Kenzi sangat kesal dengan pemandangan yang sangat membuat matanya sakit, "pelayan....pelayan," pekik Kenzi yang membuat semua pelayan menghampiri asal suara.
"Iya Tuan," jawab kepala pelayan.
"Kenapa kalian tidak melarang kelima bocah itu, hah?" ucap Kenzi dengan raut wajah tegasnya menatap semua pelayan dan kepala pelayan yang hanya menundukkan kepala.
"Maaf Tuan, kami telah melarang mereka. Tapi, tuan dan nona muda tidak bisa di larang."
"Omong kosong, cepat bersihkan seluruh apartemen ku."
"Baik Tuan," jawab serempak oleh semua pelayan.
Kenzi berjalan menuju kamar kelima keponakannya, menggedor pintu untuk memberi mereka pelajaran agar bisa disiplin, "keluar kalian semua atau Paman tidak akan membelikan ponsel ataupun Laptop," ancamnya. Dengan cepat triple A dan twins N keluar dari persembunyian mereka dengan raut wajah tunduk, Kenzi tersenyum tipis karena berhasil dengan ancamannya itu.
Tapi dia tidak tau jika kelima keponakannya sangatlah pintar dalam mengatur ekspresi wajah, "maafkan kami Paman," ucap Niki dengan raut wajah yang sangat sedih, dia memeluk Kenzi sembari menangis dan mengelap ingus di handuk sang paman yang belum berpakaian.
"Menjijikkan dan sangat jorok, menyingkirlah dariku!" cetus Kenzi yang pergi meninggalkan tempat itu menuju kamar mandi untuk membersihkan seluruh tubuhnya, "sialan, Niki mengelap ingusnya di handuk kesayanganku," gumam Kenzi.
Niki tersenyum mengembang di ikuti oleh keempat anak-anak itu serata ber tos ria, " itu baru bagus, setidaknya kita bisa menghindar dari amukan paman," celetuk Niko.
"Hem, ini tidak akan bertahan lama. Sebaiknya kita membuat rencana B," seloroh Alex.
"Kamu benar," sahut Niko.
"Lupakan itu, bagaimana jika kita berkeliling saja," sela Alex dengan sangat antusias.
"Baiklah, kita berkeliling saja dulu dan melupakan rencena B," jawab Lexa.
Niko dan Niki saling menatap satu sama lain dan tersenyum, "kalian pergi saja dulu, kami akan menyusul nanti," ucap Niko.
Alex yang ingin melangkahkan kakinya terhenti dan menoleh, "kalian mau kemana?"
"Lihat saja nanti, jangan banyak bertanya dan pergilah," usir Niki kepada ketiga sepupu kembarnya.
"Lebih baik kita pergi," sahut Lexi yang berlalu pergi, di ikuti oleh Lexa, dan Alex.
Sedangkan Niko dan Niki menatap kepergian mereka yang menghilang dari pandangan, mereka saling menggandeng tangan menuju kamar Kenzi dengan sangat antusias. Mereka masuk dengan sangat mudah, walaupun pintu terkunci tak membuat twins N kesulitan untuk itu. Kedua anak kembar itu di sibukkan dengan kegiatan mereka dan menggunakan ponsel Kenzi, mengutak-atiknya dengan sangat lihai karena sudah terlatih.
Kenzi yang mendengar adanya suara di dalam kamar, "berani sekali kalian memasuki kamar ku," ucap Kenzi dengan lantang seraya berusaha membuka pintu. "Ya tuhan, apa lagi yang mereka lakukan di kamarku dan sialnya lagi pintu kamarku terkunci," gumam Kenzi yang memijat pangkal hidungnya.
Kenzi yang sangat kesal itu terpaksa menendang pintu dengan sangat keras, dia bisa lolos dari kamar mandi tapi tidak menemukan pelakunya yang sudah kabur. Dia mencari di setiap sudut kamarnya, "apa itu penyusup? tapi aku sangat hafal, terdengar suara anak kecil di sini. Dimana mereka?" batin Kenzi yang menyusuri kamarnya.
Niko dan Niki cekikikan karena berhasil kabur tanpa meninggalkan jejak, "akhirnya kita berhasil keluar dari kamar gelap itu," ucap Niko yang melirik adik kembarnya beberapa detik saja.
"Kamu benar, paman Kenzi sangat payah dan juga bodoh. Untung saja kita sudah menyelesaikan pekerjaan rahasia itu," tutur Niki dengan penuh percaya diri.
"Ssstt....diamlah. Apa kamu ingin kita ketahuan? kita akan terkena masalah besar untuk hal ini, bahkan Dad sekarang sangat ceroboh begitupun dengan paman Al," ujar Niko yang memelankan suaranya.
"Bukankah kita berlima ada di sini? jangan sampai kita berpisah cukup jauh atau musuh akan mengetahui lokasi kita saat ini," tukas Niki.
