Jinhyun menghela nafas lagi, kemudian berjongkok.
Bulu mata anak ini panjang dan lentik, membuat orang tertarik melihatnya. biasanya Jinhyun tidak akan mau repot-repot menghabiskan waktu untuk hal semacam ini.
namun saat ini, ia merasa dirinya berubah menjadi seperti bukan dirinya lagi.
"Kamu umur berapa?"
Ibumu memakaikanmu celana seperti ini!"
Tak sabaran ia bertanya pada Hajun, setelah melihat resleting celananya benar-benar tersangkut.
Hajun berkata.
"Aku umur 5 Tahun!"
"seorang pria dewasa bahkan tidak bisa menyelesaikan masalah resleting celananya yang tersangkut sendiri?"
Biasanya Jinhyun tidak akan bicara sebanyak ini, tapi entah kenapa ia merasa nyaman dengan anak di depannya sekarang, dan tanpa sadar sedikit banyak bicara.
Mata Hajun menyiratkan sesuatu, namun secepat kilat itu menghilang, tak sempat di tangkap apa maksudnya.
Jinhyun berkata.
"Sudah selesai!"
Ketika Jinhyun membuka resleting celananya, tiba-tiba Hajun berkata.
"Yah, paman, aku sudah tidak tahan lagi!"
"Apa??"
Baru saja Jinhyun selesai bicara, sebuah benda yang hangat menyemprot ke wajahnya.
"Maaf, paman, aku tidak sengaja"
Hajun buru-buru minta maaf, lalu ia segera melesat ke dalam kamar mandi dan mengunci pintunya.
Jinhyun baru tersadar benda apa yang baru saja menyemprot ke wajahnya!
"Bocah Sialan!"
Ceo ternama seperti dia, di semprot dengan air kencing oleh bocah kecil tepat di wajahnya!
Jinhyun semakin geram.
"Bocah nakal cepat keluar!"
Sudah berapa tahun ia tidak semarah ini, Hajun tetap berada di dalam kamar mandi, sudut bibirnya melebarkan senyum, namun ia berkata sambil pura-pura menangis.
"Huhu, paman, maaf aku barusan benar-benar tidak tahan lagi!"
Paman tunggu saja, aku akan meminta ibuku mengganti rugi padamu ya?
atau kalau tidak, kamu pipisi aku saja balik?"
kata-katanya ini membuat Jinhyun membisu!!
Ceo ternama sepertinya, mengencingi seorang anak kecil?
"Apa jadinya?"
Jinhyun merasa api dalam hatinya membara tanpa bisa tersalurkan, ekspresi di wajahnya lebih menggambarkan kekesalan dalam hatinya.
Cepat-cepat ia mencuci muka dengan air, tapi masih saja merasa tidak nyaman, ia mengulanginya lagi dan menyabuni wajahnya dengan sabun cuci tangan, namun tetap saja bau itu masih terasa.
Hajun yang masih terus mendengar gerakan-gerakan halus di luar sana, semakin melebarkan senyumnya tanda puas!!
Dalam Hati Hajun.
"Siapa suruh kamu menyakiti ibuku!"
"Siapa suruh kamu membuang kami!"
Hari ini biarkan aku memberimu sedikit pelajaran, anggap saja sebagai bunga selama beberapa tahun ini, nanti kami akan pelan-pelan bikin perhitungan denganmu!
Mata Hajun bersinar kegirangan, namun ia tetap berkata sambil berpura-pura menangis.
"Paman jangan pukul aku ya?"
anggap saja paman sedang di dipipisi oleh anakmu sendiri, aku benar-benar tidak sengaja dan juga jangan beritahu ibuku ya? nanti ibu akan menghajarku! Huhu,,,
Setelah, Hajun sudah mengeluarkan suara tangis pura-puranya itu.
Jinhyun terdiam dan menghentikan apa yang sedang dilakukannya.
Jinhyun berguman.
"Anak sendiri?"
Kalau Tahun itu Lee Hanna tidak meninggal, mungkin anak mereka juga sebesar ini sekarang??
Jinhyun menatap pantulan dirinya sendiri di cermin, ia tidak pernah terlihat begitu menyedihkan, rambutnya yang basah dan menempel di dahinya, kedua matanya menekuk ke atas memancarkan kemarahan.
"Matanya?"
Mendadak Jinhyun tersadar bahwa anak tadi juga memiliki sepasang lipatan mata yang sama persis dengan miliknya.
Pantas saja dia merasa tidak asing, ternyata karena kedua matanya, di seluruh korea, orang yang punya mata seperti itu tidak banyak, dan mungkin karena alasan itulah, ia menjadi lebih sedikit sabar dengan anak itu.
Jihnyun menghela nafas, lalu berkata dengan dingin.
