Kenzi dan Rayyan melakukan hubungan kerjasama yang membuat kedua sahabat itu kembali di pertemukan, Kenzi tak menyangka jika sang sahabat akan menetap di Indonesia dalam waktu yang lama.
"Bagaimana dengan proyek kerja sama yang akan kita adakan? apa kamu setuju?" tanya Kenzi yang menatap wajah tampan Rayyan.
"Luar biasa, aku setuju. Kita akan melakukan nya mulai esok dan sepertinya aku sangat letih, apa aku boleh menginap di sini untuk sementara waktu?" tutur Rayyan yang sedikit memohon.
"Apa yang kamu bicarakan? bukankah kita sudah bersahabat sangat lama? tentu saja aku menyetujuinya, menginaplah sesuka hatimu," ucap Kenzi yang tersenyum tipis.
"Aku anggap kita impas," sahut Rayyan yang juga tersenyum tipis.
"Baiklah, kamu tidur di sebelah kamar ku."
"Tidak masalah, siapa pria yang bersama dengan Vivian?" tanya Rayyan.
"Entahlah, aku juga tidak tau. Dia mengikuti adikku layaknya penguntit," jawab Kenzi.
"Pria yang malang," gumam Rayyan yang tersenyum miring.
"Jangan mengatakan orang lain seperti itu, bukankah kamu dulu melakukan hal yang sama kepada sepupuku Lea yang sekarang menjadi kakak iparmu," ujar Kenzi sontak membuat Rayyan bungkam.
"Sialan, aku sudah berusaha untuk melupakannya tapi kamu kembali mengingatkan akan hal itu."
"Ya tuhan....aku pikir kamu sudah move on. Cari saja wanita lain dan jangan berpikir untuk merusak kebahagiaan sepupuku itu," nasehat Kenzi.
"Aku tau itu dan sudah melupakan Lea," ucap Rayyan dengan pelan. Kenzi menepuk pundak sahabatnya dan menatapnya, " aku yakin itu."
"Bagaimana dengan mu? apa sudah menemukan kekasih?" tukas Rayyan.
"Aku tidak tertarik."
"Apa kamu penyuka sesama jenis?" ujar Rayyan yang menjauhkan dirinya membuat Kenzi geram.
"Sialan, aku masih normal."
"Ya baiklah, untuk sekarang aku percaya tapi tidak di lain waktu saat kamu mulai menyimpang," cetus Rayyan. Kenzi yang sangat kesal dengan sahabatnya itu merangkul pundak Rayyan dan mengepitkan tangannya yang membuat korban susah bernafas.
Tak terima dengan perlakuan dari Kenzi, Rayyan berusaha untuk terbebas dan melakukan aksi balas dendam karena mottonya adalah agar kita impas. Rayyan yang mendapat celah dengan cepat membebaskan dirinya seraya melayangkan pukulan tepat di wajah Kenzi, "Sekarang kita impas," tukas Rayyan yang tersenyum miring. Kenzi melakukan perlawanan hingga mereka adu fisik untuk kembali mengenang saat latihan dulu dan itu membuat mereka sangat bahagia.
Triple A dan twins N menatap aksi pertarungan itu sembari duduk dan memakan popcorn, seperti hiburan dan juga ilmu bagi mereka. "Wah, ternyata mereka sangat keren dengan seni beladiri itu," ucap Alex yang sangat kagum dengan aksi para pria dewasa.
"Sepertinya kita akan meminta mereka untuk menjadi guru," ucap Niko yang menatap dengan mata yang berbinar.
"Sangat menarik," sambung Niki yang terus memakan popcorn. Pertarungan selama 10 menit itu membuat mereka tampak kecewa, Kenzi dan Rayyan menatap mereka.
"Sejak kapan kalian duduk di sana?" ucap Kenzi yang menatap keponakannya yang duduk di pinggir pintu ruangan.
"Sejak kali pertama kalian bertarung," jawab Niki yang mencengir kuda.
Kenzi menghela nafas dengan kasar, "katakan ada apa kalian kesini?"
"Tidak ada, hanya sekedar menonton saja."
"Dimana Vivian?" tanya Kenzi yang celingukan.
"Pria berbulu itu menghalangi aunty untuk kesini," jawab Alex membuat Kenzi mengusap wajahnya dengan kasar.
"Ada apa denganmu?" tanya Rayyan.
Kenzi hanya mengacuhkan Rayyan dan mengambil ponselnya, menghubungi salah satu kontak yang tertera di layar ponselnya.
"Halo."
"Iya tuan."
"Cepat datang ke apartemenku sekarang juga."
"Baik tuan."