"Hah, kita yang memulai dan kita jugalah yang mengakhirinya."
"Kita hanya berdiri untuk membela kebenaran," sela Niki.
Mereka berjalan mengelilingi apartemen yang sangat luas itu, lebih tepatnya mengetahui letak Cctv yang di pasang di penjuru apartemen. Hingga mereka berhasil sampai di ruang olahraga, tempat di mana triple A berlatih fisik mereka.
"Kenapa sangat lama sekali? darimana saja kalian berdua?" ucap Lexa tanpa menoleh, karena dia fokus akan bidikan Shuriken nya.
"Ke kamar paman Kenzi," jawab Niko dengan enteng dan bergabung dengan saudaranya yang tengah melatih fisik.
"Yaya....ayo lawan aku," tukas Alex yang sedang memalutkan tangannya dengan kain panjang.
"Siapa takut," jawab Niko yang juga melakukan hal yang sama.
Alex dan Niko saling menatap satu sama lain, tatapan sinis untuk merendahkan lawannya. Menyerang dan menangkis dengan begitu lihainya, Alex mencari celah dan titik yang sangat pas untuk melumpuhkan lawannya, menendang Niko hingga tersungkur.
Tak butuh waktu lama untuk Niko berdiri dan mengembalikan serangan untuk membalikkan keadaan.
Lexa dan Lexi mengasah permainan Shuriken mereka, sedangkan Niki hanya mengemil makanan tanpa dan sesekali bersorak saat melihat sepupu dan kakak kembarnya berlatih adu fisik. "Dasar bodoh, cari titik lemahnya dan tendang dengan sangat keras. Dasar payah," ucap Niki yang membuat Alex dan Niko menghentikan permainan mereka dan menatap Niki dengan kesal.
"Jangan mengomentari kami," ucap Niko tanpa ekspresi.
"Jangan memakan cemilan saja, ayo lawan aku!" tutur Alex yang menunjuk Niki.
"Hah, kenapa kalian sangat serius. Ayolah, aku hanya bercanda saja," sahut Niki yang terus menyuapi mulutnya dengan cemilan.
"Oho, jadi kalian di sini? setelah berbuat kerusuhan di apartemen ku dan sekarang menggunakan ruangan khusus yang juga milikku?" ucap seseorang dari balik pintu.
Kelima anak itu menoleh, sedangkan Niki tak sengaja tersedak karena kedatangan sang paman yang dia yakini mereka dalam masalah besar. Niko berjalan ke arah Niki dan menepuk punggung adiknya yang tersedak itu, "uhukk....Paman di sini?" ucap Niki yang berhasil terbebas dari cemilannya.
"Ini apartemen milikku dan terserah jika aku ada di mana saja." Kenzi menatap ruangan olahraga yang membuat matanya kembali sakit, dia sangat kesal dengan kelima keponakannya yang sangat luar biasa.
"Sialan, mereka selalu saja mengacau. Ternyata benar apa yang di katakan kak El, jangan melihat mereka dari tampang polos itu," batin Kenzi yang mengambil ponsel untuk menghubungi ayahnya. Namun, dengan cepat Kenzi mematikan sambungan telfon karena dia tidak ingin di jodohkan dengan gadis pilihan sang ayah karena kalah bertaruh.
"Lebih baik aku menghubungi Amar," lirih Kenzi dengan pelan dan meninggalkan ruangan itu tanpa menghiraukan kelima anak yang menatapnya dengan heran.
"Iya tuan."
"Datang ke apartemen ku sekarang."
"Sedang banyak pekerjaan kantor, tuan. Saya akan datang sedikit terlambat."
"Ck, aku bosnya di sini. Cepat datang ke apartemen ku atau kamu akan aku pecat."
"Baik tuan."
Kenzi mematikan sambungan telfon, dan kembali menghampiri kelima keponakannya yang tengah memasang wajah polos seperti yang gunakan untuk membujuk kedua orang tua mereka. Tapi Kenzi bukanlah tipe yang mudah di luluhkan, tatapan elang nan tajam itu manatap keponakannya satu persatu, memikirkan hukuman apa yang akan dia berikan nantinya.
Sedangkan di seberang sana mengumpati atasannya dengan kesal, "sial, banyak pekerjaan dan juga berkas di sini. Tuan sendirilah yang memberiku waktu hingga esok hari dan apa ini? sekarang dia memintaku ke apartemen," ucap Amar dengan kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Asih Ningsih
kenzi kmu gak akan brtahan lama pasti kmu akan nyerah.
2022-11-14
0
A.0122
nasib amar sama dgn ben dan dua orang lg itu
2022-04-17
0
Oi Min
Kenzi......nikmatilah waktu mu dg kelima keponakan yg lucu2 itu (konon)...... Jgn sedih Ken......tenanglah masih 29 hari lagi...... Wkwkwkwk......
2022-01-18
0