"Kejadian hari ini tidak boleh beritahu siapapun, termasuk ibumu, dengar tidak??
dan jika lain kali kita bertemu, kamu tidak boleh bilang kalau kamu mengenalku."
"Ohh, aku mengerti! aku janji tidak akan bilang!"
Hajun buru-buru menjawab, begitu menurut hingga membuat orang tak sampai hati.
Anak nakal ini, Jinhyun anggap sudah membereskannya.
sekali lagi ia memandang kamar mandi itu dengan jengkel lalu meninggalkan toilet itu dengan geram.
"Tuan Jinhyun, kenapa anda??"
Terdengar suara asistenya yang terkejut, namun Jinhyun malah melangkah buru-buru dan meninggalkan tempat itu.
Begitu merasa di luar tidak ada suara lagi, Hajun baru keluar dari kamar mandi, ia melihat arah Jinhyun pergi, sudut bibirnya tersenyum, tangannya langsung meraba kamera kecil di bagian bawah wastafel, lalu memasukkan kamera itu kedalam kantongnya, mencuci tangan dan barulah ia keluar dari toilet.
Lee Hanna sudah sejak tadi menunggu di luar toilet, namun Hajun tak kunjung muncul, ia sedikit merasa khawatir, ketika ia sedang ingin meminta seseorang, untuk membantunya melihat ke dalam, di lihatnya Jinhyun yang keluar dari toilet itu dengan marah dan geram, rambutnya basah seperti baru saja di keramas.
Jinhyun adalah seorang pria yang sangat memperhatikan penampilan, untuk hal ini Hanna sangat tahu, namun saat ini ketika melihatnya begitu menyedihkan seperti itu. tersentak ia terdiam, dan tanpa sadar ia bersembunyi di samping, sebisa mungkin mengurangi keberadaan dirinya.
Dia sudah kembali! hutang mereka Enam Tahun yang lalu pasti akan di tagihnya perlahan-lahan, tidak perlu buru-buru untuk saat ini, permainan baru saja di mulai!!
Setelah Jinhyun barlalu sambil acak-acakan, barulah Hajun muncul dari dalam toilet.
"Hajun!"
Hajun tahu apa yang di khawatirkan Hanna, namun ia berpura-pura polos dan bertanya.
"Kenapa Ibu??"
Aku hanya ke toilet, kenapa Ibu begitu gugup?
Ohh ya, Paman yang barusan Tampan ya,
"Bagaimana menurutmu?" Ibu.
Matanya memandang ke arah Jinhyun yang pergi menjauh, hati Lee Hanna berdenyut.
"Untuk apa seorang anak lelaki sepertimu memperhatikan apakah pria lain tampan atau tidak? Ayo jalan"
Lee Hanna menunduk dan menggendong Hajun.
Melihat Lee Hanna yang sepertinya tidak berminat melanjutkan pembicaraan itu dengannya.
Sorot mata Lee Hajun memancarkan sedikit kenyerian dalam hatinya.
Ia mengulurkan lengannya yang kecil itu untuk merangkul leher Hanna,
lalu berkata dengan manja.
"Akukan ingin mencarikan pria untuk ibu?"
" Dasar bodoh! kamu tidak perlu mengurusi urusan orang besar, kepulangan kali ini aku sudah meminta Bibi Ling Sue menyiapkan satu tempat untuk mu di sekolahnya, kamu harus pergi ke sekolah dulu, kan kalau ada Bibi ling Sue yang mengawasimu, Aku jadi lebih tenang."
Lee Hanna menggendong Hajun, dan berjalan keluar, tangannya sedikit gemetar.
Mengapa barusan Hajun bisa merasa Jinhyun tampan??
Meskipun mereka ayah dan anak, memiliki kemiripan hingga 80%, tapi Lee Hanna tetap khawatir karena Hajun langsung tertarik pada Jinhyun meskipun pertama kali melihatnya.
Ini adalah anaknya, ia telah menggadaikan nyawanya, untuk melahirkan anak ini, sama sekali tidak ada hubungannya dengan Kim Jinhyun!
Dia tidak akan membiarkan Jinhyun merebut anaknya dari sisinya.
Mata Hanna menyiratkan kebulatan tekad, tapi ia tidak melihat sorot mata Hajun yang justru terlihat khawatir dan sakit hati.
Meskipun ia masih kecil, namun setiap kali ibunya terbangun dari mimpi buruknya, ia mengetahuinya.
Lebih baik dia berpura-pura tidak tahu, namun sejak awal ia telah menyusun rencana bagaimana membalaskan dendam ibunya.
Ibu dan anak itu keluar dari bandara, dengan tenggelam dalam pikiran masing-masing.
