu apa si thor
2022-06-15
0
Nona Gemini
👏
2022-05-16
1
A.0122
main terima aja tanpa diselidiki dulu
2022-04-17
0