Kenzi mematikan sambungan telfon dan melemparnya sembarang arah, Rayyan melihat setiap ekspresi dari sahabatnya itu. "Ada apa?" celetuk Rayyan sekali lagi.
"Aku ingin mengusir monyet itu dari apartemen ku dengan mengirimkan pawang monyet," jawab Kenzi dengan asal membuat Rayyan mengerutkan keningnya.
"Apa maksudnya itu?" batin Rayyan.
Di sisi lain, Vivian sangat kesal dengan keberadaan Vero yang menganggunya. "Dasar playboy, ganggu saja gadis lain dan jangan menganggu ku," ketus Vivian yang menepis tangan Vero dengan kasar.
"Entahlah, sepertinya aku terjebak dengan mu. Bukan salahku untuk menyukaimu, tapi kamu sangat menarik."
"Menjauh dari ku atau aku akan melukaimu," ancam Vivian.
"Untuk sekarang kamu akan mengatakan hal itu, tapi suatu hari nanti aku pastikan kamu akan merindukan ku," ucap Vero dengan raut wajah serius.
"Yaya terserah padamu saja."
"Ikut aku," ucap Vero yang menarik tangan Vivian dengan pelan.
"Mau kemana?" sahut Vivian yang menautkan kedua alisnya.
"Ikuti aku seharian penuh untuk mengenalku lebih dekat lagi," ucap Vero yang menggendong Vivian tanpa minta ijin.
"Lepaskan aku," pekik Vivian tanpa di hiraukan oleh Vero.
"Lepaskan dia," ucap seseorang bak pahlawan kesiangan.
"Siapa kam? jangan menghalangi jalan ku."
"Aku di perintahkan untuk mengusir mu dari sini," ucap Amar yang di perintahkan oleh Kenzi untuk mengusir Vero dari apartemen nya.
Vero menghela nafas dengan kasar dan menurunkan tubuh Vivian karena tak ingin bermasalah dengan Kenzi Wijaya. Dia pergi meninggalkan apartemen dengan raut wajah yang sulit di artikan.
****
Kenzi menatap langit kamarnya seraya tangan menjadi tumpuan untuk di jadikan bantal, "sebaiknya aku menyewa pengasuh untuk kelima keponakan ku itu, pekerjaan ku sangat banyak dan tidak mungkin untuk mengawasi mereka setiap saat, " gumamnya yang tampak berpikir.Hingga dia memejamkan kedua matanya dan masuk dalam dunia mimpi.
Keesokan paginya, Kenzi bersiap-siap untuk pergi ke kantor dengan setelan jas navi dan rambut yang di tata sangat rapi. Semua para karyawan menyapa nya, seperti biasa Kenzi tidak menghiraukan sapaan dari karyawannya.
"Apa tugas dariku telah kamu selesaikan?"
"Sudah Tuan, semua sudah saya selesaikan."
"Hem, aku ingin kamu mencarikan seorang pengasuh untuk kelima keponakan ku itu," titah Kenzi yang masuk ke dalam ruangan nya dan duduk di kursi kebanggaannya.
"Baik tuan," sahut Amar yang pergi meninggalkan ruangan itu.
Disaat Kenzi ingin mengerjakan proyek yang akan dia kerjakan bersama Rayyan, tiba-tiba terhenti saat menatap kelima keponakannya itu berada di depan pintu ruangannya, "kalian di sini?" ucap Kenzi yang mengerutkan keningnya.
"Kami sangat bosan di apartemen," jawab Niki yang berjalan mendekati sang paman dan di ikuti oleh ketiganya.
"Bertingkah laku dengan baik di sini atau aku akan mengirim kalian pulang ke apartemen."
"Yaya....baiklah." Kelima anak-anak itu tidak menghiraukan ucapan dari pamannya yang sekarang tengah di sibukkan dengan ponsel yang baru di belikan Kenzi.
Kenzi kembali fokus dengan pekerjaannya, sedangkan Alex, Niko, Niki, Lexa, dan Lexi di sibukkan dengan aktivitas mereka yaitu meretas data perusahaan yang melakukan kecurangan. Tak butuh waktu yang lama bagi kelima anak itu untuk meretas data, hingga mereka sangat kelelahan manatap Kenzi dengan seksama dan di sertai senyuman penuh arti yang itu artinya kegaduhan yang sebentar lagi di mulai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Oi Min
Sprtnya Rayyan blm mnyukai Vivian......apa Vivian akan patah hati??
2022-01-18
0
Oi Min
Ckckck...... Anak2 Al dan El bner2........
2022-01-18
0
Mulaini
Pusing sendiri kan Kenzi mengurus triple A dan twins N.
2021-11-24
6