Lee Hanna menghentikan sebuah taksi, ia langsung membawa Hajun ke rumahnya Ling sue.
Sudah Enam Tahun, ia masih tetap tinggal di tempat yang sama.
Lee Hanna mengeluarkan kunci itu secepat kilat, dan membawa Hajun masuk, ruangan itu memiliki 3 kamar tidur, namun di tata dengan rapi dan bersih.
Setelah Hajun melihatnya sekilas, ia bertanya pelan.
"Ibu dimana kamarmu?"
"Yang kedua di sebelah kanan, dulu aku tinggal di kamar itu?"
Bibir Hanna sedikit gemetar, dia dan Ling Sue adalah teman sekampus, mereka juga sahabat karib, ketika ia terus di siksa oleh ibu tirinya, Ling Sue selalu melindungi dirinya, dan tinggal disini, ini juga sudah menjadi rumahnya.
Hajun mendorong kopernya dan membuka kamar Lee Hanna.
Disitu tergantung foto masa muda Hanna, namun Hajun tak mengenalinya, sejak ia membuka matanya, sosok yang di lihatnya adalah Lee Hanna yang sekarang, mata Hanna sedikit memerah.
Wajah bulat yang tidak secantik saat ini, tampak begitu bahagia dan belia.
Saat wajah itu sudah tidak ada lagi, Hanna mengulurkan tangan dan mengelus foto dirinya itu perlahan, hatinya begitu sedih.
Hajun yang menyadari tindakan Hanna bertanya tak mengerti!
"Ibu siapa orang itu ?"
bibi Ling Sue??
"Bukan, ini adalah foto Ibu dulu."
Suara Lee Hanna mengering, namun ia berusaha tetap tenang,
perasaannya begitu tersakiti, namun ia tetap tidak membiarkan Hajun menyadarinya.
Namun Hajun adalah anak yang cerdas, juga sangat peka dengan situasi , ia dapat merasakan dengan jelas perubahan emosi Lee Hanna.
Tiba-tiba Hajun menggengam tangan Hanna.
"Ibu, aku agak lapar, coba lihat apakah ada makanan di dapur, ibu cepatlah aku benar-brnar lapar."
Sambil mengatakannya, hajun mndorong Hanna keluar.
Kesedihan Lee Hanna dalam sekejap lenyap,
di pesawat tadi Hajun memang tidak banyak makan.
Begitu sampai disini, Hanna mau tak mau melepas jaketnya dan menggulung lengan kemejanya.
"Baiklah aku akan memasak makanan untukmu, kamu bermain sendiri dulu ya, jangan membuat keributan di rumah Bibi Ling Sue, mengerti?"
"Aiisstt, aku sudah tahu Bu!"
Hajun memanyunkan mulutnya, lalu menyuruh sama Hanna keluar.
dia menatap foto awal mula Lee Hanna yang tergantung di dinding, segera mengeluarkan ponsel dan memotretnya, lalu ia membuka komputer di kamar itu.
Ia segera mencari informasi foto Lee Hanna di dalam website, dan dengan segera berbagai informasi tentang Hanna bermunculan, termasuk pernikahan Lee Hanna dan Kim Jinhyun Delapan Tahun Lalu, bahkan berita Enam Tahun lalu tentang Lee Hanna yang mati terbakar karena diam-diam bertemu selingkuhan!!
"Hajun, semakin heran."
"Ibu punya selingkuhan?"
bagaimana mungkin!!
Sejak lahir dia sudah tahu di hati Ibunya hanya ada satu pria, yaitu Jinhyun, meskipun ia tak mengatakannya tapi Hajun dapat merasakan kebencian Ibunya.
Pastilah Jinhyun telah melakukan sesuatu pada Ibunya.
Hajun, segera mencari informasi tentang Jinhyun.
Sejak ia mendengar Hanna mengucapkan nama Kim Jinhyun dalam mimpinya, ia lalu mulai menyelidiki orang bernama Kim Jinhyun ini, termasuk latar belakangnya, kemampuannya, bahkan dia tahu jelas pernikahannya.
Tiba-tiba Hajun mendapati sebuah foto dimana Jinhyun sedang menggendong seorang anak laki-laki.
Anak itu sepertinya sama besar dengannya, parasnya sangat mirip dengan Jinhyun, dan Jinhyun menatap anak itu dengan tatapan yang begitu hangat dan lembut.
"Siapa anak laki-laki itu?"
mata Hajun menyipit.
Dengan segera ia mencari tahu tentang anak itu, dan dia mendapati bahwa anak itu adalah cucu sulung dari keluarga Kim Jinhyun yaitu Kim Seyeon saat ini umurnya Lima Tahun lebih Sepulu Bulan, lebih besar darinya Empat Bulan!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments