Suamiku Limited Edition
Bara memanggil twins L untuk berbincang di ruang keluarga, dimana mereka hanya bertiga di sana. Dia menatap Al dan El dengan seksama membuat yang di tatap mengerutkan keningnya, "ada apa Papa menatap kami begitu?" ucap El dengan penuh selidik.
"Papa butuh bantuan kalian."
"Bantuan? katakan ada apa Pa?" ujar Al.
"Kalian tau kan, bagaimana Kenzi yang selalu menghindar ketika membahas pernikahan saat kita menghubunginya lewat video call."
"Lalu?" sela El yang membuat Bara kesal.
"Aku belum selesai bicara," cetus Bara yang melempar El dengan bantal kecil yang tak jauh darinya. Untung saja refleks El sangat bagus hingga tak mengenai wajahnya, "yaya baiklah, katakan saja dan aku akan diam."
"Hem, aku ingin agar Alex, Lexa, Lexi, Niko, dan Niki menjadi sebuah persyaratan agar Kenzi mau menikah."
"Persyaratan apa yang Papa maksudkan? Kenzi bahkan masih berada di Paris sekarang," tanya Al yang tidak mengerti jalan pikiran dari Bara.
"Papa ingin Kenzi menikah dan mempunyai keluarga kecil sendiri dengan memberinya pilihan untuk mengasuh kelima cucu kembarku itu selama sebulan penuh. Dan jika dia gagal, maka Papa akan menjodohkan dia dengan anak teman Papa."
"Perjodohan? ayolah Pa, ini bukan zaman nya Siti Nurbaya dan perjodohan itu terlihat sangat konyol untuk sekarang ini," jujur El yang tidak setuju dengan pola pikir Bara.
"Karena Papa sangat ingin menggendong anak Kenzi dan duduk di pangkuan Papa sebelum ajal menanti," tutur Bara dengan raut wajah sedih membuat Al dan El menghela nafas dengan kasar.
"Aku tidak yakin jika Kenzi akan bertahan selama sebulan penuh, apalagi sifat anak-anak kami sangat luar biasa," celetuk Al.
"Papa akan di untungkan dengan itu," jawab Bara yang sangat bersemangat.
"Dasar licik," gumam El yang masih terdengar oleh Bara.
"Apapun demi seorang cucu," cetus Bara yang menatap El dengan tajam.
"Baiklah, tapi apa rencananya?" tukas Al yang sangat jengah dengan suasana itu.
"Kalian akan tau nanti, tapi sebelum itu pergilah keluar negeri selama sebulan penuh untuk meyakinkan rencana ini tanpa membawa kelima cucu ku itu."
"Anna tidak akan setuju akan hal ini," sahut El.
"Apalagi Shena yang sangat memanjakan anak-anaknya itu dan aku yakin mereka tidak akan setuju," sambung Al.
"Ayolah, bantu Papa untuk yang terakhir kalinya. Apa kalian ingin jika Papa mati sebelum melihat seorang cucu?" ucap Bara dengan raut wajah yang tampak menyedihkan.
"Jangan berpura begitu, Papa sekarang sangat sehat." El menatap Bara dari ujung kaki hingga ujung rambut.
Bara mendelik dengan kesal dan memukul kepala El dengan sandalnya, "ck, diamlah. Lakukan saja apa yang Papa katakan," ketus Bara.
"Yaya....baiklah."
****
Di sisi lain, tampak seorang pemuda tampan dengan setelan jas berwarna abu-abu dan rambut yang di tata sangat rapi. Dia berjalan keluar mobil dan menuju masuk kedalam helikopter yang telah di persiapkan untuk menyambut keberangkatannya menuju Indonesia.
Kenzi menempuh pendidikan di Paris bersama dengan Rayyan dan menjadi lulusan terbaik dengan nilai yang sangat memuaskan. Dia hanya menyelesaikan pendidikan selama 3 tahun di Paris dan mencoba untuk membangun perusahaan di sana bersama dengan Rayyan, teman sekaligus sahabatnya. Sekarang mereka telah mendirikan perusahaan masing-masing, Kenzi menamai perusahaannya Kenz Grup sedangkan Rayyan menamai perusahaan nya RA Corp.
Kenzi terpaksa pulang ke Indonesia karena permintaan dari sang ayah yang ingin melihatnya, karena Kenzi tidak pernah pulang selama 6 tahun yang sibuk dengan perusahaannya. Mereka hanya berhubungan lewat video call, yang menurut Bara tidak memuaskan rasa rindunya.
Rahang yang keras serta tatapan tajam yang dia miliki persis seperti pamannya, Nathan Wijaya. Sifat dan kelakuannya hampir sama dengan sang paman, hanya saja wajah tampannya menurun dari sang ayah.
"Apa semuanya telah kamu urus?" tutur Kenzi tanpa menoleh.
"Semuanya telah selesai Tuan," sahut Amar.
"Bagus, jangan ada kesalahan apapun karena aku ingin semuanya terselesaikan dengan baik," ujar Kenzi.
"Baik Tuan, saya menjamin semuanya."
Tidak ada percakapan di antara atasan dan asisten itu, mereka hanya diam sembari menikmati suasana. Hanya butuh beberapa jam saja hingga helikopter mendarat, Kenzi turun dan di ikuti dari belakang oleh beberapa orang yang berjas hitam.
Kenzi membenarkan jasnya nya yang terlihat sedikit berantakan dan berjalan dengan sangat elegan tanpa tersenyum ataupun menyapa orang lain selain keluarganya.
Bara dan Naina tersenyum menatap putra mereka dari kejauhan, karena setelah sekian lama Kenzi kembali ke mansion, tentu saja dengan beberapa bujukan dari sang ayahlah yang membuat Kenzi kembali.
Kenzi menatap semua orang yang telah menunggu nya, mengangkat tangan untuk mengkode seluruh bawahannya agar menjauh darinya Kenzi tersenyum menatap semua orang dan memeluk ibunya.
"Bagaimana keadaan Mama?"
"Anak nakal, apakah kamu tidak mengingat Mama di sini? atau sudah melupakan semua orang?" tutur Naina yang menangis bahagia sembari melepaskan pelukannya dan menjewer telinga anaknya yang tidak pernah pulang selama 6 tahun.
"Auhh sakit, lepaskan Ma. Maaf, aku tidak akan mengulanginya lagi."
"Apa urusan bisnismu lebih penting di bandingkan Mama dan juga Papa?"
"Maaf, aku akan menetap di sini. Apa Mama puas sekarang?" ucapan Kenzi membuat Naina melepaskan tangannya yang bertengger di telinga anaknya.
"Apa kamu melupakan pria tua ini?" sela Bara dengan raut wajah sedihnya, sedangkan Nathan menatap adik iparnya hanya menggelengkan kepala.
"Aku tidak pernah melupakan Papa," sahut Kenzi yang memeluk Bara dengan sangat erat. Dia memeluk semua orang untuk melepaskan rindu yang tidak bertemu selama 6 tahun.
Semua keluarga wijaya berkumpul untuk menyambut kepulangan Kenzi dari Paris, semua orang duduk di sofa empuk di ruangan keluarga. Kenzi menatap semua dekorasi mansion Wijaya yang tidak ada perubahan sambil tersenyum samar, "selama enam tahun aku pergi, tidak ada yang berubah di sini," batinnya.
"Kenapa kamu melamun saja, katakan bagaimana suasana di sana hingga kamu tidak ingin pulang," ucap Al, kakak sepupunya.
"Bukan begitu, Kakak tau sendiri bagaimana jadwalku sangat padat di sana."
"Dan kapan kamu akan menikah?" ucap Ayahnya yang tersenyum mengembang, sementara yang di tanya hanya tersenyum kecut.
"Ayolah Pa, aku baru saja pulang dari Paris. Jangan membahas mengenai pernikahan di sini," ujar Kenzi yang kesal.
"Memangnya kenapa? Papa hanya ingin menggendong cucu dari mu, kabulkan permintaan Papa yang terakhir ini," tutur Bara dengan berakting raut wajah sedih.
Kenzi mendengus kesal dengan pertanyaan Bara mengenai pernikahan, jangankan untuk menikah, kekasih saja dia tidak punya karena selalu sibuk dengan perusahaan yang dia buat tanpa bantuan dari keluarganya yang sangat kaya itu.
"Cukup! berhentilah berpura-pura, aku tau jika Papa hanya berakting saja."
"Kenapa? Papa hanya menyampaikan pendapat saja," sahut Bara dengan wajah polosnya.
"Jawabanku tetap sama, yaitu TIDAK." Semua orang hanya menatap interaksi ayah dan anak tanpa berniat memotong ataupun menyelanya.
"Kenapa?"
"Karena aku tidak sempat mencari kekasih."
"Papa mempunyai teman yang berprofesi sebagai tentara, Papa ingin menjodohkan mu dengan anaknya. Bagaimana?" ucap Bara yang tersenyum.
"Aku tidak tertarik untuk menikah."
"Kamu harus menerima perjodohan ini karena kami telah mengatur nya," ucap Bara yang berusaha meyakinkan putranya.
"Tidak."
"Begini saja, Papa akan menantangmu untuk mengasuh kelima cucuku yaitu Alex, Lexa, Lexi, Niko, dan Niki selama sebulan penuh tanpa mengeluh. Dan jika gagal, kamu akan Papa jodohkan dengan gadis pilihan Papa."
Kenzi seketika mengangguk dan menyetujui tantangan dari ayahnya, karena dia tidak ingin menikah ataupun di jodohkan. Kenzi menatap kelima keponakannya yang duduk manis di hadapannya yang memasang wajah tersenyum.
"Ck, apa susahnya merawat mereka berlima. Mereka hanyalah anak-anak yang sangat polos dengan kelakuan yang sangat baik saat video call dulu, sepertinya tidak akan sulit untuk mengasuh para bocah ini," batin Kenzi yang mengulas senyum menatap kelima keponakannya yang tersenyum penuh arti.
"Aku menerimanya dan ini tidak akan sulit," tukas Kenzi yang meremehkan kelima keponakannya yang sangat luar biasa itu.
"Heh, jangan mengira mereka hanya dari sampulnya saja," celetuk El, kembaran dari Al.
"Aku tidak ingin menikah ataupun di jodohkan dan tantangan itu cukup mudah bagiku. "
"Yaya....terserah padamu saja, aku yakin jika kamu akan merubah keputusanmu dalam waktu sehari setelah mengasuh mereka," ungkap El.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Asih Ningsih
semoga lea akan punya momongan.
2022-11-14
0
A.0122
jgn sampai blm sehari udh nyerah loh kenzi
2022-04-17
0
Ern_sasori
lanjut aku k sini🤭🤭🤭
2022-03-30
1