kecewa

Ketika Jinhyun melihat Hanna dari kejauhan, sekujur tubuhnya bergetar.

Bayangan itu sekilas, yang sedang berjalan itu benar-benar mirip Lee Hanna!

Tanpa bisa menguasai dirinya, ia berjalan mendekat dengan sengaja.

Nan Ping sendiri tercenggang melihatnya, ia tak pernah melihat Jinhyun berinisiatif mendekati wanita manapun, terlebih lagi setelah terjadi hal tak terduga pada istrinya Enam Tahun lalu, ia semakin menjadai seperti gunung es saja.

Membuat orang mau tak mau menghindarinya, dan baru kali ini dilihatnya dia sengaja mendekati wanita tersebut.

"Tanpa sadar ia kembali melihat Lee Hanna beberapa kali, namun dalam sekejap ia terpaku oleh paras Lee Hanna yang menakjubkan.

"Dalam hati jinhyun."

Paras yang begitu sempurna, bak seperti malaikat, tak kurang tak lebih,

dia benar-benar sangat cantik dan anggun.

Itu juga yang di rasakan oleh Jinhyun, hanya saja Jinhyun segera tersadar, ia mengernyitkan alisnya, kakinya tanpa sadar melangkah mundur, lalu berkata dengan dingin,

"Kalau jalan lihat-lihat."

Dalam hati Lee Hanna hanya tertawa dingin!!

saat ini wajahnya yang dulu sama sekali berbeda.

"Dalam pikirannya."

Ia masih ingat rasa sakit yang tak tertahankan ketika api membakar kulitnya, masih ingat bagaimana ia harus menahan sakit selama sembilan bulan demi menjaga anak dalam kandungannya,

Dan setelah melahirkan barulah ia menjalankan operasi plastik.

Siang dan malam dia selalu di hantui mimpi buruk, dan setiap kali itu juga, air matanya membasahi bantalnya.

Dan saat ini dalang dari kecelakaan yang menimpahnya ada di depan matanya, ia tak tahan lagi, sekujur tubuhnya bergetar saat mengingat masa lalunya yang buruk itu.

Ingin rasanya mencabik-cabik wajahnya, merobek hatinya dan melihat sebenarnya apa warna hatinya itu, dan yang lebih ingin dia tanyakan adalah, apakah dia punya Hati??

Lee Hanna mengepalkan tangannya saat menggengam lollipop yang belum habis di makan.

Dan pada saat itu juga, Hajun, ia menabrak Jinhyun lollipop itu juga mengenai jasnya.

Ia berkata sambil tersenyum,

"Maaf, barusan aku sungguh tidak melihatnya, jasmu jadi kotor, sebaiknya aku menggantinya, anda punya telepon paman?"

aku akan meminta orang untuk mengantarnya padamu setelah membelinya.

Suara Lee Hanna serak- serak basah.

Mata Jinhyun memancarkan kekecewaan.

"Dalam pikiran Jinhyun."

Bukan dia!

Bukan hanya wajahnya yang tidak sama bahkan suaranya juga.

Ia masih ingat suara Lee Hanna yang nyaring seperti bebek, tapi wanita cantik di depan matanya ini justru bersuara serak basah mungkin bagi sebagian orang suara seperti ini sangat menggoda, tapi baginya tidak ada artinya.

Wajah Jinhyun kembali dingin.

"Tidak usah hanya jas saja."

Selesai berbicara, dia kembali berjalan sambil langsung melepaskan jas itu, lalu di depan mata Hanna, dia membuang jas itu kedalam tempat sampah yang tidak jauh dari mereka.

Seperti membuang sampah yang sangat di bencinya.

Lee Hanna tersenyem tipis, sambil membayangkan.

Dalam mata Jinhyun, mungkin dia juga salah satu yang tertarik padanya, seorang wanita yang menginginkan nomor teleponnya untuk mendekatinya.

Lee Hanna tersenyum dingin sambil memperhatikan dirinya, membayangkan bagaimana ekspresi wajahnya ketika tahu bahwa desainer yang di undangnya itu adalah dirinya.

"Entah mengapa Jinhyun menjadi sedikit kesal, dia sendiri tak tahu apa yang membuatnya kesal."

Wanita itu jelas bukan Lee Hanna,

tapi mengapa rasanya sangat familiar??

Tidak!

Bukan dia!

Kalau Hanna tahu dirinya berinisiatif mendekat,

pasti akan senang setengah mati.

Ia tahu perasaan Lee Hanna terhadap dirinya, namun di mata wanita tadi sama sekali tak ada gejolak emosi apapun.

Hanya saja kedua matanya sangat mirip dengan Lee Hanna!

Kim Jinhyun tiba-tiba menghentikan langkahnya, Nan Ping yang tidak sigap itu langsung menabrak punggung Jinhyun.

"Tuan Jinhyun, maaf."

Nan Ping mengusap hidungnya sendiri dan buru-buru mundur dua langkah, dan ia melihat pandangan Jinhyun terus mengikuti Hanna.

Setelah Hanna dan Jinhyun bersentuhan selama beberapa saat itu, ia langsung menuju toilet, langkah kaki dan cara jalannya itu sekali lagi membuat Jinhyun menyipitkan matanya.

"Tuan Jinhyun, apakah anda tertarik dengan wanita itu??"

Jinhyun sontak melotot pada Nan Ping,

Nan Ping buru-buru memajamkan matanya.

"Aku ke toilet dulu."

Jinhyun juga tak tahu mengapa, ia panik setengah mati, segera berbalik dan bergeges ke toilet.

Jarang-jarang Nan Ping melihat Jinhyun seperti ini, ia pun tak berani mengikutinya, akhirnya ia menunggu di luar.

Jinhyun berjalan masuk ke toilet, ia membuka keran dan mencuci mukanya, mencoba membuat dirinya tersadar, namun tiba-tiba ada seseorang yang menarik bajunya.

Jinhyun menoleh dengan sedikit malas, seorang anak laki-laki berumur 5-6 Tahun sedang melihat ke arahnya, tangan kanannya menarik bawah bajunya, sepertinya ia ingin mengatakan sesuatu.

"Lepaskan tanganmu!"

Mata Jinhyun sedikit dingin, tubuhnya mengeluarkan aura yang membuat orang pada umumnya akan mundur dan menghindarinya, tapi tidak dengan bocah lelaki ini.

Ia merasa ada kemiripan saat melihata kedua bola matanya.

"Paman apa kamu bisa membantuku?"

Hajun menatap lurus pada Jinhyun, sorot matanya yang meminta membuat hati Jinhyun tiba-tiba melembut.

"orang tuamu?"

Ibuku tidak bisa masuk ke toilet pria!"

Mulut Hajun mengoceh, wajahnya sedikit malu-malu.

Melihat bocah kecil yang mirip boneka di depan matanya ini, Jinhyun akhirnya menghela nafas dan berkata. "Apa yang ingin di bantu?"

"Resleting celanaku macet tapi aku sedang buru-buru, paman, bisa bantu aku bukakan resleting ini?"

Saat mengatakannya, kedua kaki Hajun terus gemetar, sepertinya ia hampir tak dapat menahannya lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!